Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125666 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Motivasi adalah penggerak perilaku yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Informasi yang didapat dari unit hemodialisis RSUPNCM hampir tidak ditemukan kasus droup
out pada klien GGK yang menjalani hemodialisis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi klien GGK yang menjalani
hemodialisis seumur hidup. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 responden. Pengambilan
sampel dilakukan secara acak. Alat pengumpul data berupa kuesioner yang terdiri dari 5 data
umum responden dan 12 pertanyaan berkaitan dengan faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi motivasi. Pengambilan data dilakukan pada tanggai 1-2 Januari 2003. Data
yang diperoleh diolah dan dianalisa dengan menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi
sentral. Hasil penelitian menunjukkan ada empat faktor internal yang cukup mempengaruhi
motivasi klien GGK yaitu spiritual, kebutuhan akan dicintai, kebutuhan untuk mempertahankan
diri, dan proses kehilangan. Faktor eksternal yang teridentifikasi cukup mempengaruhi motivasi
klien GGK adalah dukungan perawat, dukungan keluarga, penyuluhan pre hemodialisis,
lingkungan terapeutik, dan tersedianya program. Perlu dilakukan penelitian kembali dengan
menggunakan instrumen iebih lengkap dan melakukan uji reliabilitas dan validitas terhadap alat
ukur instrumen. Penelitian dapat dikembangkan untuk mengetahui sejauh mana faktor-faktor
internal dan eksternal tersebut mempengaruhi motivasi kiien GGK yang menjalani hemodialisis
seumur hidup."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5136
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Nirmala Dastrika
"ABSTRAK
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan
manusia untuk dapat melakukan kegiatan dengan optimal. Menurut WHO,
kesehatan mencakup keadaan fisik, mental dan sosial yang sehat, bukan hanya
semata-mata tidak adanya penyakit.
Namun tidak selamanya manusia berada dalam keadaan sehat. Gangguan
kesehatan bisa diakibatkan pikiran, emosi dan tindakan (DiMatteo, 1991). Salah
satu masalah kesehatan yang paling serius menurut Sarafino adalah penyakit
kronis, yaitu penyakit degeneratif yang berkembang dalam jangka waktu yang
lama (Tapp & Warner dalam Sarafino, 1994). Salah satu penyakit kronis yang
sangat serius adalah gagal ginjal kronis. Penyakit ini merupakan penyakit
penurunan firngsi ginjal sehingga tidak dapat lagi mengekskresikan sisa-sisa metabolisme dan racun dalam tubuh, dalam bentuk urine dengan normal.
Akibatnya, teijadi penumpukan cairan dalam tubuh yang dapat mengancam hidup
penderitanya. Treatment yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk
mempertahankan hidup penderita gagal ginjal adalah hemodialisis atau cuci darah.
Berbagai penelitian yang dilakukan diluar negeri mengemukakan
banyaknya gangguan emosi yang dial ami pasien hemodialisis, natara lain depresi,
kecemasan, keinginan untuk bunuh diri, stres akibat ketergantungan terhadap
mesin dan sebagainya.
Dari hasil interaksi peneliti dengan para pasien hemodialisis di RSCM
selama setahun lebih, terlihat bahwa pasien tidak selalu menampilkan emosi
negatif selama menjalani proses hemodialisis. Penenliti menjadi tertarik untuk
meneliti bagaimana pengalaman emosi yang dirasakan para pasien ini, dari masa
awal proses hemodialisis dan pada saat ini. Bagaimana pembahan emosi teijadi,
dan bagaimana mereka mengatasi masalah yang ditimbulkan penyakit dan proses
hemodialisis.
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan teori Lazarus
sebagai landasan teori yang pada intinya menekankan adanya penilaian untuk
dapat memicu emosi tertentu dan proses-proses coping yang mengikuti emosiemosi
ini. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan wawancara semi
berstruktur sebagai metode utama dan observasi sebagai metode penunjang.
