Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142838 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enny Mulyatsih
"Stroke adalah suatu keadaan terputusnya atau terhentinya aliran darah ke otak secara tiba-tiba yang mengakibatkan kerusakan dan gangguan fungsi pergerakan, perasaan, memori, perabaan, dan bicara yang bersifat sementara atau menetap. Masalah kesehatan yang timbul akibat stroke sangat bervariasi, tergantung luasnya daerah yang mengalami nekrose atau kematian jaringan dan Iokasi otak yang A mengalami keIainan.Sebagian besar pasien pasca stroke mengalami gangguan mobilisasi, mesldpun tidak semua pasien mengalami hal ini. Akibat mengalami gangguan mobilisasi atau pergerakan pasien mengalami ketergantungan dalam aktifitas sehari-hari atau Activity Daily Livings ( "ADL's" ). Tingkat ketergantungan dalam melakukan aktiiitas sehari-hari ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal, faktor eksternal, usia, kelemahan atau ketidakmampuan akibat stroke, dan penganmm posisi serta moilisasi dini yang dilakukan oleh perawat atau terapis fisik. Pada penelitian ini didapatkan hasil yang menunjukkan, bahwa tingkat ketergantungan pasien pasca stroke lebih tinggi bila dibandingkan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya Tingkat ketergantungan pasien pasca stroke yang mengalami ketergantungan total mencapai 50%, dan rata-rata nilai Barrel Index adalah 54,2. Berdasarkan hal ini, diharapkan perawat membuat perencanaan pulang bagi pasien paaca stroke secara tepat, termasuk pemberian pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga, sebelum pasien pulang ke rumah. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5062
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Herman SY
"Stroke merupakan salah satu penyakit saraf gawat darurat yang harus segera ditolong dan ditanggulangi. Jika diketahui dengan cepat dan diberikan terapi dengan tepat, maka hasil pengobatan akan sangat memuaskan. Namun pada kenyataannya sampai saat ini angka kematian karena stroke masih tetap tinggi. Di negara maju, USA, stroke merupakan penyebab kematian urutan ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker.
Sedangkan di Indonesia sampai tahun 1990 stroke masih menduduki peringkat kematian ke 3 sesudah penyakit infeksi saluran nafas bawah dan penyakit jantung. Akan tetapi sejak tahun 1991 sampai 1995 stroke telah menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit (merupakan 11,7% dari seluruh kematian di Rumah Sakit).
Di RSPAD Gatot Soebroto kematian stroke di tahun 1994 sampai dengan tahun 1996 adalah berkisar 30 sampai dengan 43,37 %. Angka kematian ini cukup tinggi dibanding dengan angka kematian di Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia, apalagi bila dibandingkan dengan luar negeri. Dengan meningkatnya insiden karena bertambahnya usia harapan hidup, haruslah dibuat rancangan penanganan stroke yang lebih terpadu, agar angka kematian stroke dapat dikurangi.
Dalam membuat rancangan penanganan stroke akut/unit stroke dalam upaya menurunkan angka kematian penderita stroke di RSPAD Gatot Soebroto, dilakukan observasi prosedur pelayanan penderita stroke akut di RSPAD Gatot Soebroto selama ini, observasi pengelolaan Unit Stroke di RSCM, studi kepustakaan tentang pengelolaan stroke akut di luar negeri dan tentang pengelolaan stroke yang ideal.
Faktor-faktor yang diteliti disini terutama tentang organisasi unit stroke, fasilitas, SDM, pendanaan dan prosedur pelayanan. Sebagai hasilnya organisasi unit stroke di RSPAD Gatot Soebroto perlu ditempatkan dibawah Departemen Saraf dan diketuai oleh Dokter Ahli Penyakit Saraf. Kemudian dalam menangani penderita stroke akut perlu dibentuk satu tim terpadu yang terdiri dari Dokter Ahli Penyakit Saraf sebagai Ketua Tim, Dokter Ahli yang terkait, misalnya ; Jantung, Paru, Penyakit Dalam, Gizi, Ahli Rehabilitasi Medis, Perawat yang telah terlatih khusus merawat penderita stroke akut.
