Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142565 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Desliana
"Internet merupakan salah satu media baru yang sudah mulai banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik pelajar, mahasiswa, profesional, dan universitas. Dengan memiliki kelebihan-kelebihan tertentu seperti lebih cepat, interaktif, efisien, serta kaya akan informasi, internet menjadi suatau bagian yang tidak dapat dipisahkan untuk beberapa kalangan tertentu, seperti halnya dengan telepon atau mesin faks. Penelitian ini mencoba untuk melihat apakah para praktisi Humas yang terhimpun dalam PERHUMAS mampu melihat internet sebagai bagian yang memiliki keunggulan. tersebut, sebagai salah satu alat yang digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi kehumasan mereka. Seperti untuk mengirimkan press release via email kepada wartawan, atau mengadakan netmeeting dengan shareholders, membuat web untuk kepentingan distribusi informasi, dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, Peneliti membuat variabel-variabel penelitian yang terdiri dari Pengetahuan Humas tentang Internet, Penilaian Humas tentang Internet dan Penggunaan Internet sebagai Media Humas. Populasi dalam penelitian ini adalah para praktisi Humas yang berdomisili di Jakarta, sedangkan sampel yang diambil adalah para praktisi Humas yang tergabung dalam PERHUMAS (Perhimpunan Hubungan Masyarakat) sejumlah 50 orang. Dengan menggunakan metode kuantitatif, Peneliti menyebarkan kuesioner serta mengolah kuesioner tersebut dengan menggunakan SPSS. Hasil dari SPSS menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara Pengetahuan Humas tentang Internet dengan Penggunaan Internet sebagai Media Humas, serta terdapat hubungan positif pula antara Pengetahuan Humas tentang internet dengan Penilaian Humas tentang Internet. Hal tersebut sesuai dengan Hierarchy of Effect yang dikemukakan oleh Lavidge dan Steiner yang menjabarkan untuk mencapai tahap konatif (perilaku), pada umumnya akan melalui tahap sebelumnya yaitu tahap kognitif (awareness) dan tahap afektif (evaluasi). Namun, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara tahap p enilaian Humas tenta.ng internet dengan penggunaan internet sebagai media Humas. Dengar kata lain, model Hierarchy of effect tersebut tidak berlaku dalam melihat proses penggunaan internet sebagai media humas, khususnya karena tidak ditemukannya hubungan antara tahap efektif dengan tahap konatif dalam penelitian ini. Adanya kondisi seperti itu diduga disebabkan oleh faktor internal dan eksternal para praktisi. Faktor Internal mengacu kepada "keinginan untuk memenuhi harapan orang lain" dan faktor eksternal mengacu pada ketersediaan fasilitas internet di kantor masing-masing praktisi Humas. Faktor internal tersebut juga dikemukakan oleh Andersen yang mengatakan bahwa terdapat potensi besar kesalahan antara sikap (penilaian) dan tindakan (penggunaan). Seseorang dapat saja mempunyai pendapat atau sikap yang berbeda namun sikapnya tersebut tidak sesuai dengan perilakunya. Begitu pula dalam penelitian ini, terdapat potensi bahwa para praktisi mempunyai sikap tertentu tentang internet namun mempunyai perilaku yang berbeda dengan sikapnya tersebut. Hubungan antara penilaian dan penggunaan internet dapat terbentuk ketika variabel usia dan keterampilan komputer masuk sebagai variabel antara, khususnya pada kondisi praktisi yang berusia ≤ 40 tahun dan mempunyai sertifikat kursus komputer. Selain itu, basil temuan penelitian juga menunjukkan bahwa faktor seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan, keterampilan komputer, serta posisi pekerjaan tidak mempengaruhi hubungan antara pengetahuan, penilaian, serta penggunaan internet sebagai media Humas. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan melihat konteks waktu. Peneliti mempunyai dugaan bahwa para praktisi tersebut tidak mempunyai keterampilan serta pengetahuan yang cukup untuk menggunakan internet. Internet sebagai salah sate media, baru mulai banyak digunakan dalam waktu 3-4 tahun belakangan. Dengan demikian, pada saat itu para praktisi yang mempunyai usia berkisar 25-50 tahun, tidak atau kurang mendapatkan kurikulum atau keterampilan komputer ketika mereka berumur 15-22 pada saat di bangku sekolah atau kuliah. Kondisi ini berbeda dengan anak sekolah atau anak kuliah tahun-tahun belakangan ini. Dengan begitu banyak fasilitas internet di sekolah, kampus bahkan di warung internet sekalipun."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Satriani
"ABSTRAK
Pada bulan November 2001 Komite Kerja Sektor Keuangan DPRRl, memutuskan untuk melanjutkan program restrukturisasi lima Bank Swasta Nasional yaitu Bank Bali, Bank Universal, Bank Prima Express, Bank Artamedia serta Bank Patriot, melalui mekanisme merger. Adapun tujuan dari merger tersebut adalah untuk membentuk bank yang kuat struktur permodalannya, sehat dan kompetitif dalam mengoptimalkan fungsi intermediasinya. Proses tersebut selesai dilakukan secara keseluruhan pada tanggal 31 Maret 2003, ditandai dengan perubahaan nama perusahaan menjadi PT. Bank Permata, tbk. Mencermati dari proses merger tersebut terutama dalam proses penggabungan sumber daya manusianya, maka didapatkan suatu komposisi, mulai dari pengurus dan pengelola bank sampai dengan para karyawannya, yang berisi kumpulan sumber daya manusia yang beraneka ragam latar belakang budaya kerja mereka berdasarkan dari budaya perusahaan mereka sebelumnya. Masalah kultur perusahaan yang baru merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kesalahpahaman dan kecemburuan antara staf dan pegawai satu bank asal sebelum merger dengan lainnya, yang disebabkan oleh budaya kerja yang berbeda-beda sebelumnya, akan menjadi sumber penyakit yang memunculkan berbagai masalah berat. Budaya perusahaan yang baru harus segera diperkenalkan guna menghindari hal tersebut diatas, karena pada dasarnya fungsi suatu budaya dalam suatu sosialisasi/organisasi adalah sebagai model-model bagi tindakan-tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-orang yang yang berinteraksi pada suatu saat tertentu. Peranan Humas Internal sangat diharapkan dalam memperkenalkan budaya baru tersebut Peranan itu sendiri dapat dilakukan dengan menerapkan suatu metode Perencanaan dan Manajemen Humas yang baik serta melalui penggunaan suatu mediakomunikasi yang tepat. Maka penelitian ini ingin mengkaji bagaimana Perencanaan dan Manajemen Humas Internal Bank Permata, yang berfungsi sebagai humas internal perusahaan, belum melaksanakan fungsinya tersebut dengan baik yang dilihat dari tidak adanya analisis situasi pada khalayak target sebagai bagian dari perencanaan humas serta tidak dilakukannya evaluasi kegiatan untuk menilai sejauhmana target atau tujuan dapat tercapai."
2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Winoto
"Peranan hubungan masyarakat atau public relations (PR) semakin dirasakan penting dalam menunjang keberhasilan program komunikasi perusahaan secara umum, maupun secara khusus dalam lingkup kegiatan pemasaran, baik pemasaran produk maupun jasa. Kegiatan ini umum dikenal sebagai marketing public relations. Sejalan dengan semakin dirasakan pentingnya dukungan PR, maka humas internal ataupun konsultan PR semakin pula diperlukan.
Tesis ini menelaah kekuatan, kelebihan serta kekurangan dan kelemahan humas internal dan konsultan PR, dalam menjalankan peranannya ditinjau dari evaluasi kegiatan media relations dalam konteks marketing public relations. Industri yang menjadi bahan telaah adalah penerbangan, khususnya pembukaan jalur penerbangan baru Jakarta-Melbourne. Pemilihan industri penerbangan adalah karena sifatnya yang rentan terhadap krisis sehingga dukungan PR mutlak diperlukan.
