Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178661 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Mardiyaningsih
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penurunan produksi ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI ibu post seksio sesarea. Jenis penelitian quasi eksperimen dengan rancangan post test only design with control group. Teknik pengambilan sampel dengan non-probability sampling yaitu consecutive sampling dengan sampel 54.
Hasil penelitian adalah ada perbedaan proporsi kelancaran produksi ASI antara kelompok kontrol dan intervensi dengan p value=0,000 dan ibu post seksio sesarea yang diberikan kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin berpeluang 11,5 kali lebih besar untuk mempunyai produksi ASI lancar dibandingkan dengan kelompok kontrol (OR=11,500).
....The research background was the deflation of breast-milk production during the first day after bearing. The objective of this research was to perceive the effectiveness of combination of marmet techniques and oxytocin massage to breast-milk production on post cesarean section women. This was an quasi experiment research using post test only design with a control group. Samples were collected with non-probability sampling techniques which was consecutive sampling, involving 54 total samples.
Research result shows there is a difference between the proportion of breast milk production smoothness among controlled group and intervention group (p value=0.000). This study also shows that post cesarean section women given combination of marmet technique and oxytocin massage have 11.5 greater opportunity to have smooth breast-milk production compared to controlled group (OR= 11.500)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29400
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Asri Dwi Nugrahani
"ABSTRAK
Masalah dalam pemberian ASI menjadi salah satu masalah utama pada agregat bayi. Faktor utama yang memengaruhi keberhasilan ASI yaitu pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, persepsi ibu tentang ketidaklancaran ASI, lingkungan fisik maupun sosial, dan dukungan keluarga. Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI dengan penerapan pijat oksitosin untuk memperlancar ASI. Intervensi yang dilakukan yaitu penyuluhan kesehatan tentang ASI eksklusif, posisi dan perlekatan menyusui, manajemen ASI perah, cara perawatan payudara, pijat oksitosin, dan nutrisi seimbang ibu menyusui. Penerapan pijat oksitosin dalam intervensi keperawatan digunakan untuk menyelesaikan masalah ASI tidak lancar yang dilakukan sebanyak dua belas kali selama 15 menit pada pagi dan sore hari. Hasil tindakan keperawatan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan ketiga keluarga kelolaan tentang pemberian ASI eksklusif ditandai dengan peningkatan hasil post test dan peningkatan keterampilan keluarga dalam memberikan ASI ditandai dengan peningkatan skor Bristol breastfeeding assessment tools rata-rata menjadi 7. Penerapan pijat oksitosin pada ketiga keluarga kelolaan efektif untuk memperlancar produksi ASI berdasarkan Breastfeeding observation assessment tools (BOAT) berada pada kategori menyusui efektif. Studi ini menyarankan untuk mengaplikasikan pijat oksitosin pada ibu menyusui dengan melatih keluarga sebelumnya serta mengkombinasikan dengan teknik menyusui yang tepat.

ABSTRACT
Problems in breastfeeding are one of the main problems in the aggregate of infants. The main factors that influence the success of breastfeeding are mother's knowledge of exclusive breastfeeding, the mother's perception of the smoothness of breast milk, physical and social environment, and family support. Ners scientific work aims to describe family nursing care with the problem of ineffectiveness of breastfeeding by applying oxytocin massage to facilitate breastfeeding. The interventions carried out were health education about exclusive breastfeeding, breastfeeding position and attachment, milk management, breast care methods, oxytocin massage, and balanced nutrition for breastfeeding mothers. The application of oxytocin massage in nursing interventions is used to solve the problem of non-smooth breastfeeding which is carried out twelve times for 15 minutes in the morning and evening. The results of nursing actions showed an increase in the knowledge of the three families that managed exclusive breastfeeding was marked by an increase in post-test results and an increase in family skills in breastfeeding marked by an increase in the average Bristol breastfeeding assessment tools score to 7. The application of oxytocin massage to the three families is effectively managed to accelerate milk production based on Breastfeeding observation assessment tools (BOAT) in the category of effective breastfeeding. This study recommends applying oxytocin massage to nursing mothers by training the family beforehand and combining it with appropriate breastfeeding techniques.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Budiati
"ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan ini di negara- negara maju dan berkembang seperti Indonesia
terjadi peningkatan kejadian seksio sesarea. Ibu yang mengalami seksio sesarea seringkali
