Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111888 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S4654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Muktiyo
"ABSTRAK
Tesis ini membahas hasil penelitian mengenai Iklim Komunikasi Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Kerja di P2G Madubaru PT, sebuah pabrik gula yang berlokasi di Yogyakarta.
Penelitian ini mengacu pada aasumsi bahwa keberadaan iklim komunikasi dalam organisasi perusahaan mempunyai pengaruh dalam pencapaian tingkat kepuasan kerja karyawannya. Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang mencoba menjelaskan hubungan antar veriabel. Dengan menggunakan analisis korelasional dicoba dihubungkan antara variabel bebas iklim komunikasi yang meliputi daya dukungan, kepercayaan, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan dengan variabel terikat tingkat kepuasan kerja.
Sedangkan yang dijadikan populasi adalah karyawan tetap P2G Madubaru PT yang jumlah keseluruhan ada 775 orang. Pemilihan objek penelitian ini didasarkan pertimbangan bahwa pada perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Keraton Kasultanan Yogyakarta sehingga diharapkan dapat memberikan suatu wawasan baru dalam terminologi Budaya Jawa. Untuk pengambilan sampel penelitian digunakan tehnik Stratified Random Sampling supaya masing-masing bagian dari populasi dapat terwakili secara proporsional dan dapat memberi gambaran secara utuh.
Dari permasalahan tersebut peneliti menarik suatu hipotesa bahwa "Apakah ada hubungan dan pengaruh antara iklim komunikasi dengan tingkat kepuasan kerja". Hasil penelitian melalui uji korelasi menunjukkan bahwa masing-masing variabel yang tercakup dalam iklim komunikasi mempunyai hubungan yang positif terhadap tingkat kepuasan kerja. Faktor kepercayaan mempunyai nilai yang paling besar (0,7706) dalam mewujudkan tingkat kepuasan kerja. Sedangkan partisipasi dalam pengambilan keputusan mempunyai nilai yang paling kecil yai.tu 0,6202. Hal ini menunjukkan bahwa aspek mempercayai bawahan ataupun tidak terlalu mendekti bawahan mempunyai sumbangsih yang besar dalam mewujudkan tingkat kepuasan kerja yang tinggi. Sedangkan keterlibatan dalam pengambilan keputusan tidak begitu dirisaukan oleh karyawan. Ini berarti bahwa situasi kerja dalam lingkup Budaya Jawa lebih menonjolkan aspek menghargai diri orang lain atau "nguwongke" bawahan.
Disamping itu dilihat dari masa kerja, tingkat pendidikan dan faktor usia karyawan menunjukkan bahwa masa kerja paling banyak mempengaruhi hubungan antara faktor daya dukungan dan tujuan prestasi yang tinggi dengan tingkat kepuasan kerja. Tingkat pendidikan paling banyak mempengaruhi hubungan antara faktor kepercayaan dan partisipasi dalam pengambilan keputusan dengan tingkan kepuasan kerja. Sedangkan faktor usia paling banyak mempengaruhi hubungan antara faktor keterbukaan dengan tingkat kepuasan kerja."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Setiawan
"Kepuasan komunikasi di dalam perusahaan merupakan suatu gambaran kondisi afektif individu atas hasil-hasil yang diinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi di dalam organisasi. Sementara motivasi adalah sebuah perangkat proses yang mengarahkan manusia pada perilaku-perilaku tertentu ke arah pencapaian suatu tujuan. Kedua unsur tersebut sangat penting karena dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan di dalam sebuah perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja karyawan di dalam sebuah perusahaan dengan menguji kekuatan hubungan kedua variabel tersebut. Sebagai variabel kontrol (variabel moderating), penulis menghadirkan variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik. Variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik dihadirkan dengan maksud untuk melihat apakah variabel kontrol tersebut akan mempengaruhi kekuatan hubungan antara variabel kepuasan komunikasi dengan variabel motivasi kerja karyawan, mengingat bahwa untuk menimbulkan motivasi kerja seseorang di dalam sebuah perusahaan atau organisasi unsur penghargaan ekstrinsik merupakan faktor yang sangat penting. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah para karyawan (manajer dan staf) karyawan PT. PAM Lyonnaise Jaya, yang kemudian ditarik anggota sampel sebanyak 70 orang dengan menggunakan cara acak stratifikasi tidak proporsional (non proportional stratified random sampling). Dengan menggunakan metode survai, penulis menyebarkan kuesioner kepada para responden dan untuk mempermudah pengolahannya digunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Untuk menguji hubungan kedua varibel tersebut dilakukan dengan perhitungan statistik Pearson's correlations coefficients , maka hasil SPSS yang didapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja karyawan, ini berarti semakin tinggi tingkat kepuasan komunikasi karyawan maka semakin tinggi pula tingkat motivasi kerjanya. Sedangkan untuk menguji kekuatan kedua variabel tersebut setelah dihadirkan variabel kontrol digunakan metode split, yaitu dengan memisahkan antara karyawan yang berpersepsi positif dan karyawan yang berpersepsi negatif terhadap penghargaan ekstrinsik. Maka hasil yang didapat adalah bahwa hubungan antara kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja terbukti berubah menjadi melemah setelah dikontrol oleh variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik pada kondisi positif. Walaupun hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik pada kondisi positif marnpu mempengaruhi hubungan antara variabel kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja, namun hasil itu sesungguhnya tidak akan memberikan efek yang sangat berarti terhadap hubungan variabel independen dengan variabel dependen tersebut. Karena menurut W. Lawrence Neuman, perbedaan nilai korelasi 0,2 baru dikatakan memberi efek jika dimasukkan varibel kontrol. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya motivasi di dalam diri manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal individu yang sangat kompleks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Sekar Djati
"Kondisi lingkungan internal suatu organisasi tidak terlepas dari intcraksi komunikasi para pegawainya. Adanya hubungan antar pegawai secara vertikal dan horizontal di dalam organisasi pada akhimya menciptakan suatu iklim, yaitu: iklim komunikasi organisasi.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kondisi internal suatu organisasi perlu kiranya disimak bagaimana kinerja organisasi dan sistemnya. khususnya yang berkaitan dengan iklim komunikasi dan kepuasan kerja para pegawai. Adapun kepuasan dan ketidakpuasan pegawai tergantung beberapa faktor motivasi, salah satu faktor yang harus dipikirkan adalah harapan dan kebutuhan pribadi tiap-tiap pegawai.
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah ingin mengetahui mengenai kepuasan kerja pada karyawan yang bekerja pada lingkungan lembaga pemerintah. Dalam hal ini penelitian dilakukan di Media Center Lembaga Informasi Nasional. Apakah kondisi di lingkungan tersebut berhubungan dengan kepuasan kerja atau tidak?
Kerangka pemikiran yang dipergunakan adalah mengenai iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja. Iklim komunikasi meliputi dukungan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, keterbukaan, kepercayaan, dan lujuan kinerja tinggi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menekankan pada tipe penelitian deskriptif, yaitu menjabarkan bagaimana iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja Staf di Media Center Lembaga Informasi Nasional. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dilakukan melalui wawancara pada enam narasumber yaitu lima orang Staf dan seorang Kepala Media Center Lembaga Informasi Nasional.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa para Staf Media Center yang memiliki masa tugas lebih lama tampaknya tidak lagi memiliki kepuasan kerja di kantornya. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan bahwa yang bekerja lebih lama belum mendapatkan apa yang diharapkannya. Terutama yang berkaitan dengan imbalan, penghargaan dan kesejahteraan serta yang sudah lama berkarir, mereka biasanya berharap memperoleh posisi jabatan struktural, namun harapannya tidak terpenuhi.
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa Staf yang kerjanya belum sampai 10 tahun, tampak memiliki pemikiran yang positif dan lebih terbuka dalam mengungkapkan sesuatu yang menjadi beban pekerjaannya. Sehingga pihak atasan selalu merespon dan informasi yang berkaitan dengan potensi kerja selalu tergali. Mereka mampu membuktikan mendapat kepercayaan dan dukungan dari atasan dan mampu mencapai prestasi tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paruntu, Anastasia Shinta Melani
"ABSTRAK
Perkawinan sampai saat ini masih dianggap sebagai suatu hal yang
penting yang akan dihadapi oleh manusia dalam perjalanan kehidupannya.
Perkawinan itu sendiri memiliki makna yang tinggi secara agama maupun kultural,
terutama pada masyarakat Indonesia yang sampai saat ini sebagian besar
masyarakatnya masih menjunjung nilai-nilai Iuhur kebudayaan dan adat istiadat
ketimuran.
