Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yostika Melani Sunaryo
"ABSTRAK
Setahim terakhir ini di Indonesia banyak teijadi kecelakaan pesawat terbang,
sebagian besar disebabkan karena faktor penerbang {human factor). Setiap
penerbang yang akan menjalankan tugas terbang hams dinyatakan siap terbang {fit
fly) terlebih dahulu sehingga diharapkan keamanan penerbangan {flight safety)
dap at tercapai. Keadaan siap terbang yang dimaksud adalah siap secara fisik,
mental, dan memiliki ketrampilan terbang yang baik. Pemeriksaan kesiapan terbang
ini dilakukan dengan cara pemeriksaan kesehatan fisik dan mental {medical
examination) dan pemeriksaan kelaikan terbang {proficiency check) setiap 6 bulan
sekalL Pemeriksaan kesehatan mental di Indonesia adalah bempa wawancara
singkat antara dokter penerbangan {flight surgeon) dan penerbang, dan tidak
didukung dengan alat-alat diagnostik yang dapat mengetahui keadaan mental
seseorang.
Maiumt Thomas (1989); Stokes dan Kite (1994), ada beberapa tipe stres pada
penerbang, yaitu Acute reactive stress, Enviromental stress. Life stress, dan
Supervisory stress. Semua stres yang dialami penerbang ini bersifat kumulatrf dan
dapat sangat mempengaruhi kineija penerbang.
Skala Stres Pilot RS Kaunang (SSPK) yang mempakan hasil adaptasi daii Pilot
Attitude Safety Survey (PASS), adalah alat diagnostik untuk mengetahui pola
gangguan psikologis dan taraf stres penerbang. Terhadap alat diagnostik ini telah
dilakukan pengujian validitas pengukuran, namun belum diketahui validitas peramalan {validity for decisions) terhadap kineqa penerbang. Padahal, sebuah alat
ukur diagnostik dapat dikatakan valid adalah bila validltas pengukuran maupim
validitas peramalan diketahui valid. Bda SSPK dinyatakan valid, maka kineija
penerbang juga dapat diramalkan sehingga keselamatan penerbangan dapat lebih
teijamin dengan penerbang-penerbang yang berkompeten. Dengan demikian,
terdapat satu masalah yang dijadikan masalah penelitian ini yaitu "Bagaimanakah
validitas peramalan alat ukur Skala Stres Pilot RS Kaunang?"
Untuk melakukan pengujian validitas peramalan SSPK, hasU tes SSPK diuji dengan
kriteria penilaian lain untuk mendapatkan koefisien validitas. Kriteiia penilaian lain
yang ditetapkan adalah penilaian kineija penerbang bempa hasilproficiency check.
Subyek penelitian dibatasi pada penerbang airline PT Garuda Indonesia yang
sudah menikah, berusia di atas 25 tahun, tingkat pendidikan minimal SLTA, dan
memilikijam terbang lebih dari 5000 jam dengan pesawat bermesin jet.
Desain penelitian adalah Ex Post Facto Field Studies, dengan telcnik korelasional,
dan metode pengolahan data dengan cara regresi linier.
Hasil penehtian adalah koefisien validitas peramalan SSPK terhadap kriteria lain
berupa hasil penilaian proficiency check, yaitu sebesar .866, dan signifikan pada
level .01; dan Skala Stres Pilot RS Kaunang dinyatakan sebagai alat ukur yang
valid.
Untuk mengetahui keadaan mental penerbang sebelum dinyatakan siap terbang,
selain mengisi SSPK dapat ditambah dengan wawancara terhadap penerbang. Dari
wawancara ini dapat digah hal-hal tambahan atau memperdalam keterangan
jawaban Skala Stres Pilot RS Kaunang, sehingga gambaran mental penerbang
dapat lebih diketahui."
