Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176846 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Prosedur suctioning merupakan prosedur yang potensial berbahaya jika dilakukan tidak tepat, dan dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam kehidupan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik perawat (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan lama bekerja dan tingkat pengetahuan tentang suctioning) dengan ketepatan dalam melakukan prosedur suctioning. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah perawat di RS PMI bogor — Jawa Barat Jumlah sampel penelitian sebanyak 90 orang. Data diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden. Instrumen terdiri dari data demografi, pertanyaan tentang suctioning dan ketepatan dalam melakukan suctioning. Setelah data terkumpul dianalisa dengan statistik univariat dan bivariat. Dengan uji Chi Square pada alpha 0,05, hasil hipotesa menunjukan tidak adanya hubungan antara karakteristik perawat dan ketepatan datum meIakukan suctioning. Tetapi hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan karena beberapa keterbatasan yaitu keterbatasan waktu penelitian, adanya beberapa pertanyaan yang tidak valid pada uji validitas reabilitas kuesioner.
Kata kunci: Karakteristik, penelitian, perawat, profesionalisme, suctioning"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5597
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Setio Budi Raharjo
"Rumah Sakit Hqii Jakarta telah melaksanakan program pengembangan tenaga. Perawat pelaksana sebagai usaha unluk memberikan pelayanan kepemwalan yang berkualitas. Program ini telah dilaksanakan sejak 6 tahun yang laiu. Berdasarkan survei RSI-U (2000) diketahui bahwa masih rendahnya pendokumentasian proses keperawatzn disebabkan kurangnya pemahaman tentang proses kepemwatan Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 92 responden. Analisis nmivariat digunakan untuk mengetahui karakteristik perawat Analisis bivariat, menggunakan Kai Kuadrat, untuk mengetahui hubungan antara karak'teristik perawat dengau penerapan proses keperawatan. Analisis regresi logistik ganda dilalcukan untuk mengetahui vmiabel yang paling dominan berhubungan dengan penerapan proses keperawatan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari scmua variabel bebas baik pada uji bivariat(Kai Imadrat) maupun uji mult.ivaria1(Regresi logistik ganda), ternyata hanya variabel umur yang bcrhubungan dengan penerapan proses keperawatan. Dari 91 responden,ada 85,7% melakukan penerapan proses keperawatan dengan baik dan sekitar 14,3% melakukan penerapan proses keperawatan dengan tidak baik Mempertimbanglcan hasil penelitian ini, penulis menyarankan RSHJ untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga perawat pelaksana, khususnya. yang memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun dan berumur Iebih dari 30 tahun dalam rangka meningkatkan produktifitas mereka.

Jakarta Haji Hospital has performed development program of nursing staffs in order to provide good quality services of nursing, This program has been conducted since six years ago. Based on survey conducted by Jakarta Haji Hospital in 2000, it was known that inadequacy of documentation of nursing process was caused by the low understanding of nursing process. Ninety two samples were used in cross sectional study. Univariatc analysis is used to know the characteristics of nurses. Bivariate analysis, chi sqnane test was used to investigate relationship between characteristic of the nurse and application of nursing process. Multiple logistic regression analysis is used to know the most dominant variable ofthe application of nursing process.
The result of this study showed that those independent variables, either based on bivariale ana|yisis(Chi Square) or multivariate analyisis(Mulliple Logistic Regression), age was the only variable which has relation with application of nursing process. Eighty five point seven percent ofthe respondent is good in the application of nursing process and 14,3 percent is poor in the application of nursing process. Considering the result of this research, I suggest the RSHJ to provide trainings to nursing sta& especially those who have length of work more than tive years and those who more than 30 years of age in order to increase their productivity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T6393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Baidoeri
"Kinerja perawat merupakan cerminan mutu pelayanan rumah sakit dimana perawat mnerupakan SDM yang paling dominan dan berperan penting dalam memberikan dan menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sebagian besar kontak pasien dilakukan dengan perawat dengan memberikan pelayanan penuh dan mendampingi pasien selama 24 jam sehari.
