Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93572 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yekti Mahardini
"Setiap organisasi dituntut untuk dapat menampilkan kinerja yang efektif dalam menghadapi persaingan di dunia keija. untuk mencapai organisasi yang efektif maka organisasi seringkah membutuhkan suatu implementasi akan perubahan (Robbins, 1990). Dalam hal ini, manusia adalah komponen penting dalam organisasi, yang berarti menjadi pelaksana keberlangsungan organisasi itu sendiri (Wood dalam Purwaningsiwi, 2002). Ketika dihadapkan dengan perubahan, masing-masing individu akan menampilkan berbagai macam respon yang berbeda, pemimpin menjadi faktor penting untuk menjadi figur yang dapat berperan sebagai model, penasehat dan pengawas (Hofstede dalam Ratulangie, 2002) dalam perubahan yang terjadi, kepemimpinan yang dapat memainkan peranan penting dalam mengkomunikasikan bagaimana perubahan dapat membawa individu kepada performa yang lebih baik adalah kepemimpinan transformasional.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran penyebab sikap pegawai terhadap perubahan organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Penelitian dilakukan dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah pegawai dari PT. X dan PT. Y yang berjumlah 81 orang dengan kriteria: latar belakang pendidikan terakhir adalah SLTA dan telah bekerja minimal 2 tahun. Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner MLQform 5X untuk mengukur gaya kepemimpinan transformasional yang di adaptasi dari Bemard M. Bass dan Bruce J. Avolio (1991) serta kuesioner sikap terhadap perubahan organisasi yang dibuat berdasarkan teori Judson (2000), Hultman (1999) dan Galpin (1996). Gaya kepemimpinan transformasional mempunyai lima aspek, yaitu attributed charisma dan idealized influence, inspirational leadership, intelleclual stimulation dan individualized consideration. Tiap aspek ini akan dilihat hubungannya dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Dari gambaran penyebab sikap pegawai yang terdiri dari penyebab tahu, penyebab mampu dan penyebab mau, akan dilihat hubungannya dengan sikap terhadap perubahan organisasi.
Dari perhitungan korelasi antar aspek gaya kepemimpinan transformasional, diperoleh hasil bahwa aspek-aspek tersebut saling berkorelasi secara signifikan dan dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek tersebut mengukur hal yang hampir sama. Oleh karena itu, peneliti hanya melakukan penghitungan pada gaya kepemimpinan transformasional secara keseluruhan saja. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi seorang atasan menunjukkan aspek-aspek kepemimpinan transformasional, tidak berarti akan menyebabkan semakin menerimanya seseorang (bawahan) dalam sikapnya terhadap perubahan organisasi. Secara khusus dari penelitian diperoleh bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan sikap terhadap perubahan organisasi, berdasarkan masa keija lebih dari 10 tahun. Sehingga dapat dijelaskan bahwa semakin sering atasan menampilkan gaya kepemimpinan transformasional maka semakin tinggi penerimaan pada kelompok subyek dengan masa kerja lebih dari 10 tahun, terhadap perubahan organisasi.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan lainnya dengan memperbanyak subyek penelitian dan perbaikan pada adaptasi alat ukur MLQ form 5X, juga perbaikan pada kuesioner sikap terhadap perubahan organisasi. Selain itu masih diperlukan perbaikan dalam hal pengambilan data. Hal ini diharapkan dapat menunjang hasil penelitian yang lebih baik. Selain itu juga perlu dilihat faktor-faktor lain yang berhubungan dengan sikap terhadap perubahan organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S3245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Anindya Dwi P.L.
"Organisasi merupakan sebuah unit sosial yang memiliki tujuan bersama dari individu yang tergabung didalamnya tentu akan terus dihadapkan dengan perubahan. Perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi tidak dapat dihindari karena lingkungan kehidupan manusia yang sangat dinamis sehingga organisasi harus terus beradaptasi. Hal penting dari keberhasilan sebuah program perubahan organisasi adalah kesiapan individu dalam menghadapi perubahan tersebut. Hal tersebut disebabkan karena sebuah organisasi dapat berfungsi apabila individu didalamnya bersedia melakukan hal-hal yang dapat memajukan organisasi tersebut. Salah satu hal yang mempengaruhi kesiapan individu terhadap perubahan adalah proses komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan, dimana tipe gaya komunikasi atasan memiliki peran dalam proses komunikasi tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur kesiapan untuk berubah dan alat ukur tipe gaya komunikasi atasan. Responden penelitian sebanyak 90 orang yang merupakan karyawan Perusahan A dan B, dimana kedua perusahaan tersebut merupakan BUMN di Indonesia.
Hasil analisis korelasi menggunakan Spearman Correlation menunjukkan bahwa dari keempat tipe gaya komunikasi yang ada, tipe gaya komunikasi afiliasi memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kesiapan individu terhadap perubahan. Lebih lanjut, ditemukan bahwa tingkat pendidikan terakhir seorang individu berpengaruh terhadap kesiapan individu terhadap perubahan.

