Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosario Endah Pandan Arum
"Tokoh pendiri Logoterapi yaitu Viktor Emille Frankl (dalam Fabry, 1980) menyatakan bahwa hidup bermakna terdapat dalam kondisi apapun, termasuk dalam penderitaan. Salah satu bentuk penderitaan yang dapat menimpa seseorang khususnya seorang perempuan adalah menderita kanker payudara. Di Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat kedua terbesar penyakit mematikan yang diderita oleh perempuan (Kompas, 6 Februari 2002). Penyakit ini dapat menimbulkan penderitaan, tetapi penderitanya masih dapat menjalani hidup bermakna bila ia berhasil menemukan dan memenuhi makna di balik penderitaannya. Hal ini mungkin dicapai karena setiap manusia memiliki kehendak untuk hidup bermakna dan menjadi bahagia hanya jika merasa telah memenuhinya (Frankl dalam Fabry, 1980).
Dalam penelitian ini, ada empat hal yang ingin diteliti, yaitu: 1) Gambaran penderitaan yang dialami oleh penderita kanker payudara; 2) Usaha yang dilakukan untuk mengatasi penderitaan tersebut; 3) Makna penderitaan yang berhasil ditemukan dan dipenuhi; 4) Perubahan hidup yang dialami penderita. Untuk menjawab empat permasalahan ini, peneliti menggunakan teori Logoterapi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena mempelajari suatu fenomena dalam situasi alamiah dan berusaha untuk menginterpretasikannya berdasarkan sudut pandang orang yang diteliti (Denzin & Lincoln, 1994). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Pemilihan subjek berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu perempuan berusia di atas 40 tahun, ada indikasi mengalami penderitaan karena penyakitnya, dan ada indikasi telah menemukan makna dari penderitaannya.
Hasil penelitian secara singkat menyimpulkan empat hal, yaitu: 1) Ketiga subyek mengalami penderitaan fisik dan mental; 2) Penderitaan ini berusaha diatasi dengan tiga cara, yaitu menjalani pengobatan medis, usaha yang dilakukan oleh diri sendiri, dan dengan menerima dukungan sosial; 3) Ketiga subyek berhasil menemukan makna penderitaan melalui tiga sumber makna hidup yaitu nilai penghayatan (experiential values), nilai bersikap ('attitudinal values), dan nilai kreatif (Creative values)-, 4) Ketiga subyek mengalami perubahan pada beberapa aspek kehidupan, ada perubahan positif (hubungan dengan Tuhan) dan perubahan negatif (dalam diri sendiri, hubungan dengan teman, dan pekerjaan).
Dari hasil penelitian ini, peneliti menganggap perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang fenomena makna penderitaan pada penderita kanker payudara guna mendapat gambaran dan pemahaman yang lebih baik dan lebih menyeluruh."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia
"Krisis dalam bidang ekonomi dan perbankan yang berkepanjangan telah membawa berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah bertambahnya jumlah pengangguran secara drastis akibat pemutusan hubungan kerja. Bagi mereka yang terkena secara langsung pemutusan hubungan kerja, masalah yang dihadapi tidak selalu mengenai ekonomi. Pekerjaan telah menjadi salah satu dari dunia mereka, karena melalui bekerja mereka dapat berkarya yang mana merupakan salah satu ciri khas manusiawi. Akibatnya ketika mereka secara tiba-tiba kehilangan sebuah pekerjaan yang seringkali menjadi salah satu identitas diri mereka, mereka harus bergelut dengan pencarian makna yang mungkin terkandung di balik peristiwa tersebut sehingga mereka tidak terjebak dalam perasaan kekosongan hidup yang oleh Frankl disebut sebagai existential fruslralion. Pertanyaan mengenai makna dalam kehidupan individu yang dapat membantunya untuk menjalani kehidupan ini adalah suatu bukti kesadaran dirinya mengenai eksistensinya di dunia ini.