Dari karakteristik perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Asshobirin (RSIA) Tangerang didapatkan bahwa 62% perawat berpendidikan SPK. Jumlah perawat di Rumah Sakit Asshobirin (RSIA) Tangerang sebanyak 68 orang untuk melayani 100 tempat tidur dengan BOR 78%, dirasakan kurang. Beban kerja yang tinggi dan tidak berjalannya SOP yang sedikit banyak dapat mempengaruhi motivasi kerja, merupakan faktor yang berpengaruh dalam memacu kinerja seseorang.perawat dalam bekerja. Dengan latar belakang kepala ruangan yang semuanya adalah SPK, perlu dilihat lebih lanjut hubungan kepemimpinan kepala ruangan karma peran sentral seorang pemimpin dalam memberikan dukungan dan bimbingan perlu dicermati sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam meneerminkan kinerja seseorang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran kinerja perawat di ruang rawat inap RSIA Tangerang serta melihat hubungan karakteristik individu yaitu umur, jenis kelamin, masa kerja, pendidikan, dan status perkawinan; motivasi kerja perawat yaitu persepsi peran, desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan; dan kepemimpinan atasan yaitu kredibilitas, komunikasi dan supportive terhadap kinerja perawat. Desain penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan kuesioner melalui pendekatan cross sectional terhadap seluruh 61 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan tidak mengikutsertakan 7 orang kepala ruangan.
Dari hasil penelitian didapatkan 51% perawat yang mempunyai kinerja buruk. Lebih lanjut penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara dua karaktersitik individu yaitu umur dan pendidikan; semua komponen motivasi kerja (persepsi peran, desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan) dan kepemimpinan atasan (kredibitlitas, komunikasi dan supportive) dengan kinerja perawat.
Persepsi peran dan supportive merupakan variable yang berpengaruh terhadap kinerja perawat. Namun dari kedua variable tersebut, variable supportive merupakan paling berpengaruh.
Disarankan agar rumah sakit lebih memberdayakan perawatnya dengan memberikan pelatihan dan membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui pendidikan formal. Struktur organisasi keperawatan perlu ditinjau ulang untuk menghindari rankap jabatan. Posisi Kepala rawat inap yang dipegang rangkap oleh seorang kepala ruangan harus lebih jelas digambarkan dalam struktur besar organisasi RSIA. Struktur organisasi keperawatan sebaiknya dipisahkan dari pelayanan medis sehingga dapat berdiri sendiri dan lebih otonom dengan menunjuk seorang perawat yang kompeten sebagai pimpinan. Sistem imabalan dapat diberikan dalam bentuk lain selain materi seperti pelatihan, penghargaan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan kondisi fisik kerja yang lebih menyenangkan sehingga dapat lebih memotivasi perawat dalam bekerja. Sistem penilaian kinerja yang baku perlu disusun sebagai pedoman dan standard kompetensi dalam penyusunan jenjang karir dan sistem imbalan. Disamping masa kerja, tingkat pendidikan dan ketrampilan perlu diperhitungkan dalam penyusunan jenjang karir.
Pimpinan keperawatan perlu menyusun kembali dan merevisi SOP yang sudah ada secara rinci dan jelas sehingga perawat mempunyai acuan dan pedoman yang jelas dalam bekerja serta mensosialisasikannya. Untuk mengatasi beban kerja yang tinggi terutama di bangsal Mina dan Namira, perlu diadakan penambahan jumlah perawat sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.

Nurse performance represents the service quality of a hospital. Nurses themselves are the dominant human resource that plays an important role in delivering and maintaining the quality of health service. Most patients rely on nurses' services 24 hours.
A condition that can influence the work performance is the fact that 62% nurses are graduated from nursing high school With the capacity of 100 bed and 70% bed occupancy rate, 68 nurses employed by the hospital is considered not enough. Heavy workload and less implementation in SOP can more or less influence the work motivation, which is one of the factors that can increase the nurse's work performance. Since the background of the entire nurse head are nursing high school graduate, the central function of a leader in providing support and guidance should be noticed as an inseparable part in reflecting work performance
The aim of this research is to give a description of the overall nurse performance in inpatient service in Asshobirin Islamic Hospital and to look at the relationship of individual characteristic such as age, gender, length of work, education and marital status; nurse's work motivation which consist of role perception, work design, working condition, career development and reward; and nurse head leadership which comprise of credibility, communication and supportive towards nurse performance, The research surveys 61 nurse in inpatient department and excluding 7 head nurse using a questionnaire in a cross sectional approach.
The result shows that 51% of the nurse has bad work performance. The research also shows that there have been significant relationships between 2 components of individual characteristic, which are age, and education with nurse performance. All of the components of nurse's work motivation (role perception, work design, working condition, career development and reward) and head nurse leadership (credibility, communication, supportive) with nurse performance.
Role perception and supportive are considered as the influential factors towards nurse performance and the most influential factor between both of them is supportive.