Organization is a social unit that has a common goal between its members who will be continuously faced with organizational changes. Changes that occur within an organization are inevitable because the environment of human life is very dynamic so the organization must continue to adapt. The most important thing from the success of an organizational change program is individuals? readiness in facing such changes. The reason is because an organization can function if the individuals in the organization are willing to do things that promote the organization. The communication style type of one's supervisor is one thing that affects an individual's readiness to change.
This study uses a quantitative approach to measure readiness to change and communication style for leaders. Survey respondents were 90 people who are the employees of Company A and B, where both companies are state-owned enterprises in Indonesia.
The result of correlation analysis using Spearman Correlation showed that out of the four types of communication styles that exist, the affiliationcommunication style has a significant negative relationship with the individual's readiness for change. Furthermore, it was found that the highest education level of an individual affects the individual's readiness to change."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Bayu Ramadhani
"Perubahan merupakan suatu keharusan bagi organisasi agar dapat terus bertahan di tengah persaingan yang semakin meningkat sehigga organiasi harus memiliki kapasitas untuk melakukan perubahan. Dalam proses perubahan organisasi, diperlukan sosok pemimpin yang menginisiasi dan mengarahkan perubahan tersebut. Selain pemimpin, Rasa percaya terhadap pemimpin juga diperlukan untuk memudahkan proses perubahan yang dilakukan oleh organiasi. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan merupakan salah satu organisasi yang sedang mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Gaya kepemimpinan melayani terhadap Kapasitas organisasi untuk melakukan perubahan dengan Rasa percaya terhadap pemimpin sebagai mediasi. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner di kantor pusat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Pengolahan data dilakukan dengan metode structural equation modelling SEM menggunakan software Lisrel. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa Gaya kepemimpinan melayani memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kapasitas organisasi untuk melakukan perubahan. Selain itu, Gaya kepemimpinan melayani juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Rasa percaya terhadap pemimpin. Di sisi lain, Rasa percaya terhadap pemimpin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kapasitas organisasi untuk melakukan perubahan. Rasa percaya terhadap pemimpin juga tidak memediasi pengaruh Gaya kepemimpinan melayani terhadap Kapasitas organisasi untuk melakukan perubahan.

Organization needs to change and needs to have organizational capacity for change in order to survive in increasing business competition. In organizational change, Leader is needed to drive the change and show others how to do the change. Besides, Trust in leader is also substantial to ease the organizational change proses. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan is currently changing. The purpose of this study is to analyse the effect of Servant leadership towards Organizational capacity for change mediated by Trust in leader. Primary Data in this study is collected in Head office of Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan by using questionnaire. Primary data is processed by using structural equation modelling SEM and Lisrel Software. Results of this study showed that Servant leadership has positive effect towards Organizational capacity for change. In addition, Servant leadership also has positive effect towards Trust in leader. Meanwhile, Trust in leader does not have positive effect on organizational capacity for change. Trust in leader also does not mediate the effect of Servant leader towards organizational capacity for change.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Fitri Sulami
"Penelitian ini dilakukan untuk menemukan hubungan antara kepemimpinan transformasional atasan dan kesejahteraan di tempat kerja pada pegawai tingkat supervisor PT. XYZ. PT XYZ merupakah perusahaan yang sedang mengalami berbagai perubahan. Pengukuran kepemimpinan transformasional menggunakan alat ukur Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) dan pengukuran kesejahteraan di tempat kerja menggunakan alat ukur Workplace Well-Being Index (WWBI). Partisipan dalam penelitian ini adalah 100 pegawai tingkat supervisor PT. XYZ.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan transformasional atasan dan kesejahteraan di tempat kerja pada pegawai tingkat supervisor PT. XYZ (r = 0.473, p < 0.01, one-tailed signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, ketika pegawai mempersepsikan atasannya memiliki kepemimpinan transformasional yang tinggi, maka pegawai tersebut memiliki kesejahteraan di tempat kerja yang tinggi.

This research was conducted to find the relationship between supervisor transformational leadership and workplace well-being among employees in supervisor level of PT. XYZ. PT. XYZ is a company that has been changing. Transformational leadership was measured using a modification instrument named Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) and workplace well-being was measured using a modification instrument named Workplace Well-Being Index (WWBI). The participants of this research are 100 employees in supervisor level of PT. XYZ.
The main results of this research show that transformational leadership positively correlated significantly with workplace well-being among employees in supervisor level of PT. XYZ (r = 0.473, p < 0.01, one-tailed significant at L.o.S 0.01). That is when employees have a perception that their supervisor has a high transformational leadership, they have a high workplace well-being.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyanti Puspa Pratiwi
"Komitmen perubahan diperlukan untuk mencapai efektivitas organisasi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kepemimpinan transformasional dan keadilan organisasi terhadap komitmen perubahan. Selain itu, penelitian ini juga melihat pengaruh kepemimpinan transformasional dan keadilan organisasi terhadap ketiga dimensi komitmen perubahan, yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif. Pengukuran kepemimpinan transformasional menggunakan Multifactor Leadership Questionnaire, keadilan organisasi menggunakan Organizational Justice Scale, dan komitmen perubahan menggunakan Commitment to Change Inventory.
Hasil perhitungan dari 275 responden, menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dan keadilan organisasi memberikan pengaruh signifikan terhadap komitmen perubahan (R2=0,175, p<0,005) dan pada masing-masing dimensi komitmen perubahan (afektif, kontinuan, dan normatif). Meskipun demikian, berdasarkan analisis setiap variabel, ternyata hanya keadilan organisasi yang memberikan pengaruh signifikan terhadap komitmen perubahan (R2=0,0412, p<0,005).

