Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190608 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathonah
"Tesis ini membahas kapasitas manajemen program pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah dengue di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan pada tahun 2009. Penelitian kapasitas manajemen ini mempergunakan metode penilaian kinerja Puskesmas (Depkes RI, 20060. hal-hal yang diteliti kegiatan-kegiatan yang terdapat pada tahapan manajemen program pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD di Puskesmas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitik.
Tujuan Penelitian ini adalah agar instansi yang berkepentingan mempunyai perhatian terhadap peningkatan kapasitas manajemen program pencegahan dan pemberantasan DBD di Puskesmas. Hasil penelitian ini ditemukan kapasitas manajemen program Pencegahan dan Pemberantasan DBD Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu belum mencukupi.
Sehingga penelitian ini menyarankan agar Departemen Kesehatan RI mengembangkan suatu pedoman manejemen program pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD untuk Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi perlu meningkatkan sosialisasi pedoman P2DBD dan pelatihan manajemen program, dan Puskesmas perlu meningkatkan kapasitas manajemen Program pencegahan dan pemberantasan DBD dengan melakukan perbaikan pada kegiatan-kegiatan pada tiap langkah manajemen program serta meningkatkan koordinasi dan fasilitasi kepada setiap stakeholder terkait di tingkat Kecamatan.

This thesis discuss about the Public Health Center management capacity to prevent and eliminate the Dengue Hemorrhagic Fever in Pasar minggu District of South Jakarta on 2009. This management capacity research is using job appraisal methods for Public Health Center (Ministry Of Health Republic Of Indonesia, 2006). The research concerning is activities that on stage of DHF?s preventing and eliminating program management on Public Health Center. The research method is the qualitative research with analytic descriptive design.
The research purpose is in order to the significant institution will have attention about preventing and eliminating program management capacity of Dengue Haemorrhagic fever. The research result is the program management capacity is not effective yet.
The research result suggests that Ministry of Health on Republic of Indonesia needs to develop a guideline on Program Management to prevent and eliminate the Dengue Haemorraghic Fever to Public Health Center, Province Health Office needs to increase the guideline socialization of and Program Management Training. The Public Health Center needs to improve the preventing and eliminating program management capacity by repairing of the activities on the stage of program management and increasing the coordination and facilitation to every stakeholders on District level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T28385
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Amin
"Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan kesehatan pada usia produktif merupakan hak dasar penduduk usia 15-59 tahun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah kab/kota. Dengan status akreditasi puskesmas yang sudah diraih dan manajemen puskesmas yang sudah diterapkan, capaian SPM pelayanan kesehatan pada usia produktif di Kota Cirebon masih rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek status akreditasi dan manajemen puskesmas terhadap capaian SPM pelayanan kesehatan pada usia produktif puskesmas di Kota Cirebon. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian crossectional. Populasi penelitian adalah seluruh puskesmas di Kota Cirebon. Sampel penelitian adalah 22 puskesmas (total sampling). Analisis statistik menggunakan uji annova one way, uji korelasi dan uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan status akreditasi puskesmas tidak berefek terhadap capaian SPM pelayanan kesehatan pada usia produktif, sedangkan semua aspek manajemen puskesmas berkorelasi cukup kuat dan kuat kecuali fokus pelanggan yang berkorelasi lemah/tidak berkorelasi. Diperlukan penerapan manajemen puskesmas yang berkualitas dan dukungan dinas kesehatan agar SPM pelayanan kesehatan pada usia produktif dapat tercapai.  