Pengumpulan data dilaksanakan di RSCM dengan subyek tiga orang pasien yang
sudah menjalani hemodialisis selama lebih dari setahun. Hasil penelitian menunjukkan subyek merasa takut,frustrasi, putus asa,
tertekan, mudah marah dan tidak mampu bekeija optimal pada masa awal
hemodialisis. Hemodialisis dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan dan
mengancam kesejahteraan diri. Coping yang diterapkan adalah yang berpusat
emosi, antara lain penyangkalan dan penghindaran terhadap kenyataan dan
lingkungan. Saat ini, para subyek sudah mampu menerima kenyataan dan bersikap
pasrah. Hemodialisis tidak lagi dipandang sebagai sebuatu yang menakutkan dan
menghambat aktivitas. Emosi positif yang dirasakan meliputi senang dan gembira
bila tidak ada gangguan fisik dan dapat meluangkan waktu bersama keluarga, juga
bangga bila dapat menunjukkan pada orang lain bahwa dirinya masih mampu.
Emosi negatif seperti kesal timbul bila ada gangguan fisik atau terhambat dalam
melakukan akti vitas. Coping yang diterapkan kini antara lain memodifikasi pikiran
buruk dengan yang lebih positif juga melakukan aktivitas ringan untuk melatih
fisik.
Peneliti menyarankan dilakukannya penelitian terhadap aspek-aspek lain
pada penderita penyakit ini karena banyak hal yang menarik yang belum tergali
dari penelitian ini dan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap kepada
pihak terkait.

"
2001
S2997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Romauli
"Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi klien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis terhadap perubahan citra diri.
2. Tujuan Khusus:
a. Diketahuinua persepsi klien mengenai penyakitnya terhadap perubahan citra diri.
b. Diketahuinya persepsi klien mengenai penatalaksanaan hemodialisis terhadap perubahan citra diri."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5790
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini berjudul “ Faktor-faktor yang mempegaruhi kepatuhan pada klien
Hemodialisis secara reguler dalam melakukan pembatasan intake cairan di Unit
Hemodialisa Rumah sakit Islam Jakarta ” dan dilaksanakan dengan tujuan
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam melakukan
pembatasan intake cairan pada klien yang menjalani hemodialisis secara reguler.Desain
penelitian yang digunakan deskriptif sederhana.Tempat penelitian di unit hemodialisa
Rumah sakit Islam Jakarta dengan jumlah responden 30 orang.lnstrumen pengumpulan
data berupa kuisioner yang diolah dari variabel penelitian.Hasil penelitian
menggambarkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam melakukan
pembatasan intake cairan adalah umur, pendidikan, pekerjaan, status menikah, dan
lamanya hemodialisis yang merupakan faktor internal, sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi kepatuhan adalah dukungan keluarga."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5221
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti
"ABSTRAK
Penatalaksanaan gagal ginjal terminal membutuhkan modifikasi gaya hidup pasien dalam mengatur diet, membatasi cairan, rejimen medikasi, perawatan akses vaskuler dan kepatuhan menjalani hemodialisis. Pasien hemodialisis dapat mengoptimalisasikan kesehatan dirinya, mencegah komplikasi dan meminimalkan efek penyakit dengan melaksanakan self management. Tujuan penelitian mengetahui determinan yang berhubungan dengan self management pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian adalah cross sectional dengan teknik consecutive sampling dan jumlah sampel 100 orang. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan, dukungan keluarga dan efikasi diri dengan SM (p value <0,05). Variabel yang paling berpengaruh adalah tingkat pengetahuan. Penelitian merekomendasikan kegiatan pendidikan kesehatan terstruktur sebagai sarana untuk untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian berat badan antara waktu hemodialisis

ABSTRACT
Management of end stage renal disease requires to modify the patient's lifestyle in regulating diet, limiting fluids, medication regimens, treatment of vascular access and adherence undergoing hemodialysis. Haemodialysis patients can optimize their own health, prevented complication and minimize the effects of the disease by carrying out self management. The objective research is to determinants influencying Self Management patients undergoing hemodialysis. The research disign was cross sectional study with consecutive sampling with 100 of a sample. The result showed there is a significant relationship between knowledge, family support and self efficacy with self-management (α =0.05, CI 95%). The most influential variable is the level of knowledge. This study recommends for educational activities as a forum to improve knowledge and control Interdialystic Weight Gain."
2016
T46512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Farida
"Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal yang paling banyak dipilih di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman hidup klien dengan hemodialisis terhadap kualitas hidup dalam konteks asuhan keperawatan di RSUP Fatmawati. Penelitian ini menggunakan metode penelitiankualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data didapat dengan wawancara mendalam terhadap 6 partisipan yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan, usia 27 ? 60 tahun dengan lamanya menjalani hemodialisis 2 ? 10 tahun. Hasil wawancara di analisa dengan menggunakan metode Colaizzi.
