Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan ibu hamil
primigravida trimester ke - 3 di Polildinik RSUPN. Cipto Mangunkusumo.
Tingkat kecemasan dalam penelitian ini dibedakan atas tingkat kecemasan ringan
dan tingkat kecemasan sedang. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif sederhana. lnstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang menggunakan skala Linkert. Penelitian ini melihatkan 48 responden
yang sedang melakukan perawatan antenatal di Polikiinik RSUPN Cipto
Mangunkusumo. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 48 responden ibu hamil
yang mempunyai tingkat kecemasan sedang sebesar 54% dan cemas ringan/
rendah sebesar 46%. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian lebih
Ianjut terkait dengan hubungan antar tiap faktor."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5782
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Rachmawati
"Kecemasan dan depresi merupakan gangguan perasaan hati (mood) yang sering dialami oleh ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat kecemasan dan depresi pada ibu hamil trimester tiga. Desain penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan melibatkan sampel ibu hamil yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimanggis, dan Sukmajaya sebesar 96 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami kecemasan ringan dan tidak menunjukkan gejala depresi. Peneliti merekomendasikan untuk dilakukan pendidikan terkait persalinan dan manajemen kecemasan untuk mencegah perparahan kecemasan sehingga mampu mengurangi komplikasi selama persalinan.

Anxiety and depression becomes one of those mood disorders occured on pregnant women. This research aimed to indicate level of anxiety and depression of women with third trimester pregnancy. This research used quantitative descriptive method and included 96 sampel of women with third trimester pregnancy chosen by consecutive sampling. This research took place in UPT Puskesmas Cimanggis and Sukmajaya. The datas were described using univariat analysis. Data showed that the majority of the respondent had a mild anxiety and indicated no sign of depression. This research suggested to increase prenatal education and anxiety management to avoid anxiety leveling thus can reduce complication during labor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amalia Novianty
"Kondisi pandemi COVID-19 memunculkan berbagai masalah yang mampu menimbulkan stres terkait pandemi pada ibu hamil trimester ketiga. Penelitian kuantitatif ini melakukan penelitian pada 10 Puskesmas Kecamatan di DKI Jakarta dengan metode sampling.

Penelitian ini diikuti oleh 203 ibu hamil trimester ketiga. Pengambilan data dilakukan secara luring dan daring dengan menggunakan kuesioner SSKTP versi prenatal. Penelitian ini menemukan bahwa ibu hamil trimester tiga mayoritas mengalami stres sedang (68%, n=138). Berdasarkan temuan, kelompok ibu hamil dengan status primigravida, berpendidikan di bawah SMA, tidak bekerja, dan berpenghasilan di atas upah minimal regional lebih banyak mengalami stres berat dibandingkan kelompok lainnya. Stres berat juga lebih banyak muncul pada kelompok ibu hamil trimester tiga yang pernah berkontak erat dan/atau pernah terinfeksi COVID-19, kesulitan melakukan pemeriksaan kehamilan, dan kehilangan pendapatan akibat pandemi. Temuan ini mampu menggambarkan risiko psikososial pada ibu hamil trimester ketiga. Skrining dan intervensi dini menjadi penting dalam upaya menurunkan stres terkait pandemi.


The COVID-19 pandemic raises various problems that can cause pandemic-related stress in third-trimester pregnant women. This quantitative study was conducted in 10 sub-district health centers around Jakarta using the convenience sampling method. The study was participated by 203 pregnant women. Data were collected offline and online using the SSKTP questionnaire – prenatal version. This study found that third-trimester pregnant women in Jakarta experienced moderate stress (68%, n=138). Based on the findings, the pregnant women with primigravida status, education below high school, not working, and earning above the regional minimum wage experienced more severe stress than other groups. Severe stress was also more prevalent in the pregnant women who had close contact and/or had been infected with COVID-19, had difficulty conceiving, and lost income due to the pandemic. These findings can illustrate the risk of psychosocial problem in third-trimester pregnant women. Screening and early intervention are prominent to reduce pandemic-related stress.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanita Astuti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik ibu
hamil(usia, tingkat pendidikan, pekerjan) dengan tingkat kecemasan di RSUD
Pasar Rebo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi
dengan rancangan potong lintang/ cross sectional. Jumlah sampel penelitian
sebanyak 47 orang. Instrumen yang digunakan adalah Hamilton Rating Anxiety
Scale (HRAS) untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara karakteristik ibu hamil
primigravida trimester ketiga (umur, tingkat pendidikan, pekerjan) dengan tingkat
kecemasan. Bagi penelitian selanjutnya, agar melakukan penelitian dengan
karakteristik dan lokasi yang berbeda.