mengalami masalah dalam menyusui karena kurangnya produksi ASI dan keterlambatan
menyusui. Peningkatan kejadian seksio sesarea ini juga secara tidak langsung menurunkan
kesuksesan dalam menyusui. Olehkarenanya dibutuhkan usaha yang intensif untuk membantu
ibu post seksio sesarea menyusui bayinya Penelitian ini merupakan penelitian dengan
memadukan pendidikan kesehatan dengan intervensi pijat oksitosin. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat keefektifan pemberian paket sukses ASI ibu menyusui dengan seksio
sesarea terhadap produksi ASI di wilayah Depok Jawa Barat. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan Post
Test Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil usia 38- 40 minggu yang
direncanakan sekssio sesarea. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang,
29 orang kelompok intervensi dan 31 orang kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan di
RSUD Depok dan RSUD Cibinong. Hasil uji coba instrumen untuk pengukuran validitas dan
reabilitas digunakan uji Cronbach’s alpha. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
consequtive sampling. Dari hasil uji kesetaraan karakteristik responden didapatkan semua
nilai p lebih besar dari alpha (p > alpha, alpha= 0,05). Yang artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil uji analisis dengan Chi-
Square didapatkan hasil terdapat perbedaan yang bermakna antara kepuasan produksi ASI
(p=0.002), kelancaran produksi ASI dari indikator bayi (p= 0,000) dan kelancaran produksi
ASI dari indikator ibu ( p= 0,004) antara kelompok intervensi dan kontrol.

ABSTRACT
Cesarean birth rate in developing country such as Indonesia is increasing recently, which makes many women have to cope with impact of cesarean birth and also the problems related to breastfeeding. Some of the mother terminate breastfeeding in early weeks of baby born since the insufficient of breast milk production. This situation needs intensive effort to help mother post cesarean birth to solve their problems in breastfeeding their baby. This study
used a quasi experiment with Post Test only Design. This study were combining health education and rolling massage named “ SUKSES ASI” as a package for intervention to the mother with cesarean birth. The aim of this study is to evaluate the effectiveness of “SUKSES ASI” package to Maternal breast milk production in the area of Depok Jawa Barat. The samples consisted 60 women who had planned cesarean birth through post cesarean. The instrument that used in this study had validity and reability test using the cronbach’s alpha. The samples were taken by consecutive sampling. The findings showed that in control and intervention group the results are equal or homogen ( p > alpha, alpha=0,05). Chi-Square test is used to see the different between control & intervention groups. There are significant
differences between intervention and control group in mother satisfaction ( p=0,002), breast milk production from baby indicator (p= 0.000) and from mother indikator (p=0,0004)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Justina Purwarini
"Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini merupakan perilaku bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Saat
bayi mulai melakukan hentakan kepala ke dada ibu, sentuhan tangan dan hisapan bayi di puting susu ibu merangsang pengeluaran
hormon oksitosin. Oksitosin diperlukan ibu saat persalinan untuk mencegah terjadinya perdarahan dengan mempengaruhi
rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan juga membantu proses involusi uteri. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap lamanya persalinan kala III dan proses involusi uteri pada ibu
post partum. Penelitian ini menggunakan sampel 60 responden, masing-masing kelompok kontrol dan kelompok intervensi 30
responden. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan Chi-Square dan t test independent. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan lamanya persalinan kala III pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
(p= 0,000; α= 0,05). Penelitian ini juga memperlihatkan adanya perbedaan yang siginfikan proses involusi uteri pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi (p= 0,000; α= 0,05). Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi peningkatan
pelayanan dan pendidikan serta perkembangan ilmu keperawatan dan bagi pengambil kebijakan untuk menggunakan inisiasi
menyusu dini dalam praktek keperawatan profesional.
"
Sekolah Tinggi Imu Kesehatan Sint Carolus Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Febby Oktavianti
"Penggunaan oksitosin drip untuk menginduksi persalinan semakin meningkat sebanyak 18 %. Sampai saat ini belum ada kesepakatan atas regimen dosis baik dalam hal dosis awal, dosis titrasi maupun dosis maksimal. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan kadar oksitosin pada setiap fase persalinan . apabila dengan tetesan yang tetap dapat memberikan hasil yang cukup efektif, maka peningkatan dosis setiap beberapa menit tidak perlu dilakukan, sehingga memberikan kemudahan dalam pemberiannya. Saat ini di Indonesia belum ada penelitian yang membandingkan dosis oksitosin titrasi dengan menetap untuk mengetahui efektifitas pemberian oksitosin pada induksi persalinan.