It is advisable that the hospital empowered the nurses with trainings and opportunities to upgrade their skills and knowledge through formal education. To maximize the role of leadership, the organizational structure should be reorganized to avoid double position that can interfere good Leadership implementation. Furthermore the position of the head of inpatient department which is also head by a head nurse should be clearly stated in the hospital's organization structure. On the other hand nursing department should stand separately from medical service department to give a more autonomy and appoint a competent nurse as the head of the department. Reward system can be given in other forms like training, merit, opportunity for self-actualization and a more conducive work condition, all of which can increase work motivation. A standardized performance appraisal has to be made as a guidance and standard of competence in developing career path and reward system.
The head of nursing department must improve and socialize the SOP in a vivid and clear document for nurses in their daily work. To deal with high workload especially in Mina and Namira, additional number of nurses is necessary.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Triani
"Tesis ini membahas tentang hubungan kepuasan kerja dengan persepsi perilaku caring perawat pelaksana. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan kepuasan kerja dengan persepsi perilaku caring di ruang rawat inap Rumah Sakit Kanker Darmais Jakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitiaan deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 149 perawat pelaksana yang bekerja di 8 ruang rawat inap di RS Kanker Darmais Jakarta. Jumlah sampel pada penelitian berjumlah 118 perawat pelaksana yang diambil secara total populasi. Analisa data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan bermakna antara kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri (p=0.042), usia (p=0.027) dan status pernikahan (p=0.040) dengan persepsi perlaku caring perawat pelaksana. Penelitian ini merekomendasikan penataan struktur dan proses dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan design ulang pekerjaan perawat pelaksana sehingga mendapatkan uraian pekerjaan yang efektif, memberikan pelatihan (in house training) bagi perawat pelaksana dan kepala ruangan untuk memberikan pemahaman tentang konsep dan penerapan perilaku caring, melakukan evaluasi terhadap perilaku caring perawat dengan melibatkan kepala ruangan, sesama perawat dan pasien secara tertulis atau observasi serta bagi perawat pelaksana agar lebih meningkatkan pekerjaan dari dalam diri individu melalui memperkaya pekerjaan dengan berkreasi dan variasi dari tugas, meningkatkan pengetahuan, tanggung jawab dan kompleksitas pekerjaan sehingga asuhan yang diberikan kepada pasien dirasakan menjadi suatu hal yang menyenangkan.
This Thesis discuss about the relationship between job satisfaction and caring behaviour perception among staf nurse. This research aims to get the description of relationship between job satisfaction and caring behaviour perception in ward room of Dharmais Cancer Hospital Jakarta. This research uses correlation description research model by using cross sectional approach. Research population are 149 staf nurses who works at 8 wards in Dharmais Cancer Hospital Jakarta. The number of samples are 118 staf nurses who are taken from total research population. Data analysis are done with univariate, bivariate, and multivariate. Result of this research conclude that there in significant relationship between job relationship itself (p=0.042), age (p=0.027) and marital status (p=0.040) and caring behaviour perception among staf nurse. This research recommends structure and process setup in applying nursing care by redesigning staf nurses’ duties so that it gives more effective job descriptions. This research also recommends hospital to conduct in house training for staf nurse and Head Nurse in order to improve the understanding of concept and caring behaviour implementation, re-evaluation to nurses caring behaviour by involving Head Nurse, staf nurses itself and patient in written or through observation. Nonetheless,this research recommends all staf nurses to improve their work that comes from individual willing to enriched work by having creativity and variation of work itself, improve the knowledge, responsibility as well as the complexity of work so that the care in which given to the patient becomes some pleasant experience."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipin Farida Yosefina