Abstract
This study aims to identify the relationship between maternal characteristics (age,
formal education, profesional) with the level of anxiety in Pasar Rebo Hospital.
This study used a descriptive correlation study design with a cross-sectional
design / cross sectional. Number of the sample by 47 people. The instrument used
is the Hamilton Anxiety Rating Scale (HRAS) to measure anxiety levels in the
third trimester pregnant women. The results showed no relationship between the
characteristics of the third trimester primigravida pregnant women (age, education
level, job retention) with the level of anxiety. For the next research, in order to
make the research with different characteristics and location.
;"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43476
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novalda Ardheliza Ekawijaya
"Ketidaknyamanan fisik yang dirasakan selama kehamilan yang dapat menyebabkan berbagai dampak, salah satunya adalah dapat memperburuk kualitas tidur serta menimbulkan kecemasan pada ibu hamil. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara ketidaknyamanan fisik selama kehamilan dengan kualitas tidur serta tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross sectional dengan metode consecutive sampling untuk mengumpulkan total 115 sampel. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik pasien atau data demografi, kuesioner Maternal Physical Discomfort Scale (MPDS), Sleep Quality Index (PSQI), dan Pregnancy Related Anxiety Questionnaire (PRAQ). Mayoritas responden mengalami ketidaknyamanan fisik sedang (53,9%), kualitas tidur yang buruk (55,7%), serta tingkat kecemasan ringan (51,3%). Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketidaknyamanan fisik selama kehamilan dengan kualitas tidur (p value = 0,004) dan tingkat kecemasan (p value = 0,00). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan asuhan keperawatan maupun program kesehatan pada ibu hamil terutama yang sudah memasuki trimester III yang berkaitan dengan ketidaknyamanan fisik, kualitas tidur, serta kecemasan selama kehamilan.

The physical discomfort felt during pregnancy can cause various impacts, one of which is that it can worsen sleep quality and cause anxiety in pregnant women. Therefore, this study aims to determine the relationship between physical discomfort during pregnancy and sleep quality and anxiety levels in third trimester pregnant women in DKI Jakarta. This research is a quantitative cross-sectional study with consecutive sampling method to collect a total of 115 samples. The questionnaire used in this study consisted of patient characteristics or demographic data, the Maternal Physical Discomfort Scale (MPDS) questionnaire, the Sleep Quality Index (PSQI), and the Pregnancy Related Anxiety Questionnaire (PRAQ). The majority of respondents experienced moderate physical discomfort (53.9%), poor sleep quality (55.7%), and mild anxiety (51.3%). Based on the results of the Spearman correlation test, it was found that there was a significant relationship between physical discomfort during pregnancy and sleep quality (p value = 0.004) and anxiety levels (p value = 0.00). The results of this study can be used as a reference for developing nursing care and health programs for pregnant women, especially those who have entered the third trimester related to physical discomfort, sleep quality, and anxiety during pregnancy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wresti Indriatmi
"LATAR BELAKANG: Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) merupakan masalah yang berdampak penting pada wanita hamil. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya ISR, namun jarang sekali dilakukan penelitian mengenai hal ini.
METODE: Dilakukan studi potong lintang dengan analisis kasus kontrol. Subyek ialah wanita hamil, yang tidak mengalami inkompetensia serviks, plasenta praevia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, atau karsinoma serviks, yang datang ke Poliklinik Antenatal Bagian Kebidanan dan Kandungan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Juni-September 1998. Dari duh tubuh vagina dan serviks dibuat sediaan apus dengan pewarnaan Gram, sediaan basah dengan larutan NaCl fisiologis, biakan untuk gonokokus, dan pemeriksaan enzyme immuno assay untuk deteksi infeksi Chlamydia trachomatis. Dari darah vena dilakukan tes serologi sifilis. Analisis data menu unakan cara regresi logistik multinomial.
