Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silaban, Perawaty R.
"Remaja adalah masa transisi dari anak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja akan mengalami banyak perubahan dalam tumbuh kembang. Tidak semua perubahan yang teqiadi dapat dihadapi remaja, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya. Remaja memerlukan orang tua untuk mendampingi dan membantu mereka mencapai tumbuh kernbang yang optimal, begitu juga remaja yang mempunyai orang tua tunggal.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi tumbuh kembang remaja dengan orang tua tunggal.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif seclerhana dengan metode statistik tendensi sentral. Sampel yang digunakan adalah remaja dengan orang tua tunggal dengan batasan usia 11-20 tahun di Kelurahan Rawasari, Jakarta Pusat. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dengan 27 pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden terdapat 63,33 % berjenis kelamin perempuan dan 36,67 % adalah laki- laki dengan persentasi tertinggi (50 %) berada dalam rentang usia 15-17 tahun. Setelah di uji dengan menggunakan tendensi sentral didapatkan 93,33 % remaja mempunyai tumbuh kembang yang optimal. Faktor yang paling dominan mempengaruhi tumbuh kembang remaja dengan orang tua tunggal adalah perkembangan biologis (faktor internal) dan teman-teman sebaya (faktor eksternal)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4978
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Latifa Rika Wardani
"Fenomena perceraian di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2023 dengan mencapai 463.654 kasus. Keluarga dengan orang tua tunggal memiliki permasalahan tidak terpenuhinya berbagai fungsi keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemenuhan fungsi keluarga pada keluarga dengan orang tua tunggal di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik purposive sampling dengan 108 orang tua tunggal di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan uji univariat. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa orang tua tunggal di Kota Depok sebagian besar adalah kelompok usia dewasa muda atau 20 sampai 40 tahun, berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan menengah (SMA), bekerja sebagai wiraswasta, pendapatan kurang dari UMR, telah menjadi orang tua tunggal selama 3 sampai 5 tahun, dan status perceraian cerai hidup. Secara umum, sebagian besar orang tua tunggal di Kota Depok terpenuhi fungsi keluarganya. Fungsi keluarga terpenuhi pada sebagian fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, dan fungsi perawatan kesehatan. Sedangkan fungsi afektif, sebagian fungsi sosialisasi, dan fungsi ekonomi masih belum terpenuhi. Rekomendasi peneliti adalah bagi keluarga orang tua tunggal yang fungsi keluarganya terpenuhi, disarankan untuk terus mempertahankan fungsi keluarga yang baik. Sementara itu, bagi keluarga yang fungsi keluarganya belum terpenuhi, penting untuk memanfaatkan jaringan sosial dan pelayanan pendukung, seperti konseling keluarga atau pelatihan keterampilan, untuk meningkatkan kapasitas dalam memenuhi fungsi keluarga. Bagi perawat dapat pemberian konseling keluarga untuk mencegah terjadinya permasalahan keluarga termasuk peningkatan kasus perceraian.