Perawat perlu terlibat secara aktif dalam prosedur mobilisasi dan rehabilisasi, dan keluarga penderita perlu dilibatkan sedini mungkin dalam merawat penderita stroke melalui Program Edukasi Keluarga (PEK). Stroke Pathway diberlakukan sejak pasien masuk melalui bagian gawat darurat. Penderita dipulangkan atau pindah ke ruangan lain diluar unit stroke setelah melalui Ease akut dan minimal dapat duduk. Disarankan agar kemandirian pasca stroke penderita di follow up setelah 3 bulan pasca stroke dengan Indeks Barthel.

Stroke Unit Plan For Lowering Patient Death Rate In Gatot Soebroto Central Army HospitalStroke is one of emergency nerve diseases which must be helped and managed as soon as possible. A fast and right therapy will give a good result. At present however its death rate still remain high. In developed country such as USA, stroke is the third cause of the death after heart disease and cancer.
In Indonesia until 1990 stroke was in the third cause of death after low respiratory tract infection and heart disease. But from 1991 until 1995 stroke had become the first cause of death in hospital and accounted for 11,7% of the entire death in hospital.
In The Gatot Soebroto Central Army Hospital care fatality of stroke from 1994 to 1996 ranged from 30 to 43,37 %. This rate was higher than the rate in educated hospitals in Indonesia and far higher if it was compared with other countries. As the incidence was increasing caused by higher expectancy of life, it was necessary to make a stroke integrative management plan in order to reduce the stroke death rate.
To plan the stroke unit, a study was conducted to observe the existing services, in this hospital and the management of stroke unit in RSCM. Existing literatures on the management of acute stroke in abroad and about the ideal management of stroke were studied. The observations were focused on organization, facilities, human resources, fund and service procedures.
Based on this study, the stroke unit in Gatot Soebroto Central Army Hospital should be placed under the Department of Neurology and chaired by a Neurologist. An integrative team should be built to manage the unit, which consist of a neurologist as the Chief, other related specialists such as a cardiologist, a pulmonologist, an internist, a nutrician, a rehabilitative expert and nurses well trained for acute stroke management.
The nurse should involve actively in mobilization and rehabilitation procedure. An early family involvement to care stroke patient through family educated program should be encouraged. The stroke pathway began as patients admitted in the emergency unit. Patient should be discharged or moved to other room out of stroke unit after passed from a critical phase and at least after able to sit. Three months after stroke, a follow up evaluation should be conducted to measure the patient independency using the Barthel Index.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandri Bunga Wijayanti
"Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang terjadi akibat terganggunya aliran darah otak secara tiba-tiba yang mengakibatkan kematian sel saraf otak sehingga terjadi disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya kecacatan ataupun kematian. Latihan Range of Motion adalah suatu latihan yang dilakukan untuk menilai dan meningkatkan fungsi sistem muskuloskeletal dan juga merupakan salah satu terapi lanjutan pada pasien stroke yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah otak, dan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan, sehingga dapat memperbaiki fungsi sensorimotorik.
Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan analisis evidence based mengenai Range of motio dalam mengatasi masalah gangguan motorik untuk meningkatkan fungsi sistem muskuloskeletasl pada pasien post stroke.
Hasil dari latihan ROM pada pasien ini terbukti efektif dalam mengembalikan fungsi muskuloskeletal klien dalam kekuatan otot dan meningkatkan aliran darah otak serta meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Rekomendasi penulisan ini ialah agar perawat perlu mengajarkan latihan ROM kepada pasien pasca stroke.

