Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126078 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransisca Augustina
"ABSTRAK
Pengalaman pertama menjadi ibu merupakan suatu tahapan yang penting
dalam kehidupan seorang wanita. Kehadiran seorang anak membuat ibu harus
melakukan beberapa tugas dan penyesuaian diri terhadap hadirnya dalam
perkawinannya. Situasi ini dapat menimbulkan beberapa masalah dan mungkin
juga stres pada ibu (Duvall & Miller 1985; Sarafino, 1994).
Stres membuat individu melakukan coping terhadap stres tersebut untuk
mengatasi masalahnya. Terdapat berbagai strategi coping yaitu problem focused
coping (terdiri dari tiga macam strategi), dan emotional focused coping (terdiri
dari sembilan macam strategi)
Penelitian ini mencoba menggali pengalaman pertama menjadi seorang
ibu, masalah serta kemungkinan stres yang dialami serta strategi coping untuk
mengatasi masalah dan stres. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif
dengan menggunakan teknik wawancara terbuka dengan pedoman umum untuk
pengumpulan data. Partisipan dalam penelitian ini adalah tiga ibu rumah tangga
yang berusia 25-33 tahun yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke
bawah.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa pengalaman pertama
menjadi ibu memang menimbulkan beberapa masalah. Namun partisipan
tampaknya mampu menjalankan tugasnya sebagai ibu dan mengatasi masalalmya.
Adapun hal-hal yang dirasakan menimbulkan stres tampaknya tidak sampai
mengganggu fungsinya sebagai ibu dan kesehatan fisik dan mental mereka. Hal
ini antara lain disebabkan karena mereka menyadari adanya sumber-sumber
coping baik yang bersifat internal maupun eksternal. Strategi coping yang
digunakan oleh ibu tersebut adalah tindakan langsung, mencari informasi, mencari
dukungan sosial (suami, kerabat), kontrol diri, emotional discharge (menangis)
dan resigned acceptancfsikap pasrah menerima konsekuensi dari lahirnya anak)
Untuk mengetahui kemungkinan stres yang berat disarankan untuk
meneliti ibu yang mempunyai anak berkelainan, berada dalam situasi perkawinan
yang tidak harmonis, kehamilan di luar nikah, usia ibu ketika mempunyai anak,
pertama, serta ibu dengan berbagai tingkat sosial ekonomi,pendidikan, budaya dan
tingkat religiusitas yang berbeda."
2002
S3171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Divalino Barid
"Verifikasi merupakan tugas baru bagi Account Representative. Skripsi ini meneliti kompetensi account representative dalam menjalankan tugas verifikasi. Penelitian ini menggunakan teori kompetensi, analisis pekerjaan, manajemen sumber daya manusia dan pemeriksaan pengawasan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi account representative dalam melaksanakan tugas verifikasi kurang memadai. Masalah yang dihadapi account representative dalam melaksanakan tugas verifikasi adalah jumlah account representative yang kurang untuk dapat menangani wajib pajak dengan efisien dan juga jumlah diklat sebagai bekal pendidikan account presentative yang sedikit kuotanya.