1998
S2632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vonny Susanty
"Teori Sensory Integration (SI) secara garis besar menjelaskan cara otak menerima dan memproses stimulus sensorik dari Iingkungan dan dari dalam tubuh (Trott, Laurel dan Windeck, 1993). Apabila seseorang dapat memproses input sensorik dengan baik, maka ia akan berperilaku secara adaptif. Sedangkan gangguan SI disebabkan karena individu kesulitan dalam menerima dan memproses input sensorik, sehingga perilaku yang muncul menjadi tidak adaptif. Hal ini terjadi pada anak ASO (Autism Spectrum Disorder) dan anak dengan gangguan perkembangan lain. Pemahaman mengenai gambaran sensorik sangat diperlukan untuk menentukan langkah-langkah intervensi, namun belum tersedia alat ukur yang terstandar, yang dapat memberikan gambaran sensorik anak.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penulis melakukan adaptasi terhadap alat ukut The Infant/Toddler Sensory Profile, yang dikembangkan oleh Dunn (2002) dan dianggap reliabel dan valid untuk mengukur gambaran sensoris anak usia 7 - 36 bulan yang telah mampu menerima dan mcngolah infonmsi melalui seluruh sistem sensorik. Penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif terhadap 103 subyak yang dipilih menggunuakan teknik incidental sampling. Subyek adalah caregiver (orang tua, kerabat dan pengasuh) yang mempunyai dan atau mengasuh anak usia 7 sampai dengan 36 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ukur ini cukup konsisten dalam mengukur gambaran sensorik anak usia 7 - 36 bulan. Analisa item dilakukan secara kualitatif dan dilakukan sejak awal penyusunan alat ukur ini. Alat ini juga valid, mengukur dimensi yang hendak diukur, melalui 6 faktor, yaitu sensation seeking, low threshold (context), low threshold (self), oral processing, low registration dan sensory avoiding.
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah memperbaiki penyusunan item berdasarkan membuat definisi operasional yang lebih konkrit. Selain itu, penambahan jumlah item pada beberapa dimensi serta penambahan jumlah sampel, terutama pada sampeI dari populasi anak-anak yang memiliki gangguan perkembangan, juga disarankan. Menambah metode penelitian dalam melakukan uji reliabilitas dan validitas sangat diperlukan untuk menyempurnakan alat ukur yang disusun.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Ratnasari Setyaningsih
"Penelitian ini merupakan upaya untuk menganalisis reliabilitas dan validitas alat ukur penilaian kinerja karyawan (PK2) yang digunakan oleh organisasi "UT'. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kasus, karena bertujuan mendeskripsikan karakteristik suatu alat ukur PK2 yang telah dilakukan pada suatu organisasi, yang hasilnya dapat digeneralisasikan sebatas populasi di organisasi "U3".
Dalam penelitian ini digunakan tiga perangkat program, yaitu ITEMAN, SPSS 11.5 for Windows, dan Lisrel 8.54. Berdasarkan uji statistik, ketiga perangkat program ini menghasilkan nilai reliabilitas yang sama besarnya dan sama baiknya untuk ketiga kategori pada PK2. Nilai reliabilitas masing-masing kategori - Akademik, Non-Akademik, dan Struktural - adalah 0.874, 0.897, dan 0.861. Hasil perhitungan ini didukung oleh Standard Error of Measurement yang bernilai baik, yaitu 0.127, 0.122, dan 0.119. Lebih lanjut, berdasarkan T-value pada ketiga kategori PK2, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat validitas yang baik pada ketiga kategori PK2: T -value seluruhnya > 2.
Melalui uji kecocokan model ditemukan bahwa PK2 Akademik merupakan alat ukur yang baik karena setiap indikator pada PK2 Akademik memberikan bobot sumbangan yang relatif sama bagi pengukuran konstruk PK2 kategori ini. Namun, karena P-value-nya 0.00 dan nilai RMSEA-nya 0.138, PK2 Akademik, sebagai alat ukur, dapat dikatakan tidak sesuai dengan data atau menunjukkan kecocokan yang kurang mencukupi. Oleh karena itu, sebenarnya item-item pada kategori ini perlu diteliti lebih lanjut.