Metode:
Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar tunggal dengan pembanding (Single Blind Randomized Clinical Trial), dimana subjek tidak mengetahui jenis perlakuan yang mereka dapatkan. Didapatkan 68 subyek penelitian yang diambil di kamar bersalin RS Fatmawati, RSUZA Banda Aceh, sejak bulan Februari 2015 sampai Juni 2015. Terdapat 24 subyek ( 20 subyek dengan skor pelvik < 6 dan 4 subyek dengan skor pelvik ≥ 6) dengan 6 mU/menit, 24 subyek (20 subyek dengan skor pelvik < 6 dan 4 subyek dengan skor pelvik ≥ 6) dengan 8 mU/menit, dan 20 subyek (14 subyek dengan skor pelvik < 6 dan 6 subyek dengan skor pelvik ≥ 6) dengan dosis titrasi (mulai 4 mU/menit dititrasi 2 mU/menit setiap 30 menit).
Hasil:
Uji analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna keberhasilan mencapai his adekuat antara kelompok dosis menetap dan titrasi (p=0,06; RR=3,15) dengan skor pelvik < 6, seluruh subyek dengan skor pelvik ≥ 6 berhasil mencapai kontraksi adekuat. Terdapat perbedaan yang bermakna waktu tercapainya kontraksi adekuat (p=0,03) antara kelompok dosis menetap 8 mU/menit dan titrasi dengan skor pelvik < 6. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna waktu tercapainya kontraksi adekuat (p=0,16) antara kelompok dosis menetap 6 mU/menit dan titrasi dengan skor pelvik < 6. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna waktu tercapainya kontraksi adekuat antara ketiga kelompok dengan skor pelvik ≥ 6 (p=0,80).Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada waktu persalinan antara ketiga dengan skor pelvik < 6 (p=0,16),tidak terdapat perbedaan pada waktu persalinan diantara ketiga kelompok dengan skor pelvik ≥ 6. Pada nilai Apgar menit ke-1 tidak terdapat perbedaan diantara ketiga kelompok dengan skor pelvik ≥ 6, dan tidak terdapat perbedaan bermakna diantara ketiga kelompok dengan skor pelvik < 6 (p = 0,40). Tidak terdapat perbedaan pada nilai Apgar menit ke-5 diantara ketiga kelompok baik pada kelompok dengan skor pelvik < 6 ataupun ≥ 6. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada intensitas nyeri saat kontraksi adekuat dengan NRS diantara ketiga kelompok baik pada kelompok dengan skor pelvik < 6 (p=0,22) ataupun ≥ 6 (p = 0,19). Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada kejadian stress janin diantara ketiga kelompok baik pada kelompok dengan skor pelvik < 6 (p=0,41) ataupun ≥ 6 (p = 0,51). Hiperstimulasi dan ruptur uteri tidak terjadi pada semua kelompok dengan skor pelvik < 6 ataupun ≥ 6.
Kesimpulan:
Pada waktu tercapainya kontraksi adekuat dengan skor pelvik < 6 antara dosis 8 mU/menit menetap dan titrasi secara statistik terdapat perbedaan bermakna dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara dosis 6 mU/menit menetap dan titrasi sedangkan pada skor pelvik ≥ 6 secara statistik tidak terdapat perbedaan pada ketiga kelompok. Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada waktu persalinan pada ketiga kelompok dengan skor pelvik < 6 dan ≥ 6.

Background:
The use of intravenous oxytocin to induce labor has increased as much as 18%. Until now there has been no agreement on dosing regimen in terms of the initial dose, titration dose and maximum doses. From several studies concluded that there are no differences in the levels of oxytocin in every phase of labor. if giving fixed dose provide an effective results, then increase the dose every 30 minutes is not necessary, thus providing ease of administration. Currently in Indonesia there has been no study comparing oxytocin titration with fixed dose to determine the effectiveness of oxytocin in labor induction.
Method:
This study is a single-blind randomized clinical trial with a comparator (Single Blind Randomized Clinical Trial), where the subject does not know the type of treatment they get. Obtained 68 samples taken in the policlinic and delivery room at Fatmawati Hospital, Jakarta and Zaenoel Abidin Hospital, Banda Aceh, since February 2015 until June 2015. There were 24 samples (20 subjects with pelvic score <6 and 4 subjects with pelvic score ≥ 6) with 6 mU/minute fixed dose, 24 samples (20 subjects with pelvic score <6 and 4 subjects with pelvic score ≥ 6) with 8 mU/minute fixed dose, and 20 samples (14 subjects with pelvic score <6 and 6 subjects with pelvic score ≥ 6) with titrated dose (started from 4 mU / min titrated 2 mU / min every 30 minutes).
