Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zaenal Arifin
"ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme akibat adanya defisiensi insulin atau resistensi insulin sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah dan glukosuria. Toleransi glukosa dan sensitivitas insulin dapat berkaitan dengan gangguan tidur. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi ginjal, mata, saraf, kardiovaskuler dan kerusakan pembuluh darah perifer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Hasil analisis dengan korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 (r=0.277, p=0.006), hubungan berpola positif. Aktivitas fisik berkontribusi terhadap hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah. Berdasarkan hasil penelitian ini perawat sebaiknya memperhatikan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pasien DM.

ABSTRACT
Diabetes mellitus was a metabolic disorder related to insulin deficiency or insulin resistance, and it can raised blood glucose concentration and glycosuria. Glucose intolerance and insulin sensitivity related to sleep disturbance. Chronic hyperglycemia was associated with kidney, eyes, nerve, cardiovaskluer failure and peripheral vascular disease. The aim of this Study was to determine association between sleep quality and blood glucose. objectives to determine the associated of sleep quality and blood glucose in Type 2 Diabetes Patients in General Hospital Province of West Nusa Tenggara. It was cross-sectional study with 96 sample. Pearson Correlation showed that sleep quality was related to blood glucose of type 2 Diabetes patients (r=0277, p=0.006). Physical activity have contribution to the association of sleep quality and blood glucose level in type 2 Diabetes. Based on this result, nurse should give serious attention in rest and sleep for tipe 2 diabetic patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Virginia Sandra Dewi
"ABSTRACT
Latar belakang: Diabetes Melitus tipe 2 tidak dapat disembuhkan. Edukasi merupakan salah satu penanganan DM tipe 2. Edukasi atau Diabetes Self Management Education (DSME) di rumah sakit tidak optimal berdampak pada lama hari rawat yang panjang. Tujuan: untuk mengetahui karakteristik pasien DM tipe 2 di RSUP NTB tahun 2012-2013, serta mengukur asosiasi sederhana DSME terhadap lama hari rawat pasien di RSUP NTB. Desain dan Metode: Tinjauan secara retrospektif terhadap 199 rekam medis pasien DM tipe 2. Hasil: DSME disampaikan oleh perawat dan ahli gizi. Akan tetapi, tidak seluruh pasien mendapat edukasi. Di RSUP NTB, yang tercatat edukasi tentang: diet (53%), aktivitas fisik (33%), tentang obat (8%), komplikasi (1%), edukasi lainnya (6%), dan 27% pasien yang tidak mendapat edukasi apapun oleh perawat. Sebanyak 43.7% pasien yang mendapat konseling gizi oleh ahli gizi. Pasien yang mendapat DSME memiliki lama hari rawat yang lebih singkat dibandingkan dengan yang tidak mendapat edukasi. Kesimpulan: berdasarkan catatan rekam medis DSME di RSUP NTB belum optimal dan DSME berperan mempersingkat lama hari rawat pasien.

ABSTRACT
Background: Type 2 Diabetes Mellitus (type 2 DM) is a disease that can not be cured. An adequate education is one of way management of type 2 DM. Diabetes Self Management Education (DSME) in hospitals not adequate and impact on length of stay. Purpose: this study to describe characteristics of patients with type 2 DM at General Hospital West Nusa Tenggara 2012-2013, and measured association of DSME to length of stay. Design and Method: Descriptive research method with retrospective design. Number of samples involved in this study is 199 medical records of patients with type 2 DM. Result: DSME delivered by nurses and nutritionists. But, not all patients get DSME. DSME recorded was about: diet (53%), exercises (33%), medicines (8%), complications of type 2 DM (1%), other education (6%), and 27% of patients do not get any DSME. Patients with DSME has shorter length of stay than patient without DSME. Conclusion: according to medical records, DSME at General Hospital West Nusa Tenggara 2012-2013 is not optimal and DSME role in length of stay of patients with type 2 Diabetes Mellitus"
2014
S54892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Juwita E.N.
"Penanganan diabetes melitus yang tidak baik dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Monitoring keberhasilan terapi dan tingkat keparahan pada pasien diabetes melitus dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan HbA1c secara rutin. Pemeriksaan HbA1c jarang dilakukan karena terkait biaya yang relatif mahal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kadar glukosa darah puasa dengan HbA1c pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang dilanjutkan dengan analisis korelasi. Data diperoleh dari rekam medis pasien diabetes melitus rawat jalan yang berkunjung pada bulan November di RSUD Depok. Data yang dianalisis sebanyak 111 pasien dengan 38 laki-laki dan 73 perempuan, 27,3 pasien murni DM dan selebihnya memiliki penyakit penyerta yang bervariasi. Terapi DM yang paling banyak digunakan adalah kombinasi obat golongan biguanida dan sulfonilurea. Hasil analisis dengan korelasi spearman menunjukkan adanya hubungan kadar glukosa darah puasa dengan HbA1c pada pasien diabetes melitus tipe 2 r = 0,480, p = 0,020 dengan arah hubungan positif yang berarti bahwa kadar glukosa darah puasa linear dengan kadar HbA1c. Usia dan jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi hubungan glukosa darah puasa dengan HbA1c.