Teori yang digunakan dalam ; enulisan skripsi ini adalah teori mengenai logoterapi yang dikemukakan pertama kali oleh Viktor E. Frankl. Frankl mencetuskan teori ini berdasarkan pada pengalamannya selama Perang Dunia II di mana ia menjadi narapidana pada empat kamp konsentrasi Nazi. Penderitaan yang dialami oleh para narapidana ternyata dapat membawa mereka ke dalam perubahan yang berbeda-beda. Ada individu yang menjadi seperti hewan yang ganas untuk mempertahankan hidupnya, tetapi ada juga yang mencapai pemenuhan kehidupan spiritualnya seperti yang terjadi pada diri Frankl sendiri. Frankl kemudian menyadari bahwa kemampuan untuk menemukan makna dalam setiap peristiwa yang terjadi itulah yang dapat membuat manusia bertahan bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Dalam kaitannya dengan masalah kehilangan pekerjaan, Pulley (1997) juga menemukan reaksi yang berbeda-beda pada mereka yang kehilangan pekerjaan. Mereka yang berhasil menemukan makna melalui peristiwa tersebut kemudian menjalankan kehidupan yang lebih baik, karena mereka menyadari bahwa semua peristiwa yang mereka alami ini akan membawa mereka kepada sesuatu untuk masa depan mereka.
Penelitian yang dilakukan di sini bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara dan obserrvasi. Keempat responden ternyata menunjukkan reaksi yang berbeda-beda dalam penghayatan mereka akan peristiwa ini. Setelah dilakukan analisa individual untuk setiap kasus, penulis juga melakukan analisa banding antar kasus, berusaha untuk menemukan persamaan dan perbedaan untuk kategori proses dan komponen dalam tahap pencarian makna yang mereka jalani.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keempat responden menjalani tahapan yang kurang lebih sama dalam proses penemuan makna, hanya ada satu responden yang menjalani urutan yang sedikit berbeda. Analisa banding yang dilakukan dengan proposisi teoritis mengenai proses dan komponen yang dimiliki oleh subyek dalam tahapan pencarian makna juga menunjukkan hasil yang kurang lebih sama antara apa yang dialami oleh subyek dengan yang terdapat pada proposisi teoritis. Keempat subyek menjalani tahap-tahap yang kurang lebih sama dengan proses yang terdapat pada proposisi teoritis. Untuk kategori komponen ditemukan komponen-komponen yang tidak terdapat pada proposisi teoritis yaitu komponen spiritual seperti keimanan dan filosofi hidup yang diperoleh melalui ajaran agama dan juga komponen faktor pemicu. Juga terdapat subyek yang tidak mengalami komponen pengubahan sikap sebagaimana terdapat dalam komponen proposisi teoritis. Ada beberapa hal menarik yang ditemukan melalui penelitian ini yang semakin menegaskan keunikan individual dalam keseragaman yang ada."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Fajar
"Agama adalah suatu hal yang memiliki banyak pengaruh dalam hidup manusia. Sementara menurut Frankl, motivasi utama manusia adalah untuk mencari dan menemukan makna hidupnya. Suatu jejak pendapat yang dilakukan Gallup menunjukkan bahwa motivasi utama seseorang untuk beragama adalah untuk memberi makna bagi hidupnya. Jejak pendapat lain menunjukkan bahwa teijadi kemerosotan yang tajam pada individu dewasa muda dalam menyikapi agama. Dari sini, penulis mempertanyakan bagaimanakah dengan individu dewasa muda yang malahan melakukan konversi menjadi tidak beragama. Bagaimanakah proses mencari dan menemukan makna hidup yang sedang teijadi padanya?
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan cara pengumpulan data adalah wawancara mendalam kepada tiga orang subyek. Data kemudian diolah dengan analisis inlra kasus dan antar kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaiuh melakukan konversi menjadi tidak beragama menjadi sangat bervariasi antar ketiga subyek.
Penulis tidak menemukan adanya pola khusus yang dapat disimpulkan dalam hal pengaiuh konversi menjadi tidak beragama terhadap proses mencari makna hidup yang sedang dijalani individu. Tetapi penulis melihat bahwa keputusan setiap subyek dalam melakukan konversi adalah bagian dari usahanya untuk memenuhi hal apa yang dipercaya individu sebagai sesuatu yang bernilai, sehingga dapat dikatakan juga melupakan bagian dari proses mencari makna hidup. Selain itu, keputusan untuk melakukan konversi didasari oleh keinginan subyek untuk memenuhi apa yang menjadi hal penting bagi dirinya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menjadi berstatus tidak beragama juga tidak berarti bahwa individu tak memiliki spiritualisme, tetapi bentuk spiritualisme individu diteijemahkan ke dalam bentuk dan pemahaman yang berbeda bila dibandingkan dengan ajaran agama-agama secara formalitas.