Stroke is an emergency neurological illness caused by sudden obstruction of bloof flow to the brain that can lead to brain cell death motoric and sensoric dysfunction, and lead to morbidity or mortality. Range of Motion is an exercise done to value and improve of stroke patient's musculoskeletal system and is one of the follow-up therapy given to improve brain blood flow, hopefully maximize sensoric-motoric function.
This article is aimed to analyze evidence based about range of motion therapy to figure out all musculoskeletal problem that accompany post stroke patient.
The result of range of motion therapy proof that it is effective for the stroke patient. The result of range of motion therapy proof that it is effective for the stroke patient to have this exercise which is able to increase musculoskeletal system especially muscle strength, brain flood flow and minimize deformity. It is recommended for the nurses to educate post stroke patient to have this Range of Motion exercise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Titia Paramadina
"Urbanisasi di daerah perkotaan adalah masalah kesehatan. Perilaku kesehatan masyarakat perkotaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempatnya tinggal dan bekerja. Kepadatan penduduk, polusi udara, persaingan, pekerjaan adalah faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress bagi masyarakat kota. Stress menyebabkan resiko hipertensi dan dapat mengarah pada terjadinya penyakit stroke hemoragik. Tingkat morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh stroke hemoragik tinggi. Oleh karena itu, diperlukan adanya asuhan keperawatan yang komprehensif dari perawat untuk melakukan rehabilitasi, terutama perlunya mobilisasi bertahap pada pasien dengan stroke hemoragik.

Urbanization in many urban is a health issue. Behavior of urban public health is strongly influenced by environmental conditions where he lived and worked. Population density, air pollution, competition, jobs are the factors that can cause stress for the urban society. If the stress is prolonged the risk of hypertension to happen bigger and can lead to the occurrence of hemorrhage stroke. The morbidity and mortality caused by hemorrhage stroke is high. Therefore, it is necessary to have a comprehensive nursing care from nurses to undertake rehabilitation, especially the need for gradual mobilization in patients with hemorrhage stroke.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Suhartini
"Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan. Pada tingkat dunia merupakan penyebab kematian nomor tiga. Salah satu masalah kesehatan yang timbul akibat stroke yaitu gangguan bioara (afasia) yang bersifat sementara atau menetap. Apabila hal tersebut tidak ditangani dengan baik menyebabkan ketergantungan terus menerus dan menjadi stresor untuk pasien stroke. Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah dan menyesuaikan diri dengan perubahan, dengan menggerakan sumber koping yang dimiliki.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui mekanisme koping pasien stroke yang mengalami afasia dan sumber koping yang banyak digunakan. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap IRNA B lantai I kanan dan lantai II kiri terhadap 30 responden. Desain yang digunakan adalah deskripsi sederhana, sedangkan alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan sumber koping yang paling banyak digunakan oleh pasien stroke yang mengalami afasia adalah keyakinan diri yang positif (73,3 %) dan respon koping pasien sebagian besar (80 %) adalah adaptif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5451
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisah
"Cedera serebrovaskuler (CVA) merupakan berhentinya aliran darah ke otak yang mengakibatkan terjadi kehilangan fungsi dari otak tersebut,defisit yang umumnya terjadi yaitu kesulitan bicara dan mobilitas. Stroke juga berdampak pada kesehatan fisik dan kognitif sehingga mempengaruhi kemampuan dalam melakukan mobilisasi fisik. Kemampuan mobilisasi fisik pasien stroke iskemik fase rehabilitasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang berhubungan dengan kemampuan mobilisasi fisik pasien stroke iskemik fase rehabilitasi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sebanyak 100 pasien stroke iskemik yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien stroke iskemik memiliki kemampuan mobilisasi fisik cukup baik (75%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan mobilisasi fisik pada pasien stroke iskemik fase rehabilitasi adalah usia (p=0,003), jenis kelamin (p=0,124), tingkat keparahan stroke (p=0,0001), fatigue (p=0,159), kekuatan otot(p=0,0001), cemas (p=0,047), efikasi diri (p=0,001), dukungan keluarga (p=0,0001) dan dukungan sosial (p=0,001). Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel yang paling berhubungan dengan mobilisasi fisik pasien stroke iskemik pada fase rehabilitasi yaitu usia (OR=0,134; CI 95% 0,031-0583), tingkat keparahan stroke (OR= 63,565; CI 95% 5,386-532,719), kekuatan otot (OR=67,699; CI 95% 7,303-627,581), dan efikasi diri (OR=189,718; CI 95% 3,402-3668,197) danfaktor yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan mobilisasi fisik pasien stroke iskemik fase rehabilitasi adalah efikasi diri dengan nilai OR 189,718 (CI 95%= 3,402 ; 3668,1971). Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi perawat untuk mencermati efikasi diri pada pasien stroke dan mengatasi pasien pasca stroke yang mengalami gangguan efikasi diri agar dapat melakukan mobilisasi fisik dengan rasa percaya diri.