The phenomenon of divorce in Indonesia has increased in 2023, reaching 463,654 cases. Single-parent families have the problem of not fulfilling various family functions. The purpose of this study was to determine the description of the fulfillment of family functions in single-parent families in Depok City. This study used a cross-sectional research design with a purposive sampling technique with 108 single parents in Depok City. This study used a univariate test. The results of the research analysis show that single parents in Depok City are mostly in the young adult age group or 20 to 40 years old, female, secondary education level (SMA), working as self-employed, income less than the minimum wage, have been single parents for 3 to 5 years, and divorce status divorced alive. In general, most single parents in Depok City can fulfill their family functions. Family functions are partially fulfilled in the socialization function, reproduction function, and health care function. While affective functions, some socialization functions, and economic functions are still not fulfilled. The researcher's recommendation is for single-parent families whose family functions are fulfilled, it is advisable to continue to maintain good family functions. Meanwhile, for families whose family functions have not been fulfilled, it is important to utilize social networks and support services, such as family counseling or skills training, to increase the capacity to fulfill family functions. Nurses can provide family counseling to prevent family problems including an increase in divorce cases"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wieka Dyah Partasari
"Penelitian ini meneliti ayah sebagai orang tua tunggal dengan menfokuskan pada gambaran pengalaman kehilangan serta tahap-tahap yang dialami oleh ayah sebagai orang tua tunggal, masalah-masalah yang dialami dalam peran ayah sebagai orang tua tunggal, serta bagaimana proses perubahan peran dari ayah dalam keluarga lengkap menjadi ayah sebagai orang tua tunggal. Penelitian ini dilakukan karena perubahan peran seorang pria menjadi ayah yang lebih terlibat dalam pengasuhan anak bukanlah proses yang mudah dan menjadi lebih sukar dijalani jika seorang ayah juga berperan sebagai orang tua tunggal.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data teknik wawancara mendalam (depth interview) karena dianggap paling sesuai untuk menjelaskan fenomena yang ingin diteliti, yang merupakan fenomena unik dengan perkiraan jumlah kasus yang ditemui di lapangan sangat terbatas. Subjek utama dipilih secara purposive dengan karakteristik pria sebagai orang tua tunggal karena kematian pasangannya, sudah berperan sebagai orang tua tunggal selama sedikitnya 1 tahun, memiliki anak berusia di bawah 18 tahun, memiliki pekerjaan, dan pendidikan minimal SMTA. Selain 4 orang subjek utama, wawancara mendalam juga dilakukan terhadap 4 orang subjek pendukung untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai fenomena ini.
Dari hasil penelitian dapat ditemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam mengatasi kehilangan dan dukacita, masalah-masalah utama yang dihadapi, serta faktor-faktor yang dapat menunjang keberhasilan perubahan peran seorang ayah dari suatu keluarga yang lengkap menjadi seorang ayah sebagai orang tua tunggal. Penelitian juga menemukan hal-hal yang khas budaya Indonesia yang tidak ditemukan dalam penelitian di negara-negara Barat. Karena itu, perlu penelitian lanjutan di Indonesia tentang ayah sebagai orang tua tunggal akibat perceraian dan tentang dampak pengasuhan pada anak-anak yang dibesarkan oleh ayah sebagai orang tua tunggal.
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh profesi kesehatan mental dalam membantu ayah sebagai orang tua tunggal dengan meningkatkan self-efficacy belief yang mereka miliki, serta membantu para ayah sebagai orang tua tunggal agar memiliki kemampuan untuk mengasuh anak-anaknya dengan baik dengan cara mencari sumber-sumber dukungan sosial yang dapat membantunya dalam menjalani kehidupan sebagai orang tua tunggal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fransiska D. H
"ABSTRAK
Pada masa dewasa madya, seorang wanita umumnya mengalami berbagai
perubahan dalam hidupnya. Perubahan-perubahan yang sifatnya menurun banyak
terjadi pada ranah fisik dan psikososialnya (Papalia et al., 2001). Perubahan
penampilan yang terjadi seiring dengan pertambahan usia seperti rambut yang
memutih serta kulit yang mulai mengeriput, serta gejala-gejala fisik dan
psikologis yang menyertai datangnya menopause seringkah mendatangkan
keadaan yang tidak menyenangkan bagi para wanita yang mengalaminya. Tak
hanya itu, perubahan psikososial yang berkaitan dengan mulai dewasanya anakanak
juga dapat menimbulkan masalah, khususnya bagi para wanita yang
merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja). Kedewasaan anak-anak membuat
seorang wanita yang terbiasa menghabiskan hidupnya untuk mengasuh anak-anak
kini kehilangan sumber kegiatan utamanya. Ia merasa tidak dibutuhkan lagi oleh
keluarganya, khususnya oleh anak-anaknya (Unger & Crawford, 1992).