The bad management of diabetes mellitus can cause various complications. Monitoring the success of therapy and severity of diabetes mellitus patients is done by examination the level of fasting blood glucose and HbA1c on a regular basis. HbA1c examination is rarely done because of the relatively high cost. This study aims to analyze the correlation of fasting blood glucose levels and HbA1c in type 2 diabetes mellitus patients. This study used a cross sectional design followed by correlation analysis. Data were obtained from medical records of diabetes mellitus outpatient visited in November at Depok Regional Public Hospital. Data were analyzed on 111 patients consisted of 38 men and 73 women, 27.3 were pure DM patients and the rest had various comorbidities. The most widely used DM therapy is a combination of Biguanida and sulfonylurea. The results of spearman correlation analysis showed a correlation of fasting blood glucose level and HbA1c in type 2 diabetes mellitus patient r 0,480, p 0,020 in positive association which means that fasting blood glucose level linear with HbA1c level. Age and sex are the factors that affect the association of fasting blood glucose and HbA1c."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumakaka, Grace Yuliona Sirtin
"Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 DMT1 sangat rentan mengalami gangguan tidur. Edukasi sleep hygiene merupakan intervensi yang dianjurkan untuk mengatasi gangguan tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi sleep hygiene terhadap kualitas tidur dan status glukosa darah pada anak DMT1 di Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes Anak dan Remaja IKADAR. Jenis penelitian quasi experimen pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah penderita DMT1 usia 6-18 tahun yang tergabung di IKADAR berjumlah 46 terbagi atas 23 anak kelompok intervensi dan 23 anak kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapat edukasi selama 10 menit melalui video yang berisi tips sleep hygiene yang kemudian diterapkan selama 3 hari dan kelompok kontrol mendapat intervensi standar. Kualitas tidur diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Data glukosa darah saat bangun pagi diperoleh berdasarkan rekapan hasil pemeriksaan secara mandiri oleh sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kualitas tidur meningkat p

Children with Diabetes Mellitus Type 1 DMT1 are susceptible to sleep disorders. Sleep hygiene education is the recommended intervention for sleep disorders. The purpose of this study was to identified the effect of sleep hygiene education on sleep quality and blood glucose status in children DMT1 in Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes Anak dan Remaja IKADAR . The type of this study was quasi experimental pre post test with control group. The sample was the patients aged 6 18 DMT1 who joined in IKADAR total 46 divided into 23 sample of the intervention group and 23 control group. The intervention group was educated for 10 minutes via a video containing sleep hygiene tips which are then applied for 3 days and the control group received standard intervention. Sleep quality was measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Data on blood glucose in the morning was collected based on a sample diary at home. The results of this study showed the sleep quality score increased p "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Inung Sylvia
"ABSTRAK
Terapi Reiki merupakan salah satu terapi komplementer untuk membantu menurunkan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2. Terapi ini menggunakan energi alami yang disalurkan pada tubuh pasien DM tipe 2 dengan tujuan menyelaraskan energi yang tidak seimbang dalam tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Reiki terhadap penurunan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di Klub Diabetes Instalasi Rehabilitasi Medis RSUP Fatmawati, Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimental dengan pendekatan the one-group pretest-posttest design (before and after) menggunakan teknik purposif sampling untuk pengambilan sampelnya. Sampel berjumlah 18 responden. Terapi Reiki dilakukan dengan dua metode, secara langsung dan dari jarak jauh (distant healing) yang diberikan selama 30 hari. Terapi Reiki dilakukan oleh peneliti dibantu oleh praktisi Reiki khususnya dalam transfer energi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah adalah glukometer. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara KGDS sebelum dan setelah intervensi Reiki (p=0,000). Disarankan pemberian asuhan keperawatan menggunakan terapi komplementer Reiki dalam membantu mengatasi masalah kesehatan pasien.