Hasil penelitian didapatkan 5 tema yaitu: perubahan pemenuhan kebutuhan dasar klien, kualitas spiritual meningkat, kualitas fisik dan psikologis menurun, puas akan pelayanan keperawatan, kebutuhan memperoleh dukungan sosial. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa klien hemodialisis mengalami perubahan terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, ekonomi dan spiritual. Namun sebagian besar klien sudah dapat beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi.

Hemodialysis is one of the most renal replacement therapy was choose in Indonesia. The purpose of the study was to explore the experiences of hemodialysis patients on quality of life in the on nursing care contex at Fatmawati Hospital Jakarta. This study used qualitative research methods with the approach of phenomenology. Data obtained with a dept interviews from 6 participants, they were 3 male and 3 famale, participants age ranged between 27 ? 60 years. Duration of received maintenance hemodialysis from 2 to 10 years.
The result was analyzed used Colaizzi method. The result obtained five themes : the change of basic human needs, the spiritual quality increases, the quality of physical and psycological decreases, satisfied with nursing service , the need for social support, Based on this research concluded that hemodialysis patients experiencing changed in physical, psycological, social, economic and spiritual, but most patients are able to adapted to the their conditions uncountered.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28387
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Peranan ayah dalam keluarga sangat penting, selain sebagai suami juga sebagai
kepala keluarga yang mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung
dan pemberi rasa aman, sebagai anggota kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. Pengaruh tindakan hemodialisa dapat menyebabkan
banyak perubahan secara ftsik dan peran. Karena seeara rutinitas yang memerlukan
waktu sekitar 4 - 6 jam per tindakan hemodialisa dan ketergantungan pada mesin
sepanjang hidupnya. Penelitian ini bexjudul Perubahan Peran Kepala Keluarga pada
Klien Gagal Ginjal Terminal yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hernodialisa di
RS Pelni Petamburan Tanggal 2 - 23 Januari 2002, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi apakah ada perubahan sebagai kepala keluarga pada klien gagal
ginjal terminal yang menjalani hemodialisa. Desain penlitian ini menggunakan
deskriptif sederhana dengan jumlah responden 30 orang. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner yang berisi data demografi dan peran sebagai kepala
keluarga serta jumlah pertauyaan 20 pertanyaan. Kemudian perhitungan statistik
menggunakan distribusi frekuensi, prosentasi dan mean atau rerata. Hasil perhitungan
didapatkan 44,37 yang menunjukan perubahan peran dalam tingkat sedang (berkisar
41-70). Jadi kesimpulannya pada klien gagal ginjal terminal yang menjalani
hernodialisa di Ruang Hemodialisa RS Pelni Petamburan mengalami perubahan peran
sebagai kepala keluarga walaupun dalam tingkatan sidang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5210
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
"Ginjal adalah organ vital yang sangat penting untuk mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Fungsi ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit dan asam basa, kegagalan ginjal dalam melakukan fimgsinya menyebahkan keadaan yang disebut uremia atau penyaldt ginjal. Gagal ginjal stadium akhir/terminal merupakan keadaan yang paling parah dengan karakterislik CCT 5 - 10 ml/mnt, GFR 10 %, BUN meningkat, urine isoosmosis dengan beratjenis tetap sebesar 1,010, ginjal tidak dapat menjalani fungsinya dan bila tidak dilakukan tindakan akan menyebabkan kematian. Salah satu cara memperbaiki kualitas atau memperpanjang hidup klien, dilakukan hemodialisis yang mana dilakukan secara kontiyu seumur hidup. Frekwensi dilakukan hemodialisa bervariasi, tergantung dari tingkat kerusakan ginjal, ukuran badan (BB), Iaju aliran darah klien (Black & Jacobs, 1997).