Cerebrovascular injury (CVA) is the cessation of blood flow to the brain which results in loss of function of the brain, a deficit that generally occurs namely speech difficulties and mobility. Stroke also has an impact on physical and cognitive health which affects the ability to carry out physical mobilization. The ability to physically mobilize ischemic stroke patients in the rehabilitation phase is influenced by several factors. The purpose of this study was to identify factors related to the ability of physical mobilization in the rehabilitation phase of ischemic stroke patients at Dr. RSUPN. Cipto Mangunkusumo. This study uses a cross sectional method. A total of 100 ischemic stroke patients were selected using consecutive sampling technique.
The results showed that the majority of ischemic stroke patients had good physical mobilization ability (75%). Factors related to physical mobilization ability in ischemic stroke patients in the rehabilitation phase were age (p = 0.003), gender (p = 0.124), stroke severity (p = 0.0001), fatigue (p = 0.159), strength muscle (p = 0,0001), anxiety (p = 0,047), self efficacy (p = 0,001), family support (p = 0,0001) and social support (p = 0,001). The results of multivariate analysis showed that the variables most associated with physical mobilization of ischemic stroke patients in the rehabilitation phase were age (OR = 0.134; 95% CI 0.031-0583), stroke severity (OR = 63.565; 95% CI 5,386-532,719), muscle strength (OR = 67,699; CI 95% 7,303-627,581), and self-efficacy (OR = 189,718; CI 95% 3,402-3668,197) and the most dominant factor related to the ability of physical mobilization of ischemic stroke patients in the rehabilitation phase is self-efficacy with value OR 189,718 (95% CI = 3,402; 3668,1971). This study can be used as a reference for nurses to examine self-efficacy in stroke patients and overcome post-stroke patients who experience impaired self-efficacy in order to be able to carry out physical mobilization with confidence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahn, Jung
New York: HarperPaperback, 1992
616.81 AHN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Sonatha
"ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi
hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga terhadap pasien pasca stroke dan pendekatan cross
sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 56 orang anggota keluarga dari pasien pasca
stroke. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Hasil menunjukkan faktor
yang mempengaruhi sikap keluarga dalam memberikan perawatan kepada pasien pasca stroke
adalah tingkat penghasilan keluarga ( p value 0,004; α =0,05), pengalaman keluarga sebelumnya
( p value 0,004; α = 0,05) dan tingkat pengetahuan kelurga (p value 0,027; α = 0,05 ). Oleh
sebab itu, tingkat pengetahuan keluarga tentang stroke dan perawatannya perlu ditingkatkan
untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien pasca stroke.