Pada awalnya perkawinan hanya dimaksud untuk memenuhi fungsi
reproduktif, yaitu menghasilkan dan membesarkan anak (Gertz & Stephen, 1963
dalam Skolnick & Skolnick, 1983). Namun sejalan dengan berkembangnya jaman
dengan kemajuan diberbagai bidang, berkembang pula pandangan masyarakat
tentang lembaga perkawinan. Berkurang atau hilang beberapa fungsi tradisional
dalam perkawinan membuat orang Iebih banyak memperhatikan faktor hubungan
(relationship) dalam perkawinan (McCarry, 1975).
Individu-individu yang ada dalam perkawinan tentunya juga merupakan
anggota masyarakat secara Iuas dan oleh karena itu gelala-gejala modernisasi
yang ada dalam kehidupan masyarakat secara Iuas juga mereka alami. Gejala
modernisasi yang ada ini seperti berubahnya bentuk hubungan dan tentunya juga
komunikasi yang Iebih mengarah kepada hubungan yang fungsional dan
impersonal, dimana individu-individu yang ada dalam hubungan itu sangat selektif
dalam melakukan hubungan itu serta hanya akan berhubungan dengan pihak lain
bila ternyata pihak lain tersebut memberikan keuntungan kepadanya. Karena
individu yang ada dalam perkawinan juga merupakan anggota dari masyarakat
secara Iuas maka tidaklah mustahil gejala modernisasi ini juga ikut masuk kedalam
perkawinan. Alvin Toffier (1975) mengatakan bahwa perkawinan yang tadinya
dapat menjadi sebuah peredam goncangan (shock absorber) dari gejala-gejala
modernisasi tersebut akhirnya ikut tergoncang pula.
Dengan melihat hal-hal yang telah dikemukakan di atas serta melihat
bahwa penelitian di Indonesia yang membahas masalah ini masih kurang, maka
penelitian ini ingin melihat bagaimana hubungan dari komunikasi intim dan
kepuasan perkawinan pada saat sekarang ini. Apakah masih terdapat hubungan
antara komunikasi intim dengan kepuasan perkawinan. Selain itu juga ingin dilihat
beberapa hal seperti bagaimana hubungan dari masing-masing aspek komunikasi
intim dengan kepuasan perkawinan juga aspek mana dari komunikasi intim yang
paling mempengaruhi kepuasan perkawinan. Subyek dari penelitian ini adalah
individu yang teriibat dalam hubungan perkawinan dengan usia perkawinan 1-20
tahun serta memiIiki anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
pengambilan sampling insidental dan berhasil didapatkan 57 orang subyek. Alat
pengumpulan data adalah kuesioner yang terdiri dari skala-skala yang mengukur komunikasi intim dan kepuasan perkawinan. Pengolahan data dilakukan dengan
melakukan analisis deskriptif, korelasi serta perhitungan regresi berganda.
Keseluruhan pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan program
komputer SPSS for Windows Release 6.0.
Dari hasil penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang positif dan
signifikan antara komunikasi intim dengan kepuasan perkawinan. Masing-masing
aspek dari komunikasi intim juga memiliki hubungan yang signifikan dengan
kepuasan perkawinan. Aspek-aspek tersebut adalah Sharing the Self, Affirming
the Other, Becoming 'One' dan Transcending ?One'. Lebih Ianjut dilihat bahwa dari
keempat aspek yang ada pada komunikasi intim ini aspek Becoming ?One'-lah
yang paling besar dan secara signifikan memberikan sumbangan terhadap
kepuasan perkawinan.
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya alat ukur yang digunakan dapat
diperbaiki dan jumlah sampel ditingkatkan sehingga dapat dibuat sebuah norma
yang dapat melihat bagaimana komunikasi intim dan kepuasan perkawinan yang
ada sekarang."
