Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan koping perawat dalam memberikan askep pada klien anak dengan HIV/AIDS di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Desain yang digunakan adalah deskriptif dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 88 responden. Hasil penelitian pada analisa univariat didapatkan bahwa rata-rata umur perawat 30,92 tahun, lama kerja 2,20 tahun, mayoritas berjenis kelamin perempuan (94,3%), dengan tingkat pendidikan mayoritas D-3 (81,8%).Koping perawat dalam merawat anak dengan HIV/AIDS didapatkan paling banyak memiliki koping destruktif yaitu 49 perawat (55,7%) dan koping konstruktif 39 orang perawat (44,3%). Sedangkan pada analisa bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara koping dengan karakteristik individu yang meliputi umur, jenis kelamin, dan lama kerja. Akan tetapi pada karakteristik tingkat pendidikan didapatkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin baik koping konstruktif yang dimiliki oleh perawat.

This descriptive cross-sectional study aimed to determine the association between individual characteristics with nurses' coping in providing nursing services to pediatric clients with HIV/AIDS at Cipto Mangunkusumo Hospital. There were 88 subjects. Mean nurses' age was 30.92 years and mean length of service 2.2 years. Most subjects were female (94.3%) and had a D3-degree (81.8%). Most nurses had a destructive coping mechanism in serving children with HIV/A1DS (49 nurses; 55.7%); the rest had a constructive coping mechanism. No significant association was found between coping and individual characteristics of age, sex, and length of service. Nurses' educational level was positively associated with a constructive coping mechanism."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5905
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kambu, Yowel
"Praktik Keperawatan Klinik lanjut di ruang penyakit dalam dan poli UPT Pokdisus HIV AIDS untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem imun menggunakan model teori keperawatan Orem's Self Care Deficit menerapkan praktik keperawatan berdasarkan pembuktian Masalah keperawatan terbanyak akibat penyimpangan self care perkembangan adalah risiko infeksi dan kurang pengetahuan tentang regimen pengobatan Intervensi berdasarkan pembuktian yang diterapkan yaitu pendekatan nurse as coach menggunakan coaching technique Inovasi keperawatan yaitu penatalaksanaan aplikasi short message services sms untuk dukungan terhadap peningkatan kepatuhan terapi antireroviral Perawat menerapkan mode Self Care Deficit Orem menerapkan coaching technique untuk meningkatkan kemandirian klien dalam perawatan dirinya serta melakukan kegiatan inovatif dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan imun Kata kunci Gangguan sistem imun model Orem's self Care Deficit asuhan keperawatan

Advance clinical practice on client with immune system disorders using model theory of Orem's Self Care Deficit is implementation of nursing practice based on evidence of nursing practice and implementing nursing innovation at the inpatient and outpatient ward setting The most frequent nursing issues occured was risk of infection and lack of knowledge about treatment of medication Nursing intervention based on evidence based practices is the the role of nurse as a coach using a coaching technique that very useful to promoting improving independency of self management Innovation of nusing in this clinical practice was using aplication of mobile phone of short message service SMS to promote the improvement of client adherence to ART Nurses apply the model of Orem's Self care Deficit apply a coaching technique to increase the independence of the client in her his care and conduct innovative activities in the provision of nursing care to clients with impaired immune systems
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Alfio Andhika
"Di Indonesia, kasus HIV/AIDS pada anak dari tahun 2010 sampai 2016 cenderung mengalami peningkatan. Salah satu penyakit penyerta yang sering muncul atau yang disebut dengan infeksi oportunistik pada klien dengan HIV/AIDS yaitu diare. Sampai dengan 60 dari orang yang hidup dengan HIV melaporkan diare. Diare adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak dan terutama mereka yang terinfeksi HIV. Salah satu intevensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi BAB yaitu dengan terapi pijat yang merupakan salah sati terapi keperawatan komplementer. Terapi pijat dilakukan pada seluruh tubuh sebanyak dua hari dalam sehari selama tiga hari berturut-turut. Setelah dilakukan intervensi tersebut, tampak terjadi penurunan frekuensi BAB cair pada anak dengan diare persisten.