HASIL: Dari 300 wanita hamil yang diperiksa, terdapat 28,4% menderita ISR dengan jenis terbanyak ialah kandidosis vaginalis (15%) , diikuti oleh vaginosis bakterial (9,3%), serta infeksi menular seksual (4%). Duh tubuh vagina bergumpal, dan duh tubuh vagina melekat di dinding berhubungan kuat dengan kandidosis vaginalis dengan berturut-turut odds ratio suaian (OR) 10,4 dengan 95% confidence interval (CI) 2,73 ; 39,59 dan OR suaian 4,05 (95% CI 1,16 ; 14,11) . Umur 17-24 tahun berisiko lebih tinggi mendapat PMS dengan OR suaian 9,91 (95% Cl 1,08 ; 90,68).
KESIMPULAN: Pada wanita hamil, lebih dari seperempatnya dapat ditemukan ISR, sehingga perlu dipertimbangkan untuk menjadikan skrining ISR sebagai bagian dari pemeriksaan rutin antenatal. Faktor yang paling berhubungan dengan kejadian kandidosis vaginalis pada wanita hamil ialah duh tubuh bergumpal atau melekat di dinding. Risiko penyakit menular seksual paling tinggi pada kelompok umur 17-24 tahun.

Risk factors of reproductive tract infection among pregnant women in Antenatal Clinic Dr. Cipto Mangankusumo General HospitalBACKGROUND: Reproductive tract infection (RTI) is an important problem especially for pregnant women. However, factors that can affect the occurrence of this infection are not well known.
METHODS: We analyzed data derived from cross-sectional study. Study's subjects were pregnant women, who didn't experience cervix incompetence, placenta praevia, vaginal bleeding, premature rupture of the membrane, or carcinoma of the cervix, visited Antenatal Clinic of Obstetric and Gynecology Department dr. Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta July-September 1998, and the vaginal and cervical discharge were examined with Gram staining and wet mount, gonococcal culture, and for Chlamydia detection with enzyme immuno assay technique. Serology test of syphilis was also done. Data were then analyzed using the polytomous logistic regression.
RESULTS: From 300 pregnant women examined, RTI was found in 28,4% with vaginal candidosis being the most prevalent (15%) followed by bacterial vaginosis (9,3%), sexually transmitted infection (4%). The thick and curdy vaginal discharge, and vaginal discharge adhered to vaginal wall were strongly associated with vaginal candidosis with adjusted odds ratio (OR) 10,40 with 95% confidence interval (95% CI) 2,73 ; 39,59 and adjusted OR 4,05 (95% Cl 1,16 ; 14,11) respectively. Pregnant women aged 17-24 years has a higher risk for sexually transmitted diseases with adjusted OR 9,91 (95% Cl 1,08 ; 90,68).
CONCLUSION: RTI can be found in more than one-fourth pregnant women visiting antenatal clinic, so it was recommended to screen every pregnant women for RTI. The associated factor of candidosis vaginalis was thick and curdy vaginal discharge or discharge adhered to the vaginal wall The risk of sexually transmitted infection was more prominent among young aged pregnant women."
2001
T3161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Mulyana
"Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan, kecemasan dalam kehamilan merupakan penyebab kematian pada ibu secara tidak langsung. Tahun 2021 di Jawa Barat terdapat 36,2% ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. Hasil skrining Self-Reporting Questionnaire di Puskesmas Cibaregbeg terdapat 12 (37%) ibu hamil yang mengalami kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan dengan pendekatan teori trait-state anxiety dari Spielberger (1972)yang meliputi cognitive appraisal, internal stimuli, stressor, a-trait, a-state, defense mechanism dan Coping behavior. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi kasus di Puskesmas Cibaregbeg dengan 4 ibu hamil yang terindikasi mengalami kecemasan dan 8 informan pendukung. Hasil wawancara mendalam mayoritas informan mengalami kecemasan dalam kehamilannya penilaian kognitif informan mengalami kecemasan yang disebabkan oleh perasaan takut, perasaan kurang stabilnya emosi, perubahan fisik, informan khawatir dengan kesehatan diri dan perkembangan janin yang dikandungnya, perasaan takut menghadapi proses persalinan dan cemas apakah anak terlahir dengan kondisi fisik normal atau tidak, faktor ekonomi dan kurangnya dukungan keluarga. Mekanisme pertahanan digunakan informan untuk melindungi diri dari perasaan cemas, mayoritas informan melakukan upaya Emotional focused coping yaitu dengan berdoa, jalan-jalan dan mendengakan musik, yang bertujuan untuk mengontrol respon emosional terhadap situasi stres yang dialami informan. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pemerintah membuat program skrining kecemasan khusus ibu hamil untuk mendeteksi dan mengatasi kecemasan pada ibu hamil di setiap fasilitas kesehatan tingkat pertama, karena kecemasan ibu hamil dalam merupakan penyebab kematian ibu tidak langsung.