Verification is a new task for Account Representative. This thesis examines account representative competence in performing the verification role. This study uses the competence theory, job analysis theory, human resource management theory and account representative task theory. This study is a qualitative research with literature study and interviews. The results show account representative incompetence in performing verification role. Problems that encountered in implementing the account representative verification task is the number of account representative is not sufficient in handling tax payers and the training amount is not sufficient too."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Yulia Dimitri
"ABSTRAK
Kasus kanker nasofaring memiliki banyak organ at risk diantaranya adalah parotid kanan, parotid kiri, mata kanan, mata kiri dan trakea.Teknik penyinaran yang dapat menekan dosis yang diterima organ at risk adalah volumetric modulation arc therapy VMAT . Dalam penelitian ini bertujuan untuk melakukan verifikasi dosis organ at risk pada kasus kanker nasofaring KNF menggunakan planning VMAT dengan teknik single arc dan double arc berdasarkan data klinis. Verifikasi ini dilakukan dengan menggunakan TLD rod dan film gafchromic EBT3 yang diletakkan pada pasien sesuai dengan letak organ at risk yang akan dievaluasi. Terdapat 5 organ at risk yang dievaluasi pada kasus kanker nasofaring diantaranya parotid kanan, parotid kiri, mata kanan, mata kiri dan trakea.Evaluasi yang dilakukan diantaranya perbandingan dosis antar teknik, deviasi pengukuran dosis menggunakan TLD rod dan film gafchromic EBT3 dengan TPS Treatment Planning System . Perbandingan pengukuran dosis rata-rata menggunakan film gafchromic, TLD rod dan TPS dapat dilihat bahwa nilai yang mendekati TPS adalah film gafchromic dengan nilai diferensiasi adalah 0,171 . Hasil pengukuran dosis menggunakan film gafchromic berdasarkan data CT rando dapat disimpulkan bahwa teknik VMAT double arc dengan kolimator dapat membuat organ at risk menjadi lebih aman karena dengan penggunaan kolimator dapat meminimalisasi kebocoran efek tongue and groove. Hasil statistik menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0 didapat bahwa nilai uji korelasi antara 3 teknik double arc DA , double arc dengan kolimator DAC dan single arc SA menunjukkan korelasi kuat dan signifikan pada keseluruhan organ at risk kecuali parotis kiri pada teknik DA-DAC sedangkan pada teknik DAC-SA menunjukkan korelasi kuat dan tidak signifikan untuk keseluruhan organ at risk. Untuk uji hipotesa dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata distribusi dosis antara 3 teknik yang berbeda pada stadium 4 pada film gafchromic adalah signifikan.

ABSTRACT
The cases of nasopharyngeal cancer have many organs at risk including right parotid, left parotid, right eye, left eye and trachea. The irradiation technique that can suppress the dose received by the organ at risk is volumetric modulation arc therapy VMAT . This research aims to verify dose in the organs at risk in cases of nasopharyngeal cancer NPC using VMAT planning with single arc and double arc techniques based on clinical data. The verification is performed by using TLD rod and gafchromic EBT3 films placed on the patient according to the location of the organs at risk which will be evaluated. There are 5 organs at risk evaluated in the cases of nasopharyngeal cancer such as right parotid, left parotid, right eye, left eye and trachea. The evaluation includes the ratio of dose between techniques, deviation of dose measurement using TLD rod and gafchromic EBT3 films with TPS Treatment Planning System . The measurement ratio of mean dose using gafchromic film, TLD rod and TPS shows that the values close to TPS is gafchromic film detector which its differentiation value is 0.171 . The result of dose measurement using gafchromic film based on the data of CT rando can be concluded that double arc VMAT technique with collimator can reduce the dose in the organ at risk. The statistical result using SPSS 16.0 shows that the correlation test value between 3 techniques such as double arc DA , double arc with collimator DAC and single arc SA shows strong and significant correlation in the whole organ at rialexcept left parotid in the DA DAC technique while in the DAC SA technique shows strong and insignificant correlation in the whole organ at risk. For hypothesis test, it can be concluded that the difference in themean dose distribution between 3 different techniques at stage 4 in gafchromic film is significant."
