Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kebutuhan tidur seseorang tergantung pada usia, semakin tua usia seseorang makin sedikit
waktu yang diperlukan untuk tidur. Anak usia toddler ( 1- 3 tahun) membutuhkan total waktu
tidur sebanyak 12 sampai dengan 13 jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur anak usia
toddler di RW 07 Kelurahan Johar Baru Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil penelitian, dari 30
anak usia toddler yang diteliti hanya 36,7% yang masuk kriteria terpenuhi kebutuhan
tidurnya padahal tidur sangat penting bagi perkembangan intelektual dan pertumbuhan yang
optimal. Berdasarkan hasil penelitian pada BAB III maka terlihat bahwa ada banyak faktor
yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur anak usia toddler yaitu terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang paling sering membangunkan anak pada
malam hari yaitu keadaan sakit (100%) dan karena lapar atau haus (96.7%) sedangkan
faktor eksternal yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur ada 2 yaitu lingkungan
dan bedtime rituals. Untuk faktor eksternal lingkungan sebagai penyebab yang paling sering
membangunkan anak adalah karena bajunya basah(mengompol) sebanyak 76.7%, urutan
selanjutnya adalah lingkungan yang berisik dan keadaan kamar panas dimana masing-
masing sebanyak 73.3% Pada faktor eksternal bedtime rituals didapatkan hasil bahwa
umumnya anak melakukan kegiatan (ritual) yang berbeda-beda sebelum tidur. Kegiatan
yang paling, banyak dilakukan adalah mencuci tangan dan kaki (60%). Dari kedua faktor
tersebut di atas (internal dan eksternal ) faktor yang paling dominan berpengaruh pada
pemenuhan kebutuhan tidur toddler adalah karena merasa haus dan lapar ( 50%), sakit
(26,7%), kamar panas ( 20%), dan sisanya karena takut (3.3%) ."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5018
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Periode toddler adalah saat usia anak 12 sampai 36 bulan (Whally & Wongs, 1999).
Pada periode ini ditandai oleh matumya organ-organ biologis dan peningkatan si gaifikan pada perkembangan motorik, kognitif sosial dan bahasa. Menurut Borkowitz,( 1996) lima area perkembangan adalah motorik kasar, motorik halus, sosial, bahasa dan kognitif.
Perkembangan motorik haius pada usia toddler melibatkan penggunaan otot kecil pada tangan, kemampuan memanipulasi objek dan kemampuan kosentrasi dan koordinasi mama dan langan. Menurut Erikson anak usia toddler harus mampu melewati tumbuh kembangnya agar tidak menghambat pencapaian tugas pada tahap selanjutnya (Kozier at all.l 995). Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat perkembangan motorik halus pada anak toddler di Rw O03 kelurahan johar baru Jakarta pusar. Dimana tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan motorik halus pada anak toddler di Rw 003 keIurahan johar baru Jakarta pusat. Pada penelitian ini peneliti menggunakan responden sebanyak 20 orang. Desain penelitian adalah deskripsi eksploratif dengan menggunakan total sampling dan instrument penelitian berupa Iembar pemeriksaan dengan berpedoman pada fomuat Dertver developmental Test IDDSTJ. Analisa data menggunakan metode statistik disstribusi frekuensi. Hasilnya didapat 65% perkembangan motorik halus pada toddler di Rw. 03 Kel. Johar Baru Jakarta Pusat adalah normal dan sisanya 35% tidak
normal "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5400
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Pratiwi
"

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan memiliki efek jangka panjang pada individu dan masyarakat, termasuk berkurangnya perkembangan kognitif dan fisik, berkurangnya kapasitas produktif dan kesehatan yang buruk dan meningkatnya penyakit degenerative. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukadana Kabupaten Lampung Timur tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel 165 anak yang diambil secara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2019 pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada anak usia 24-59 bulan sebesar 26,1%. Variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting yaitu riwayat pemberian ASI Eksklusif dan riwayat pemberian MP ASI setelah dikontrol variabel berat lahir, panjang badan lahir, riwayat pemberian kapsul vitamin A, riwayat pemberian ASI Eksklusif dan penyapihan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting adalah riwayat pemberian MP ASI. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan stunting dengan memperhatikan praktik PMBA yang benar dan dilakukan penanggulangan stunting dengan melakukan perbaikan gizi tidak hanya pada anak usia 0-23 bulan tetapi juga usia 24-59 bulan


Stunting is a serious public health problem and has long-term effects on individuals and society, including reduced cognitive and physical development, reduced productive capacity and poor health and worsening degenerative diseases. The aim of this study is to know factors related to the incidence of stunting in children aged 24-59 months in the Sukadana Public Health Center (Puskesmas) Working Area in East Lampung District in 2019. This study was a quantitative study with a cross sectional design which has 165 children as sample and used simple random sample as methode. This research was conducted in May-June 2019 by collecting data through direct interviews using questionnaires and anthropometric measurements. The results showed that variables related to stunting were the history of MP ASI contribution after controlled with variables of birth weight, birth length, giving vitamin A capsule, history of exclusive breastfeeding and weaning.

