Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayuningdyah Sekararum
2010
S3673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalinda Bella
"Latar belakang : Kanker Payudara memiliki efek jangka panjang limfedema. Limfedema mempengaruhi aspek fisik, psikologis, dan psikososial yang berdampak buruk terhadap kualitas hidup.
Metode : metode crosssectional menggunakan kuesioner demografi, Zung Anxiety Rating Scale, Enrichd Social Support Instrument, dan Lymphedema Life Impact Scale.
Hasil : 120 responden menyelesaikan kuesioner dihasilkan 3 variabel yang berhubungan yaitu derajat limfedema, riwayat anti kanker yang dijalani, dan tingkat kecemasan sebagai faktor dominan.
Kesimpulan : kecemasan mempengaruhi kualitas hidup pasien limfedema, sehingga perlunya edukasi kesehatan sejak dini dalam upaya meningkatkan pengetahuan pencegahannya.

Abstrak Berbahasa Inggris:
Background: Breast cancer has long-term effects of lymphedema. Lymphedema affects physical, psychological and psychosocial aspects which have a negative impact on quality of life.
Method: cross-sectional method using a demographic questionnaire, Zung Anxiety Rating Scale, Enrichd Social Support Instrument, and Lymphedema Life Impact Scale.
Results: 120 respondents completed the questionnaire resulting in 3 related variables, namely the degree of lymphedema, history of anti-cancer therapy, and level of anxiety as the dominant factor.
Conclusion: Anxiety affects the quality of life of lymphedema patients, so there is a need for health education from an early age in an effort to increase knowledge of prevention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meylisa Lidya
"Penelitian ini dilakukan pada 50 orang penderita kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan optimisme dengan kualitas hidup pada penderita kanker payudara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara optimisme dan kualitas hidup pada penderita kanker payudara. Semakin besar pengharapan positif penderita kanker payudara akan masa depannya, maka akan semakin ia merasa puas terhahap kualitas hidupnya. Selain itu, hubungan yang sama juga terdapat antara optimisme dengan 4 domain kualitas hidup, yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin besar pengharapan positif penderita kanker payudara terhadap masa depannya, maka penilaian dan persepsi mereka mengenai kondisi kesehatan fisik, psikologis, relasi sosial, dan lingkungan yang mereka miliki terkait dengan penyakit kanker payudara yang diderita akan semakin baik pula.

This study aims to determine the relationship between Optimism and Quality of Life In 50 People with Breast Cancer. The results showed that there is a relationship between optimism and quality of life in People with Breast Cancer. The greater the positive expectation of the future, the more satisfied her quality of life. In addition, a similar relationship was also found between optimism with 4 domains of quality of life, namely physical health, psychological, social relationships, and environment. Thus, it can be concluded that the greater the positive expectation of future, their perceptions and evaluation about physical health, psychological, social relationships and environment associated with the disease they have suffered breast cancer will become more positive."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyakit kanker dewasa ini dirasakan semakin menonjol dibandingkan dengan
masa 20-30 tahun yang lalu. Dilihat dari banyaknya Iaporan bahwa penyakit kanker
cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian pada usia produktif.
(Tjindarbumi, 1994).
Penelitian di Amerika menyebutkan bahwa setiap tahun dijumpai paling sedikit
ada 9 juta kasus kanker baru, dimana 5 juta diantaranya berasal dari negara-negara
berkembang dan dari 5 juta orang yang meninggal karena kanker, 3 juta orang berasal
daari negara berkembang (Tjindarbumi, l994.). Di Indonesia saat ini diperkirakan
minimal terdapat 150 penderita kanker untuk setiap 100.000 penduduk per tahun
(Tjindarbumi , 1994).
Berdasarkan penelitian laboratorium, perempuan Iebih banyak terserang kanker
daripada laki-laki ( Tjindarbumi, 1994). Salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan
pada wanita adalah kanker payudara ( Cancer Control First Report, 1993). Di Indonesia,
kanker payudara adalah kanker yang paling banyak terdapat pada wanita setelah kanker
mulut rahim ( Data Histopatologi Kanker di Indonesia, 1990).
Kanker payudara merupakan penyakit yang ditakuti oleh semua wanita. Bukan
saja karena dapat menimbulkan kematian bagi penderitanya, tapi jenis kanker ini
menimbulkan dampak psikologis yang besar bagi wanita yang menderita karena adanya
resiko di lakukannya operasi pengangkatan payudara bagi si penderita.