Maternal mortality is one indicator to see the success of health efforts, anxiety in pregnancy is an indirect cause of maternal death. In 2021 in West Java, there are 36.2% of pregnant women who experience anxiety in facing childbirth. The results of the Self-Reporting Questionnaire screening at the Cibaregbeg Public Health Center showed that 12 (37%) pregnant women experienced anxiety. The purpose of this study was to determine the description of the anxiety of pregnant women in the third trimester in facing childbirth with the trait-state anxiety theory approach from Spielberger (1972) which includes cognitive appraisal, internal stimuli, stressors, a-trait, a-state, defense mechanism and coping behavior. This qualitative research uses a case study approach at the Cibaregbeg Public Health Center with 4 pregnant women who are indicated to experience anxiety and 8 support informants. The results of in interviews that the majority of informants experience anxiety in their pregnancy cognitive assessment of informant experience anxiety caused by feelings of fear, feelings of emotional instability, physical changes, informants are worried about their own health and the development of the fetus they contain, feeling afraid of facing the birth process and worrying whether the child is born with normal physical condition or not, economic factors and lack of family support. The defense mechanism used by informants to protect themselves from feelings of anxiety, the majority of informants made Emotional focused coping that is, by praying, traveling, and listening music, efforts aimed at controlling emotional responses to stressful situations experienced by informants. This study recommends the importance of the government making a special anxiety screening program for pregnant women to detect and overcome anxiety in pregnant women in every first-level health facility, because anxiety in pregnant women is an indirect cause of maternal death."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyani
"Pada klien yang akan dilakulmn pemeriksaan diagnostik bone scan di I-Ledoklcran nuklir, umumnya helum mengetahui lentnng tujuan dan prosedur yang akan dilakukan. Hal inilah yang mungkin dapat berpengamh terhadap tinglut keoemasan klien. Selnin itu perlu diketabui faktor intemal dan elctemal yang dapat mempengarubi kecemasau dalnrn diri klien. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikssi lmraktcristik klien berdasarknn data demograli serta mengidentifiknsi tinglmt pengetabuan tentang bone scan dan tingkat kecemasan klien. Basil penelitian didapatkan jenis kelamin yang terbanyak percmpuan sebwar 66,7% dan yang mengalami kecemasan 10% adalah perempuan. Tingkat peugctahuan klien tentang bone scan rvcudah sehesar 56,7%.

The client who want to get bone scan diagnostic examination in nuclear medicine, usually they don 'I' know' procedure and purpose want todo. Maybe this can influendal towards level of client anxiety. Beside that need to know the internal and edema! factor that can influential in client muddy. Direction this research to identify characteristic of client demographic data and than identify level of knowledge about bone scan and level of client anxiety. The research result are mostly gender is women 66, 7% and anxiety 10% is women. Level of client knowledge about bone scan is low 56, 7%.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5744
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Rafael Tandaju
"Latar Belakang: Anemia adalah kondisi sel darah merah yang tidak cukup untuk menunjang kebutuhan fisiologis. Pada kehamilan, anemia cenderung terjadi pada trimester kedua dan ketiga serta menimbulkan komplikasi bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Konsumsi vitamin A pada kehamilan masih kurang populer, padahal berguna untuk menolong pertumbuhan dan perkembangan sel serta memediasi metabolisme besi.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara status asupan vitamin A dan status anemia pada ibu hamil trimester ketiga.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang komparatif, dilakukan selama Agustus–Oktober 2018 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dengan total 57 subjek yang merupakan ibu hamil pada trimester ketiga dengan usia di atas 18 tahun. Untuk menyamakan jumlah subjek per kelompok, dilakukan simple random sampling menjadi 44 subjek dengan 22 subjek masing-masing pada kelompok anemia dan non-anemia. Status asupan vitamin A diukur menggunakan food frequency questionnaire semi-kuantitatif dengan bantuan database NutriSurvey dan status anemia diukur dengan uji konsentrasi hemoglobin menggunakan metode flowcytometry. Analisis statistik dilakukan dengan SPSS 20.0 untuk iOS dengan uji komparatif tidak berpasangan.