In Indonesia, HIV AIDS cases in children from 2010 to 2016 tend to increase. One of common comorbid illness or so called opportunistic infection in clients with HIV AIDS is diarrhea. Up to 60 of people living with HIV report diarrhea. Diarrhea is a major cause of morbidity and mortality in infants and children, especially those who are HIV infected. One of the nursing intervention that can be done to reduce the frequency of diarrhea with massage therapy that one of complementary nursing therapy. Massage therapy is performed on the whole body twice a day for three consecutive days. After the intervention, there appears to be a decrease in frequency of diarrhea in children with persistent diarrhea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nuri Citra Anggestia
"Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus yang menyerang secara spesifik sel limfosit tubuh dan menyebabkan kondisi imunodefisiensi pada individu yang terinfeksi. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV dimana terjadi kondisi imunodefisiensi yang menyebabkan mudah terjadinya infeksi lain atau disebut sebagai infeksi oportunistik. Toksoplasma ensefalitis merupakan salah satu infeksi oportunistik yang disebabkan oleh protozoa T. Gondii dan sering terjadi pada individu dengan AIDS. Proses infeksi dari toksoplasma ensefalitis dapat menyebabkan terjadinya edema vasogenik akibat dari peningkatan permeabilitas blood-brain barrier yang dapat menekan jaringan serebral dan meningkatkan tekanan intrakranial. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir Ners ini untuk menganalisis penerapan pemberian asuhan keperawatan generalis untuk mengatasi masalah keperawatan risiko perfusi serebral tidak efektif dengan manajemen tekanan intrakranial, nyeri akut dengan manajemen nyeri dan nausea dengan manajemen mual. Penilaian tanda peningkatan tekanan intrakranial menggunakan monitoring hemodinamik dan respon pupil, penilaian skala nyeri dengan menggunakan numeric rating scale (NRS), dan penilaian respon mual menggunakan index of nausea, vomiting and retching(IVNR). Hasil dari karya ilmiah ini menunjukkan tidak terjadinya peningkatan tekanan intrakranial, penurunan skala nyeri, dan penurunan respon mual. Penerapan manajemen tekanan intrakranial, nyeri akut, dan mual dapat diadaptasi sebagai salah satu intervensi keperawatan pada kasus AIDS dengan toksoplasma ensefalitis.

Human immunodeficiency virus (HIV) is a virus that specifically attacks the body's lymphocyte cells and causes immunodeficiency conditions in infected individuals. AIDS is the final stage of HIV infection where there is an immunodeficiency condition that makes it easy for other infections to occur or is referred to as an opportunistic infection. Toxoplasma encephalitis is one of the opportunistic infections caused by the protozoan T. gondii and often occurs in individuals with AIDS. The infectious process of Toxoplasma encephalitis can cause vasogenic edema due to increased blood-brain barrier permeability which can suppress cerebral tissue and increase intracranial pressure. The purpose of writing this final scientific paper for nurses is to analyse the application of general nursing care to overcome the risks of ineffective cerebral perfusion with intracranial pressure management, acute pain with pain management and nausea with nausea management. Assessment of signs of increased intracranial pressure using hemodynamic monitoring and pupillary response, assessment of pain scale using numeric rating scale (NRS), and assessment of nausea response using nausea, vomiting and vomiting index (IVNR). The results of this scientific work showed no increase in intracranial pressure, decrease in pain scale, and decrease in nausea response. The application of management of intracranial pressure, acute pain, and can be adapted as one of the intervention interventions in AIDS cases with toxoplasma encephalitis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Asna Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran peran perawat sebagai advocator dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien HIV/AIDS di RSUD Bekasi. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana dengan teknik non-random sampling memuat sampel 61 orang yang dilakukan pada perawat rawat inap di RSUD Bekasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa peran perawat sebagai advocator dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien HIV/AIDS di RSUD Bekasi tahun 2009 adalah tinggi sebesar 64%.
Penelitian ini merekomendasikan agar penelitian selanjutnya dapat menyoroti peran perawat sebagai advocator dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien HIV/AIDS di area lain seperti; area bedah, penyakit dalam ataupun kebidanan, sehingga meningkatkan profesionalisme perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