Results:
Statistical test analysis showed no significant difference the success of achieving adequate contraction between fixed and titration dose group (p = 0.06; RR = 3.15) with pelvic score <6, all subjects with pelvic score ≥ 6 made in to adequate contraction. There is a significant difference in time for achieve adequate contraction (p = 0.03) between fixed dose groups 8 mU / min and titrated group with pelvic score <6. There were no significant differences in the achievement of his time adequate (p = 0.16) between the dose groups settled 6 mU / min and titrate with pelvic score <6. There were no significant differences in in time for achieve adequate contraction among the three groups with the pelvic score ≥ 6 (p = 0.80). There was no significant difference in delivery time among the three groups with the pelvic score < 6 (p = 0.16), no difference in delivery time among the three groups with pelvic score ≥ 6. At Apgar score 1 minute there was no difference among the three groups with pelvic score ≥ 6, and there are no significant differences among the three groups with pelvic score <6 (p = 0.40). There were no differences in the Apgar score 5 minutes among the three groups both in the group with pelvic score <6 or ≥ 6. There were no significant differences in the intensity of pain during adequate contractions with NRS among the three groups both in the group with pelvic score <6 (p = 0.22) or ≥ 6 (p = 0.19). There were no significant differences in the incidence of fetal stress among the three groups both in the group with pelvic score < 6 (p = 0.41) or ≥ 6 (p = 0.51). Hyperstimulation and uterine rupture did not occur in all groups with a score of pelvic <6 or ≥ 6.
Conclusion:
From the statistical test analysis, for time to achieve adequate contraction with pelvic score < 6 between 8 mU / min fixed dose and titration dose significantly different and there is no significant difference between the 6 mU / min fixed dose and titration dose, while with the pelvic score ≥ 6 there were no differences in all three groups , but there were no significant differences in the time of delivery in the three groups both with pelvic score <6 and ≥ 6."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qorin Ratal
"Abstrak Berbahasa Indonesia/Berbahasa Lain (Selain Bahasa Inggris): Beberapa bayi diberikan pengganti ASI yang sebenarnya tidak baik untuk bayi. Makanan terbaik untuk bayi adalah ASI karena mengandung pelengkap yang dibutuhkan bayi. Masalah bagi ibu menyusui setelah melahirkan salah satunya ialah tidak ada produksi ASI atau hambatan dalam pengeluaran ASI. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan, kurangnya dukungan dari keluarga, atau sangat sibuk melakukan intervensi untuk memfasilitasi pemberian ASI. Back rolling massage merupakan pijatan pada tulang punggung ibu menyusui yang membantu meningkatkan produksi dan kelancaran pengeluaran ASI. Pengetahuan penting untuk melakukan pemijatan back rolling massage karena pemijatan tidak hanya secara fisiologis, tetapi perlu tempat yang tepat untuk melakukan pemijatan agar dapat meningkatkan pengeluaran ASI. Selain itu, dukungan keluarga juga penting untuk melakukan back rolling massage karena membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan pijat tersebut. Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu postpartum yang dikelola dengan masalah keperawatan menyusui tidak efektif, gangguan pola tidur dan ketidaknyamanan pascapartum dengan penerapan back rolling massage. Karya ini menggunakan metode case study pada salah satu pasien di wilayah Puskesmas Pancoran Mas. Karya tulis ini dapat juga memotivasi petugas kesehatan untuk membantu ibu postpartum dengan masalah keperawatan yang sama dan menambahkan back rolling massage dalam intervensi di area postpartum. Hasil karya ilmiah ini mengungkapkan bahwa pasien kelolaan yang dilakukan back rolling massage selama 8 hari, ASI dapat keluar, bayi tidak rewel lagi saat menyusu, pola tidur ibu dapat nyenyak dan tidak merasakan ketidaknyamanan pascapartum lagi.