"Salah satu masalah paling pokok dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan adalah yang menyangkut sumber daya tenaga. Hal ini juga berlaku dalam kegiatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan mempunyai sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan tersebut. Sumber daya terpenting dalam rumah sakit adalah perawat, karena selain jumlahnya yang terbesar dari seluruh tenaga yang ada, mereka memberikan pelayanan 24 jam sehari selama tujuh hari dalam seminggu serta kontak yang konstan dengan pasien. Meningkatnya prevalensi gangguan jiwa akhir-akhir ini dan persentase rawat inap yang mengalami peningkatan, memerlukan pelayanan yang optimal dari RS Jiwa. Apalagi RS Jiwa Pusat Bogor sebagai pusat rujukan tertinggi dalam bidang kesehatan jiwa dituntut untuk senantiasa meningkatkan sumber daya manusianya secara terus menerus, sehingga mampu memberikan konstribusi bagi peningkatan kinerja RS Jiwa Pusat Bogor. Secara teori dijelaskan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja adalah terpenuhinya faktor kepuasan dalam pelaksanaan tugasnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kinerja menurut persepsi mereka (perawat) di RS Jiwa Pusat Bogor.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah "Cross sectional", dengan responden seluruh perawat pelaksana fungsional di ruang rawat inap sebanyak 137 orang, dari 172 orang perawat. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Analisis dilakukan dengan univariat, selanjutnya analisis bivariat dengan uji "Kai Kuadrat". Adapun analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik untuk mengetahui variabel independen yang paling berhubungan dengan variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan lebih sedikit responden yang mempunyai kinerja yang baik menurut persepsi mereka sendiri yaitu 35.04 % dan hasil uji bivariat diketahui variabel kepuasan kerja tidak ada yang memiliki nilai p value 0.05, berarti tidak ada variabel independen yang menunjukkan adanya hubungan bermakna secara statistik dengan persepsi kinerja, serta variabel kontrol adalah pendidikan yang memiliki nilai p value < 0.05 (0.003) mempunyai hubungan bermakna dengan persepsi kinerja. Hasil uji multivariat dengan regresi logistik menunjukkan tidak ada variabel yang berhubungan dengan persepsi kinerja. Sesuai dengan hasil penelitian ini. maka disarankan kepada pimpinan RS Jiwa Pusat Bogor untuk mengupayakan program peningkatan kinerja perawat melalui peningkatan kemampuan (ability) dan motivasi (motivation), antara lain dengan memberi kesempatan mengikuti pendidikan keperawatan baik jalur formal dan non formal, sesuai dengan perencanaan rumah sakit.
Bagi peneliti lain disarankan melakukan penelitian sejenis dengan populasi yang lebih luas dan mencakup seluruh variabel kepuasan kerja dari Herzberg serta pengukuran kinerja dengan metoda lainnya, sehingga data yang diperoleh lebih akurat, reliabel dan tidak bias.

Relationship between Job Satisfaction and Performance Appraisal Perception of the Nurses at the Bogor Mental Hospital 2000. One of the main problems in health service is the human resources. That human resources is an important element is the success of this health services in the hospital. The most important human resources in the hospital is nurses, they give a 24 hour service a day. 7 days service a week, and they make a constant contact with the patients. The increase of mental sickness prevalence and the increase of the patients recently cause an optimum service need in a mental hospital, especially Bogor Mental Hospital is the centre of mental health referral. It this, therefore, demanded to always improve the quality of its human resources continuously. This will also give an impact on the improvement Bogor Mental Hospital performance. Theoretically, its said that one factor Co improve the performance appraisal is the fulfillment of one's satisfaction in doing jobs.
The study was done to find out the relationship between nurses' job satisfaction and performance appraisal Perception in the Bogor Mental Hospital. Cross Sectional approach were used in this study. As many as 137 out of 172 functional nurses become the respondents. Questionnaires the respondents filled in were used to collect the data.
The result of study shows that fewer nurses have a good performance appraisal perception 35.04 %. And bivariat analysis that there is no job satisfaction variables which has p value < 0.05. Control variable is education which has p value <0.05 (p = 0.003) has a significant correlation with a performance appraisal. Multivariat analysis shows that there no independent variables (job satisfaction) correlation with performance appraisal perception.
Considering these promising results, it`s recommended that the ability and motivation improvement be continued, and to other researchers it?s suggested the same study involving a larger population which covers all job satisfaction from Herzberg and the data gained with other methods.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St. Nurhayani
"Kemampuan melakukan bimbingan merupakan bagian dari tugas seorang manajer dalam melaksanakan fungsi manajemen yaitu fungsi pengarahan. bertujuan mengetahui hubungan karakteristik perawat pelaksana dengan kemampuan kepala ruangan melakukan bimbingan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. sampel sebanyak 100 perawat, dan cara pengambilan dengan simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan kemampuan kepala ruangan melakukan bimbingan masih kurang= 60% dan analisis bivariat chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik perawat dalam mempersepsikan kemampuan kepala ruangan melakukan bimbingan. Implikasi dalam penelitian ini adalah agar teknik bimbingan dilaksanakan sebaikbaiknya dengan metode bimbingan yang efektif, dan diharapkan bagi kepala ruangan untuk meningkatkan kemampuan membimbing melalui pendidikan, pelatihan dan seminar tentang bimbinganagar staf bisa menerima manfaat dari pemberian bimbingan.