"
2019
T52720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Anak usia toddler adalah gerbang awal unluk dilalcsanakaimya toilet training karena pada usia tersebut teljadi pematangan otot-Otot kandung kemih pada anak. Secara umum orangtua di Indonesia masih jarang menerapkan toilet training pada anak usia toddler.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Clisiplin orangtua dalam melakukan toilet training pada anak usia toddler. Desain penelitian adalah deskriptif sederhana yang dilakukan pada 47 orangtua yang memiliki anak usia toddler di Rw 004 kelurahan Bam Ampar kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur dan diperoleh melalui instrumen kuesioner dengan skala lilrert. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling, dimana peneliti akan memberikan kesempatan yang sama kepada unit sampel untuk terpilih Sebagai sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi menceng kanan. I-Iasil penelitian menunjukkan 46.8% orangtua memiliki tingkat disiplin yang rendah dalam melakukan toilet training pada anak usia toddler dan 53.2 % orangtua memiliki tingkat disiplin yang tinggi dalam melakukan toilet training pada anak usia toddler. Simpulan dari studi ini yaitu tingkat disiplin orangtua dalam melakukan toilet training masih rendah pada anak usia toddler.
Jumlah responden yang sedikit merupakan suatu keterbatasan, sehingga perlu dilakukan penelitian yang sama dengan jumlah responden yang sama, sehingga hasil penelitian inj dapat digeneralisasikan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti Iebih spesifik pihak orangtua yang diteliti sesuai jenis kelaminnya pada judul yang sama."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5573
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Syiami Fitri
"Penyakit berbasis lingkungan salah satunya diare masih menjadi penyebab kematian pada balita di Indonesia dengan proporsi 25,2%. Tujuan riset ini adalah mengetahui distribusi frekuensi kejadian diare; menganalisis pengaruh status sosial ibu, status ekonomi keluarga, dan STBM terhadap kejadian diare; dan mendapatkan model struktural kejadian diare pada balita di Kecamatan Johar Baru. Metode riset yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi diare balita sebesar 38,6%. Terdapat pengaruh langsung status sosial ibu dan status ekonomi keluarga dengan STBM dengan masing-masing sebesar 6,91% dan 9%. Terdapat pengaruh langsung status sosial ibu, status ekonomi keluarga, dan STBM dengan kejadian diare pada balita dengan masing-masing sebesar -2,25%, -0,16%, dan -24,7%. Terdapat pengaruh tidak langsung status sosial ibu dengan kejadian diare pada balita melalui STBM sebesar -13,07% dan pengaruh tidak langsung status ekonomi keluarga dengan kejadian diare pada balita melalui STBM sebesar -14,91%. Model struktural kejadian diare pada balita di Kecamatan Johar Baru didapat Z=-0,150X1-0,040X2-0,497Y.