This study aims to identify the image of nurses as role advocator in providing nursing services to patients with HIV / AIDS in hospitals of Bekasi. Research design deskriftif use this simple technique with non-random sampling a sample of 61 people conducted in the Inpatient nurses in hospitalsof Bekasi.
The results of the analysis indicate that the role of nurses as advocator in providing nursing services to patients with HIV / AIDS hospitals in Bekasi in 2009 is high as 64%.
This study recommends that further research can highlight the role of nurses as advocator in providing nursing services in patients with HIV / AIDS in other areas such as areas of surgery, or disease in obstetrics, increasing the professionalism of nurses in providing nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5829
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irsanty Collein
"Penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman mendalam tentang makna spiritualitas pada klien HIV/AIDS dalam konteks asuhan keperawatan.Rancangan penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi dengan desain deskriptif eksploratif. Penelitian ini memperoleh lima tema yaitu (1) mendekatkan diri kepada Tuhan, (2) menghargai hidup pasca diagnosis HIV, (3) butuh dukungan dari orang terdekat, (4) mempunyai harapan untuk kehidupan yang lebih baik di hari depan,dan (5) kebutuhan spiritual yang tidak terpenuhi. Sebanyak 7 partisipan berpartisipasi menceritakan pengalamannya. Metode wawancara mendalam dan pengamatan lapangan merupakan alat bantu pengumpulan data. Data di analisis menggunakan metode Collaizi (1978). Hasil penelitian menyarankan perawat perlu melakukan pengkajian spiritual pada klien HIV/Aids selama di rawat di RS sehingga perawat dapat memberikan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu klien

This study aims to explore the meaning of spirituality in HIV / AIDS patients in the nursing care at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. This research is a qualitative research phenomenology design with descriptive explorative. There were five themes in this research including more attach to God, respect for life after HIV diagnosis, need a support system, hope for a better life and patient's spiritual need?s were not fulfilled. Seven participants were recruited in this study 7 participants.In-depth interviews, field note and the observation sheet were used to collect data. The seven procedural steps proposed by Collaizi (1978) were utilized in data analysis.The result suggested nurses are supposed to make an assessment for spiritual needs as a nursing intervention and optimize nursing curriculum."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29407
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Khasanah
"Keberhasilan terapi ARV sangat ditentukan oleh kepatuhan minum obat ARV. YPImerupakan salah satu yayasan peduli HIV/AIDS tertua di Indonesia yang terletak diTebet, Jakarta Selatan. Beberapa pasien HIV/AIDS di YPI ditemukan pernahmengalami putus obat yang dapat berisiko kematian akibat kegagalan terapi ARV.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kepatuhan minum obat ARV padapasien HIV/AIDS di YPI. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif denganmenggunakan wawancara mendalam. Pengambilan data dilakukan pada 10 orang darikelompok ODHA, keluarga, dan pihak YPI.
Penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat pasien yang tidak patuh minum obat ARV. 5 informan yang penelitiwawancarai, 2 informan menyatakan pernah mengalami putus obat, 2 informan lainpernah terlambat minum obat dan 1 informan patuh minum obat. Penelitian ini menunjukkan faktor penyebab ketidakpatuhan minum obat ARV yaitu kesibukan, kejenuhan minum obat, takut efek samping, dan merasa sudah sehat.