Some babies are given a breast milk substitute which is actually not good for the baby. The best food for babies is breast milk because it contains the supplements that babies need. One of the problems for breastfeeding mothers after giving birth is that there is no milk production or obstacles in expressing breast milk. This occurs due to lack of knowledge, lack of support from family, or too busy to intervene to facilitate breastfeeding. Back rolling massage is a massage on the spine of nursing mothers that helps increase the production and smooth flow of breast milk. Knowledge is important to do back rolling massage because massage is not only physiological, but it needs the right place to do massage in order to increase milk production. In addition, family support is also important to do back rolling massage because it requires the help of others in doing the massage. The purpose of this scientific work is to analyze nursing care for postpartum mothers who are managed with ineffective breastfeeding nursing problems, sleep pattern disturbances and postpartum discomfort with the application of back rolling massage. This work uses a case study method on a patient in the Pancoran Mas Health Center area. This paper can also motivate health workers to help postpartum mothers with the same nursing problems and add back rolling massage in interventions in the postpartum area. The results of this scientific work revealed that the patients under management were given back rolling massage for 8 days, breast milk could come out, the baby was no longer fussy while breastfeeding, the mother's sleep pattern was restful and she did not feel postpartum discomfort anymore."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Enok Nurliawati
"Kegagalan ASI yang sering ditemukan antara lain karena ibu menjalani seksio sesarea, oleh karena itu maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan produksi ASI pada ibu pasca seksio sesarea. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional. Tehnik pengambilan sampel non-probability sampling yaitu consecutive sampling dengan sampel sebanyak 112.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden yaitu umur, paritas, tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak berhubungan dengan produksi ASI. Faktor yang berhubungan dengan produksi ASI adalah nyeri, asupan cairan, kecemasan, motivasi, dukungan suami dan atau keluarga dan informasi tentang ASI. Analisis lebih lanjut menunjukan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap produksi ASI adalah motivasi (OR= 21,737).

Failure which is often found in breast feeding, because the mother underwent cesarean section, therefore the objective of this research was to identify factors related to milk production of post cesarean section women. This research method was analytical descriptive with cross-sectional approach using consecutive sampling involving 112 samples.
The research result showed that there was no correlation between respondences? characteristics (age, parities, education level, and occupation) and milk production. Factors that related to milk production are pain, fluid intake, anxiety, motivation, husband or family support, and information about lactation. Further analysis showed that the most influential factor to milk production was motivation (OR= 21,737).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29402
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Elearna Angeline Poetri
"ABSTRAK
Kelahiran bedah cesar merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan angka kesuksesan menyusui ASI eksklusif khususnya di wilayah perkotaan. Fenomena ini berhubungan dengan kesiapan ibu untuk memberikan ASI. Kesiapan meningkatkan menyusui merupakan hal yang penting karena berdampak bagi kesehatan ibu dan bayi. Metode yang digunakan yaitu studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan pada klien dengan kesiapan meningkatan menyusui dari periode antenatal hingga postnatal. Masalah keperawatan utama yang diangkat pada klien 26 tahun yaitu kesiapan meningkatkan menyusui. Data yang mendukung yaitu klien mengatakan anaknya diberikan susu formula karena melanjutkan susu yang diberikan oleh pihak rumah sakit namun masih dan tetap ingin memberikan ASI. Implementasi yang dilakukan adalah edukasi menyusui pada periode antenatal dengan metode diskusi menggunakan lembar balik dan pada periode postnatal dengan metode diskusi serta demonstrasi. Evaluasi dari tindakan adalah klien mengatakan ingin memberikan ASI saja kepada anaknya hingga usia 6 bulan, mengatakan pemberian susu formula sudah dihentikan, dan terjadi peningkatan berat badan sebesar 350 gr pada hari keenam belas.

ABSTRACT
The birth of cesarean section is one of the factors that can reduce the success rate of exclusive breastfeeding in urban areas. This phenomenon is related to mother rsquo s readiness to breastfeed. Readiness for enhanced breastfeeding was crucial because gave an impact to maternal and child health. The method used is case study with nursing care to client with readiness of enhanced breastfeeding from antenatal to postnatal period. The main nursing problem in Mrs. M aged 26th is readiness for enhanced breastfeeding. Supporting data is the client said her child was given formula milk because continuing milk provided by the hospital however she still want to give a breast milk. Implementation is the education of breastfeeding in the antenatal period with discussion method using a flipchart and in the postnatal period with discussion and demonstration methods. Evaluation obtained was that the client said they wanted to breastfeed their babies until 6 months old, saying formula feeding had been stopped, and there was a weight gain of 350 gr on the sixteenth day."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Young, Jacqueline
London Thorsons 1992,
615.822 You s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rush, Anne Kent
London: Aqurian , 1994
615.822 RUS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>