Jika seorang wanita harus kehilangan payudaranya, dimana berfungsi sebagai
sumber ASI bagi bayi, juga sebagai simbol kewanitaan, keindahan dan merupakan organ
seksual sekunder akan mengalami masalah-masalah psikologis seperti rendah diri,
merasa tidak lengkap sebagai wanita, dan pandangan-pandangan negatif lain tentang
dirinya ( Gates, 1983) yang dapat berdampak pada hubungan seksual dengan suami atau
masalah dalam hubungan sosial dangan orang lain ( Gates, 1983). Untuk mengatasi
masalah dan tekanan yang dihadapi, wanita penderita kanker payudara mengembangkan
beberapa strategi penyesuaian diri (Gates, 1983) Strategi penyesuaian diri yang
digunakan ialah penyesuaian fisik dan mental (Gates, 1983).

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan
menyeluruh mengenai bagaimana wanita penderita kanker payudara menyesuaikan diri
dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Mengingat penelitian ini ingin mengetahui
tentang pengalaman dan penghayatan pribadi, maka penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif melalui metode pengumpulan data wawancara
mendalam. Peneliti mengkhususkan untuk meneliti wanita kanker payudara yang telah
menjalani operasi pengangkatan payudara (mastektomi) dengan alasan, masalah-masalah
yang dihadapi oleh mereka lebih kompleks dan beragam, yang disebabkan hilangnya
organ kebanggaan mereka. Peneliti tidak membatasi usia subyek, karena ingin melihat
bagaimana penyesuaian diri wanita penderita kanker payudara tidak hanya pada subyek
dengan usia produktif saja, agar dapat dilihat perbedaannya sehingga memperkaya
penelitian.
Dari tujuh subyek yang berhasil diwawancarai, penulis menemukan bahwa
masalah-masalah yang paling banyak dialami subyek adalah masalah penurunan konsep
diri karena hilangnya payudara dan rambut akibat kemoterapi serta masalah menurunnya
aktivitas seksual. Selain itu juga ada masalah-masalah iain seperti masalah gangguan
dalam hubungan sosial, gangguan dalam hubungan dengan anak, serta gangguan pada
aktivitas pekerjaan.Selain itu juga muncul masalah dalam biaya pengobatan. Beberapa
masalah tersebut dihayati subyek sebagai sesuatu yang stressful.
Masalah masalah yang dihadapi subyek mempengaruhi strategi penyesuaian
dirinya. Pada saat didiagnosa menderita kanker, subyek cenderung melainkan
penyesuaian diri dengan melakukan mekanisme pertahanan diri seperti penolakan
terhadap penyakitnya dan berusaha untuk tidak memikirkannya. Masalah-masalah yang
timbul setelah menjalani mastektomi , terutama penurunan konsep diri diatasi subyek
dengan melakukan penyesuaian untuk mengembalikan konsep dirinya seperti memakai
penyangga payudara, memakai wig (penyesuaian Esik) mencari informasi tentang
penyakit yang dan penyesuaian kognitif seperti mencari makna positif dari penyakit
yang dideritanya dan mengembalikan self-esteemnya dengan membandingkan dirinya
dengan orang lain yang kurang beruntung (penyesuaian kognitif). Penyesuaian subyek
terhadap masalah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya dukungan sosial dari orang lain.
Subyek yang mendapat dukungan sosial Iebih dapat menyesuaikan diri dengan baik
terhadap penyakitnya.
Yang menarik dari penelitian ini, ternyata tidak semua subyek menganggap
bahwa terhentinya aktivitas seksual sebagai suatu masalah. Ternyata reaksi subyek
terhadap penyakitnya tidak selalu negatif, ada juga subyek yang besyukur ternyata ia
masih diingatkan lmtuk menjaga kesehatannya melalui penyakit yang dideritanya.
Peneliti juga menemukan bahwa dukungan sosial tidak selamanya membantu subyek
dalam menyesuaikan dirinya, tapi juga dapat menimbulkan stres seperti perhatian orang
yang berlebihan terhadap penyakitnya
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengubah variabel
penyesuaian diri, misalnya meneliti mekanisme pertahanan diri pada wanita penderita
kanker payudara atau rnerubah subyek penelitian , misalnya meneliti penyesuaian diri
pada wanita kanker payudara usia muda atau yang belum menikah."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saudale, Alexander Michael Joseph
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T59021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Nuansa
"Makna hidup merupakan hal yang esensi yang seharusnya dapat dihayati oleh setiap manusia. Dalam prakteknya makna hidup tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan hidup untuk dapat mengarahkan seseorang agar dapat memenuhi taraf kehidupan bermakna (Bastaman, 2007). Jika seseorang dapat mencapai taraf kehidupan bermakna, maka Frankl (1969) menyatakan seseorang yang telah menemukan dan mencapai makna hidupnya, dapat menghayati rasa bahagia. Kanker serviks yang pada saat ini merupakan penyakit yang menjadi penyebab mortalitas nomor satu pada wanita di Indonesia (Marzuki, 2004), merupakan salah satu bentuk penderitaan yang dapat menghilangkan makna hidup.