Minimum Service Standards (SPM) for health services at productive age are the basic rights of the population aged 15-59 years to obtain health services according to the standards that must be met by the district/city regional government. With the accreditation status of the public health center that has been achieved and the management of the public health center that has been implemented, the achievement of SPM for health services at productive age in Cirebon City is still low. The aim of the study was to determine the effect of the accreditation status and management of the public health center on the achievement of the MSS for health services at the productive age of the public health center in Cirebon City. This type of research is quantitative research with a cross-sectional research design. The research population was all health centers in Cirebon City. The research sample was 22 health centers (total sampling). Statistical analysis using one-way annova test, correlation test and simple linear regression test. The results showed that the accreditation status of the public health center had no effect on the achievement of SPM for health services at productive age, while all aspects of public health center management had a fairly strong and strong correlation except for customer focus which had a weak correlation/no correlation. It is necessary to implement quality health center management and the support of the health office so that the SPM for health services at productive age can be achieved."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Harjadi
"ABSTRAK
Keputusan Presiden nomor 38 tahun 1991 tentang unit
swadana dan tatacara pengelolaan keuangannya, yang merupakan
kebijaksanaan nasional dan berlaku umum untuk semua satuan kerja
Pemerintah, oleh Departemen Kesehatan ditindak lanjuti dalam
bentuk kebijaksanaan rumah sakit unit swadana. Pada tahun angga-
ran 1992/1993 Departemen Kesehatan mengusulkan empat rumah sakit
umum miliknya dan sebelas rumah sakit umum Daerah, dikonversi
menjadi unit swadana Pusat dan unit swadana Daerah. Satu diantara
rumah sakit umum Daerah yang diusulkan adalah RSUD Pasar Rebo
Jakarta.
Untuk rumah sakit yang diubah menjadi unit swadana
Pusat, sudah ada kebijaksanaan keuangan dari Menteri Keuangan
yang diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor 47 tahun
1992 tentang Penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan unit
swadana Pusat. Kebijaksanaan keuangan ini diharapkan bisa menjadi
pedoman dan menyelesaikan masalah keuangan rumah sakit sebagai unit swadana pusat.
Sampai dengan tesis ini diserahkan, belum ada kebijak-
sanaan keuanuan untuk unit swadana Daerah dari Departemen Dalam
Negeri, walaupun Departemen Keuangan sudah menyerahkan kewena
ngan untuk membuat kebijaksanaan keuangan unit swadana Daerah,
kepada Departemen Dalam Negeri.
Kebijaksanaan keuangan untuk RSUD sebagai unit swadana
Daerah, diharapkan dapat menyelesaikan masalah keuangan RSUD yang
dihadapi saat ini dan dapat mengantisipasi masalah keuangan
potensial yang akan datang.
Dari analisis masalah keuangan RSUD saat ini dihasilkan
: pertama, identifikasi duabelas masalah keuangan dan dua masalah
keuangan potensial ; kedua, sebagian besar penyebab dari masalah
keuangan RSUD bersumber dari kebijaksannan Pemerintah
Pusat/Daerah ; ketiga, sebagian besar masalah keuangan menjadi
selesai dengan berubahnya RSUD menjadi unit swadana Daerah,
sebagian lagi memerlukan dukungan kebijaksanaan lain baik dari
Pusat maupun Daerah dan keempat, masalah keuangan RSUD terkait
erat dengan aspek lain manajemen RSUD.
Berdasarkan analisis ini, disarankan dibuat beberapa
macam kebijaksanaan dari tingkat Pusat maupun Daerah , yang dapat
menyelesaikan masalah keuangan yang ada, melengkapi Keputusan
Presiden dan Menteri Keuangan yang sudah ada. Khusus untuk RSUD
Pasar Rebo disarankan, sambil menunggu kebijaksanaan keuangan
unit swadana Daerah dari Departemen Dalam Negeri, melaksanakan
ujicoba RSUD Pasar Rebo sebagai unit swadana Daerah dengan meng-
gunakan kewenangan Kepala Daerah. Kepala Daerah berdasarkan Undang undang nomor 5 tahun 1974 tentang pokok pokok Pemerintahan
di Daerah, dapat mengatur segala sesuatu kebijaksanaan Pusat yang
belum jelas. Disamping itu berdasarkan Undang undang nomor 11
tahun 1990 tentang susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota
Negara Republik Indonesia Jakarta, dimungkinkan melakukan pengat-
uran tersendiri."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Fefta Wijaya
"
ABSTRACT
This paper studies about managing the effectiveness of public health performance in Surabaya City, Indonesia. The research method uses a qualitative approach through focus group discussion elaborated with secondary data of the health sector performance. This paper proves that vertical and horizontal balanced performance measurements in the health sector are essential. Vertical stable performance is in the context of a hierarchical performance of top-level performance and lower-level performance in the public institution. In contrast, a horizontal balanced performance is the arrangement of qualitative and quantitative performance indicators and targets"
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2019
330 JPP 3:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Su`udi
"Sejak tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Tabalong memberikan subsidi pelayanan kesehatan gratis tingkat Puskesmas melalui program Jaminan Tabalong Sehat (JTS). Sasarannya seluruh penduduk Tabalong yang tidak tercakup oleh asuransi atau jaminan kesehatan. Namun pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas dan serapan dana yang telah dianggarkan masih rendah.