Sebaliknya, uji kecocokan model pada PK2 Non-Akademik dan Struktural memperlihatkan bahwa seluruh nilai pada umurnnya masuk kategori sesuai dengan data; tingkat kecocokannya dapat diterima. Diagram path pada kedua kategori ini juga memperlihatkan factor loading yang seluruhnya signifikan. Dengan demikian, seluruh indikator pada kedua kategori ini memberikan bobot sumbangan yang relatif seimbang bagi pengukuran kedua konstruk PK2 ini.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa ketiga kategori PK2 tersebut secara statistik telah terbukti relibel dan valid. Namun, karena tingkat kecocokannya, khususnya pada kategori Akademik, tidak sesuai dengan data (GOF rata-rata tidak berada pada good-fit), definisi operasional dan indikator kisi-kisi pada item-item yang nilai standardized-nya s 0.50 perlu ditinjau dan diperbaiki agar Iebih terfokus."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrini
"Alat ukur K-ABC adalah alat ukur yang digunakan untuk melihat inteligensi dan prestasi seseorang dimana di dalam alat ukur ini terdapat dua skala yaitu Skala Mental dan Skala Prestasi. Skala Mental terbagi menjadi dua skala yaitu Skala Sekuensial dan Skala Simultan. Dengan diadaptasinya alat ukur K-ABC untuk digunakan di Indonesia maka diharapkan adaptasi alat ukur ini dapat menjadi salah satu alternatif alat ukur yang dapat membantu psikolog maupun pengajar untuk memahami kemarnpuan siswa.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini akan dianalisis apakah item-item dalam setiap subtes yang terdapat dalam Skala Mental sudah tersusun berdasarkan tingkat kesulitannya dan apakah sudah memiliki validitas yang layak terhadap Kuesioner Penilaian Guru.
Metode yang digunakan untuk melihat tingkat kesulitan item adalah metode statistik modern yaitu Item Respons Theory. Sedangkan untuk melihat kelayakan validitas digunakan metode klasik yaitu Criterion-related Validity dengan metode Concurrent Validity. Pengolahan data untuk Item Respons Theory menggunakan program QUEST sedangkan untuk validitas menggunakan program SPSS13. Jumlah sampel keseluruhan yang digunakan untuk melihat tingkat kesulitan item adalah sebanyak 120 siswa, sedangkan jumlah sampel yang dilihat profil kemampuannya adalah sebanyak 30 siswa dengan rentang usia 6 sampai 7 tahun 11 bulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh item dalam subtes-subtes yang ada masih belum tersusun berdasarkan tingkat kesulitannya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adaptasi alat ukur K-ABC Skala Mental untuk usia 6 sampai 7-tahun 11 bulan ini memiliki korelasi yang tidak signifikan terhadap Kuesioner Penilaian Guru.
Disarankan agar penelitian ini dilanjutkan dengan memperbanyak jumlah sampel, memperluas wilayah untuk pengambilan sampel, dan mempertimbangkan kembali Kuesioner Penilaian Guru dalam hal item dan instruksi pelaksanaannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianta Raisa Fathania
"Dalam penelitian ini, sebuah alat ukur keasertifan dibuat untuk digunakan dalam konteks khusus yaitu dalam rumah kos. Alat ukur ini diadaptasi dari the Rathus Assertiveness Scale (McCormick, 1984), dan diuji kepada 142 mahasiswa psikologi di University of Queensland. Analisis statistik menunjukkan bahwa alat ukur ini memiliki reliabilitas yang cukup baik (α = .64). Kalkulasi Indeks Diskirimasi Item mengungkap bahwa pada umumnya, item-item dalam skala ini tidak terlalu tinggi angka indeksnya, namun kebanyakan item cukup baik angka indeksnya. Validitas dari alat ukur ini hanya terbukti sebagian, karena subskala Extraversion dari Eysenck Personality Questionnaire, sebagai salah satu dari skala validasi, tidak menunjukkan korelasi yang signifikan dengan skala GOOMS ini. Walaupun begitu, Rathus Assertiveness Scale dan Liebowitz Social Anxiety Scale dua-duanya berkolerasi secara positif dengan skala GOOMS. Secara keseluruhan, skala ini menunjukkan reliabilitas dan validitas yang cukup menjanjikan, dan dapat berguna dalam konteks dimana keasertifan sangat diperlukan.