Tujuan penelitian adalah memberi masukan dan penimbangan dalam penetapan pilihan untuk mengelola secara internal divisi humas, atau memanfaatkan jasa konsultan, atau memakai kombinasi ke duanya. Dan bagaimana mengevaluasi kegiatan media relations sehingga dapat dilakukan upaya peningkatan kualitas hubungan yang ada.
Evaluasi dilakukan atas tahap persiapan dan implementasi program media relations, yaitu isi dan format materi informasi ke media massa, analisis isi liputan, dan wawancara dengan lima media massa berjangkauan nasional. Analisis isi liputan mengacu pada sistim skoring Quentin Bell. Metode penelitian adalah deskriptif.
Hasil evaluasi menunjukkan sistim skoring Bell bermanfaat untuk menganalisa isi liputan secara sederhana namun meliput hampir semua aspek yang mewakili karakteristik yang dianggap panting oleh media. Hasil lainnya adalah kriteria keberhasilan media relations bukan kuantitas tapi kualitas liputan. Merpati Nusantara Airlines memperoleh liputan secara luas tapi dari sisi kualitas memiliki nilai skor lebih rendah dibandingkan Ansett Australia Airlines, sehingga kegiatan media relations Ansett Australia dikatakan lebih berhasil.
Penerapan evaluasi dalam jangka panjang akan memungkinkan proyeksi hasil analisis kualitas kegiatan media relations secara lebih tepat. Data yang ada akan bermanfaat untuk memahami kelemahan dan kekuatan program PR dan karakteristik media secara lebih akurat, sehingga upaya perbaikan dan perencanaan dapat dilakukan lebih efektif.
Sesuai tujuan dan karakteristik perusahaan, maka pilihan Merpati Nusantara Airlines untuk rnengelola humas secara internal sudah tepat, demikian pula Ansett Australia Airlines dalam memanfaatkan konsultan PR. Namun dalam melaksanakan peranan dalam media relations, hasil wawancara menunjukkan masih perlunya peningkatan kualitas masing-masing.
Guna meningkatkan kinerja praktisi PR, penulis menyampaikan saran: diterapkannya analisis isi liputan secara intensif, ditingkatkannya upaya mendukung citra perusahaan bagi humas internal, dan pemahaman produk lebih mendalam oleh konsultan PR. Praktisi PR perlu lebih proaktif menjalankan peranannya dalam media relations. Evaluasi kegiatan PR secara berkala dan berkesinambungan perlu dilakukan, baik melalui analisis isi liputan maupun dengan membuka forum komunikasi dengan media massa sebagai mitra utama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Badawi
"ABSTRAK
Universitas Indonesia sebagai lembaga perguruan tinggi publik di melalui pers. negeri berkepentingan untuk berhubungan dengan luarnya, salah Hubungan tersebut dilakukan semata-mata dalam hubungan yang satunya adalah dengan dan bergantungan, karena hidup dalam suatu lingkungan, tak mau kegiatannya akan saling bersinggungan. saling yang mau Bagian Hubungan Masyarakat-lah yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan yang berhubungan secara resmi Bagian Humas UI memiliki tugas dan fungsi sebagai layaknya Humas organisasi lainnya, yaitu untuk dalam dengan pers. mengkomunikasikan segala aktivitas UI kepada masyarakat luar, guna terciptanya citra yang baik. Sehingga konsep Hubungan Media (Media Relations) pada kebanyakan organisasi lainnya, juga bisa diterapkan secara praktis pada Humas UI. Pada tahap operasionalisasinya, antara teori Media Relations yang ideal dengan prakteknya di lapangan sering tidak sejajar secara sempurna. Walaupun tugas dan fungsi