Pada penelitian ini, peneliti mengangkat topik mengenai dinamika para penderita kanker serviks dalam meraih kembali kebermaknaan hidup melalui berbagai tahapan sikap yang dikemukakan oleh dr. Kubler Ross serta teori logoterapi dan sumbersumber nilai makna hidup yang dapat membantu seseorang dalam mencapai tahap penerimaan diri. Sampel penelitian adalah tiga orang wanita dewasa madya yang mengidap penyakit kanker serviks. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh melalui wawancara mendalam, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel penelitian berhasil memenuhi tahap penerimaan diri dan menemukan makna hidup.

Meaning of life is essential that should be sensed by everyone. In practice meaning of life could not be separated from the goals of life to help in direct people, so could achive a meaningful life. Frankl (1969) suggested that, If someone successfully achive that state, she or he could sense happiness in his or her life. Cervical cancer as one of the tragical event that could be found in life, nowdays have been the highest terminal illness that cause of mortality in Indonesia (Marzuki, 2004) could lose meaning of someone's life.
In this research, researcher is interested to know the dynamic of the patients of cervical cancer to have a meaning of life back through the attitude stage theory which suggested by dr. Kubler Ross, theory of logotherapy, and values of meaning of life that could help people in suffering to achieve acceptance stage. The samples of this research are three middle-adulthood women who suffer from cervical cancer. Based on the analysis by depth interview, researcher concluded that those three samples have already achived the highest stage of the fifth of attidtude stage and have found meaning of life.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arlinda Sari Wahyuni
"Kanker payudara (KPD) masih merupakan masalah kesehatan pada wanita baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia kanker payudara merupakan penyakit keganasan kedua terbanyak juga sering menyebabkan kematian. Selain itu, banyak penelitian di Indonesia yang menyatakan bahwa penderita kanker payudara mengobati penyakitnya ke rumah sakit atau ke dokter setelah penyakit masuk dalam stadium lanjut.
Keberhasilan pengobatan kanker payudara lazim digambarkan dengan ketahanan hidup 5 tahun (five year survival rate). Selain aspek pengobatan, banyak faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup 5 tahun penderita KPD seperti stadium, ukuran tumor, penyebaran tumor, aspek patologi, aspek sosial ekonomi, dan aspek lainnya. Sampai saat ini penelitian tentang ketahanan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara di RS Kanker Dharmais belum pemah dilakukan. Namun, jumlah penderita kanker payudara pertahunnya cukup banyak (menempati urutan 1 pada kasus rawat inap tahun 2000).
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara serta faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan hidup 5 tahun di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan rancangan studi longitudinal. Data yang dikumpulkan berasal dari data rekam medik penderita KPD tahun 1993 sampai tahun 1996. Sampel berjumlah 137 penderita. Cara pengumpulan data adalah dengan observasi data rekam medik serta media komunikasi via telepon atau surat untuk mengetahui ketahanan hidup 5 tahun penderita KPD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara sebesar 48% dan median ketahanan hidup 54 bulan. Probabilitas ketahanan hidup penderita kanker payudara pada stadium dini operable (I-IIIA) adalah 72% dan stadium lanjut (IIIB dan. IV) adalah 12%. Jika dibanding dengan stadium dini operabel, risiko untuk meninggal pada stadium lanjut sebesar 2,3 kali (95% CI: 1,228; 4,163). Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara pada ukuran tumor < 5 cm adalah 81%, dan ukuran tumor lebih dari 5 cm adalah 24%. Jika dibanding dengan ukuran tumor < 5 cm risiko meninggal pada ukuran tumor > 5 cm adalah 3,7 kali (95% CI: 1,803; 7,770). Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun dengan pengobatan lengkap adalah 69% dan pengobatan tidak lengkap adalah 13%. Risiko meninggal penderita dengan pengobatan tidak lengkap adalah 3,3 kali (95%CI: 1,950; 5,572) dibanding dengan pengobatan lengkap.
Berdasarkan hasil penelitian ini kepada tenaga medis diharapkan dapat meningkatkan penanganan kanker payudara dengan mengupayakan deteksi dini pada penderitanya. Selain itu perlu dorongan dari tenaga medis dan bantuan konseling agar penderita dapat mengikuti prosedur pengobatan dengan teratur dan lengkap. Kepada wanita terutama yang telah berumur di atas 20 tahun disarankan untuk melakukan SADARI (perikSA payuDAra sendiRl) setiap bulannya sehingga dapat segera mengetahui kelainan yang timbul pada payudaranya. Kepada pemerintah perlu diupayakan peningkatan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) dengan penyebaran informasi lewat media massa tentang penyakit kanker payudara.