Nurse coaching is among the most important duties of a first line manager in conducting his/her daily duties. This research aims to find out a relationship between nurse's characteristics and first line manager's ability to do individual coaching according to the nurse's perception. This is a cross sectional study where 100 nurses were randomly sampled from the hospital, RSH-Jakarta. The collected data were then analyzed the results shown the ability of first line manager in conducting individual coaching is less=60% and using a bivariate analysis with chi-squared test.
The results shown that there is no relationship between nurse's characteristics with the ability of first line manager in conducting individual coaching. The results imply that individual coaching should be done systematically and to achieve the goal, it is important for first line managers to keep their knowledge updated by attending available seminars and trainings in hospital room management on patient care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Widaningsih
"ABSTRAK
Bertambahnya kuantitas rumah sakit di Indonesia seiring dengan kebijaksanaan Pemerintah dalam memberikan kemudahan ijin bagi pendirian rumah sakit baru, disertai berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, berdampak pada persaingan di bidang perumah-sakitan yang tidak dapat dielakkan dalam era globalisasi saat ini.
Guna mengantisipasi keadaan ini, rumah sakit hendaknya memiliki keunggulan kompetitif yang dapat diandalkan dalam menarik kepercayaan masyarakat, sehingga kelangsungan operasional rumah sakit dapat dipertahankan.
Kepuasan pasien sebagai suatu indikator dalam menilai mutu pelayanan kesehatan dapat digunakan sebagai umpan balik dalam penyelenggaraan rumah sakit, baik pelayanan medis maupun penunjang medis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien dan pelayanan dengan kepuasan di instalasi farmasi, laboratorium dan radiologi rumah sakit PMI Bogor. Merupakan penelitian deskriftif dan analitik kuantitatif yang dilakukan terhadap penilaian responden yang terdiri dari pasien rawat jalan atau keluarganya yang datang ke instalasi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan pasien masih rendah, tingkat kepuasan pasien di instalasi farmasi dan laboratorium adalah 66,67 %, dan di instalasi radiologi sebesar 56,67 %.
Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kepuasan. Diketahui tingkat pendidikan dan pendapatan pasien serta pelayanan penerima resep, petugas kasir, penyerahan obat dan keadaan ruang tunggu dan Apotik menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien/keluarga di instalasi farmasi.
Pendidikan serta aspek pelayanan seperti pelayanan petugas kasir, pelayanan petugas pengambilan darah dan keadaan ruang pengambilan darah menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kepuasan pasien/keluarga di instalasi radiologi.
Perbedaan umur dan pendidikan serta penilaian terhadap petugas penerimaan lembar pemeriksaan dan keadaan ruang rontgent mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan pasien/keluarga di instalasi radiologi.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan di instalasi-instalasi ini disarankan untuk memperhatikan kelompok pasien yang tidak puas, mengatur jadwal pemeriksaan di poliklinik, melakukan penataan sumber daya manusia yang ada dan memperbaiki kondisi lingkungan fisik.

ABSTRACT
In line with increasing in number of hospital, increasining in public demand to the quality of health service and science and technology development, hospital enter into era of competition. Consequently, to anticipate the situation hospital must posses special quality to acquire the people trust.
Patient satisfaction is an indicator to asses the quality of health service and it is useful to appreciate the promotion of quality health
This research was aimed to know the characteristic of patient and service that was connection with satisfaction in the pharmacy. laboratory and radiology installation. The types of this research were descriptiive and quantitative analytic through the interviews against patients or their families during the researching period.
This research concluded that patient satisfaction was Blighty below. (66,67 % in pharmacy and laboratory installation and 56,67 % in radiology installation).
There were several factors related to satisfaction. In pharmacy installation the factors were stage of education, income and service's aspect such as receiver receipt's service, cashier's service, dispencer's service and condition of waiting and pharmacy room.
In laboratory installation the factors were education, cashier's service, blood jailer's service and the internal room condition, and the factors in radiology installation were namely patient's age, the receiver of examination form's service and the condition of internal room.
To increase to quality of service, it is suggested to perceive the unsatisfied groups by arranging the schedule of out patient's services, organizing the human resources in the hospital and it is necessary to revice the physical condition of the area.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmun
"Disiplin perawat saat ini menjadi masalah umum yang dirasakan baik oleh manajer rumah sakit maupun oleh masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan (llyas,I999) Berbagai teori menjelaskan bahwa salah satu penyebab dari masalah disiplin kerja perawat adalah iklim kerja atau organisasi ditempat dimana perawat itu bekerja. Rumah sakit umum daerah Banyumas adalah rumah sakit milik pemerintah sampai dengan November 2001 memiliki kapasitas 240 tempat tidur dengan jumlah perawat 193 (PNS dan Kontrak Karya) merupakan RS Type B pendidikan dengan tingkat disiplin kerja baik (Supriyatna, 2001).