In this study, a scale of Assertiveness in share-housing was created. The scale was adapted from the Rathus Assertiveness Scale (McCormick, 1984), and was tested on 142 Psychology students at the University of Queensland. Statistical analyses revealed that the scale had an acceptable level of reliability (α = .64). Calculations of Item Discrimination Indices also revealed that on average, items were not very high in terms of their indices, but
most obtained sufficient figures. The validity of this scale was also only partially established, as the Extraversion subscale of the Eysenck Personality Questionnaire, as one of the three validating scales, did not show significant correlation with the GOOMS scale. However, the Rathus Assertiveness Scale and the Liebowitz Social Anxiety Scale were significantly positively correlated with GOOMS. Overall, this scale showed promising direction towards good reliability and validity, and could be useful for certain contexts where assertiveness
might be socially required in a community.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Puspitasari
"California Marriage Readiness Evaluation (CMRE)merupakan tes psikologi untuk mengukur kesiapan perkawinan yang disusun oleh Morse P. Manson Ph.D, dan dipublikasikan oleh Western Psychological Services (WPS) di Amerika Serikat. Tes ini rnengukur kesiapan perkawinan dalam 8 subkategori yang tercakup kedalam 3 kategori yang paling relevan dengan kesiapan perkawinan. Kategori Kepribadian terdiri dari 3 subkategori yaitu struktur karakter, kematangan emosi, dan kesiapan menikah. Kategori Persiapan terdiri dari 3 subkabegori yaitu pengalaman keluarga, keuangan dan rencana masa depan. Kategori yang terakhir adalah kategori interpersonal yang terdiri dari 2 subkategori yaitumotivasi menikah dan kesesuaian.
Tujuan penelitian ini adalah mengadaptasi CMRE sehingga akhirnya dihasilkan alat ukur kesiapan perkawinan yang dapat digunakan di Indonesia. Dan agar CMRE dapat dianggap sebagai tes psikologi yang balk dan memenuhi syarat, perlu dilakukan uji reliabilitas, validitas, serta norma.
Penelitian ini melibatkan 64 orang sarnpel yang terdiri 32 wanita dan 32 pria dengan rentang usia antara 20-30 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian tes secara individual. Pengolahan reliabilitas, menggunakan metode tes u1ang (test-retest method) yaitu CMRE diberikan 2 kali kepada subyek yang sama dengan selang waktu antara pengambilan tes pertama dan tes kedua 1 bulan. Kedua distribusi skor tes ini dikorelasikan dengan rumus Pearson Product Moment. Pengolahan validitas menggunakan pendekatan construct validity dengan rnelihat konsistensi internal CMRE. Perhitungan validitas ini mengkorelasikan item dengan skor total tes itu sendiri.
Dari hasil analisis secara umum, koefisien korelasi reliabilitas CMRE pada setiap subkategori mencapai alpha Iebih dari 0,60. Koefisien reliabilitas terendah adalah subkategori pengalaman keluarga ( 0, 6542) dan koefisien reliabilitas tertinggi adalah total CMRE ( 0,9035). Hal ini berarti tes ini memiliki stabilitas dan konsistensi yang cukup baik. Pengujian validitas CMRE menunjukkan koefisien validitas antara 0, 2125 sampai O, 6743, Dalam pengujian validitas ini, peneliti melakukan pembuangan terhadap item-item CMRE yang tidak valid pada setiap subkategori. Pembuatan norma untuk kelompok sampel ini menggunakan perhitungan persentil, dan profil norma terbagi dalam 4 kelompok yaitu minimum readiness, fair readiness, good readiness, dan maximum readiness.
Berdasarkan apa yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini, baik yang berkenaan dengan pelaksanaan penelitian maupun hasilnya peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian ulang untuk mengembangkan CMRE sehingga lebih sesuai dengan kondisi sosial dan budaya di indonesia, dengan jumlah dan latar belakang subyek yang lebih bervariasi. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan terbuka kesadaran akan adanya kebutuhan pada suatu tes yang dapat mengukur dan mengevaluasi kesiapan perkawinan bagi pasangan-pasangan yang akan rnemasuki kehidupan perkawinan. Peneliti berharap dengan adanya alat ukur kesiapan perkawinan nantinya dapat membantu konseling-konseling perkawinan yang ada di Indonesia."