Hasil: Berdasarkan uji T tidak berpasangan, usia rerata pada kelompok anemia (31,6 7,1) tidak berbeda dibandingkan dengan kelompok non-anemia (31,2 6,4) (p>0,05). Berdasarkan uji chi-square tidak terdapat perbedaan usia gestasi secara statistik antara kelompok anemia dan non-anemia (p>0,05), namun terdapat perbedaan klinis (>10%) di mana usia gestasi kelompok >36 minggu memiliki prevalensi 15,2% lebih tinggi dibandingkan kelompok <36 minggu. Didapati bahwa 36 (81,8%) subjek tidak mendapatkan asupan vitamin A yang cukup. Uji Fischer menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan status asupan vitamin A antara kelompok anemia dan non-anemia (p>0,05).
Pembahasan: Tidak terdapat hubungan antara usia dan usia gestasi dengan status anemia. Akan tetapi, usia gestasi memiliki perbedaan klinis akibat peningkatan intensitas inflamasi seiring dengan usia gestasi yang menua. Tidak terdapat hubungan antara status asupan vitamin A dan status anemia. Hal ini disebabkan oleh peran vitamin A sebagai faktor pertumbuhan sehingga tetap membutuhkan komponen pembangunnya seperti zat besi, asam folat, dan kobalamin. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian yang mempelajari status asupan vitamin A dan nutrisi lainnya dan hubungannya dengan anemia pada ibu hamil di populasi umum
Background: Anemia is condition in which red blood cells not adequate to support physiological needs. Anemia in pregnancy tends to occur in second–third trimester and serves complications both for mother and her child. Vitamin A is helpful for helping iron metabolism and cell differentiation and proliferation, but still considered unpopular.
Aim: Acquire information about relation between vitamin A dietary status and anemia status on third semester pregnant woman.
Method: This is a comparative cross-sectional research, conducted on August–October 2018 in Cipto Mangunkusumo National General Hospital, with total 57 subjects which are third trimester pregnant mothers aged more than 18 years old. Simple random sampling was done in-order to equalize number of subjects in two groups, into 22 subjects on each of anemia and non-anemia group. Vitamin A dietary status was measured with semi-quantitative food frequency questionnaire with the help of NutriSurvey database and anemia status was measured by hemoglobin concentration with flowcytometry method. Statistical analysis was done using SPSS 20.0 for iOS with unpaired comparative test.
Results: Based on unpaired t-test, mean age on anemia group (31.6 7.1) is not different compared to non-anemia group (31.2 6.4) (p>0.05). Based on chi-square test there is no difference of gestation age between anemia and non-anemia group (p>0.05), however there is clinical difference (>10%) in which gestation age group of >36 weeks has prevalence of 15.2% higher compared to gestation age group of <36 weeks. This research found that 36 (81.8%) subject did not get adequate intake of vitamin A, where as Fischer test shown there is no difference of vitamin A dietary status between anemia and non-anemia group (p>0.05).
Discussion: There is no relation between maternal age and gestational age towards anemia status. However, gestational age has clinical difference as results of increase of inflammation incident with aging of gestational age. There is no relation between vitamin A dietary status and anemia status, which explained by vitamin A role as growth factor which still need the building blocks of erythrocyte such as iron, folic acid, and cobalamin. Thus, further research should study link between vitamin A and other nutrients dietary status towards anemia status on pregnant mothers on general population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Dewi
"Latar Belakang: Inflamasi pada kehamilan normal disebabkan oleh oksidatif stress yang disebabkan oleh produksi radikal bebas dan peningkatan biomarker inflamasi, seperti IL-6. 830 wanita meninggal setiap harinya karena hamil dan melahirkan, diantaranya 15% disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan seperti preeklampsia. Preeklampsia merupakan sebuah sindrom yang muncul pada kehamilan, terutama pada trimester ketiga, dan terasosiasi dengan inflamasi yang berlebihan. Sebagai antioksidan, vitamin C diduga berperan menurunkan stress oksidatif pada kehamilan dan persalinan, sehingga menurunkan tingkat kematian ibu, sehingga dilakukan penelitian untuk mencari hubungan antara asupan vitamin C dan kadar IL-6 sebagai biomarker dari inflamasi. Metode: Penelitian berdesain potong- lintang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Magunkusumo pada 40 orang ibu hamil trimester ketiga dikelompokkan menjadi preeklampsia dan non-preeklampsia. Subjek diwawancara menggunakan