Environmental disease such as diarrhea becomes the cause of death on toddlers in Indonesia with a proportion 25,2%. The purpose of this research is to determine the frequency distribution of diarrheal; analyze the effect of mother's social standing, family's financial condition, and CLTS toward diarrhea; get structural model of diarrhea on toddlers in Johar Baru District. The research method used was quantitative. The research results show that diarrhea prevalence is 38,6%. There is a direct effect of mother's social standing and family's financial condition toward CLTS with 6.91% and 9%. There is a direct effect of mother's social standing, family's financial condition, and CLTS toward diarrhea with -2.25%, -0.16%, and -24.7%. There is an indirect effect of mother's social standing toward diarrhea through CLTS with -13.07% and there is an indirect effect of family's financial condition toward diarrhea through CLTS with -14.91%. Structural model of diarrhea on toddlers obtained Z=-0,150X1-0,040X2-0,497Y."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Oktavina
"Pemenuhan kebuiuhan tidur dipengaruhi oleh stress emosional dan diet. Dimajukannya jam sekolah 30 menit lebih awal pada siswa dapat menyebabkan stres emotional. Kondisi ini akan mempengamhi tingkat kecerdasan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pemenuhan kebutuhan tidur dengan tingkat kecerdasan anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain korelasi deskriptif dengan sampel 150 siswa. Instrumen penelitian berupa kuisioner, pada uji Chi Square dengan alpha 0.05 dipemleh p value 0.5

Ability to get sleep need was influenced by emotional stress, and diet. Time for school has being early 30 minutes, make students get emotional stress. This condition can influence a child’s intellegency. The aim of this research is to identification relationship between ability to get sleep need and child’s intelligency. This research using descriptif correlation design, with 150 sample. Research instrument is quisioner, in ChiSq1zare test with alpha 0.05. It received p value 0.5 < p < 0.7. The Conclution of this research are nothing relationship between ability to get sleep need and child’s intelligency. The researher wish on the next research able to assessment another impact of time for school has being early 30 minutes in child’s in school age.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5807
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tingkat pengetahuan ibu mengenai tumbuh kembang anak sangat penting agar
anak dapat berkembang dengan normal. Domain perkembangan anak terdiri dari motorik,
sensorik, bahasa dan kognitif, serta sosial emosional. Dalam perkembangan sosial
ernosional, anak batita dituntut untuk mandiri. Kemandirian anak dapat ditentukau oleh
banyak faktor terutama faktor lingkungan. Lingkungan yang mernjliki pengaruh yang
besar adalah lingkungan terdekat dengan anak yaitu keluarga, terutama orangtua. Ibu
sebagai orang ma yang paliug sering berinteraksi dengan anak memiliki pengaruh besar
dalam keberhasilan perkembangan sosial emosional anak. Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan sosial
ernosional batita (bawah tiga tahun) di RW 07 Kelurahan Pekayon. Pengambilan data
dilakukan pada tanggal 3-12 Desember 2004. Adapun metode penelitian yang di gunakan
adalah deskriptif sederhana dengan jumlah sampel yaitu 59 responden. Pengambilan
sampel penelitian dilakukan dengan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan undian atau acak.
Data-data yang telah terkumpul diolah dan dianalisa dengan menggunakan
distribusi frekuensi untuk data demograti dan untuk mengukur data pengetahuan ibu
menggunakau rentang nilai untuk setiap kategori adalah sebagai berikut ; tingkat
pengetahuan rendah bila nilainya dibawah 22, tingkat pengetahuan sedang bila nilainya
22-30, dan tingkat pengetahuan tinggi bila nilainya lebih dad 30. Setelah itu
dibandingkan dengan nilai mean yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan 62.7%
pengetahuan ibu tinggi, dan selebihnya yaitu 37 .3 % menunjukkan pengetahuan sedang.