Untuk mendapatkan gambaran faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja perawat, penulis melakukan penelitan yang berjudul "Analisis hubungan karakteristik perawat dan iklim kerja dengan disiplin kerja pcrawat pelaksana di mang mwat inap RSUD Banyumas Jawa Tengah". Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan karateristik dan iklim kerja dengan disiplin kerja perawat pelaksana, dengan rancangan penelitian analitik kuantitatif cross seclional. Populasi penelitian di 10 ruang rawat inap berjumlah 98 orang perawat status PNS, sampel seluruhnya benjumlah 77 orang. Kuesioner yang digunakan 3 macam yaitu Kuesioner A untuk karakterisLik perawat. Kuesioner B untuk iklim kerja dan kuesioner C untuk observasi disiplin kerja. Kuesioner B telah diuji cobakan terhadap 30 orang perawat pelaksana di RSUD Parikesit Tenggarong Kalimantan Timur. Kuesioner B 28 item hasil uji validitas diperolch nilai valid yaitu r = < 0,361 uji realibilitas diperoleh nilai alpha 0,7884 item soal yang tidak reliabel kemudian direvisi redaksionalnya selanjutnya digunakan untuk melakukan penelitian.
Hasil penelitian : dilakukan uji univariat dengan disittibusi frekuensi, uji bivariat dengan Chi-Square sedangkan uji multivariat dengan Regresi logistik sederhana. Melalui uji univariat diperoleh jumlah perawat perempuan 79,2%, sebagian besar umur perawat dibawah atau sama dengan 27 tahun (64,9%), Pendidikan D3 Keperawatan (93,5%), perawat yang mempunyai persepsi baik terhadap iklim kerja (48,l%), perawat yang mempunyai disiplin kerja baik (36,4%). Hasil uji bivariat didapatkan; bahwa dimensi iklim kerja yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan disiplin kerja adalah kesesuaian,(Pv=0,000), tanggungjawab (Pv=0,009), penghargaan (Pv-0,01 1), kejelasan (0,000), rekan kelja (0,000), dan kepemimpinan (0,027).
Dari hasil uji multivariat regresi logistik menunjukan bahwa kejelasan terhadap peran tugas perawat pelaksana di dalam tim keperawatan dan kejelasan terhadap pelaksanaan standar prosedur tindakan keperawan. Dan rekan kerja merupakan dimensi iklim kerja yang mempunyai kontribusi paling kuat terhadap disiplin kerja perawat. Jika kejelasan diperbaiki dalam sistem manajemen maka mcmpunyai peluang untuk meningkatkan disiplin kerja sebesar 22,9 kali setelah dikontrol dengan pcrbaikan hubungan rekan kerja dan faktor lainnya. Sedangkan rekan kerja mempunyai peluang terhadap peningkatan disiplin kerja perawat sebcsar 4,7 kali setelah dikontrol dengan variabel dan faktor lainya.
Kesimpulan: Disiplin kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap adalah 36,4% yang disiplin kerjanya baik. Faktor dimensi iklim kerja yang mempunyai hubungan dengan disiplin kerja adalah kesesuaian, tanggungjawab, penghargaan, kejelasan, rekan kerja dan kepemimpinan. Dari kelima faktor tersebut terdapat dua faktor yang paling besar kontribusinya terhadap disiplin kerja adalah faktor kejelasan dan rekan kerja
Saran yang dibelikan kepada direktur RSUD Banyumas adalah bahwa kejelasan peran dan tugas, standar dan prosedur kerja didalam tim keperawatan merupakan fal-:tor utama yang dapat meningkatkan disiplin kelja pemwat oleh karena itu perlunya pihak rumah sakit melakukan kajian terhadap program peningkatan disiplin yang dikaitkan dengan iklim kerja yaitu kejelasan. Mengadakan pertemuan berkala untuk mengevaluasi pelaksanaan prosedur tetap ditingkat perawat pelaksana. Pelatihan pelaksanan prosedur tetap kepada kepala bidang keperawatan, perlunya mengadakan pengarahan dan pengawasan dalam mengimplementasikan uraian tugas dan prosedur tetap tugas-tugas keperawatan sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan koordinasi keterkaitan tugas satu dengan lainya, kiranya juga dapat melakukan pengarahan dan pengawasan yang efektif terhadap tim kerja agar tercipta hubungan antar perawat yang harmonis saling mendukung dalam melaksanakan tugas-tugas keperawatan. Untuk peneliti ; perlunya melakukan penelitian lanjutan terhadap hubungan iklim kerja dengan disiplin kerja perawat dengan populasi yang diperbesar.