1997
S2490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherine Kamila Hassan
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan skala baru dalam mengukur grit dengan mengacu pada skala grit yang dikembangkan oleh Angela Lee Duckworth dan rekan-rekan nya 2007 . Pada tepatnya, penelitian ini akan menjawab apakah skala grit yang baru dapat memperoleh hasil yang sama dengan skala grit s-grit yang dikembangkan oleh Duckworth 2007 dan menghasilkan nilai validitas dan reliabilitas yang sesuai. Untuk menguji validitas skala tersebut, tiga hipotesis empiris digunakan untuk menganalisis korelasi antara hasil yang diperoleh skala baru dan s-grit dengan menguji internal consistency dan item discrimination index, yang hasilnya juga digunakan untuk menguji validitas skala baru. Hasil yang ditemukan dari analisis validitas dan reliabilitas konsisten dengan tiga hipotesis empiris adalah korelasi positif antara skor dari skala baru dan s-grit, korelasi positif antara skor conscientiousness dari skala baru dan s-grit, dan korelasi positif antara skor work-ethics profile dari skala baru dan s-grit. Ini menunjukkan bahwa skala grit yang baru memiliki validitas yang cukup tinggi karena kesesuaiannya dengan validitas skala s-grit. Namun, berdasarkan hasil penelitian ini, penelitian kedepannya dapat meningkatkan nilai item discrimination index untuk meningkatkan validitas dan keumuman skala grit baru.

ABSTRACT
The aim of this study is to develop a new grit scale with reference to the established grit scale by Duckworth and colleagues 2007 . Specifically, the purpose of this study is to discover whether the redeveloped grit scale will yield the same outcome as the previous grit scale while maintaining validity and reliability. To establish the validity of the new grit scale, three empirical hypotheses are generated to examine the relationship between the scores on the new scale and scores on other measures, as well as identifying the sample characteristics of grit. Additionally, reliability analyses such as Internal Consistency and Item Discrimination Index were also conducted to strengthen the new scale rsquo;s validity. The new grit scale was high in internal consistency and most items had reasonable item discrimination indices. Results showed that that all hypotheses were supported such that a positive correlation was found between the scores of the new grit scale and short grit scale, scores of the new grit scale positively correlate to scores on conscientiousness and scores of the new grit scale positively correlate to scores on work ethics profile. This indicated that the new measurement scale has decent validity. However, further research should focus on improving item discrimination index to strengthen validity of the new grit scale and increase generalizability. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Arini Ekaputri
"Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan alat ukur baru untuk mengukur tingkat kepribadian extraversion.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur baru tersebut. Alat ukur tersebut diujikan kepada 118 partisipan dengan rentang usia 19 hingga 50 tahun. Secara keseluruhan, alat ukur baru yang dirancang tergolong reliable dan valid. Semua alat ukur yang digunakan sebagai alat ukur validasi dalam penelitian ini juga tergolong reliable. Hasil dari Indeks Diskriminasi Item (IDI) menunjukan bahwa hanya 1 dari 10 item dalan alat ukur tersebut yang kurang efektif. Sedangkan, 9 item lainnya efektif dan berkontribusi dengan baik untuk alat ukur tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa alat ukur baru tersebut tergolong reliable. Selain itu, hasil menunjukan bahwa alat ukur baru ini berkolerasi positif dengan alat ukur personal wellbeing seperti prediksi. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukan bahwa alat ukur ini berkorelasi negative dengan alat ukur neuroticismseperti prediksi. Maka dari itu, alat ukur baru tersebut tergolong valid.

The present study developed a new scale to measure the level of individual’s level of extraversion personality. The aim of the study was to measure the validity, reliability, and item discrimination indices of the new self-report scale for assessing extraversion. The scale was tested on 118 participants aged 19 to 50 years old. Overall, the new scale was found to be reliable, normally distributed, and valid. All the validating scales used in the present study were also found to be reliable and normally distributed. The Item Discrimination Indices (IDI) scores for the new extraversion scales showed that only 1 out of 10 items was less effective. The remaining 9 items were found to be effective and contributes well to the scale. The new scale also found to have a good internal consistency. Thus, the new scale was concluded to be reliable. The results showed that the new scale was positively correlated with personal wellbeing scale as predicted. Moreover, the new scale was found to be negatively correlated with neuroticism scale as predicted. Therefore, the new scale was concluded to be valid.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Yulita Rosaria
"Alat ukur K-ABC merupakan alat ukur yang digunakan untuk melihat inteligensi dan prestasi seseorang. Alat ukur ini terdiri dari dua skala yaitu Skala Mental dan Skala Prestasi. Skala Mental terbagi menjadi dua skala yaitu Skala Sekuensial dan Skala Simultan. Adaptasi alat ukur K-ABC yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini diharapkan agar alat ukur ini dapat digunakan di Indonesia sehingga menjadi salah satu alternatif alat ukur yang membantu psikolog maupun pengajar untuk memahami kemampuan siswa.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini akan dianalisis apakah item-item dalam setiap subtes yang terdapat dalam Skala Mental sudah tersusun berdasarkan tingkat kesulitannya dan apakah sudah memiliki validitas yang layak terhadap Kuesioner Penilaian Guru (teacher rating).