ABSTRACT
Reiki therapy is one of the complementary therapy that is used to decrease blood glucose level of Type 2 Diabetes Mellitus patient. The therapy employs nature energy which was transferred into patient body to synchronize the imbalance energy in the body. This research was aimed to examine the effect of Reiki in decreasing blood glucose level of patient with Type 2 Diabetes Mellitus at Diabetes Club in Medical Rehabilitation Instalation Fatmawati Hospital, Jakarta. Research design in this study was pre-experimental with the one-group pretest-posttest design (before and after). Purposive sampling technique was employed in sample selection and 18 patients participated in this study. Reiki therapy was performed in two methods, directly and by distant healing, which is done for 30 days. The therapy was conducted by the researcher and helped by Reiki practitioner, especially in the energy transferring. To measure blood glucose level glucometer was instrument. The result revealed that there was a significant difference in casual blood glucose levels before and after Reiki intervention (p=0,000). It is recommended to employ Reiki as a complementary therapy in nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuikita Wachid
"Gangguan pada fungsi insulin membuat pasien diabetes mellitus tipe 2 mengalami kondisi hiperglikemia. Kondisi tersebut membuat pasien diabetes mudah terbangun di malam hari karena nokturia dan mempunyai durasi tidur yang pendek. Penurunan kualitas tidur pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, perubahan emosional dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri. Penelitian ini juga meneliti variabel yang dapat mempengaruhi manajemen perawatan diri seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama penyakit diabetes, tingkat stress, dukungan keluarga dan ulkus diabetikum. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan menggunakan kuesioner karakteristik responden, pittsburgh sleep quality index, perceived stress scale, diabetes self-management questionnaire dan dukungan keluarga. Penelitian ini dilakukan pada 152 pasien diabetes mellitus tipe 2 yang terbagi menjadi 79 responden tanpa ulkus diabetikum dan 73 responden dengan ulkus diabetikum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 63.2 responden memiliki kualitas tidur yang buruk, 59.2 responden memiliki stress ringan, 57.2 responden memiliki dukungan keluarga buruk dan 56.6 memiliki perilaku manajemen perawatan diri diabetes baik. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri diabetes p < 0.05. Hubungan yang bermakna juga ditemukan pada variabel lama penyakit DM dan tingkat stress p < 0.05. Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dukungan keluarga dan ulkus diabetikum dengan manajemen perawatan diri diabetes. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe 2.

Insulin disturbance on diabetes mellitus patients has lead them to have hyperglycemia. This condition makes diabetics had to wake up at night due to nocturia and they also had a short duration of sleep. Decreased sleep quality in patients with type 2 diabetes can interfere their daytime functions, alterations in emotions and decrease their quality of life. Purpose of this study was to examine relationship between sleep quality and self care management among diabetes type 2 patients. This study also added some variables that may affect management of self care such as age, gender, education level, duration of diabetes, stress levels, family support and diabetic foot ulcers. This research using cross sectional methods with questionnaire consist of patient characteristic, Pittsburgh sleep quality index, perceived stress scale, diabetes self management questionnaire and family support. This research has been conducted in 152 diabetes type 2 patients who were divided into 79 respondents without diabetic foot ulcers and 73 respondents with diabetic foot ulcers. Result of this study showed that 63.2 of respondents have poor sleep quality, 59.2 of respondents have mild stress, 57.2 of respondents have poor family support and 56.6 have good diabetes self management behavior. This study also found that there is a significant relationship between sleep quality with diabetes self care management p 0.05. This study also found that there is significant relationship between duration of diabetes and stress level p 0.05. There is no significant relationship between age, sex, education level, family support and diabetic ulcers with diabetes self management care. Conclusion of this study is significant relationship between sleep quality and diabetes self care management on diabetes type 2 patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Wati
"Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang dapat menimbulkan stress. Relaksasi dengan terapi murotal Al-Qur?an merupakan terapi yang dapat mengatasi hiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh terapi murotal Al-Qur?an terhadap kadar glukosa darah pada DM tipe 2. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen pre-post with control group. Jumlah sampel 39 orang dibagi dalam dua kelompok yaitu 20 orang dalam kelompok intervensi dan 19 orang pada kelompok kontrol, pemilihan responden purposive sampling. Uji statistik yang digunakan uji Anova repeated measure.
Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh terapi murotal Al-Qur?an terhadap penurunan kadar glukosa darah sebesar 61 mg/dl (p=0,029, ∝= 0,05). Kesimpulan penelitian ini, terapi murotal Al-Qur?an efektif menurukan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.