1998
S2600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Dewi Akbari
"ABSTRAK
Kepuasan keija merupakan hal yang sangat sering dibicarakan dan diteliti oleh peneliti maupun dalam literatur. Kepuasan keija merupakan hal yang penting dalam dunia keija karena kepuasan keija berdampak pada banyak perilaku yang dapat membantu berlangsungnya kehidupan perusahaan. Bertujuan pada peningkatan produktivitas pegawai maupun perusahaan, Western Electric, The Johns Hopkins University, dan Brooklyn College mengadakan penelitian, angket, dan suatu fakta yang berkaitan dengan kepuasan keija. Ternyata, di dalam mempelajari penelitian, angket, dan fakta tersebut, peneliti menemukan bahwa ternyata ada satu gejala yang sama yang dimunculkan pada ketiganya, yaitu perilaku pengungkapan kepuasan keija. Sehingga muncullah asumsi peneliti bahwa kemungkinan ada hubungan antara kepuasan keija dengan perilaku mengungkapkan kepuasan keija. Untuk mengerti perilaku mengungkapkan kepuasan keija tersebut, peneliti menemukan teori yang dapat menjelaskan melalui teori psikoanalisa oleh Sigmund Freud (dalam Hall 1958). Sebelum individu pada akhirnya melakukan suatu perilaku-yang dalam penelitian ini adalah perilaku mengungkapkan kepuasan keija-, individu terlebih dahulu mengumpulkan berbagai rencana sebagai strategi untuk merealisasikan keingingan dan keyakinannya terhadap perilaku tersebut. Proses ini disebut sebagai praclical reasoning. Sebagai agen perencana, individu membutuhkan adopsi rencana tersebut sebagai alasan dari perilakunya. Dari adopsi rencana tersebut terbentuklah intensi (Bratman 1987) yang kemudian akan muncul dalam bentuk perilaku. Sehingga untuk dapat memprediksi sualu perilaku terlebih dahulu dapat dilihat melalui intensinya. Data penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran alat ukur berupa skala sikap mengenai kepuasan keija dan intensi. Pertanyaan yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara faset-faset kepuasan keija dengan intensi untuk mengungkapkan kepuasan keija. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada faset dari kepuasan kerja yang memprediksi intensi untuk mengungkapkan kepuasan kerja."
2004
S3414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wijayanti Roshalin
"Dalam lingkungan kerja di suatu perusahaan atau organisasi, seringkali kepuasan komunikasi karyawan mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan di perusahaan atau organisasi tersebut. Komunikasi dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan produktivitas karyawan dalam organisasi atau perusahaan.
Perusahaan tempat melakukan penelitian adalah PT Media Lintas Inti Nusantara (Kantor Berita Radio 68H). Dengan karyawan yang berjumlah 119 orang, Kantor Berita Radio 68H ini sedang dalam proses untuk menjadi salah satu perusahaan terbaik dalam bidangnya. Pemilihan perusahaan ini lebih didasarkan kepada adanya pembedaan yang cukup besar dalam sikius komunikasi dan sistem internal KBR untuk masing-masing bagian di dalamnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini penilaian kepuasan komunikasi dan produktivitas dibagi berdasarkan bagian yang ada yaitu bagian produksi (redaksi), Marketing, dan Keuangan, personalia & Umum.
Penelitian dilakukan dengan penyebaran kuisioner untuk mengetahui tingkat kepuasan komunikasi karyawan, kemudian kuesioner mengenai hubungan kepuasan komunikasi dengan produktivitas kerja mereka. Setelah itu dilaksanakan interview mengenai pengertian produktif di masing-masing bagian dan kemudian yang terakhir interview mengenai tingkat produktivitas karyawan.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan komunikasi di Kantor Berita Radio 68H masih berada dalam tingkat sedikit di atas rata-rata. Padahal berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan komunikasi mempunyai hubungan yang cukup signifikan dengan produktivitas kerja. Sehingga untuk hasil penelitian mengenai tingkat produktivitas, adalah sedikit di atas rata-rata pula. Sedangkan untuk pengertian produktivitas, pada dasarnya hampir semua bagian mempunyai pengertian yang sama, yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja serta pencapaian target kerja. Namun perbedaan hanya lebih terarah kepada pengertian dari masing-masing bagian saja. Misalnya seperti adanya penilaian service untuk bagian non produksi. Sehingga berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di Kantor Berita Radio 68H, kepuasan komunikasi mempunyai hubungan dengan produktivitas kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Faridawati
"Tesis ini membahas hasil penelitian mengenai Hubungan iklim komunikasi Organisasi dengan tingkat kepuasan kerja. Type penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu menggambarkan tentang iklim komunikasi pada organisasi BPKP dan tipe penelitian eksplanatif yang mencoba menjelaskan hubungan antar variabel.