Peneliti menggunakan metode statistik modem yaitu Item Respons Theory untuk melihat tingkat kesulitan item. Sedangkan untuk melihat kelayakan validitas digunakan metode klasik yaitu Criterion-related Validity dengan metode Concurrent Validity. Pengolahan data untuk Item Respons Theory menggunakan program QUEST sedangkan untuk validitas menggunakan program SPSS. Jumlah sampel keseluruhan yang digunakan untuk melihat tingkat kesulitan item adalah sebanyak 120 siswa, sedangkan jumlah sampel yang dilihat profil kemampuannya adalah sebanyak 30 siswa dengan rentang usia 10 sampai 12 tahun 6 bulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh item dalam subtes-subtes Skala Mental alat ukur K-ABC belum tersusun berdasarkan tingkat kesulitannya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adaptasi alat ukur K-ABC Skala Mental untuk usia 10 sampai 12 tahun 6 bulan ini memiliki korelasi yang tidak signifikan terhadap Kuesioner Penilaian Guru.
Disarankan agar penelitian ini dilanjutkan dengan memperbanyak jumlah sampel, memperluas wilayah untuk pengambilan sampel, dan mempertimbangkan kembali Kuesioner Penilaian Guru dalam hal item dan instruksi pelaksanaannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Prabandari
"Alat ukur K-ABC merupakan alat ukur inteligensi yang sudah terbukti reliabel dan valid untuk mengukur inteligensi untuk anak usia 2,6 sampai dengan 12,6 tahun berdasarkan beberapa penelitian di Amerika dan di Indonesia. Alat ukur ini juga tidak dipengaruhi faktor budaya atau culture fair. Alat Ukur K-ABC yang dapat mengukur inteligensi adalah Skal Mental. Skala Mental terbagi menjadi dua skala yaitu Skala Sekuensial dan Skala Simultan. Penelitian adaptasi Alat Ukur K-ABC yang dilakukan ini bertujuan untuk dituj ukan untuk mengetahui apakah item-item dalam setiap subtes yang terdapat dalam Skala Mental sudah tersusun berdasarkan tingkat kesulitannya dan apakah sudah memiliki validitas yang layak terhadap Kuesioner Penilaian Guru. Diharapkan dari hasil penelitian ini diperoleh data-data yang mencukupi untuk melakukan penelitian lanjutan guna memperoleh norma kelompok, sehingga Alat Ukur K-ABC dapat digunakan sebagai altematif alat ukur inteligensi di Indonesia. Metode statistik yang digunakan untuk analisis item adalah metode statistik modern yaitu Item Respons Theory, lalu pengolahan data untuk metode ini menggunakan program QUEST. Sedangkan untuk melihat kelayakan validitas digunakan metode klasik yaitu Criterion-related Validity dengan metode Concurrent Validity dan menggunakan program SPSS13.
Berdasarkan hasil pengolahan analisis item menunjukkan bahwa seluruh item dalam subtes-subtes Alat Ukur K-ABC Skala Mental belum tersusun berdasarkan tingkat kesulitannya. Sedangkan hasil dari uji validitas adalah bahwa adaptasi alat ukur K-ABC Skala Mental untuk usia 8 sampai dengan 9 tahun 11 bulan tidak berkorelasi secara signifikan terhadap Kuesioner Penilaian Guru. Hal ini disebabkan antara lain karena item-item yang kurang sesuai dengan kondisi belajar mengajar di kelas siswa usia 8 - 9 tahun 11 bulan, kurang bervariasinya jawaban guru pada kuesioner dan kondisi yang kurang kondusif ketika memberikan kuesioner yaitu saat para guru sedang sibuk mempersiapkan ujian akshir semester.
Beberapa saran yang diberikan untuk penelitian lanjutan antara lain, untuk mernperbaiki item-item pada Kuesioner Penilaian Guru agar lebih sesuai dengan situasi kelas siswa usia 8 - 9 tahun 11 bulan, penyesuaian gambar-gambar yang digunakan dengan masa sekarang dan pelaksanaan tes di pagi hari agar respon subyek dapat lebih optimal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T18568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>