Kompleksitas masalah perubahan peran dan tanggung jawab serta
perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang muncul tersebut dapat
menimbulkan stres yang bertumpuk pada beberapa wanita dewasa madya (Papalia
et al., 2001), terutama pada mereka yang merupakan ibu berperan tunggak Hal ini
selanjutnya berkaitan dengan keadaan kesejahteraan psikologis mereka. Menurut
Ryff (1989) orang yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik adalah orang
yang mampu merealisasikan dirinya secara kontinu, mampu menerima diri apa
adanya, mampu menjalin hubungan yang hangat dengan orang laint memiliki
kemandirian dalam tekanan sosial, memiliki arti dalam hidup, serta mampu
mengkontrol lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui keadaan kesejahteraan psikologis wanita dewasa madya
yang merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja) serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif^ peneliti berharap dapat
memperoleh gambaran dan pemahaman yang mendalam mengenai permasalahan
yang diajukan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dalam penelitian
dilakukan melalui metode wawancara dan observasi Subyek dalam penelitian ini
berjumlah empat orang yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
ini
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa secara umum wanita dewasa
madya yang merupakan ibu berperan tunggal (tidak bekerja) memiliki
kesejahteraan psikologis yang baik. Hal ini dapat terlihat dalam keenam dimensi
kesejahteraan psikologis yang diajukan oleh Ryff (1989). Meskipun para ibu tidak
bekerja ini pada masa dewasa madyanya mengalami berbagai perubahan, baik
yang sifatnya fisik maupun psikososial ternyata mereka dapat menerima dan
bereaksi secara positif terhadap perubahan-perubahan tersebut. Beberapa faktor
yang nampaknya berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis mereka antara
lain adalah adanya dukungan dari keluarga dan pemahaman wanita yang
bersangkutan terhadap proses yang dialaminya. Faktor lain yang juga cukup
penting adalah karakteristik pribadi dari masing-masing wanita tersebut.
Perbedaan karakteristik pribadi ini mempengaruhi cara mereka dalam bereaksi
terhadap hal-hal yang teijadi di dalam maupun di luar diri mereka yang
selanjutnya juga berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis mereka.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut, peneliti
mengajukan beberapa hal yang dapat dilakukan agar para wanita berperan tunggal
yang akan dan sedang memasuki masa dewasa madya dapat melewati masa itu
dengan baik dan optimal. Beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya adalah
dengan memberikan pemahaman kepada para wanita tersebut mengenai
perubahan-perubahan yang mereka alami pada masa dewasa madya serta dengan
meningkatkan dukungan keluarga bagi para wanita yang berada pada masa
dewasa madya tersebut. Selain itu, para wanita yang bersangkutan juga perlu
menyiapkan suatu aktivitas lain di luar rutinitas kehidupan rumah tangganya
sebagai alternatif bila ia sudah tak banyak terlibat lagi dalam tugas pengasuhan
anak.
Untuk memperkaya hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lanjutan
yang melibatkan subyek dengan latar belakang demografis serta keadaan keluarga
yang lebih beragam sehingga hasil-hasil penelitian ini pada akhirnya dapat
bermanfaat bagi lebih banyak wanita dari latar belakang yang beragam. Selain itu,
perlu juga dilakukan penelitian perbandingan terhadap keadaan kesejahteraan
psikologis wanita dewasa madya yang berperan ganda (bekerja) agar dapat
diketahui dengan lebih pasti aspek-aspek kesejahteraan psikologis yang khas pada
kedua kelompok tersebut. Terakhir, karena adanya keterbatasan kemampuan
generalisasi pada pendekatan kualitatif^ maka sebaiknya dilakukan juga penelitian
dengan pendekatan kuantitatif agar dapat diperoleh gambaran umum mengenai
keadaan kesejahteraan psikologis wanita dewasa madya, baik yang bekerja
maupun yang tidak bekerja."