Diabetes mellitus is a chronic disease that can cause stress. Murotal Qur'an relaxation therapy is a therapy that suggested to reduce hyperglycemia. This study aimed to examine the effect of murotal Qur'an therapy on blood glucose levels. This study design was quasi-experimental pre-post with control group. Number of samples are 39 people who were divided into two groups: the intervention group consist of 20 people, and 19 people in the control group, the selection of participants with purposive sampling. Statistical tests were using repeated measure Anova test.
The results of this study found there was an effect of murotal Qur'an therapy to decrease blood glucose levels (p = 0.029, α = 0.05). In conclusion, murotal Qur'an therapy effectively to decrease blood glucose levels in patients with type 2 diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Wati
"Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang dapat menimbulkan stress. Relaksasi dengan terapi murotal Al-Qur’an merupakan terapi yang dapat mengatasi hiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh terapi murotal Al-Qur’an terhadap kadar glukosa darah pada DM tipe 2. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen pre-post with control group. Jumlah sampel 39 orang dibagi dalam dua kelompok yaitu 20 orang dalam kelompok intervensi dan 19 orang pada kelompok kontrol, pemilihan responden purposive sampling. Uji statistik yang digunakan uji Anova repeated measure. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh terapi murotal Al-Qur’an terhadap penurunan kadar glukosa darah sebesar 61 mg/dl (p=0,029, ). Kesimpulan penelitian ini, terapi murotal Al-Qur’an efektif menurukan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.