Berdasarkan penelitian, penulis menyarankan supaya ada penelitian lanjutan, untuk menemukan hal-hal baiu yang berkaitan dengan proses mencari dan menemukan makna hidup, serta kaitannya juga dengan perilaku konversi agama. Penulis mengusulkan juga penelitian-penelitian yang dipersiapkan secara lebih matang, serta berdasarkan landasan teoritis yang lebih meluas dan lebih mendalam. Dalam hal praktis, penulis mengusulkan supaya setiap individu lebih mencermati lagi dunia spiritualismenya sendiri sebagai seorang individu yang utuh dan unik, supaya spiritualismenya itu bisa membantunya dalam mencari, menemukan, lalu kemudian memenuhi makna hidupnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Trimardhany
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yomi Novitasari
"Individu yang baru melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi mengalami berbagai permasalahan, baik dalam aspek akademis maupun sosial. Permasalahan yang dialami mahasiswa baru akan lebih berat ketika ia harus tinggal terpisah dari orangtua dan kerabatnya. Mereka dituntut untuk memiliki kemampuan beradaptasi dan cara berespon yang baik terhadap kesulitan yang mungkin terjadi dalam situasi akademis dan sosial yang baru. Salah satu media yang dapat membantu mereka menghadapi kesulitan adalah buku harian. Buku harian dapat dijadikan sarang katarsis dan coping terhadap kesulitan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa menuliskan permasalahan di buku harian, selain membuat seseorang merasa lega, juga dapat memperluas perspektifnya terhadap kesulitan itu. Sehingga ia mampu untuk menemukan solusi-solusi permasalahannya.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengadakan penelitian untuk melihat bagaimana peran kekerapan menulis di buku harian pada cara berespon mahasiswi terhadap kesulitan di lingkungan akademis dan sosial yang baru, dan apakah ada perbedaan antara mahasiswi yang menulis di buku harian dengan yang tidak menulis, dalam cara berespon mereka terhadap kesulitan yang terjadi selama mereka menjadi mahasiswi tahun pertama UI dan tinggal di tempat yang terpisah dengan orangtua ( di asrama UI). Cara berespon terhadap kesulitan tersebut diukur dengan Adversity Response Profile (ARP) yang akan menghasilkan skor Adversity Quotient (AQ) dan keempat dimensinya yaitu Control (C), Ownership (O), Reach (R), dan Endurance (E). Peneliti juga menyebarkan kuesioner tentang buku harian untuk mahasiswi yang menulis di buku harian. Kuesioner tersebut memberikan data tambahan berupa aktivitas subjek penelitian dalam menulis di buku harian dan kekerapan mahasiswi dalam merasakan manfaat coping emosi setelah menulis di buku harian. Data hasil penelitian yang berupa skor ARP (AQ,C,O,R,E) dan skor kekerapan menulis di buku harian yang diperoleh mahasiswi di kelompok A akan diolah menggunakan perhitungan statistik yaitu regresi untuk melihat peran kekerapan menulis di buku harian pada cara berespon mereka terhadap kesulitan di lingkungan akademis dan sosial yang baru.
Berdasarkan perhitungan regresi tersebut ditemukan bahwa kekerapan menulis di buku harian tidak berperan secara signifikan pada cara berespon mahasiswi terhadap kesulitan di lingkungan akademis dan sosial yang baru. Analisa selanjutnya pada dimensi-dimensi cara berespon tersebut (AQ) juga membuktikan bahwa kekerapan menulis di buku harian tidak berperan secara signifikan pada persepsi mahasiswi mengenai kemampuannya untuk mengatasi kesulitan, pada keinginan mahasiswi untuk mengambil alih tanggung jawab dalam memperbaiki situasi sulit, pada persepsi mahasiswi mengenai jangkauan kesulitan ke dalam aspek kehidupannya yang lain, dan pada persepsi mahasiswi mengenai lamanya kesulitan di lingkungan akademis dan sosial yang baru akan berlangsung.