Pengetahuan ibu yang tinggi masih terbatas pada pengetahuan tentang pengertian
stimulasi, tempat dan waktu dalam melakukan stimulasi, serta bagaimana hasil sosial
stimulasi emosional yang salah yang djtandai den gan sikap pemalu anak. Pada
pengetahuan tentang cara menstimulasi anak mandiri sebagiau besar Han berpengetahuan
sedang yaitu 38 responden (64.41 %) dan rnasih terdapat ibu yang berpengetahuan rendah
tentang cara menstimulasi anak mandiri yaitu sebesar 4 responden (6.78%) Kesimpulan
dari penelitian menunjukan bahwa masih dibutuhkan peran tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pemahaman tentang siimulasi perkernbangan sosial emosional batita
terutama bagaimana cara stimulasi dilakukan, sehingga dapat memberikan informasi
yang tepat bagi ibu yang memiliki batita agar dapat mencapai tugas perkembangan batita
yang mandiri dan optimal."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5335
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Fikriyah
"Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena masih menjadi penyebab kematian yang cukup tinggi di Indonesia. Pada tahun 2015, prevalensi balita yang meninggal karena diare secara global sebesar 9% (UNICEF, 2016). Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2013, insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2%. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi diare di provinsi Jawa Barat sebesar 7,5%, kemudian pada Riskesdas tahun 2018 prevalensi diare di provinsi Jawa Barat meningkat menjadi sebesar 8,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel yang digunakan adalah balita berusia 0-59 bulan di Provinsi Jawa Barat yang terdata di SDKI 2017, dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 1.554 balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian diare pada balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 adalah sebesar 15,6% (242 balita). Hasil uji bivariat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare adalah balita usia ≤ 1 tahun (OR 1,62; 95% CI 1,23-2,13; p=0,001), sarana sanitasi (OR 1,52; 95% CI 1,14-2,03; p=0,005), dan sumber air minum (OR 1,34; 95% CI 1,01-1,79; p=0,047). Salah satu cara untuk mencegah terjadinya diare pada balita adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Disease is still a public health problem because it is still a fairly high cause of death in Indonesia. In 2015, the prevalence of children under five years who died from diarrhea globally was 9% (UNICEF, 2016). Based on Riskesdas data in 2018 the incidence of diarrhea in Indonesia was 10,2%. Based on Riskesdas data in 2013 the prevalence of diarrhea in West Java province was 7,5%, then based on Riskesdas in 2018 the prevalence of diarrhea in West Java province increased to 8.6%. The purpose of this research is to find out the description of the factors that associated with the incidence of diarrhea in children under five years in West Java Province in 2017. This study uses a Cross Sectional study design. Data that used is secondary data based from the Demographic Survey and Indonesian Health (IDHS) in 2017. The sample used is children aged 0-59 months in West Java Province, recorded in the 2017 IDHS, and samples that meet the inclusion and exclusion criteria are 1.554 children. The research result showed that the prevalence of diarrhea in West Java province in 2017 was 15,6% (242 children). The results of the bivariate test showed that the factors associated with the incidence of diarrhea were children aged ≤ 1 year (OR 1,62; 95% CI 1,23-2,13; p=0,001), sanitation facilities (OR 1,52; 95% CI 1,14-2,03; p=0,005), and source of drinking water (OR 1,34; 95% CI 1,01-1,79; p=0,047). To prevent diarrhea in children under five years is keep the environmental clean and healthy lifestyle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perubahan dari hamil, melahirkan, post partum adalah proses fisiologis dan selalu
memerlukan adaptasi bagi diri ibu baik fisik dan psikologis. Faktor terpenting dari
adaptasi tersebut adalah adanya perubahan pola tidur sesudah melahirkan terutama
dengan hari rawat ke 1 -2. Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui rata-rata
perubahan pola tidur ibu post partum normal dengan hari rawat 1-2, dimana pada hari
tersebut terjadi berbagai perubahan. Hasil penelitian didapat rata-rata dengan nilai
tertinggi 3,1 dari 30 responden mengatakan kebiasaan tidumya berubah setelah
melahirkan dibandingkan sebelum melahirkan. Hal ini jelas adanya perubahan pola
tidur terutama kebiasaan tidur sebelum melahirkan, banyak faktor yang
mernpengaruhi seperti tangisan bayi, rasa nyeri, perubahan fisik, perubahan
psikososial serta adaptasi terhadap lingkungan baru. Penelitian ini menggunakan
desain deskriftif sederhana (mean) dengan jumlah 30 responden dengan karakteristik
ibu post partum normal hari rawat 1-2, Untuk penelitian lebih lanjut dapat
dikembangkan dan dibedakan adakah perbedaan pola tidur antara primipara dan
multipara setelah melahirkan berdasarkan pengalaman individu."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5263
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2000
613.2 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>