I-lemodialisa dilakukan dilakukan selama empat s/d 5 jam dengan frekwensi dua sampai tiga kali seminggu (Whitwonh, 1987). Lamanya menjalani hemodialisa dan frekwensi pelaksanaan hemodialisa dapat menjadi sumber stressor yang merupakan ancaman terhadap integritas klien meliputi ketidakmampuan fisiologis dimasa yang akan datang (Stuart & Sundeen, 1998). Disamping juga adanya paparan alat/ unit dialisa yang mempakan salah satu stressor terhadap klien, disamping lingkungan dan perawat (Lazarus & Folkrnan, 1984 dalam Welch, 2000). Yang dapat menyebabkan kecemasan bagi klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara lama dan frekwensi menjalani hemodialisa terhadap tingkat kecemasan terkait alat/unit dialisa pada klien GGK Desain yang digunakan adalah deskriptifkorelasi. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 4 - 10 Desember 2001 di Ruang hemodialisa RSUPN CM. Jakarta, dengan metode purposive sampling dan jumlah sampel sebanyak 30 orang _ Hasil analisa terhadap seluruh data yang masuk menunjukkan bahwa ada hubungan positif sangat rendah dan tidak bermakna antara lama dan frekwensi dilakukan hemodialisa terhadap tingkat kecemasan terkait alat/unit dialisa pada klien GGK dilakukan hemodialisa Penelitian lebih lanjut mengenai hal ini masih diperlukan Secara lebih spesifik. Namun berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Perlunya uji realibilitas dan validitas intrumen untuk mendapatkan data yang lebih terukur dan valid dan menghindari kesalahan dalam pengolahan data. Sampel penelilian perlu diperbanyak atau disesuaikan dengan populasi yang ada agar dapat memperkuat generalisasi hasil data yang diperoleh. Kriteria sampel penelitian diperjelas dan dipertegas guna men gurangi kesalahan pengambilan sampel akibat subjektifitas yang tinggi. Perlunya pemilihan desain yang lebih tepat dalam mengolah data yang diperoleh. Bagi praktik keperawatan, penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien GGK yang dilakukan hemodialisa, dimana lamanya menjalani hemodialisa dan frelnvensi dilakukan hemodialisa dapat mernpengaruhi tingkat kecemasan pada klien spesilik kecemasan yang terkait dengan penggunaan alat I unit dialisa "
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5023
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Herlina
"Fatigue merupakan keluhan utama pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang, yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap tingkat fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pendekatan pretest-posttest control group. Jumlah responden dalam penelitian adalah 32 pasien dibagi 2 kelompok yaitu 16 kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat fatigue pada kelompok intervensi antara sebelum dan sesudah dilakukan PMR dengan nilai p = 0,000. Disarankan latihan PMR dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam menurunkan fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.

Fatigue is a major complaint of patients undergoing long-term hemodialysis, which has a high value, so it will affect the quality of life of patients. The purpose of this study was to determine the influence of PMR on the level of fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. This study used a quasi experiment design approach pretest-posttest control group. The number of respondents in the study were 32 patients divided into 2 groups: the 16 intervention group and 16 control group.
The research concludes that there are significant differences on the level of fatigue in the intervention group between before and after PMR with p = 0.000. Suggested training PMR can be used as an independent nursing intervention in reducing fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Hidayati
"ABSTRAK
Perawatan di rumah sakit bagi pasien hemodialisis dapat terjadi satu hingga beberapa
kali dalam setahun. Berbagai faktor dapat berhubungan dengan rawat berulang dalam
satu tahun pada pasien hemodialisis. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rawat inap berulang pada pasien
hemodialisis di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian
retrospektif dengan desain Cross Sectional. Data penelitian bersumber dari data
sekunder 41 responden, yang didapat dengan metode total sampling. Analisis hasil
penelitian menggunakan Chi-Square dengan α=0,05, didapatkan hubungan yang
bermakna antara rawat berulang dengan pendidikan (p=0,043), kelebihan cairan
(p=0,032) , tekanan darah (p=0,048) dan adekuasi dialisis (p=0,025). Pada penelitian
ini disimpulkan bahwa adekuasi dialisis merupakan prediktor utama rawat berulang
pada pasien hemodialisis

ABSTRACT
Hospitalisation of haemodialysis patient can occur several times in a year. There are
many factors that may relate to the rehospitalisation of haemodialysis patient in the
similiar year. The purpose of this research was to identify the factors associated with
the rehospitalization of haemodialysis patients in Jakarta Port Hospital. This research
was a retrospective study using a cross sectional design. The data were based on a
secondary data of 41 respondents, derived from a total sampling method. The
analysis of the data using a Chi-Square at α = 0,05 found a significant relationship
between rehospitalisation and education (p=0,043), fluid excess (p=0,032), blood
pressure (p=0,048) and dialysis adequacy (p=0,025). This research concluded that
dialysis adequacy was the main predictor of rehospitalization of the hemodialysis
patient."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>