Selanjutnya, peneliti menggunakan uji t test untuk melihat perbedaan mean skor AQ, C, O, R, dan E antara mahasiswi yang menulis di buku harian dengan yang tidak menulis. Hasil perhitungan t test tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok mahasiswi yang menulis di buku harian dengan yang tidak menulis, dalam cara berespon mereka terhadap kesulitan di lingkungan akademis dan sosial yang baru, persepsinya terhadap kemampuan dirinya sendiri untuk mengatasi kesulitan, keinginannya untuk mengambil alih tanggung jawab dalam memperbaiki situasi yang buruk, persepsinya akan jangkauan kesulitan ke dalam aspek kehidupannya, dan persepsinya atas lamanya situasi sulit akan berlangsung."
2003
S3314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Nuansa
"Makna hidup merupakan hal yang esensi yang seharusnya dapat dihayati oleh setiap manusia. Dalam prakteknya makna hidup tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan hidup untuk dapat mengarahkan seseorang agar dapat memenuhi taraf kehidupan bermakna (Bastaman, 2007). Jika seseorang dapat mencapai taraf kehidupan bermakna, maka Frankl (1969) menyatakan seseorang yang telah menemukan dan mencapai makna hidupnya, dapat menghayati rasa bahagia. Kanker serviks yang pada saat ini merupakan penyakit yang menjadi penyebab mortalitas nomor satu pada wanita di Indonesia (Marzuki, 2004), merupakan salah satu bentuk penderitaan yang dapat menghilangkan makna hidup.
Pada penelitian ini, peneliti mengangkat topik mengenai dinamika para penderita kanker serviks dalam meraih kembali kebermaknaan hidup melalui berbagai tahapan sikap yang dikemukakan oleh dr. Kubler Ross serta teori logoterapi dan sumbersumber nilai makna hidup yang dapat membantu seseorang dalam mencapai tahap penerimaan diri. Sampel penelitian adalah tiga orang wanita dewasa madya yang mengidap penyakit kanker serviks. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh melalui wawancara mendalam, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel penelitian berhasil memenuhi tahap penerimaan diri dan menemukan makna hidup.

Meaning of life is essential that should be sensed by everyone. In practice meaning of life could not be separated from the goals of life to help in direct people, so could achive a meaningful life. Frankl (1969) suggested that, If someone successfully achive that state, she or he could sense happiness in his or her life. Cervical cancer as one of the tragical event that could be found in life, nowdays have been the highest terminal illness that cause of mortality in Indonesia (Marzuki, 2004) could lose meaning of someone's life.
In this research, researcher is interested to know the dynamic of the patients of cervical cancer to have a meaning of life back through the attitude stage theory which suggested by dr. Kubler Ross, theory of logotherapy, and values of meaning of life that could help people in suffering to achieve acceptance stage. The samples of this research are three middle-adulthood women who suffer from cervical cancer. Based on the analysis by depth interview, researcher concluded that those three samples have already achived the highest stage of the fifth of attidtude stage and have found meaning of life.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Arumsari
"ABSTRAK
Kehamilan di luar nikah bukan suatu kehamilan yang direncanakan. Pada
umumnya tidak ada wanita yang berharap hamil ketika melakukan hubungan
seksual di luar nikah, sehingga kehamilan yang tetjadi di luar nikah dapat
dikatakan sebagai kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Banyak dampak
negatif dari kehamilan tersebut, sehingga wanita tersebut dapat kehilangan makna
hidupnya. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang bagaimana
proses pencarian makna hidup pada wanita yang mengalami kehamilan diluar
nikah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dalam
bentuk studi kasus dengan metode pengumpulan data melalui wawancara
mendalam dan observasi. Penelitian berdasarkan pada teori Logoterapi yang
dilakukan pada tiga orang remaja wanita yang mengalami kehamilan di luar
nikah.
Hasil secara umum menunjukkan bahwa ketiga subjek mengalami proses
atau tahap pencarian makna hidup yang hampir sama, diantaranya: tahap
pengalaman tragis, tahap penghayatan tak bermakna, tahap pemahaman diri, tahap
penemuan makna dan tujuan hidup, tahap pengubahan sikap, tahap keikatan diri,
tahap kegiatan terarah dan pemenuhan makna hidup dan tahap hidup bermakna.