Humas UI secara struktural maupun gambaran kerjanya tegas dan rinci menunjuk pada kegiatan Media Relations, namun pada prakteknya kurang memberi hasil maksimal. Hasil maksimal dari sebuah hubungan media dapat terlacak dari respon pers terhadap kegiatan-kegiatan Humas UI tidaklah berbeda UI. Komentar pers yang mengkritik Humas mencolok dengan kritikan pers Humas-humas di departemen pemerintah. kental serta kurang memberikan informasi secara cepat, tepat dan terus terang, sebagai beberapa hal yang dianggap secara terhadap kegiatan Kesan birokratisnya yang kurang memuaskan pers. fungsi antara Humas dan Pers mengakibatkan keduanya menjadi kompleks. Di satu pihak Humas UI ingin bertangung jawab sebaik-baiknya terhadap organisasi berada di atasnya; di lain pihak pers mempunyai kepentingan tersendiri dengan informasi yang dicari dan diterimanya dari Humas sesuai dengan nilai berita, visi, dan misi medianya. Perbedaan hubungan yang Dari wawancara mendalam dapat diketahui, ketidaksempurnaan kegiatan Media Relations dari Humas UI ini tidaklah I mengganggu secara mendasar bagi kelanjutan hubungannya dengan pers. Karena pers itu sendiri pada isyu-isyu tertensudah cukup puas sensitifv politis, Humas UI tidak bisa diandalkan sebagai lembaga resmi yang menjadi sumber berita yang rapkan tampil. Ini menguatkan fenomena dominan yang seragam dengan Humas pemerintah lainnya. misalnya kegiatan akademis ilmiah, layanan Humas UI. Namun, pada isyu yang tu, dengan terutama masalah diha- Peningkatan kualitas hubungan media memiliki dua syarat pokok, yakni pemberian otoritas yang lebih besar kepada Humas UI dalam berhubungan dengan pers, serta peningkatan sumber daya stafnya agar lebih menguasai praktek hubungan media secara profesional."
1993
S3941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media massa dan Internet dipergunakan sebagai sarana
penyebarluasan informasi dan promosi oleh pengelola industri kecil dan menengah di kota Bandung. Penelitian ini
menggunakan pendekatan dan metode penelitian kuantitatif, yaitu survei dengan teknik analisis deskriptif. Data
yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner, wawancara, studi pustaka dan pencarian data di Internet. Sampel
diperoleh dengan teknik proporsional random sampling dimana diperoleh ukuran sampel 96. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa hanya sebagian kecil pengelola industri kecil dan menengah menggunakan media massa
dan Internet. Intensitas penggunaan media massa dan Internet sangat tergantung pada media yang digunakan. Media
yang paling sering digunakan oleh pengelola industri kecil dan menengah adalah email. Informasi yang paling
dominan disampaikan di media massa dan Internet adalah informasi mengenai produk. Tidak ada cara khusus
yang dilakukan oleh pengelola industri kecil dan menengah untuk menentukan media mana yang digunakan untuk
menyebarkan informasi dan promosi, mereka lebih banyak bergantung pada promosi dari mulut ke mulut dari
konsumen yang pernah menggunakan produknya. Berkaitan dengan biaya, Internet menjadi media alternatif untuk
sarana promosi karena biayanya relatif murah dibandingkan dengan media lainnya. Kesimpulannya, pemahaman
pengelola usaha kecil dan menengah terhadap fungsi media massa dan Internet untuk menyebarkan informasi dan
promosi masih kurang, padahal banyak media, terutama Internet, tidak memerlukan biaya besar dalam penggunaannya."