ABSTRACT
The main aim of this study was to identify the correlation between knowledge and attitude
family toward stroke survivor. This study used descriptive correlation design and developed a
cross-sectional study. The participants of this research were about 56 family members of stroke
survivor . Sampling technique that used in this research was consecutive sampling. The result
of this research shown the factor that influenced family attitude in giving care to stroke survivor
were family income (p value 0,004; α=0,05), experience of family before (p value 0,004; α=0,05)
and knowledge degree (p value 0,027; α=0,05). Therefore researcher hope that knowledge level
of familyabout stroke and caring stroke survivor should be advanced to make stroke survivor
being survive."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adolfina R. Amahorseja
"Selama kurun waktu 3 tahun antara 1988 sampai 1990 nampak jumlah penderita. "stroke" di RS. PGI. Cikini Jakarta cendrung meningkat, 149 penderita (1988), 237 penderita (1989), dan 241 penderita (1990). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor risiko yang dapat menimbulkan "stroke", dalam penelitian ini faktor risiko yang diteliti yaitu hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterolerni, dan merokok.
Penelitian ini merupakan studi kasus-kontrol (case-control study), dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari catatan medik RS.PGI. Cikini Jakarta dari penderitapenderita rawat mondok bulan April sampai Desember 1991, dimana diperoleh jumlah kasus 124. orang dan kontrol 124 orang. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah analisa terhadap distribusi frekuensi, tabulasi silang, dan multiple logistic regression.
Hasil penelitian merunjukkarn bahwa faktor risiko hipertensi, dan hiperglikemi secara statistik mempunyai hubungan. yang bermakna dengan kejadian "stroke", dimana individu dengan hipertensi mempurnyai risiko 11.021 kali untuk menjadi "stroke" dibandingkan dengan yang tidak menderita hipertensi. Individu dengan hiperglikemi mempunyai risiko 4, 325 kali untuk menjadi "stroke" dibandingkan dengan yang tidak hiperglikemi. Sedangkan faktor hiperkolesterolemi dan merokok menunjukkan hubungan yang tidak bermakna dengan kejadian "stroke". Dari analisa dengan multiple logistic regression yang paling besar pengaruhnya adalah faktor hipertensi.
Berdasarkan informasi yang didapat, maka saran-saran yang dikemukakan adalah pemeriksaan laboratorium klinik tidak hanya kolesterol total, tetapi perlu pula diperiksa HDLC (high density lipoprotein cholesterol) dan LDLC (Low density lipoprotein cholesterol}, agar hasilnya dapat lebih memuaskan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pertambahan kasus stroke yang tidak diimbangi dengan perbaikan penatalaksanaan di rumah sakit
menyebabkan dalam dekade terakhir stroke merupakan penyebab kematian nomor 1 di R.S. di
Indonesia (Depkes RI, 1997). Oleh sebab itu pentingnya rehabilitasi khusunya pemulihan Range of
Motion pada klien post stroke yang mengalami hemiparese dapat ditingkatkan melalui program
rehabilitasi. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh Iatihan ROM
terhadap peningkatan kemampuan ROM. Penelitian kami dimulai tanggal 18 Desember 2004
sampai dengan 26 Desember 2004 di Ruang IRNA B RS Fatmawati. Tujuan penelitian untuk
memperoleh data tentang pengaruh latihan Range of Motion terhadap peningkatan kemampuan
Range of Motion pada klien post stroke yang mengalami herniparese. Metodologi penelitian yang
kami gunakan adaIah Quasi Eksperimen. Dari hasil penelitian kami didapatkan keputusan uji
statistik dimana nilai P < 0,001 yang lebih kurang dari nilai alpha (0.05) maka diputuskan Ho
ditolak sehingga dengan α 5 % dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada pengaruh
peningkatan kemampuan Range of Motion setelah diberikan latihan Range of Motion. Jadi teori
yang ada telah terbukti dalam penelitian kami. Sehingga peneliti berharap agar penelitian
berikutnya dapt berfokus pada klien post stroke hemoragik atau non hemoragik saja . Dan untuk
mencapai hasil yang lebih baik sebaiknya penelitian dilakukan lebih intensif dalam kurun waktu
yang lebih lama."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5353
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>