2017
T47609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianti M
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi distribusi dosis pada teknik 3D-CRT dan IMRT dengan menggunakan dosimeter TLD rod dan film gafchromic EBT3 pada kasus payudara yang telah dibuat di TPS berdasarkan data klinis di Siloam Hospital TB Simatupang. Penelitian ini dilakukan menggunakan Linac Trilogy dengan TPS menggunakan modul Eclipse versi 11 yang memproduksi berkas foton dengan radiasi 6 dan 10 MV. Film EBT3 dengan ukuran 4 4 cm2 diiradiasi menggunakan energi 6 MV dalam variasi dosis 0 - 260 cGy. Penelitian ini menggunakan lapangan radiasi 10 10 cm2. Film dipindai menggunakan flatbed scanner Epson V700 dalam evaluasi pixel value. Perhitungan dan plot antara netOD dan dosis untuk mendapatkan kurva kalibrasi yang digunakan untuk memperoleh dosis pengukuran pada pasien. TLD rod dengan ukuran 3 mm diiradiasi dengan energi 6 MV dalam dosis 200 cGy. TLD dibaca menggunakan TLD reader Harshaw dalam bentuk muatan coulomb. Perhitungan dan plot antara muatan dan dosis akan mendapatkan faktor kalibrasi yang digunakan untuk memperoleh dosis pengukuran pada pasien. TLD dan film EBT3 ditempelkan pada 5 titik di masker yang digunakan pasien dimana titik 1 daerah trakea, titik 2 daerah aksila, titik 3 daerah mammaria interna, titik 4 daerah nipple, dan titik 5 mammae inferior. Hasil perbedaan dosis menunjukkan penggunaan film gafchromic EBT3 pada verifikasi dosis titik kasus kanker payudara lebih baik daripada TLD rod pada teknik 3D-CRT dan teknik IMRT. Perbedaan dosis antara TPS dan film EBT3 dalam rentang 0,66 sampai dengan 5,67 teknik 3D-CRT dan -0,67 sampai dengan -7,57 teknik IMRT . Perbedaan dosis antara TPS dan TLD rod dalam rentang -2,63 sampai dengan 29,14 teknik 3D-CRT dan -16,41 sampai dengan -46,84 teknik IMRT . Uji statistika menunjukkan korelasi kuat 1,00 tetapi tidak signifikan sig < 0,05 serta terdapat perbedaan dosis titik rata-rata yang signifikan antara film EBT3 dan TLD rod pada kelompok pasien sebelum dan setelah dilakukan operasi. Tidak terdapat perbedaan dosis titik rata-rata antara kelompok sebelum dan setelah dilakukan operasi baik teknik 3D-CRT maupun IMRT dan tidak terdapat perbedaan dosis titik rata-rata antara teknik 3D-CRT dan IMRT.

ABSTRACT
The aim of thisresearch is to verify dose distribution in 3D CRT and IMRT by using TLD rod dosimeter and Gafchromic EBT3 films on breast cases that have been made in TPS based on clinical data at Siloam Hospital TB Simatupang.This research was conducted using Linac Trilogy with TPS using Eclipse module version 11 which produces photon beam with radiation of 6 and 10 MV.EBT3 films of size 4 4 cm2 were irradiated using 6MV photon beams in dose variation of 0 260 cGy. Radiation field of size 10 10 cm2 was used in this research. The irradiated EBT3 film was scanned using Epson V700 flatbed scanner to evaluate the pixel value. The calculation and plot between netOD and dose was used to get the calibration curve which will be used to obtain dose measurement for patients. TLD rod of size 3 mm was irradiated using 6 MV in dose variation of 200 cGy. TLD was read by using HarshawTLD reader in coulomb. The calculation and plot between netOD and dose will generate calibration factor used to get dose measurement for patients. TLD and EBT3 film were taped to 5 points in the mask used by patients where 1 point is the OAR trachea and 4 points is the PTV50. The results of dose difference at PTV50 with point orientation.TLD and EBT3 film were taped to 5 points in the mask used by patients wherethe first point is in the OAR trachea , the second point is in the axilla, the third point is in the mammaria interna, the fourth point is in the nipple, and the fifth point is in the mammae inferior. The result of differences in dose shows the use of gafchromic EBT3 film in dose verification on breast cancer is better than TLD rod in 3D CRT technique and IMRT technique. The dose difference between TPS and EBT3 film ranged from 0.66 to 5.67 3D CRT technique and 0.67 to 7.57 IMRT technique . The dose difference between TPS and TLD rod is in the range 2.63 to 29.14 3D CRT technique and 16.41 up to 46.84 IMRT technique . The statistical test showed a strong correlation 1.00 but insignificant sig "
2017
T47602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Tiwa
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25892
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia Jamil