Commitment to change is required to achieve organizational effectiveness. This study was conducted to see the effect of transformational leadership and organizational justice on commitment to change. In addition, this study also tries to identify the effects of transformational leadership and organizational justice to the three dimensions of commitment to organizational change. This research used Multifactor Leadership Questionnaire for transformational leadership, Organizational Justice Scale for organizational justice, and Commitment to Change Inventory for Commitment to change.
The results from 275 respondent showed that transformational leadership and organizational justice have a significant influence on commitment to change (R2=0,175, p<0,005) and each dimension of commitment to change (affective, continuants, and normative). Furthermore, this study also shows that only organizational justice that has significant impact on commitment to change (R2=0,0412, p<0,005).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seger Handoyo
"Kepemimpinan sampai saat ini masih dipandang sebagai faktor yang sangat penting untuk efektivitas organisasi, bahkan
juga mempengaruhi hampir semua kehidupan manusia. Pendidikan tinggi mempunyai karakteristik yang khas sehingga
membutuhkan kepemimpinan tertentu. Pendidikan tinggi di Indonesia saat ini sedang aktif melakukan perubahan,
sehingga pemimpinnya harus mampu membuat perubahan yang berhasil. Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat
penting perilaku yang menunjukkan moral tinggi (virtue) dalam servant leadership dengan metode Delphi Survey dan
menguji multidimensionalitas servant leadership. Hasil penelitian menemukan bahwa servant leadership dapat menjadi
alternatif kepemimpinan di pendidikan tinggi untuk melakukan perubahan organisasi dengan berhasil. Penelitian juga
membuktikan bahwa servant leadership merupakan konstruk yang unidimensional.
Leadership is a critical factor for organizational effectiveness and also has great influence to almost all human life.
Higher education has a distinctive characteristics, so it needs a particular leadership. Recently, higher education in
Indonesia is actively making organizational change, so higher education’s leaders continually make efforts to
accomplish successful and significant change. The purposes of research are to examine how important is virtues of
servant leadership and to examine multidimensionality of servant leadership. Result shows that servant leadership is an
alternative of leadership to accomplish successful organizational change in higher education. Result also finds that
servant leadership is a unidimensional construct."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Faturochmah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan kesiapan untuk berubah. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data. Responden dalam penelitian ini adalah 139 pegawai Bank Syariah X. Kesiapan untuk berubah diukur dengan menggunakan Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) dan kepemimpinan transformasional diukur dengan menggunakan Transformational Leadership on Multifactor Leadership Questionnaire Form 5X (Avolio & Bass, 2002). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan kesiapan untuk berubah (r = .387, p < .01). Artinya, semakin tinggi kepemimpinan transformasional, maka semakin tinggi pula kesiapan untuk berubah.

The aim of this research was to investigate the correlation between transformational leadership and readiness for change. This research was a non-experimental study using questionnaires as the instruments of data collection. The respondents of this research were 139 employees of X Sharia Bank. The readiness for change was measured using ‘the Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) and the transformational leadership was measured using the Transformational Leadership on Multifactor Leadership Questionnaire Form 5X (Avolio & Bass, 2002). The result of this research indicated a significant correlation between transformational leadership and readiness for change (r = .387, p < .01). This meant that the higher the transformational leadership of an employee, the higher his or her readiness for change."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Septina Fergina Isabella
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan komunikasi transformasional oleh pemimpin induk organisasi pada salah satu anak organisasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi transformasional diterapkan oleh pemimpin induk organisasi melalui tiga fase komunikasi transformasi internal; menetapkan agen perubahan, penyampaian serta pemantauan pesan perubahan. Pemimpin transformasional juga mengkomunikasikan kekuasaan, nilai-nilai bersama, serta gaya komunikasi kepada seluruh anggota. Keberhasilan transformasi pada anak perusahaan tercapai atas koordinasi yang kuat antara pemimpin induk dan anak organisasi, yang mampu mengikutsertakan seluruh anggota dalam perubahan. Transformasi organisasi mengubah pola pikir, perilaku dan kultur anggota organisasi.

ABSTRACT
This research's aims is to evaluate the implementation of transformational communication of parent organization leader in one of its subsidiaries. This is a descriptive qualitative research with case study design. The results show that transformational communication applied by the leader of the parent organization through three phases of internal transformation communication; to establish the agent of change, to deliver and to monitor the message of change. Transformational leader also communicates his power, shared values, and leadership style to all members. The success of the transformation of the subsidiary achieved through strong coordination between the parent and subsidiary leaders of the organization, which able to involve all members. The transformation of the organization changes the mindset, behavior and the culture of the organization's members.
"
2015
T44387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>