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemanfaatan subsidi pelayanan kesehatan gratis tingkat Puskesmas di Kabupaten Tabalong. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan disain cross sectional. Sampel sebanyak 405 rumah tangga, diambil secara acak sistematik dari klaster 15 desa/kelurahan yang berada di tiga wilayah Puskesmas terpilih. Analisis dilakukan menggunakan statistik regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan subsidi pelayanan kesehatan gratis belum optimal. Sebanyak 58% responden pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan Puskesmas, dalam setahun terakhir. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah pengetahuan, kemauan untuk membayar (WTP), adanya penyakit dan biaya transportasi. Rendahnya pemanfaatan pelayanan Puskemas yang sudah digratiskan terkait dengan kurang optimalnya kegiatan Puskesmas, kurangnya sosialisasi ke masyarakat dan sasaran masyarakat yang diberikan subsidi kurang tepat.
Disarankan kepada jajaran kesehatan untuk lebih meningkatkan sosialisasi dan mendekatkan kegiatan program JTS pada masyarakat. Kepada Pemda Tabalong sebaiknya target sasaran subsidi pelayanan kesehatan gratis diprioritaskan pada masyarakat kurang mampu, dan dilakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif.

Since 2008, Government of Tabalong District have been giving free health care subsidies at public health centre (PHC) through Tabalong Health Security (Jaminan Tabalong Sehat /JTS) program. Targetting of JTS program are all of Tabalong citizen that have not covered by health insurance or health security programs. But, rates of PHC utilization and budget reserved have been low.
This research aim to know the factors that related with low utilization of free health care subsidies at PHC in Tabalong District. This research was analitycal study with cross sectional design. Sampels are 405 household that selected by systematic random from 15 villages cluster at three selected PHC areas. To provide relationship of variables used multiple logistic regression statistical analysis.
Result of the study show that utilization of free health care subsidies were not optimize yet. Just 58% of respondent utilized health care at PHC in the last year. The factors that related with health care utilization at PHC are knowledge, willingness to pay (WTP), diseases avalaibility, and cost of transportation. The low rates utilization of free PHC were also caused by un-optimize of PHC?s activities, lack of promotion the JTS program, not matching of subsidies targetting.