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri B. Sulistyani
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Deborah Imelda
"Universitas Indonesia (UI) sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki kekuatan moral dalam mendidik manusia Indonesia (mahasiswanya), dituntut untuk selalu siap dalam menghadapi perubahan zaman. Salah satunya perubahan status UI menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN), yang memberi konsekuensi perubahan mendasar di segala bidang. Dalam menginformasikan perubahan yang mendasar ini, perlu adanya suatu badan Kehumasan yang dapat mengkomunikasikan segala bentuk informasi, baik itu dalam bentuk pertukaran fakta, pandangan dan gagasan antara UI dengan masyarakatnya. Adapun tujuan dan pembentukan Humas dianggap penting karena praktisi Humas dapat menciptakan sistem komunikasi dan informasi yang terpola dan terpadu dalam publik internal dan atau eksternal UI, membentuk dan memelihara citra UI sebagai universitas yang positif di mata publik. Fungsi dan peran Humas UI dalam hal ini diharapkan mampu memberi kontribusi strategi komunikasi yang efektif untuk membantu Pimpinan Universitas dalam pencapaian tujuan universitas. Agar humas universitas itu sendiri dapat berjalan dengan baik dalam menyamakan persepsi publik, perlu dikaji terlebih dahulu bagaimana tanggapan publik atas keberadaan humas. Berangkat dari tanggapan yang diberikan publik internal universitas maka dapat dideskripsikan bagaimana pengetahuan tentang humas, pendapat dan harapan atas keberadaan divisi humas dalam universitas dan bagaimana hubungan antar variabel tersebut diatas. Yang ingin dicapai pada penelitian yang mengg-unakan pendekatan eksplanatif kuantitatif ini adalah untuk mengetahui serta dapat menggambarkan sejauh apa tingkat pengetahuan publik internal tentang humas secara umum dan bagaimana tingkat pendapat dan harapan mereka terhadap fungsi dan peran Humas UI, serta korelasi diantaranya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang termasuk dalam publik internal UI, dengan sampel yang diambil adalah publik internal pada Rektorat, FISIP dan Fakultas Teknik, jumlah responden yaitu 60 orang. Dengan 5 dimensi pada operasionalisasi konsep, indikator-indikator pertanyaan pada kuesioner yang disebar pengukurannya menggunakan skala Likert-Interval, dimana tingkat pengetahuan menggunakan kategori jawaban Sangat Tidak Tahu hingga Sangat Tahu, tingkat pendapat menggunakan kategori jawaban Buruk hingga Sangat Baik, dan tingkat harapan menggunakan kategori jawaban Tidak Setuju hingga Sangat Setuju. Variabel independennya masing-masing Profil Responden dan Tingkat Pengetahuan tentang humas secara umum, variabel dependennya masing-masing Tingkat Pendapat dan Tingkat Harapan terhadap Fungsi dan Peran Humas UI. Pengolahan data analisa univariat dan bivariat menggunakan SPSS dengan teknik analisis Descriptive-Frequency, Pearson's Correlations dan Compare Means — ANOVA. Hasil dan pengolahan data tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif dengan arah kekuatan hubungan Cukup Kuat antara pengetahuan publik internal tentang humas secara umum dengan harapan mereka terhadap fungsi dan peran Humas UT. Berdasarkan fungsi dan peranannya di UI, diketahui bahwa sebagian besar publik internal UI berpendapat Humas UI pada kategori penilaian "BIASA" dengan kata lain, pendapat publik internal terhadap Humas UI berada path level sedang (tidak rendah, juga tidak tinggi). Publik internal memberi penilaian yang paling dianggap baik terhadap fungsi dan peran Humas UI sejauh ini adalah kegiatan publikasi seperti pameran pendidikan, sponsorship yang telah dilakukan, dimana rata-rata menjawab dengan kategori BAIK. Sementara, pendapat berupa penilaian yang paling rendah terhadap kegiatan humas di UI oleh publik internal adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan krisis komunikasi internal, kegiatan membangun identitas UI status BHMN dilingkungan internal yang dianggap belum merata dan belum adanya kegiatan yang berhubungan dengan dialog kepada publik internal UI. Hasil analisa difference juga menunjukkan adanya perbedaan pada kelompok jenis kelamin dan latar belakang pendidikan atas harapan mereka terhadap fungsi dan peran Humas UI. Dari hasil interpretasi data berdasarkan analisis SPSS juga terlihat bahwa harapan yang memiki tingkat kesetujuan yang paling tinggi adalah harapan publik internal (Rektorat, FISIP dan Fakultas Teknik) agar Humas UI mempunyai fungsi dan berperan lebih besar dalam menjalankan kegiatan komunikasi, yaitu sebagi media informasi dan komunikasi, membentuk citra positif universitas, dan membangun identitas UT berstatus BHMN baik dilingkungan dalam maupun luar universitas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Aura Sandiana
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran mediasi coping berfokus emosi pada hubungan trait kepribadian dan tingkat penggunaan internet bermasalah. Sebanyak 174 orang partisipan dengan rentang usia 18-29 tahun M = 23,1, SD = 2,7 telah mengisi kuisioner secara online. Terdapat tiga alat ukur untuk mengukur ketiga variabel, yakni Generalized Problematic Internet Use Scale 2, Big Five Inventory Brief COPE.