Diabetes mellitus is a chronic disease that can cause stress. Murotal Qur'an relaxation therapy is a therapy that suggested to reduce hyperglycemia. This study aimed to examine the effect of murotal Qur'an therapy on blood glucose levels. This study design was quasi-experimental pre-post with control group. Number of samples are 39 people who were divided into two groups: the intervention group consist of 20 people, and 19 people in the control group, the selection of participants with purposive sampling. Statistical tests were using repeated measure Anova test. The results of this study found there was an effect of murotal Qur'an therapy to decrease blood glucose levels (p = 0.029, ? = 0.05). In conclusion, murotal Qur'an therapy effectively to decrease blood glucose levels in patients with type 2 diabetes mellitus"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atyanti Isworo
"ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik yang dapat menurunkan aspek kehidupan pasien secara keseluruhan, baik fisik maupun psikologis. Salah satu gangguan psikologis yang sering terjadi adalah depresi dan kondisi ini membutuhkan suatu manajemen komprehensif dengan melibatkan keluarga dalam pemberian pelayanan keperawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara depresi dan dukungan keluarga terhadap kadar gula darah pada pasien DM tipe 2.Desain penelitian menggunakan analytic correlation dengan pendekatan crosssectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 166 pasien DM tipe 2 dengan menggunakan teknik pupposive sampling di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD Sragen pada bulan September sampai November 2008. Instrumen CES-D (Center for Epidemiological Studies-Depressed Mood Scale) digunakan untuk mengukur depresi.dan instrumen DFBC (The Diabetes Family Behavior Checklist) untuk menentukan total skor dukungan keluarga. Analisis statistik yang digunakan adalah chi square, t-test independent dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian tentang hubungan depresi dan kadar gula darah didapatkan nilai p=0,0005 dan hubungan dukungan keluarga dan kadar gula darah nilai p=0,0005. Pada hubungan antara faktor pengganggu ditemukan bahwa status ekonomi tidak berhubungan dengan kadar gula darah (p=0,052). Dukungan keluarga merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan kadar gula darah (OR=9,758). Umur, tingkat pendidikan dan komplikasi merupakan faktor pengganggu. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara depresi dan dukungan keluarga terhadap kadar gula darah pasien DM tipe 2. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan skrining tentang depresi pada pasien DM dan melibatkan keluarga merupakan hal yang penting dalam pemberian asuhan keperawatan.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease that may have debilitating effect toward the whole life of type 2 diabetic patient, not only the physical aspect but also psychological aspect. Depression is one psychological disorder, therefore this condition requires a comprehensive management with involving family on nursing care. The purpose of this study was to identify the correlation among depression and family support with blood glucose level of type 2 DM patients. This study used an analytic correlational design with cross-sectional approach, recruited 166 respondents by purposive sampling method at Outpatient Ward of Internal Medicine Clinic, Sragen Public Hospital on September until November 2008. The CES-D (Center for Epidemiological Studies-Depressed Mood Scale) was used to assesed depressive symptoms while the DFBC (The Diabetes Family Behavior Checklist) to determine the total score of family support. Chi Square, t-test independent and a multiple logistic regression were used to examine the relationship of depression and family support with blood glucose. The result revealed that there were significant relationships among depression and blood glucose level (p value 0,0005) and family support (p=0,0005). There was no significant correlation between economic status and blood glucose level (p=0,052). In addition, family support became the most dominant factor related to blood glucose level (OR=10,925). Meanwhile, age, education level, and complications became the confounding factors. It concluded that there were relationship among depression and family support with blood glucose level of type 2 DM patients. The findings of this study suggested that screening individuals with diabetes for depressive symptoms and participation of family would be important aspect of diabetes care.
"
2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Misella Elvira Farida
"Kualitas tidur yang buruk pada pasien diabetes melitus tipe 2 akan berdampak pada kualitas hidupnya. Kualitas tidur yang buruk disebabkan oleh tanda dan gejala serta komplikasi diabetes melitus yang diakibatkan oleh status kontrol gula darah yang buruk. Kadar HbA1c dapat menggambarkan status kontrol gula darah pasien dalam tiga bulan terakhir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kadar HbA1c dengan kualitas tidur pada pasien diabetes melitus tipe 2. Desain penelitian ini adalah analisis korelatif dengan pendekatan cross sectional, reponden pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 sebanyak 110 pasien di Poli Endokrin Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Pengambilan samel dengan teknik consecutive sampling. Data kadar HbA1c diambil dari hasil pemeriksaan HbA1c responden dalam tiga bulan terakhir dan kualitas tidur diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar HbA1c dengan kualitas tidur responden (p=0,000) dimana responden dengan kadar HbA1c pada kategori diabetes memiliki peluang 45 kali untuk memiliki kualitas tidur yang buruk dibandingkan responden dengan kadar HbA1c pada kategori normal.
Penelitian ini merekomendasikan kepada perawat agar memberikan edukasi mengenai manajemen diabetes melitus sehingga pasien dapat mempertahankan status kontrol gula darah yang baik dan mendapatkan kualitas tidur yang baik.

Poor sleep quality in patients with type 2 diabetes mellitus (T2DM) will have an impact on their quality of life. Poor sleep quality is caused by signs and symptoms and complications of diabetes mellitus caused by poor glycemic control. HbA1c level describes the patient's glycemic control in the last three months.
This study aims to identify the relationship between HbA1c level and sleep quality in patients with T2DM. The study was using a cross sectional approach, 110 patients with T2DM at the Endocrine Polyclinic of Dr. Cipto Mangunkusumo National General Referal Hospital Jakarta were recruited by consecutive sampling technique. HbA1c level was taken from the results of HbA1c examination of respondents in the last three months and sleep quality was measured by the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
The results of this study indicated that there was a significant correlation between HbA1c level and the sleep quality of respondents (p = 0,000). The respondents with HbA1c level in the diabetes category have a 45 times greater chance of experiencing poor sleep quality compared to respondents with levels HbA1c in the normal category.
This study recommends the nurses to provid education and encourage patients with T2DM to maintain their glycemic control to promote healthy sleep among diabetic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>