For health providers were recommended to increase promotion and enclose the implementation program to the community. For Government of Tabalong District were suggested to provide focussed targetting of JTS program due the poor and near poor citizen, and increasing the health care quality more comprehensive.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28439
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Heri Iswanto
Jakarta: Sagung Seto, 2020
362.106 8 HER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavia Ika Putri
"[ABSTRAK
Pemeriksaan kesehatan secara umum merupakan bagian yang umum dari perawatan kesehatan di beberapa negara. Jumlah permintaan layanan kesehatan di Taiwan mengalami peningkatan selama sepuluh tahun terakhir. Kenaikan permintaan tersebut didorong oleh beberapa faktor, termasuk populasi yang semakin menua, dan peningkatan jumlah kasus penyakit kronis. Fluktuasi jumlah kedatangan peserta tes kesehatan yang tidak menentu, membuat rumah sakit sulit untuk memberikan pelayanan yang memuaskan. Rumah sakit perlu membuat strategi perencanaan, seperti manajemen kesehatan untuk menangani masalah tersebut dengan cara memprediksi kedatangan peserta uji kesehatan. Aplikasi data mining dalam perawatan kesehatan adalah pembuktian bahwa data mining dapat memberikan informasi yang sangat berguna untuk semua pihak yang terlibat dalam industri kesehatan, seperti meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Penelitian ini menggunakan pengelompokan dan aturan asosiasi untuk mengetahui pola dari data pemeriksaan penyakit cerebrovascular, dengan tujuan memprediksi kedatangan kembali peserta tes kesetahan. Algoritma Apriori pembobotan dapat mengetahui hubungan antar item menggunakan nilai support, confidence, dan bobot masing-masing item sebagai tingkat prioritas dari aturan asosiasi, karakteristik aturan asosiasi dapat diketahui, yang mana hasil tersebut dapat membantu rumah sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Pada dasarnya, data memiliki partisi yang berbeda satu sama lain, atas dasar tersebut maka dalam penelitian ini dilakukan pengelompokan sebelum dilakukan penggalian informasi menggunakan aturan asosiasi, dimana proses tersebut merupakan salah satu proses yang penting. Setiap kelompok diharapkan mengandung asosiasi tanpa kontaminasi dari bagian kelompok lain yang memiliki pola hubungan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode pengelompokan hirarki yang dikenal dengan Ward?s Agglomerative yang relatif sederhana untuk dipahami. Diimplementasikan, dan tidak perlu menentukan banyaknya jumlah kelompok pada awal proses.

ABSTRACT
General health examinations are common elements of health care in some country. Taiwan demand for healthcare services has increased over the past decade. The increase has been driven by several factors, including an ageing population, and the increasing prevalence of chronic disease. The fluctuation number of examinees with unpredictable coming behavior makes hospital difficult to provide the satisfying service. Hospital needs to make strategic planning such as healthcare management to solve this problem by predicting examinee coming. Data mining applications in healthcare is the realization that data mining can generate information that very useful to all parties involved in the healthcare industry, such as improving the treatment quality of hospitals. This research used clustering and association rule task to know the pattern of cerebrovascular medical examination databases to predict examinees? re-coming. The Weighted-Apriori algorithm finds out the relationships among item sets using support, confidence, and weight of each feature as the priority rank of the association rule, the characteristic of the rule can be generated, which help the hospital to improve the service quality. The data is performed on partitions that are essentially distinct from each other is the reason why clustering performs before association rule mining is one of essential process. Each cluster would be expected to contain associations without interference or contamination from other sub groupings that have different patterns of relationships. This research used hierarchical clustering method called Ward?s agglomerative which relatively simple to understand, implement, and does not need to specify number of clusters in advance.;General health examinations are common elements of health care in some country. Taiwan demand for healthcare services has increased over the past decade. The increase has been driven by several factors, including an ageing population, and the increasing prevalence of chronic disease. The fluctuation number of examinees with unpredictable coming behavior makes hospital difficult to provide the satisfying service. Hospital needs to make strategic planning such as healthcare management to solve this problem by predicting examinee coming. Data mining applications in healthcare is the realization that data mining can generate information that very useful to all parties involved in the healthcare industry, such as improving the treatment quality of hospitals. This research used clustering and association rule task to know the pattern of cerebrovascular medical examination databases to predict examinees? re-coming. The Weighted-Apriori algorithm finds out the relationships among item sets using support, confidence, and weight of each feature as the priority rank of the association rule, the characteristic of the rule can be generated, which help the hospital to improve the service quality. The data is performed