semi-kuantitatif food frequency questionnaire yang diolah dengan NutriSurvey untuk asupan vitamin C, dan ELISA untuk kadar IL-6. Data diuji distribusinya dengan uji normalitas Shapiro-Wilk, kemudian dilakukan analisis univariat dengan uji T tidak berpasangan, Mann-Whitney, dan Chi-square; serta bivariat dengan uji korelasi Spearman. Analisis dilakukan dengan SPSS for Windows ver. 20. Hasil: Hasil yang tidak signifikan ditunjukkan pada usia subjek dan usia gestasi terhadap preeklampsia dan non- preeklampsia dengan p=0,545 dan p=0,34. Asupan vitamin C yang ditunjukkan oleh subjek preeklampsia sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok non-preeklampsia dengan median sebesar 76,37(28,05–396,88) mg dan 68,87(8,57–198,53) mg dengan p=0,358. Sedangkan, kelompok preeklampsia menunjukkan kadar IL-6 yang lebih tinggi dibandingkan kelompok non-preeklampsia [15,8(2,2–67,4) pg/ml vs 6,8(1,8–43,5) pg/ml] dengan perbedaan yang tidak signifikan. Uji korelasi non-parametrik menunjukkan tidak adanya asosiasi yang signifikan antara vitamin C dan kadar IL-6 (p=0,361; r= -0,147). Selain itu juga, tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna antara asupan vitamin C dan kadar IL-6 untuk setiap kelompok dengan r= -0,143 dan -0,198 secara berturut-turut. Pembahasan: Tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara asupan vitamin C dan kadar IL-6 pada ibu hamil trimester ketiga pada penelitian ini. Hasil ini dapat disebabkan oleh asupan vitamin C pada subjek yang kurang (<85 mg) pada kedua kelompok dan juga inflamasi pada trimester ketiga yang meningkat. Selain itu, penelitian ini hanya meneliti hubungan asupan vitamin C dengan kadar IL-6, sedangkan peran melawan stress oksidatif dan inflamasi melibatkan seluruh antioksidan, baik eksogen maupun endogen. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antioksidan lainnya dengan IL-6 sangat disarankan.

Background: Inflammation in pregnancy is primarily caused by systemic oxidative stress due to production of free radicals and increased levels of inflammatory biomarkers such as IL-6. Every day, 830 women associated with pregnancy and childbirth die globally, approximately 15% of which is caused by prenatal complications such as preeclampsia. Preeclampsia is a syndrome developed during pregnancy which occurs mostly on the third trimester and is strongly associated with inflammation. As an antioxidant, vitamin C could potentially play a role in reducing oxidative stress in either pregnancy or delivery, thus decreasing mortality rate. Therefore, a research to investigate the relationship between vitamin C intake and levels of IL-6 as a biomarker of oxidative stress was conducted. Methods: A cross-sectional study done in Cipto Mangunkusumo National General Hospital. 40 women in third trimester pregnancy are then grouped into preeclampsia and non- preeclampsia, and surveyed via Food Frequency Questionnaire and NutriSurvey for vitamin C, as well as ELISA assay for IL-6 expression. All data was firstly analyzed using Shapiro- Wilk normality test, then analyzed univariately using unpaired T-test, Mann-Whitney, and Chi-square; bivariate analysis was conducted with Spearman correlation test. All analysis was done using SPSS software ver. 20. Results: There is no significant difference shown between mean age and gestational age of the preeclampsia and non-preeclampsia group with p=0.545 and p=0.34 respectively. Subjects in the preeclampsia group were shown to consume vitamin C slightly higher than the non-preeclampsia with median values of 76.37(28.05–396.88) mg and 68.87(8.57–198.53) mg respectively with p=0.358. On the other hand, the preeclampsia group expressed higher level of IL-6 than the non-preeclampsia [15.8(2.2–67.4) pg/ml vs 6.8(1.8–43.5) pg/ml] with no significant difference. A nonparametric correlation test showed no significant association between vitamin C (p=0.361; r = -0.147) and total IL-6 level. There was also no significant difference between vitamin C consumption and IL-6 level for each group with r= -0.143 and -0.198 respectively. Discussion: There was no significant association between vitamin C intake and IL-6 level on third trimester pregnancy women (p= 0.361). This result could be caused by inadequate intake of vitamin C in both groups and the increase of inflammation on the third trimester. In addition, this study only examined association between vitamin C and IL-6 level, while role of neutralizing oxidative stress and inflammation involved both endogenous and exogenous antioxidants. Therefore, further research should be considered to study vitamin C alongside the other antioxidants level and IL-6 level."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>