Berbeda dari penemuan dalam riset sebelumnya Zhou, Li, Li, Wang, Zhao, 2017, Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa coping berfokus emosi tidak dapat bekerja sebagai mediator dalam hubungan ketiga trait kepribadian yaitu neuroticism, extraversion, openness dengan penggunaan internet bermasalah. Meskipun demikian,penelitian ini menemukan bahwa arah hubungan antara ketiga variabel telah sejalan dengan teori dan temuan sebelumnya. Dugaan mengenai kemungkinan tidak terjadi signifikansi didiskusikan lebih lengkap di dalam.

This study was conducted to examine the role of emotional coping mediation on the relationship trait personality and the level of Internet usage problem. A total of 174 participants with age range 18 29 years M 23.1, SD 2.7 have completed the questionnaire online. There are three measuring tools to measure the three variables, namely Generalized Problematic Internet Use Scale 2, COPE Big Five Inventory Brief.
In contrast to previous research findings Zhou, Li, Li, Wang, Zhao, 2017 , the findings of this study show that emotional focused coping did not work as a mediator in the three personality trait relationships neuroticism, extraversion, openness with problematic internet use. Nevertheless, this study found that the direction of the relationship between the three variables has aligned with previous theories and findings. Allegations about the possibility of no significance are discussed more fully inside.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Indriani Cahyadewi
"Internet memegang peranan signifikan dalam perkembangan remaja saat ini, sehingga tidak menutup kemungkinan akan adanya risiko yang mengikutinya. Salah satunya adalah penggunaan internet yang bermasalah. Penggunaan internet bermasalah memiliki kaitan erat dengan berbagai masalah psikologis, salah satunya adalah distres psikologis. Strategi coping yang digunakan oleh remaja diharapkan dapat menjelaskan hubungan antara penggunaan internet bermasalah dan distres psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran strategi coping sebagai mediator dalam hubungan antara penggunaan internet bermasalah dan distres psikologis pada populasi remaja. Penelitian dilakukan pada 323 remaja berusia 15-18 tahun (M = 16.38) yang merupakan pengguna internet aktif. Penggunaan internet bermasalah diukur menggunakan instrumen Generalized Problematic Internet Use-II (GPIUS-II), distres psikologis diukur menggunakan instrumen Depression, Anxiety, and Scale-21 (DASS-21), dan strategi coping diukur dengan instrumen Brief COPE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi coping venting, denial, behavioral disengagement, dan self-blame memediasi secara parsial hubungan antara penggunaan internet bermasalah dan distres psikologis pada remaja. 

The internet plays a significant role in the development of today's adolescents, which inevitably brings associated risks. One such risk is problematic internet use. Problematic internet use is closely related to various psychological issues, one of which is psychological distress. Coping strategies employed by adolescents are expected to explain the relationship between problematic internet use and psychological distress. This study aims to examine the role of coping strategies as mediators in the relationship between problematic internet use and psychological distress among adolescents. The research was conducted on 323 adolescents aged 15-18 years (M = 16.38) who are active internet users. Problematic internet use was measured using Generalized Problematic Internet Use-II (GPIUS-II), psychological distress was measured using Depression, Anxiety, and Stress Scale-21 (DASS-21), and coping strategies were measured using the Brief COPE instrument. The results showed that venting, denial, behavioral disengagement, and self-blame coping strategies partially mediated the relationship between problematic internet use and psychological distress among adolescents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>