Breast cancer is still a health problem for women in developed countries and developing countries. In Indonesia, number of breast cancer cases is high, the second cause of deaths after cervical cancer. In the other hand many researches in Indonesia report that the breast cancer patients go to hospitals or doctors after late stage.
The successful breast cancer therapy was usually measured by using a five-year survival rate. Besides therapeutically aspects, many factors are involved in five-year survival rate namely: stage, tumor size, metastases, pathological aspects, socioeconomic aspects and etc. The annual number of the breast cancer patients is high (the first rank from all cancer type in 2000). However, until] now, no studies of five-year survival rate on RSKD have been done.
The goal of this research is to find the probability of 5 year survival of the breast cancer patients in Dharmais Cancer Hospital Jakarta and the relationship between some other factors and 5 year survival rate. The design of this research is longitudinal study. Data are collected from the medical record breast cancer patients on 1993 toI996. The sample is I37 persons. The method of data collecting is observing of the medical record and telephoning or posting to find out the survival of breast cancer patient.
The result shows that 5 year survival rate on breast cancer patient is 48%, the median of the survival rate is 54 months. The 5 years survival rate on early operable stage is 72% and on the late stage is 12%. By using the early operable stage as a baseline comparison, the risk ratio of the deaths for the late stage is 2,3 (95% CI: 1,228; 4,163). Moreover the 5 year survival rate on the less than 5 cm is 81% and more than 5 cm is 24%. If compared to size < 5 cm, the risk ratio of the deaths on patients with tumor size 5 cm is 3,7 (95% CI: 1,803; 7,770). The 5 year survival rate on patients with a complete therapy is 69% and an incomplete therapy is 13%. The risk of the deaths on the patients with the incomplete therapy is 3,3 times (95% CI: 1,950; 5,572) compared to the complete therapy.
Based on this study, It is recommended that doctors/medicians be able to increase the ability to handle breast cancer cases by doing early detections to the suffers. Moreover the supports for medical professionals and counseling professional are needed so that the patients are able to follow the procedure of treatments regularly and completely. It is suggested that it is important to do SADARI monthly of women above 20. The government should increase to do EIC (Education, Information, and Communication) by spreading EIC materials through mass media about breast cancer."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawati
"ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Kanker ini merupakan kanker
yang paling umum diderita wanita. Pengalaman dan pengobatan kanker tersebut
mempunyai pengaruh yang besar dalam kualitas hidup pasien, seperti kelemahan,
nausea dan nyeri. Efek samping atau keluhan dari kanker dan pengobatannya cenderung
meningkat selama perawatan dan dapat menetap selama berbulan-bulan atau bertahuntahun.
Untuk mencapai proses penyembuhan dan pemulihan yang baik pada pasien
kanker payudara pasca mastektomi perlu adanya manajemen nyeri yang tepat. Penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh latihan fisik terhadap nyeri pada pasien kanker
payudara pasca mastektomi di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Desain
penelitian ini adalah quasi eksperiment, khususnya non-equivalent control group dengan
pre dan post test. Sampel berjumlah 30 orang (15 orang kelompok intervensi yang
diberikan 7 hari latihan fisik ditambah analgesik dan 15 orang kelompok kontrol yang
diberikan terapi standar analgesik), yang diambil dengan metode non probability
sampling jenis consecutive sampling. Evaluasi tingkat nyeri dilakukan setiap hari baik
pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Hasil penelitian diperoleh adanya
penurunan tingkat nyeri setiap harinya, baik pada kelompok intervensi maupun kelompok
kontrol. Penurunan yang lebih besar terjadi pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya
latihan fisik pada pasien kanker payudara pasca mastektomi dapat berpengaruh terhadap
penurunan tingkat nyeri. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lanjut
dengan jumlah sampel yang lebih besar dan dilanjutkan dengan perawatan di rumah serta
dapat di jadikan salah satu intervensi keperawatan dalam menangani manajemen nyeri
pasca mastektomi.

ABSTRACT
Breast cancer is one of the common types of cancer among women. The trajectory of the
experience for having the disease and its trestment are believed to produce a big effect on
the quality of life of the patients. The experiences such as weaknesses, nauseated, and
pain have to be through by the patients on the daily bases. This side effects and
complaints created form the cancer and its therapy tend to increase during hospitalization
and can be pertinent for months or ever years. Therefore, to achieve a better healing and
recovery processes for the breast cancer patients especially post mastectomy requires the
right pain management.