The success of antiretroviral therapy is largely determined by the adherence of taking an tiretroviral drugs. YPI is one of the foundation care HIV AIDS located in Tebet,South Jakarta. Several HIV AIDS patients in YPI have been found to have experienced drug withdrawal that could be at risk of death due to ARV therapy failure.
This study aims to look at the picture of adherence to taking ARV drugs and factors that influence adherence in HIV AIDS patients at YPI. This research is a qualitative research using in depth interviews. Data were collected on 10 people from HIV patients, family, andYPI groups.
This study shows that there are still patients who do not adhere to taking ARV drugs. 2 of 5 informants had a drug break, 2 informan not on time in taking medication. This study shows the factors that cause non adherence to take medication ARV that is busy, saturation of medicine, fear of side effects, and feel healthy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan , 1994
616.979 2 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Mudanayasa
"Latar Belakang: Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia mengalami peningkatansignifikan setiap tahunnya, termasuk di Bali dan Gianyar, namun pemanfaatan VCTmasih rendah, di Gianyar hanya 28,4 . Rendahnya pemanfaatan VCT berhubungandengan faktor-faktor seperti umur, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,pengetahuan HIV-AIDS dan VCT, persepsi pelayanan kesehatan, stigma,diskriminatif, dukungan pasangan, keluarga dan teman, dukungan petugas kesehatan,dukungan LSM, keterampilan petugas dan akses ke pelayanan kesehatan.
Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatanklinik VCT HIV-AIDS di RSUD Sanjiwani, Gianyar tahun 2017.
Metode: Penelitian ini adalah studi potong lintang, metode kuantitatif. Populasipenelitian adalah seluruh responden yang berkunjung ke klinik VCT RSUDSanjiwani. Sampel adalah seluruh responden yang berkunjung ke klinik VCT bulanOktober sampai November 2017 yang memenuhi kriteria inklusi, bersedia ikut dalampenelitian dan menandatangani inform consent dan sampel diambil secara konsekutif.Pengumpulan data primer dengan wawancara menggunakan kuesioner, data sekunderdiambil dari register kunjungan klinik VCT. Analisis data menggunakan spss danpenyajian hasil dalam bentuk tabel.
Hasil: Terdapat 70 responden yang ikut dalam penelitian ini, didapatkan hubunganbermakna antara umur, pengetahuan VCT, sikap keluarga, sikap pasangan, dukunganLSM, akses pelayanan kesehatan dengan persepsi individu. Adanya hubunganbermakna antara umur, pendidikan, pengetahuan HIV-AIDS, pengetahuan VCT,persepsi pelayanan kesehatan, stigma dan diskriminasi, sikap keluarga, sikappasangan, sikap petugas kesehatan, dukungan LSM, keterampilan petugas kesehatandan persepsi individu terhadap pemanfaatan VCT. Persepsi individu, stigma dandiskriminasi merupakan tiga faktor dominan berhubungan dengan pemanfaatan VCT.
Kesimpulan: terdapat berbagai faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan VCT,pada penelitian ini persepsi individu, stigma, umur dan diskriminasi behubungandominan terhadap pemanfaatan VCT. Adanya stigma dan diskriminatif yang tinggi,serta rendahnya persepsi undividu, perlu dilakukan intervensi untuk mengeliminasihal tersebut.

Background: Prevalence of HIV AIDS in Indonesia has increased significantlyevery year, including in Bali and Gianyar, but VCT utilization is verry low, inGianyar just only 28.4. The low utilization of VCT relates to factors such as age,marital status, education, employment, HIV AIDS knowledge and VCT, healthservice perceptions, stigma, discrimination, partner support, family and friends,health care support, NGO support, access to health services.
Aims: To know the factors related to the utilization of VCT HIV AIDS clinic inRSUD Sanjiwani, Gianyar 2017.
Methods: This research is cross sectional study, quantitative method. The study population was all respondents who visited the VCT clinic RSUD Sanjiwani.Samples were all respondents who visited VCT clinics from October to November2017 who met the inclusion criteria, were willing to take part in the research and signthe informed consent and the sample was taken consecutively. Primary datacollection by interview using questionnaires, secondary data is taken from the VCTclinic visit register. Data analysis using spss and presentation of results in tabularform.
Results: There were 70 respondents who participated in this study, found significantrelationship between age, knowledge of VCT, family attitudes, couples attitude, NGOsupport, access to health services with individual perceptions. There is a significantrelationship between age, education, HIV AIDS knowledge, VCT knowledge, healthservice perceptions, stigma and discrimination, family attitudes, partner attitudes, health officer attitudes, NGO support, health officer skills and individual perceptionsof VCT utilization. Individual perceptions, stigma and discrimination are the threedominant factors associated with VCT utilization.
Conclusions: There are various factors related to the utilization of VCT, in this studyindividual perceptions, stigma, age and discrimination are dominant relation to theutilization of VCT. High stigma and discrimination and low individual perceptions,need to be intervened to eliminate it.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>