Dengan menggunakan analisis korelasional dicoba dihubungkan antara variabel bebas iklim komunikasi yang meliputi daya dukungan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kepercayaan, keterbukaan, tujuan prestasi, yang tinggi ,kedekatan hubungan dengan variabel terikat tingkat kepuasan kerja. Sedangkan yang dijadikan populasi yaitu karyawan teknis yaitu Supervisor dan Ketua tim pemeriksa.
Pemilihan obyek ini didasarkan pertimbangan bahwa pada organisasi tersebut adalah organisasi pemeriksa yang tugasnya sehari-hari sebagai pemeriksa yang selaiu memberikan kritik dan rekomendasi kepada aparat lain yang tentunya organisasi tersebut harus bisa menjalin komunikasi baik itu keluar maupun kedalam sehingga diharapkan dapat memberi wawasan baru dalam organisasi tersebut.
Untuk pengambilan sampel penelitian digunakan tehnik stratified random sampling agar supaya masing-masing bagian dari populasi terwakili secara porposional dan dapat memberi gambaran secara utuh. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa secara umum mayoritas responden Supervisor dan Ketua Tim menilai positif iklim komunikasi Organisasi pada BPKP yang meliputi daya dukung, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kepercayaan dan keterbukaan.
Sementara itu aspek-aspek yang berhubungan dengan variabel tujuan prestasi yang tinggi dan kedekatan hubungan ada yang dinilai positip dan ada juga yang dinilai negatif oleh para responder.
Hasil korelasi antara variabel-variabel yang terdapat dalam iklim komunikasi dengan variabel kepuasan kerja yang merupakan gabungan antara responden Supervisor dan Responden Ketua Tim temyata variable-variabel tersebut mempunyai kekuatan hubungan dalam tingkatan relatif kecil terhadap variabel Kepuasan Kerja. Temuan ini memberi indikasi bahwa disamping variabel-variabel iklim komunikasi yang diteliti, diduga ada variabel-variabel lainnya yang ikut mempengaruhi variabel kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rahman Irsyadi
"Perubahan kebijakan pemerintah di bidang BUMN sebagai konsekuensi dari perkembangan global ternyata membawa dampak yang cukup kuat terhadap kondisi internal perusahaan, yaitu yang menyangkut iklim komunikasi dan gaya kepemimpinan. Variabel-variabel itu sangat berkaitan dengan kepuasan komunikasi karyawan perusahaan.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Huhungan iklim Komunikasi (Birokratis) dan Gaya Kepemimpinan Paternalistik dengan Kepuasan Komunikasi Karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan iklim komunikasi (birokratis) dan gaya kepemimpinan paternalistik dengan kepuasan komunikasi karyawan PT Sarinah (Persero). Beberapa teori yang dipergunakan untuk membahas hal tersebut, seperti teori iklim komunikasi (Kreps, Tagiuri, Dennnis, dan Redding) dan teori gaya kepemimpinan (latter, Bass dan Avilio, Curtis, dan Sondang), pada dasarnya menyatakan bahwa iklim komunikasi yang kondusif di dalam perusahaan dan penggunaan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan lingkungan perusahaan memberikan dorongan yang kuat ke arah pembentukan karakter perusahaan yang berkinerja tinggi.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei Dengan populasi karyawan Kantor Pusat perusahaan tersebut diambil sejumlah sample sebagai sumber penggalian data. Sebanyak 105 responden. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan analisis Korelasi Product Moment dan uji signifikasi statistik dengan menggunakan SPSS 10.00.
Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa baik iklim komunikasi (birokratis)' dan gaya kepemimpinan paternalistik secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05. Sementara itu gaya kepemimpinan paternalistik mempunyai hubungan lebih kuat dengan nilai R Korelasi Product, Moment sebesar 0,853 dibandingkan dengan nilai R Korelasi Product Moment iklim komunikasi (birokratis) sebesar 0,774 dengan kepuasan komunikasi karyawan di perusahaan tersebut. Namun demikian penelitian ini terdapat kelemahan karena hanya dilakukan secara one shot terhadap responden serta diperlukan observasi lebih lama dengan disertai wawancara mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>