The purpose of this study is to identify the effect of physical exercise on pain perceived
by the breast cancer patient after mastectomy at Dr Achmad Mochtar General Hospital,
Bukittinggi. The design was a quasi experimental using a non-equivalent control group
with pre and post test approach. There was 30 subjects participated in the study divided
two groups (the intervention group was provided with analgesic and seven days physical
exercise; and, the control group was provided with analgesic only); 15 subjects for each
grup. A non probability sampling method-consecutive type was utilized to gather the
subjects. The pain was evaluated each day to both groups.
The findings of the study demonstrated that there is a daily pain reduction between both
groups. Further, the comparison of the pain reduction between these two group leads to
the bigger pain reduction in the intervention group compared to the control group
(p=0.000). This finding showed that the physical exercise provided to the post
mastectomy-breast cancer patients has a significant effect to reduce the pain level. This
with home care; also this finding can be used as a foundation to involve physical
exercise as on of the nursing intervention in managing post mastectomy pain commonly
experienced by breast cancer patients."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Fabian Sofyan
"Latar Belakang:Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah tertinggi pada perempuan di dunia. Meningkatnya angka ketahanan hidup pasien kanker payudara, membuat meningkatnya insiden terjadinya limfedema diakibatkan komplikasi dari Modified Radical Mastectomy(MRM). Belum diketahui apakah ada pengaruh dilakukannya flap jaringan di daerah diseksi kelenjar getah bening pada kanker payudara dengan perbaikan aliran limfe pada daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya regenerasi limfatik pada flap jaringan pasien kanker payudara pasca mastektomi dan diseksi aksila.
Metode Penelitian: dilakukan penelitian menggunakan desain kuasi eksperimen pada semua pasien kanker payudara yang dilakukan Modified Radical Mastectomy (MRM) dan diseksi aksila dengan menggunakan flap untuk mengurangi kejadian limfedema pasca operasi. Data diambil pada periode januari 2018 sampai Mei 2019
Hasil : Terdapat 32 pasien kanker payudara pasca tindakan MRM dan diseksi aksila (16 pasien dengan flap dan 16 pasien tanpa flap). Dari 16 pasien yang dilakukannya flap, terdapat 14 pasien yang mengalami regenerasi limfatik (87,5%) dan 2 pasien yang tidak mengalami regenerasi limfatik (12,5%) pasca pemasangan flap jaringan pada pasien MRM. Terdapat hubungan antara penggunaan flap (p = 0,049 dengan OR 95%CI 5,43 (2,22-32,2)) dan usia (p = 0.042 dengan OR 95%CI0,2 (0,03-0,95))terhadap regenerasi limfatik.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang berbeda bermakna antara flap jaringan dengan tanpa flap pada daerah diseksi kelenjar limfe dengan regenerasi limfatik pada daerah tersebut. Tidak terdapat hubungan berbeda bermakna antara komorbid, riwayat radiasi, indeks masa tubuh, stadium TNM, terhadap regenerasi limfatik.

Background : Breast cancer is the most common cancer in women in the world. Increased survival rates of breast cancer patients, making the increased incidence of lymphedema caused by complications from Modified Radical Mastectomy (MRM). It is not known yet whether there is an effect of doing tissue flap in the area of ​​lymph node dissection in breast cancer with improved lymph flow in the area. The purpose of this study was to determine the presence of lymphatic regeneration in tissue flap of breast cancer patients after mastectomy and axillary dissection.
Research Method : Conducted a study using quasi-experimental design in breast cancer patients with MRM and axillary dissection alone or by using a flap to reduce the incidence of postoperative lymphedema. Data is taken from January 2018 to Mei 2019.
Results : There were 32 breast cancer patients after MRM and axillary dissection (16 patients with flaps and 16 patients without flap). Of the 16 patients who were replaced by flaps, 14 patients needed lymphatic regeneration (87,5%) and 2 patients who did not need lymphatic regeneration (12,5%) after tissue flaps procedure in MRM patients. There is a relationship between the use of flap (p = 0.049 with OR 95% CI 5,43 (2,22-32,2)) and age (p = 0.042 with OR 95% CI 0,2 (0,03-0,95)) to lymphatic regeneration.
Conclusions : There is a significantly different relationship between tissue flaps and without flaps in the area of ​​lymph node dissection with lymphatic regeneration in the area. There is no significant difference between comorbidities, radiation history, body mass index, TNM stage, and lymphatic regeneration.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ristriarie Kusumaningrum
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>