Ketiga subjek telah memperoleh makna hidupnya melalui makna atau arti dari
kehamilannya, meskipun satu subyek tidak melalui tahap penghayatan tak
bermakna. Dari penelitian ini dapat diperoleh pula gambaran mengenai reaksi
ketiga subjek ketika pertama kali mengetahui kehamilannya, bagaimana mereka
menyikapinya dan tindakan apa yang mereka lakukan sehubungan dengan
menyikapi kehamilan mereka. Ada hal menarik yang ditemukan dari salah satu
subyek yaitu proses penemuan makna kehamilannya yang terjadi dalam waktu
yang sangat singkat.
Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah memberikan
pedoman terutama para wanita yang sedang mengalami kehamilan di luar nikah,
beberapa yayasan atau LSM dan pada masyarakat luas serta para remaja wanita
khususnya menghindari diri dari melakukan hubungan seksual di luar nikah. Pada
penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih menitikberatkan pada hal-hal yang
dapat membantu
kehamilan yang tidak diinginkan."
2004
S3458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Diah Lestari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Djohar
"Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang proses pencarian makna hidup pada penderita stroke. Penelitian ini didasarkan pada semakin meningkatnya penderita stroke sekarang ini. Penyakit stroke tidak saja menyerang orang yng berusia 40 tahun ke atas, tetapi juga mulai menyerang kaum muda (40 tahun ke bawah). Kenyataan bahwa penyakit stroke adalah penyakit pembunuh nomer tiga di Indonesia, membuat penyakit ini perlu diwaspadai. Penyakit stroke menyebabkan penderitanya mengalami defisiensi, antara lain yaitu cacat fisik, kehilangan memori, dan tidak mampu bicara. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya ketidakbermaknaan dalam hidupnya. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana akhirnya penderita stroke dapat meraih makna hidupnya.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan data utama. Penelitian ini didasarkan pada teori-teori tentang Logoterapi dari Victor Frankl (1985) dan beberapa ahli lain termasuk H.D Bastaman (1996) yang dilakukan pada empat orang penderita stroke pria berusia dewasa menengah. Selain menggunakan metode wawancara, penelitian ini juga menggunakan metode observasi sebagai metode pelengkap.
Hasil secara umum menunjukkan bahwa keempat subyek saat ini telah menemukan makna dari penyakit stroke yang dideritanya. Semua subyek juga dapat dikatakan mempunyai semua komponen keberhasilan penemuan makna hidup yaitu Komponen Personal, Komponen Sosial, Komponen Nilai dan Komponen Spiritual.
Untuk kategori proses penemuan makna hidup, tiga subyek pernah mengalami tahap meaningless sedangkan satu subyek tidak mengalaminya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah keimanan. Secara umum semua subyek mengalami semua tahap penemuan makna hidup yakni Tahap Derita, Tahap Penerimaan Diri, Tahap Penerimaan Makna Hidup, Tahap Realisasi Makna dan Tahap Kehidupan Bermakna. Tiga subyek menunjukkan urutan yang persis sama sedangkan satu subyek berbeda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyakit kanker dewasa ini dirasakan semakin menonjol dibandingkan dengan
masa 20-30 tahun yang lalu. Dilihat dari banyaknya Iaporan bahwa penyakit kanker
cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian pada usia produktif.
(Tjindarbumi, 1994).
Penelitian di Amerika menyebutkan bahwa setiap tahun dijumpai paling sedikit
ada 9 juta kasus kanker baru, dimana 5 juta diantaranya berasal dari negara-negara
berkembang dan dari 5 juta orang yang meninggal karena kanker, 3 juta orang berasal
daari negara berkembang (Tjindarbumi, l994.). Di Indonesia saat ini diperkirakan
minimal terdapat 150 penderita kanker untuk setiap 100.000 penduduk per tahun
(Tjindarbumi , 1994).
Berdasarkan penelitian laboratorium, perempuan Iebih banyak terserang kanker
daripada laki-laki ( Tjindarbumi, 1994). Salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan
pada wanita adalah kanker payudara ( Cancer Control First Report, 1993). Di Indonesia,
kanker payudara adalah kanker yang paling banyak terdapat pada wanita setelah kanker
mulut rahim ( Data Histopatologi Kanker di Indonesia, 1990).
Kanker payudara merupakan penyakit yang ditakuti oleh semua wanita. Bukan
saja karena dapat menimbulkan kematian bagi penderitanya, tapi jenis kanker ini
menimbulkan dampak psikologis yang besar bagi wanita yang menderita karena adanya
resiko di lakukannya operasi pengangkatan payudara bagi si penderita.