Nurse's working discipline has become common problem for manager of the hospital, or by people receiving health care services (llyas, 1999). Many theories explain that one of etiology of nursing working discipline is its working climate or organization climate where nurses work. Banyumas Hospital is a government hospital has capacity 240 beds and 193 muses until November 2001 (PNS dan Kontrak Karya) it is a type B education hospital with good working discipline (Supriyatna, 2001).
To get an overview about liictors connected with nuzse?s working discipline of worig writer has done research titled: ?Analysis connections of nurse?s characteristic and working climate with nurse?s working discipline in the patien unit of RSUD Banyumas Central Java". The purpose of the research is to analyze connection of nurse?s characteristic and working climate with nurse?s discipline, the designs is a research plan analytic quantitative-cross sectional. "the population got from I0 ward they are 10 are98 nurses, and they are samples 77 persons.
Questioners for reseacrh consist of three model, that Question A for nurse? a
caracteristict data, question B for working climate data and question C for observation nursc?s working discipline. Question have the fasted to 30 nurses at RSUD Parikesit Tenggarong, East Kalimantan validity test to have gained r=<0,36l. and the reliability alpha 0,7884 items test which are not reliable, has been revised.
Research results: for univariat test with fiequmcy and distribution, bivariate analysis used chi- square lest and multivariate analysis with logistic regresion test. From univariate twt gained the sample arc 79,2% women nurses. Mostly their ages below or average 27-years old (64,9%). Diploma Ill nursing education (93%), nurses have good perception of working climate (48,l%), nursw with good working discipline (36,4%). Results of Bivariat analysis using using Chi-Square; that there is not connection between all characteristics of nurses with their work discipline. Work climate dimensions that have significant connection are appropiatness (Pv=0,000), responsibility (PV=0,009), reward (Pv=0,0l 1), clarity (Pv=0,000), work partnership (Pv=0,000) and leadership (Pv=0,027).
Reslts of multivariat test regression logistic shows that clarity of role and task in the tim work, clarity to standar procedure in nursing inttxvention and work partnership have a Strongest contribution to nurse?s working discipline. If clarity revised on management system there will be a chance to get of working discipline 22,9 times after controlled with revised partnership and other factors. While partnership has chance of increasing nursc?s work discipline about 4,7 times after controlled with variable and other factors.
Result of research; Discipline nurse?s working disoipiineathospitalizing room the gained total 36,4% is the good discipline work. While work climate discipline dimension has mmning connection is exact dimensiopn , nesponsniility, clarity, work partnership and leadership. Suggwtions given to directions of RSUD Banyumas are that clarity is the main factor to increase nurse's work discipline, that's why it is necessary for the hospital to explain its authority and regulations also with discipline program promotion to connected with climate work. Meeting periodic for discused implementation job discription in the patien unit. Top Manager of Nursing needs to efective controlling to tim work, especially those connected with coordination of one job relationship with another- Also able to direct and effectively control the nurses in doing their jobs. To the researcher: the necessary to do continues research of connection between work climate and nurse discipline with a big population."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T6395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Prihartin
"Kesuksesan pengelolaan tim sangat dipengaruhi oleh motivasi tim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik kepribadian perawat dan motivasi perawat. Desain riset menggunakan deskriptif korelasi dengan tekhnik cross sectional dan sampel berjumlah 161 perawat di ruang rawat inap. Instrumen yang digunakan adalah instrumen motivasi dari teori Mc.Clelland dan instrumen kepribadian berdasarkan DISC. Mayoritas perawat mempunyai tipe steadiness (41.6%) dan motivasi kerja perawat mayoritas rendah dengan perbedaan persentase 3.2%.
Hasil bivariat tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik kepribadian dan motivasi (p= 0.792 pada grafik least dan 0.540 pada grafik most . Usia memiliki hubungan yang bermakna dengan motivasi (p=0.032, . Secara deskriptif tipe kepribadian dominance dan compliance memiliki motivasi tinggi dibandingkan influence, steadines.