on partitions that are essentially distinct from each other is the reason why clustering performs before association rule mining is one of essential process. Each cluster would be expected to contain associations without interference or contamination from other sub groupings that have different patterns of relationships. This research used hierarchical clustering method called Ward?s agglomerative which relatively simple to understand, implement, and does not need to specify number of clusters in advance.;General health examinations are common elements of health care in some country. Taiwan demand for healthcare services has increased over the past decade. The increase has been driven by several factors, including an ageing population, and the increasing prevalence of chronic disease. The fluctuation number of examinees with unpredictable coming behavior makes hospital difficult to provide the satisfying service. Hospital needs to make strategic planning such as healthcare management to solve this problem by predicting examinee coming. Data mining applications in healthcare is the realization that data mining can generate information that very useful to all parties involved in the healthcare industry, such as improving the treatment quality of hospitals. This research used clustering and association rule task to know the pattern of cerebrovascular medical examination databases to predict examinees? re-coming. The Weighted-Apriori algorithm finds out the relationships among item sets using support, confidence, and weight of each feature as the priority rank of the association rule, the characteristic of the rule can be generated, which help the hospital to improve the service quality. The data is performed on partitions that are essentially distinct from each other is the reason why clustering performs before association rule mining is one of essential process. Each cluster would be expected to contain associations without interference or contamination from other sub groupings that have different patterns of relationships. This research used hierarchical clustering method called Ward?s agglomerative which relatively simple to understand, implement, and does not need to specify number of clusters in advance., General health examinations are common elements of health care in some country. Taiwan demand for healthcare services has increased over the past decade. The increase has been driven by several factors, including an ageing population, and the increasing prevalence of chronic disease. The fluctuation number of examinees with unpredictable coming behavior makes hospital difficult to provide the satisfying service. Hospital needs to make strategic planning such as healthcare management to solve this problem by predicting examinee coming. Data mining applications in healthcare is the realization that data mining can generate information that very useful to all parties involved in the healthcare industry, such as improving the treatment quality of hospitals. This research used clustering and association rule task to know the pattern of cerebrovascular medical examination databases to predict examinees’ re-coming. The Weighted-Apriori algorithm finds out the relationships among item sets using support, confidence, and weight of each feature as the priority rank of the association rule, the characteristic of the rule can be generated, which help the hospital to improve the service quality. The data is performed on partitions that are essentially distinct from each other is the reason why clustering performs before association rule mining is one of essential process. Each cluster would be expected to contain associations without interference or contamination from other sub groupings that have different patterns of relationships. This research used hierarchical clustering method called Ward’s agglomerative which relatively simple to understand, implement, and does not need to specify number of clusters in advance.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Valonda S.
"Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah dengan dibentuknya Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertugas melakukan pemeriksaan jentik secara berkala, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejadian kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan metode pendekatan cross sectional dan melibatkan 131 Jumantik sebagai responden. Metode analis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tingkat pendidikan (p = 0,026), tingkat pengetahuan (p = 0,023) dan kegiatan pelaksanaan PSN (p = 0,001) berhubungan dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Kesimpulan dari penelitian ini terdapat tiga variabel yang mempengaruhi ABJ di Kelurahan Pejaten Timur yaitu tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan kegiatan pelaksanaan PSN, meskipun perlu adanya penelitian lebih lanjut.