2003
S3188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Zakiah I
"ABSTRAK
Berdasarkan data hasil survei penduduk Indonesia tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik Indonesia diperoleh data bahwa laki-laki yang menjadi duda karena kematian istri berjumlah 1.490.738 orang sedangkan perempuan yang menjadi janda karena kematian suami berjumlah 6.661.874 orang. Hal ini jelas terlihat bahwa jumlah janda atau orang tua tunggal wanita lebih banyak dibandingkan duda atau orang tua tunggal laki-laki yang disebabkan karena kematian pasangannya. Oleh karena itu, subyek pada penelitian ini dikhususkan pada orang tua tunggal wanita. Adapun tugas yang paling berat sebagai orang tua tunggal adalah pengasuhan anak baik itu orang tua tunggal pria ataupun wanita. Pengasuhan anak secara tidak langsung merupakan suatu usaha mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan masa mendatang. Usaha-usaha orang tua tunggal wanita dalam menghadapi segala permasalahannya termasuk proses pengasuhan anak ingin dilihat pada penelitian ini. Usaha-usaha orang tua tunggal wanita ini dilakukan untuk mencapai tujuan pada perannya. Orang tua tunggal wanita mengarahkan komponen afeksi, kognisi, dan tingkah laku dalam mencapai tujuan hidupnya yang dikenal dengan self-management. Metode pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai 4 subyek. Penelitian ini diperoleh gambaran self-management dari keempat subyek. Gambaran self-management disusun dari proses interaksi komponen afeksi, kognisi, dan tingkah laku. Dari ketiga komponen ini, komponen afeksi merupakan pemicu terbesar dalam proses interaksi. Dengan kata lain, komponen afeksi mengambil alih kendali komponen kognisi dan tingkah laku pada proses interaksi. Proses interaksi ini dilakukan keempat subyek untuk mencapai tujuan sebagai orang tua tunggal wanita yang baik. Seperti halnya proses interaksi yang dilakukan oleh keempat subyek yaitu pengendalian terhadap perasaan tidak terbebani sebagai perannya menjadi orang tua tunggal. Mereka berpikir dengan keyakinan bahwa mereka bisa melaksanakan perannya itu. Pada akhirnya mereka membuktikan dengan melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua tunggal dengan baik dan keberhasilan dalam pengasuhan anak."
2007
S3524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Kurnia
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Pemberdayaan Perempuan Orang Tua Tunggal Melalui Ekonomi Kreatif Sebagai Upaya Ketahanan Ekonomi Keluarga yang dimana adanya ketidakberdayaan dan kerentanan kemiskinan pada perempuan orang tua tunggal. Fokus penelitian ini adalah pada bagaimana ekonomi kreatif dapat meningkatkan ekonomi atau ketahanan ekonomi keluarga di kalangan perempuan orang tua tunggal. Penelitian ini dilakukan dengan metode non-reaktif (unobtrusive), dengan studi literatur atau tinjauan pustaka. Peraturan Menteri Sosial RI No 08 Tahun 2012, terdapat 26 penyandang masalah kesejahteraan sosial salah satunya perempuan orang tua tunggal. Masalah pada perempuan orang tua tunggal ada pada aspek ekonomi, psikologi, dan sosial. Perempuan orang tua tunggal juga memiliki kerentanan kemiskinan dikarenakan adanya stigma, diskriminasi, dan budaya patriarki. Dengan itu diperlukan adanya pemberdayaan pada perempuan orang tua tunggal salah satunya dengan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan penciptaan suatu barang bernilai jual dengan mengandalkan ide, kreativitas, dan gagasan. Stakeholder dapat menjadi pihak dalam mendukung pemberdayaan ekonomi kreatif ini dikarenakan adanya power pada akses sumber daya. Hasil penelitian pada lima kasus aktual memberikan gambaran bahwa dengan ekonomi kreatif dapat meningkatkan ekonomi dengan adanya peran stakeholder didalamnya. Dengan demikian, pemberdayaan melalui ekonomi kreatif dapat menciptakan ketahanan ekonomi keluarga.