Kesimpulan riset tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik kepribadian (DISC) dan motivasi. Riset menyarankan dilaksanakan riset lanjutan dengan menggunakan instrumen DISC pada populasi yang berbeda.

The success of the team management is strongly influenced by team motivation. This study was aimed to determine the relationship of nurse personality characteristics and nurse motivation. Used descriptive correlation research design with cross sectional methode, with total sampling 161 nurses in inpatient department. The instrument used Mc.Clelland Theory and based on the DISC personality.
The result of this study, majority of nurses had the steadiness type (41.6%) and low motivation majority of nurses with a percentage difference of 3,2%. Results of bivariate there was no significant relationship between personality characteristics and motivation (p = 0.792 at least charts and 0.540 on most charts, ). The age had a significant relationship with the motivation (p = 0.032, ). ). In the descriptive, dominance and compliance personality type had much more motivation than influence, steadiness.
Conclusion research was no significant relationship between personality characteristics (DISC) and motivation. The study recommended further research carried out by using the DISC instruments in different populations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmiati
"Kinerja perawat pelaksana merupakan serangkaian kegiatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Kinerja perawat mencakup penerapan jaminan mutu, pendidikan, penilaian kinerja, kesejawatan, etik, kolaborasi, riset, dan pemanfaatan sumber-sumber. Kinerja yang baik merupakan cerminan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Kinerja diprediksi dapat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, lama kerja, dan lingkungan organisasi (struktur organisasi, dan desain pekerjaan) di rumah sakit yang disebut sebagai variabel independen. Dalam proses pelayanan keperawatan variabel independen tersebut secara bersama-sarrna mempunyai kontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hubungan antara lingkungan organisasi dan karakteristik perawat dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP Persahabatan Jakarta. Penelitian menggunakan total populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 156 perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap. Penelitian ini menggambarkan bahwa perawat pelaksana sebagian besar mempunyai kinerja yang kurang baik (50,6%). Pengujian ada atau tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan Pew-son's Product Moment, hasil analisis dikategorikan menjadi kurang atau baik berdasarkan nilai median sebagai cut off point.
Hasil analisis dengan alpha < 0,05 menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan, status kawin, lama kerja, pembidangan pekerjaan, tingkat hirarki, dan kesatuan perintah tidak ada hubungan yang bermakna terhadap kinerja perawat pelaksana. Sub variabel dari struktur organisasi yaitu: perumusan masalah, pembagian tugas, pendelegasian dan wewenang, koordinasi, rentang kendali, cakupan pekerjaan, kedalaman pekerjaan, dan hubungan pekerjaan secara bermakna ada hubungan dengan kinerja. Untuk mengetahui variable yang dominan terhadap kinerja perawat pelaksana digunakan uji regresi logistik ganda, basil penelitian menunjukkan ada dua variabel yaitu koordinasi nilai p wald 0,001 dan kedalaman pekerjaan nilai p wald 0,004. Hasil ini menunjukkan bahwa koordinasi paling dominan terhadap kinerja. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya pengernbangan dalam bidang keperawatan yang berorientasi pada lingkungan organisasi internal.

The performance of nurse provider is a set of activities of the nurse in providing nursing care to the client. The nurse's performance is included the implementation of quality assurance, education, performance appraisal, peer, ethics, collaboration, research and the utilization of resources. The best performance is reflected through the quality of nursing care. The performance is predicted to be contributed by the age, education, gender, marital status, length of work organizational environment (organization structure and work design) in the hospital are considered as the independent variables.
This study used the quantitative with correlation descriptive design with the purpose to examine the relationship between organizational environment and nurse characteristics with the performance of nurse providers working in nursing ward of RSUP Persahabatan, Jakarta. This research used the total population meeting the inclusive criteria with the total of 156 nurse providers working in nursing ward This study revealed that most of the nurses did not perform as expected or not well performed (50.6°%). To analyze the relationships among variables, the Pearson Product Moment Correlation was utilized the median value was used as a cut off point to categorize the poor and good performance.
The result of this statistical analysis with the alpha < 0.05 revealed that the age, gender, education, marital status, length of work field of work, hierarchy level, and similar/united order of work had no significant relationship with the performance of nurse providers. Sub variables of problem formulation, task distribution, delegation and authority, coordination, control, scope of work detail, and work correlation had significant relationship with performance. Based on multiple logistic regression, the result of this study shown that coordination with p wald 0,001 and work detail with p wald 0,004. It means that coordination was the most determinant factor to nurse's performance. The implication of this study to nursing that there was a need to have development in nursing management of care focusing on the internal organizational environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>