"Studi empiris menunjukkan bahwa ritual keluarga memiliki efek tidak langsung yang positif terhadap kualitas interaksi dan organisasi sistem yang mengarah ke keberfungsian keluarga. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi ritual keluarga dalam membedakan kadar keberfungsian keluarga berdasarkan persepsi anak, khususnya yang berusia remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain komparatif. Sampel yang digunakan berjumlah 231 orang siswa kelas II/III SMA yang tinggal bersama orang tua di Kota Makassar yang diperoleh berdasarkan teknik area stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah McMasterFamily Assessment Device (FAD) dan Family Ritual Questionnaire (FRQ). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik discriminant function analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat tiga setting ritual keluarga yang paling baik dalam membedakan kadar keberfungsian keluarga, yaitu liburan keluarga, waktu makan, dan tradisi budaya (canonical correlation 0,549: Sig. X2 0,000: kontribusi 30%). Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kontribusi ritual keluarga dalam membedakan tinggi rendahnya keberfungsian keluarga."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2019
150 JPS 17:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"John Locke (1632-1704) adalah pemikir Inggris. Filsafat Inggris mengalami masa kejayaannya di sekitar penghujung abad XVII dan selama abad XVIII. Masa kejayaan ini dimulai oleh John Locke. Locke dikenal sebagai perintis Empirisme modern. Permasalahannya adalah bagaimana Locke melihat negara dan hukum. Negara tidak mempunyai kekuasaan untuk mencabut hak-hak alam (hak-hak asasi dari pribadi manusia). Negara tidak berkuasa atas kehidupan, kesehatan, kebebasan dan milik seorang pribadi oleh karena hak-hak pribadi adalah lebih kuat daripada Negara demikian ditegaskan Locke. Kekuasaan Negara dibatasi oleh tujuan Negara, yakni melindungi hak-hak asli manusia (hak asasi manusia)."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
348 JHUSR 9 (1) 2011
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Dwi Larasati
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran stres dan penyesuaian diri pada wanita dewasa muda yang baru pertama kali menjadi ibu. Stres didefinsikan sebagai respon fisik dan psikis seseorang yang berasal dari tuntutan internal maupun eksternal, juga dari masalah-masalah sulit lainnya. Penyesuaian diri didefinisikan ketika seorang individu terbiasa hidup terhadap suatu situasi, atau belajar untuk hidup pada situasi tersebut (Haber & Runyon, 1984). Pendekatan kuantitatif dipilih dalam melaksanakan penelitian ini. Alat ukur yang digunakan adalah Meeasure of Transition Difficulty untuk mengukur variabel penyesuaian diri, dan Perceived Stress Scale-14 untuk mengukur variabel stres. Sebanyak 140 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan kriteria wanita dewasa muda usia 20 - 40 tahun, sudah menikah, dan memiliki satu anak dengan usia 0 - 18 bulan. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa wanita dewasa muda yang pertama kali menjadi ibu tidak mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri. Di samping itu, tingkat stres yang dialami juga rendah.

This study aimed to see the description of stress and adjustment among first-time mothers. Quantitative research is chosen in this study, by using Measure of Transition Difficulty for measuring adjustment, and Perceived Stress Scale-14 for measuring stress. As much as 140 respondents completed those questionnaires, which are women age 20 – 40 years old, married, and have one child age 0 – 18 months old. This study showed that there were no difficulties to made an adjustment among first-time mothers. In addition, there were low degree of stress experienced by the first-time mothers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana Rina
"Kehadiran anak selain membahagiakan ternyata juga rnenimbulkan sejumlah konsekuensi yang harus dihadapi oleh pasangan yang baru dikaruniai anak pertama. Ada 5 dimensi stres yang dikaitkan dengan masa transisi menjadi orangtua, yaitu tuntutan fisik; emosional; ketegangan dalam hubungan suami-istri; terbatasnya aktivitas sebagai orang dewasa; serta terbatasnya karir dan finansial. Pada wanita yang bekerja purna waktu, selain tuntutan tersebut di atas, tuntutan dari lingkungan kerja juga terus berjalan. Kedua tuntutan tersebut tampaknya mempengaruhi kondisi fisik dan emosional ibu bekerja karena mereka harus menghadapi kondisi- kondisi seperti berkurangnya waktu untuk mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Selanjutnya hal ini juga akan mempengaruhi unjuk-kerja mereka di tempat kerja.