Jika seorang wanita harus kehilangan payudaranya, dimana berfungsi sebagai
sumber ASI bagi bayi, juga sebagai simbol kewanitaan, keindahan dan merupakan organ
seksual sekunder akan mengalami masalah-masalah psikologis seperti rendah diri,
merasa tidak lengkap sebagai wanita, dan pandangan-pandangan negatif lain tentang
dirinya ( Gates, 1983) yang dapat berdampak pada hubungan seksual dengan suami atau
masalah dalam hubungan sosial dangan orang lain ( Gates, 1983). Untuk mengatasi
masalah dan tekanan yang dihadapi, wanita penderita kanker payudara mengembangkan
beberapa strategi penyesuaian diri (Gates, 1983) Strategi penyesuaian diri yang
digunakan ialah penyesuaian fisik dan mental (Gates, 1983).

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan
menyeluruh mengenai bagaimana wanita penderita kanker payudara menyesuaikan diri
dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Mengingat penelitian ini ingin mengetahui
tentang pengalaman dan penghayatan pribadi, maka penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif melalui metode pengumpulan data wawancara
mendalam. Peneliti mengkhususkan untuk meneliti wanita kanker payudara yang telah
menjalani operasi pengangkatan payudara (mastektomi) dengan alasan, masalah-masalah
yang dihadapi oleh mereka lebih kompleks dan beragam, yang disebabkan hilangnya
organ kebanggaan mereka. Peneliti tidak membatasi usia subyek, karena ingin melihat
bagaimana penyesuaian diri wanita penderita kanker payudara tidak hanya pada subyek
dengan usia produktif saja, agar dapat dilihat perbedaannya sehingga memperkaya
penelitian.
Dari tujuh subyek yang berhasil diwawancarai, penulis menemukan bahwa
masalah-masalah yang paling banyak dialami subyek adalah masalah penurunan konsep
diri karena hilangnya payudara dan rambut akibat kemoterapi serta masalah menurunnya
aktivitas seksual. Selain itu juga ada masalah-masalah iain seperti masalah gangguan
dalam hubungan sosial, gangguan dalam hubungan dengan anak, serta gangguan pada
aktivitas pekerjaan.Selain itu juga muncul masalah dalam biaya pengobatan. Beberapa
masalah tersebut dihayati subyek sebagai sesuatu yang stressful.
Masalah masalah yang dihadapi subyek mempengaruhi strategi penyesuaian
dirinya. Pada saat didiagnosa menderita kanker, subyek cenderung melainkan
penyesuaian diri dengan melakukan mekanisme pertahanan diri seperti penolakan
terhadap penyakitnya dan berusaha untuk tidak memikirkannya. Masalah-masalah yang
timbul setelah menjalani mastektomi , terutama penurunan konsep diri diatasi subyek
dengan melakukan penyesuaian untuk mengembalikan konsep dirinya seperti memakai
penyangga payudara, memakai wig (penyesuaian Esik) mencari informasi tentang
penyakit yang dan penyesuaian kognitif seperti mencari makna positif dari penyakit
yang dideritanya dan mengembalikan self-esteemnya dengan membandingkan dirinya
dengan orang lain yang kurang beruntung (penyesuaian kognitif). Penyesuaian subyek
terhadap masalah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya dukungan sosial dari orang lain.
Subyek yang mendapat dukungan sosial Iebih dapat menyesuaikan diri dengan baik
terhadap penyakitnya.
Yang menarik dari penelitian ini, ternyata tidak semua subyek menganggap
bahwa terhentinya aktivitas seksual sebagai suatu masalah. Ternyata reaksi subyek
terhadap penyakitnya tidak selalu negatif, ada juga subyek yang besyukur ternyata ia
masih diingatkan lmtuk menjaga kesehatannya melalui penyakit yang dideritanya.
Peneliti juga menemukan bahwa dukungan sosial tidak selamanya membantu subyek
dalam menyesuaikan dirinya, tapi juga dapat menimbulkan stres seperti perhatian orang
yang berlebihan terhadap penyakitnya
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengubah variabel
penyesuaian diri, misalnya meneliti mekanisme pertahanan diri pada wanita penderita
kanker payudara atau rnerubah subyek penelitian , misalnya meneliti penyesuaian diri
pada wanita kanker payudara usia muda atau yang belum menikah."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>