This study aims to describe the Empowerment of Single Parent Women Through the Creative Economy as an Effort for Family Economic Resilience where there is helplessness and poverty vulnerability in single parent women. The focus of this research is on how the creative economy can improve the economy or family economic resilience among single-parent women. This research was conducted using a non-reactive method (unobtrusive), with literature studies or literature reviews. Regulation of the Minister of Social Affairs of the Republic of Indonesia No. 08 of 2012, there are 26 people with social welfare problems, one of which is single parent women. The problems of single-parent women are in economic, psychological, and social aspects. Single-parent women also have a vulnerability to poverty due to stigma, discrimination, and patriarchal culture. With that, it is necessary to empower single parent women, one of which is with the creative economy. The creative economy is the creation of a saleable goods by relying on ideas, creativity, and ideas. Stakeholders can be parties in supporting the empowerment of the creative economy because of the power in accessing resources. The results of the research on five actual cases provide an overview that the creative economy can improve the economy with the role of stakeholders in it. Thus, empowerment through the creative economy can create family economic resilience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farica
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah membuktikan keberfungsian keluarga sebagai prediktor dari kepercayaan pada dewasa muda yang menjalin hubungan pacaran dan memiliki orang tua bercerai. Keberfungsian keluarga diukur dengan Family Assessment Device FAD yang berasal dari Teori McMaster. FAD yang digunakan terdiri dari 6 dimensi, yaitu problem solving, communication, roles, affective responssive, affective involvement, dan behavior control, serta satu skala general functioning. Sedangkan untuk kepercayaan diukur dengan Trust In Close Relationships Scale yang terdiri dari 15 item. Partisipan penelitian ini berjumlah 225 orang dengan rentang usia 20-40 tahun, yang terdiri dari 67 laki-laki dan 188 perempuan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode simple and multiple regression. Hasil dari simple regression menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga tidak memprediksi kepercayaan R=.032, p>.05. Lalu berdasarkan hasil multiple regression, dimensi-dimensi keberfungsian keluarga tidak memiliki kontribusi dalam memprediksi kepercayaan R=.175, p>.05.

This study aim to examine the role of family functioning as predictor of trust among young adults in dating relationship with divorced parents. Family functioning was measured with Family Assessment Device FAD from McMaster Theory. FAD consists of 6 dimension, namely problem solving, communication, roles, affective responssive, affective involvement, and behavior control, along with general functioning as a scale. The measurement of trust was using Trust In Close Relationships Scale, that consists 15 items. The participants in this study were 255 with an age range of 20 40 years old, which is 67 man and 188 woman. Hypothesis testing using simple and multiple regression. Simple regression showed that family functioning can not be the predictor of trust R .032, p .05 . The results of multiple regression showed that the dimensions of family functioning can not be the predictor of trust too R .175, p.05."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifka Khadijah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan religiusitas dan spiritualitas antara emerging adults yang berasal dari keluarga utuh dan emerging adults yang berasal dari keluarga tidak utuh. Variabel religiusitas diukur menggunakan Religious Commitment Inventory-10 RCI-10 yang dikembangkan oleh Worthington dkk 2003 . Variabel spiritualitas diukur menggunakan Spiritual Attitude and Involvement List SAIL yang dikembangkan oleh Meezenbroek dkk 2012 . Penelitian ini melibatkan mahasiswa berusia 18-25 tahun yang berjumlah sebanyak 505 orang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik perbandingan independent sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan religiusitas dan spiritualitas yang signifikan antara kelompok emerging adults yang berasal dari keluarga utuh dan tidak utuh.