Efforts made by the Government of Jakarta in disease control Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is the establishment of larva monitoring (Jumantik) assigned to conduct periodic checks larva, which is expected to reduce the incidence of dengue cases. This study aims to determine the factors that affect Figures Non Larva (ABJ) in Sub Pejatentimur District of Pasar Minggu, South Jakarta Administration City with cross sectional method and involves 131 Jumantik as respondents. Method of data analysts using univariate and bivariate analyzes. The results showed that the factor of the level of education (p = 0.026), the level of knowledge (p = 0.023) and the activities of the implementation of PSN (p = 0.001) associated with figure Non Larva (ABJ). The conclusion of this study, there are three variables that influence in Sub Pejatentimur ABJ is the level of education, level of knowledge and implementation activities PSN, although the need for further research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia, khususnya di Kota Tasikmalaya yang telah menjadi daerah endemis DBD. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kejadian DBD di Kota Tasikmalaya tahun 2014. Penelitian ini merupakan analisis lanjutan dari data surveilans BBTKL-PP Jakarta tahun 2014 yang menggunakan desain studi cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah penderita DBD dan masyarakat di sekitar rumah penderita dengan radius 200 meter. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi DBD di Kota Tasikmalaya adalah 0,13%. Prevalensi DBD tertinggi ditemukan pada penduduk berumur di bawah 41 tahun (76,19%), berjenis kelamin perempuan (71,4%), berpendidikan rendah (57%), tidak bekerja (57,94%), berpengetahuan rendah (85,71%), berperilaku berisiko (61,9%), memiliki rumah dengan suhu sekitar 28-32oC (66,7%) dan kelembaban udara di luar kelembaban berisiko (95,2%).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) remains a major public health problem in Indonesia, especially in Tasikmalaya City which has become endemic area. This study aims to determine the picture incidence of dengue in Tasikmalaya City in 2014. This study is a follow-up analysis of BBTKL-PP Jakarta’s surveillance data in 2014 that uses a cross sectional study design. Samples were DHF patients and communities around the homes of people with a radius about 200 meters. The results of this study showed that the prevalence of dengue in the Tasikmalaya City is 0.13%. The highest prevalence of dengue was found in the population with age under 41 years (76.19%), female (71.4%), with low education (57%), did not have work (57.94%), knowledgeable low (85.71 %), risk behavior (61.9%), have a house with a temperature of about 28-32oC (66.7%) and the humidity outside humidity at risk (95.2%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrini G. Rusli
"Tesis ini membahas kincnja Juru Pemantau Jcntik (jumantik) dalam PZDBD yang dikaitkan dengan variabel individu (pengetahuan, lama tugas, pendidikan terakhir dan umur), variahel psikologis (motivasi, sikap dan pembelajaran) dan variabel organisasi (sumber daya,imbalan, dan kepemimpinan). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian adalah cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu Jakana Selatan dengan sampel adalah seluruh jumantik yang ada di Kelurahan Pasar Minggu. Penelitian ini didasarkan karena penyakit demam berdarah yang terus meningkat setiap tahunnya dan merupakan masalah kcsehatan yang besar. Di DKI Jakarta sendiri Jakarta Selatan merupakan daerah nomor 2 zertinggi setelah Jakarta Timur dengan angka kasus 9429 pada tahun 2007. Di Jakarta Selatan, Kecamatan Pasar Minggu memiliki angka. kasus yang teninggi yaitu sebanyak 1393 kasus pada tahun 2008. Dan Kelurahan Pasar Minggu merupakan Kelurahan penyumbang kasus DBD terbanyak di Kecamatan Pasar Minggu yaitu 274 kasus pada tahun 2007. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 3 variabel yang dianggap berhubungan secara signifikan yaitu variabel pengethuan, sikap dan prespsi kewajaran imbalan yang diterima oleh jumantik.Diantara 3 Vaxiabel tersebut variabel prespsi kewajaran imbalan yang diterima oleh jumantik merupakan variabel yang paling dominant dengan nilai OR=22,S_ Saran untuk instansi terkait agar dapat memperhatikan fasilitas untuk melakukan PSN - DBD dan tetap mengadakan pendampingan dalam kegiatan PSN ~ DBD.

This thesis discussed the achievement Juru Pemantau Jentik (Jumantik) in PZDBD that was connected variably the individual (knowledge, how long they do as jumantik, last education and the age), the psychological variable (the motivation, the attitude and pembelajaran) and the organisation variable (facilities, the repayment, and leadership). This research was the quantitative research with the design of the research was cross-sectional. This research was carried out in the Pasar Minggu District Southem Jakarta with the sample was all jumantik available in the Pasar Minggu District . This research was based because of the dengue fever illness that continued to increase each year and was the problem of the big health. ln the Special Capital District of Jakarta personally Southem Jakarta was the area of the number 2 highest atier Jakarta Timur with the case figure 9429 during 2007. In Southem Jakarta, Kecamatan Pasar Minggu had the case figure that was highest that is as many as 1393 cases during 2008. And the Pasar Minggu District was the DBD District of the case contributor most in the Pasar Minggu Subdistrict that is 274 cases during 2007. Results of the research has shown that is gotten 3 variables that it was considered were connected significantly, that is the knowledge variable, the attitude and perception about the appropriateness of the repayment that was received by jumantik Among 3 variables were variable perception about the appropriateness of the repayment that was received by jumantik was the variable that most dominant with the value OR=22,5. 'l`he suggestion for the related agency in order to be able to pay attention to facilities to do PSN - DBD and continue to hold assistance in the activity of PSN - DBD."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32089
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>