Dengan adanya kemungkinan negatif yang dapat ditimbulkan dalam usaha menyeimbangkan tuntutan pengasuhan anak dan tuntutan pekerjaan, dibutuhkan penyesuaian terhadap sejumlah perubahan yang terjadi pada masa transisi menjadi ibu yang secara potensial dapat menimbulkan stres. Dalam hal ini, dukungan sosial dapat memperlancar proses penyesuaian (coping) tersebut. Yang dimaksud dengan dukungan sosial yaitu bantuan yang diterima individu dari lingkungannya yang membuat dirinya merasa diperhatikan, dicintai, dihargai serta memiliki keyakinan bahwa ia akan menerima bantuan saat membutuhkannya. Ada 5 tipe/bentuk dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi, dan jaringan soial.
Secara teoritis dikemukakan bahwa suatu sumber stres tertentu menimbulkan kebutuhan akan bentuk dukungan sosial tertentu pula. Agar dukungan sosial dapat berfungsi secara efektif; maka perlu ada kesesuaian antara bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan pada suatu situasi stres tertentu dengan bentuk dukungan sosial yang diterima. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui gambaran tentang bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan dan yang diterima oleh wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu. Adanya orang-orang yang signifikan yang merupakan sumber dukungan sosial juga memainkan peran penting, sesuai dengan peran dan jenis hubungannya dengan individu. Selain itu, sumber dukungan juga bisa berbeda untuk suatu bentuk dukungan sosial tertentu yang ditimbulkan oleh stresor tertentu. Untuk itu, perlu diketahui pula sumber dukungan sosial yang dibutuhkan dan yang diterima wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu.
Penelitian ini menggunakan alat berupa kuesioner. Subyek penelitiannya adalah wanita bekerja purna waktu , baru memiliki satu orang anak dengan usia 3-18 bulan, berpendidikan minimal SLTA clan memiliki suami yang bekerja di luar rumah pula.
Hasil yang diperoleh dari 42 wanita bekerja purna waktu tersebut menunjukkan bahwa mereka merasa membutuhkan dan telah menerima kelima bentuk dukungan sosial tersebut saat pertama kali menjadi ibu. Namun demikian, secara umum, bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan lebih besar daripada bentuk dukungan sosial yang diterima. Disamping itu, diperoleh hasil bahwa suami merupakan sumber dukungan sosial utama yang dibutuhkan dan yang diterima oleh wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu. Sementara hasil tambahan menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap penerimaan akan bentuk dukungan sosial tertentu; adanya kesesuaian antara bentuk dan sumber dukungan yang diterima serta hal-hal yang paling sulit dirasakan dalam merawat anak.
Berdasarkan basil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk dukungan yang paling dibutuhkan adalah dukungan instrumental, informasi, dan penghargaan. Kemudian baru diikuti dengan dukungan emosional dan jaringan sosial. Sementara dukungan yang diterima terutama dukungan penghargaan, informasi dan instrumental. Selain itu, mereka juga menerima dukungan emosional dan jaringan sosial. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa bentuk dukungan penghargaan dan instrumental yang dibutuhkan berbeda secara signifikan dengan yang diterima. Berkaitan dengan sumber dukungan, suami merupakan sumber dukungan emosional utama yang dibutuhkan dan yang diterima selama menjalani masa ini.
Sebagai tambahan, hasil penelitian mengungkapkan bahwa kelompok ibu bekerja yang usianya lebih muda menerima dukungan instrumental, informasi dan jaringan sosial yang lebih besar. Selain itu, berdasarkan penghayatan subyek juga ditemukan adanya kesesuaian antara bentuk dan sumber dukungan yang dibutuhkan dan yang diterima; serta sejumlah pendapat tentang hal-hal yang dirasa paling sulit dalam mengasuh anak antara lain sewaktu anak sakit, saat anak rewel dan tidak mau makan serta saat anak menangis tanpa tahu sebabnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>