ABSTRACT
The objective of this study is to know the difference of religiosity and spirituality among emerging adults from single parent and two parent families. Religiosity was measured using Religious Commitment Scale 10 RCI 10 developed by Worthington et al 2003 . Spirituality was measured using Spiritual Attitude and Involvement List SAIL developed by Meezenbroek et al 2012 . Participants of this study are 505 college students aged 18 to 25 years old. The data was analyzed using independent sample t test. The results showed that there is no significant difference in religiosity and spirituality among emerging adults from single and two parent families. "
2017
S67598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Hastiening Atasasih
"ABSTRAK
Studi ini menjelaskan mengenai peran ayah sebagai orangtua tunggal berdasarkan sudut pandang dari ayah dan juga anak. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawancara 3 informan laki-laki orangtua tunggal. Informan dipilih berdasarkan pengalamanya sebagai orangtua tunggal, memiliki anak yang belum menikah,tinggal bersama anak dan tidak tinggal bersama keluarga luas. Studi ini menunjukan bahwa laki-laki sebagai orangtua tunggal memiliki 4 peran yaiu peran pencari nafkah, pengasuh anak, pengurus pekerjaan rumah tangga dan pengurus keuangan rumah tangga. Dalam menjalankan peran-peranya tersebut laki-laki sebagai orangtua tunggal berinteraksi dengan anak mereka, keluarga luas dan lingkungan sekitar. Anak, keluarga luas dan lingkungan sekitar memiliki harapan mengenai peran-peran yang dijalankan oleh ayah sebagai orangtua tunggal. Harapan harapan tersebut terkadang tidak mampu dijalankan oleh ayah sehingga menimbulkan ketegangan peran. Ayah kemudian mengatasi ketegangan peran dengan menyerahkan salah satu peran kepada pihak lain yang disebut sebagai delegasi dan menerapkan standar sendiri mengenai keberhasilan perannya yang disebut sebagai kompramentilisasi. Selain itu, terdapat 4 faktor yang mendukung ayah mengatasi ketegangan peran yaitu pengambilan peran pengasuh anak semenjak sebelum menjadi orangtua tunggal, usia dan jenis kelamin anak, adanya pihak lain yang membantu dan adanya asisten rumah tangga.

ABSTRACT
This study discusses the Role of Father from father and children?s point of views. This study is carried out using qualitative method by interviewing 3 informants consists of 3 Father as Single Parent. The informants are chosen based on their experiences being Single Parent, having at least one child, work, living with their children, and not living with extended Family. This study shows that father as singleparent have 4 role in Family,which is role of Beradwinner, role of caregiver for children, role of maintaining households, role of maintaining households finances. In Carrying out its role Father interact with their children, extended family and surroundings. Their Children, Extended Family and surroundings have an expectation about his role as single parent. Sometimes, Father cannot meet the demand of their expectation so Father as single parent experiencing role strain and Role Conflict. Father as Single parents then divide his role to Extended Family or neighbor to reduce Role Strain and Role Conflict. Father as single parent also have 4 factors that affect to reduce his role strain. First, taking role of caregiver before being a single parent, second age and sex of their children, third support from extended Family and neighbor and last, and has housemaid to maintenance Houesholds.
"
2015
S61263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natassha Safira Abigail Hartanto
"ABSTRAK
Dalam menghadapi berbagai perubahan yang ditimbulkan era industri 4.0, penting bagi mahasiswa untuk memiliki adaptabilitas karir. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan adaptabilitas karir adalah dukungan orang tua. Meskipun demikian, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya inkonsistensi pengaruh dukungan orang tua terhadap adaptabilitas karir. Inkonsistensi hasil tersebut mengarah pada adanya keterlibatan faktor internal, yaitu kepribadian proaktif. Oleh sebab itu, penelitian ini hendak menguji peran kepribadian proaktif dalam memediasi pengaruh dukungan orang tua terhadap adaptabilitas karir mahasiswa. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa program sarjana (N=551) dari berbagai universitas di Jabodetabek yang sedang menempuh semester 6 atau lebih. Ketiga variabel penelitian diukur menggunakan Career Adapt-Abilities Scale (CAAS), Career-Related Parent Support Scale (CRPSS), dan Proactive Personality Scale (PPS). Pengolahan data dilakukan secara statistik menggunakan Pearson Correlation serta macro PROCESS dari Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan orang tua dapat berpengaruh pada adaptabilitas karir melalui kepribadian proaktif. Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, penelitian selanjutnya disarankan untuk memperhatikan peran kepribadian pada orang tua, karakteristik partisipan, dan faktor-faktor lain yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap adaptabilitas karir."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>