Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168472 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Havez Prima Satria
"Proses penyetingan Mesin EDC merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan ketepatan dalam pengerjaannya. Kesalahan dalam pekerjaan akan berdampak terhadap perusahaan. Untuk itu dibutuhkan suatu prosedur kerja yang dapat menghilangkan kesalahan tersebut. Analisa kesalahan pada proses penyetingan mesin EDC dengan menggunakan Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA) dapat memprediksi dan memberikan perbaikan terhadap proses pekerjaan tersebut. Melalui SHERPA penelitian ini menghasilkan prosedur kerja yang baru dan mengusulkan perbaikan yang dapat menghilangkan atau minimal meminimalisir kesalahan dalam pekerjaan.

EDC machine setup process is a job that requires precision in workmanship. Errors in work would have an impact on the company. That requires a working procedure that can eliminate these errors. Analysis of errors in the process of setting up EDC using Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (Sherpa) to predict and provide improvements to the process job. Through this research Sherpa produce new work procedures and propose improvements that can eliminate or at least minimize the errors in the work."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51896
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Marfuana
"Human error tidak dapat dihilangkan, namun dapat diminimalisir. Pada penelitian ini diperoleh tahap tugas yang dapat menyebabkan atau di prediksi menyebabkan kesalahan transaksi dengan menggunakan metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA). Sebagai input dari metode SHERPA dilakukan Hierarchical Task Analysis (HTA) untuk mengetahui tahap tugas transaksi teller. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, semua tahap tugas transaksi dapat menyebabkan kesalahan namun yang paling kerap terjadi dengan tingkat kekritisan masalah yang tinggi adalah tahap menghitung uang.

Human error can not be eliminated, but can be minimized. In this study, obtained by phase task that may cause or lead to errors in the prediction of the transaction by using the method of Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach(Sherpa). As input from the SHERPA method performed Hierarchical Task Analysis (HTA) to determine the stage of the task teller transactions. Based on the results of the analysis, all phases of transaction tasks can cause errors but most often occurs with a high level of criticality problems is the stage of counting the money"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51895
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdulah Anshor
"Skripsi ini membahas mengenai Human Reliability Assessment (HRA) pada proses pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) pada Proyek Stasiun LRT PT X menggunakan metode Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART) dengan tujuan untuk mengetahui Human Error Probability (HEP) yang terdapat dalam proses pekerjaan pengeboran di pembangunan JPO. Penelitian ini adalah penelitian semikuantitatif dengan desain studi deskriptif yang dilakukan dengan observasi langsung proses pekerjaan pengeboran oleh 90 orang pekerja tukang bangunan di Stasiun LRT Bekasi Barat, Ciracas, dan Harjamukti. Hasil penelitian berupa jumlah HEP, dimana nilai HEP tertinggi di Stasiun LRT Bekasi Barat terdapat pada tugas Penentuan Titik Bor dengan jumlah 71,68% kemungkinan terjadinya kesalahan manusia, di Stasiun LRT Ciracas terdapat pada tugas Pengeboran dengan jumlah 49,87%, dan di Stasiun LRT Harjamukti terdapat pada tugas Pemasangan Pipa Tremi dengan jumlah 74,68% serta menyarankan adanya pengendalian dari jenis error serta kondisi yang memungkinkan error (EPCs) untuk mencegah kejadian human error yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

This thesis discusses the Human Reliability Assessment (HRA) in the construction process of the pedestrian bridge at PT X LRT Station Project using Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART) with the aim of knowing the Human Error Probability (HEP) contained in the drilling work process in the construction. This research is a semi-quantitative research with a descriptive study design conducted by direct observation of the drilling work process with 90 construction workers as the sample at West Bekasi, Ciracas, and Harjamukti LRT Stations. The results of the study are the number of HEP, where the highest HEP value at the West Bekasi LRT Station is in the Drill Point Determination task with a total of 71.68% the possibility of human error, at the Ciracas LRT Station there is in the Drilling task with a total of 49.87%, and at the Ciracas LRT Station the drilling task is 49.87%. The Harjamukti LRT is found in the Tremi Pipe Installation task with a total of 74.68% and suggests controlling the types of errors and conditions that allow errors (EPCs) to prevent human error events that can lead to work accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyar Prily Izzati Ramadhana
"PT Bank ABC Tbk sebagai salah satu bank yang bergerak di industri keuangan dituntut untuk menyesuaikan kebutuhan industri mengenai pengamanan transaksi kartu kredit. Bank Indonesia sebagai regulator mewajibkan setiap bank untuk mengimplementasikan PIN pada transaksi kartu kredit di Mesin EDC. Proses implementasi PIN memerlukan penyesuaian yang meliputi perubahan pada kartu, EDC dan back end system. Penyesuaian yang dilakukan berdampak pada proses bisnis kartu kredit hingga arsitektur teknologi yang digunakan.
Pada penelitian ini digunakan framework TOGAF sebagai langkah kerja dalam memadukan proses bisnis organisasi, data dan arsitektur teknologi agar sesuai dengan standar dari EMVCo, PCI-DSS, Visa dan Mastercard. Hasil penelitian ini berupa solusi penyesuaian data, fitur serta alur pengembangan aplikasi yang dapat dijadukan acuan untuk perancangan standar arsitektur untuk implementasi PIN pada Transaksi Kartu Kredit.

PT Bank ABC Tbk as one of the banks in the financial industry is required to match industry needs regarding security of the credit card transactions. Bank Indonesia as the regulator requires each bank to implement PIN on credit card transactions at EDC machine. PIN implementation process requires adjustments include changes to the card, the EDC and the back end system. Adjustments made an impact on the credit card business processes to architecture technology used.
In this study used TOGAF framework as a step in the work to integrate the organization's business processes, data and technology architecture to match the standard of EMVCo, PCI-DSS, Visa and Mastercard. The results of this study is in the form of data matching solutions, application development features and workflow which can be used as standard reference for designing the architecture for the implementation of the PIN on Credit Card Transactions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Wicaksono
"Kartu debit mendominasi penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dengan jumlah total transaksi mencapai lebih dari Rp.415 triliun sampai dengan bulan Juni 2015. Jumlah yang sangat besar tersebut merupakan pangsa pasar yang menjanjikan bagi pelaku industri, namun di sisi lain juga menjadi sasaran bagi pelaku kejahatan.
Untuk mengatasi masalah keamanan tersebut, Bank Indonesia sebagai regulator kegiatan perbankan kemudian membuat aturan yang mengharuskan bank-bank di Indonesia melakukan perubahan standar kartu debit magnetic stripe menjadi debit chip berbasis smart card. Dengan diberlakukannya aturan ini maka bank bank di Indonesia perlu melakukan penyesuaian pada sistem pembayaran elektronik menggunkan kartu, tak terkecuali PT Bank XYZ, Tbk.
Agar tetap bisa memenuhi regulasi, diperlukan sebuah proses perancangan arsitektur teknologi informasi untuk mendukung perubahan. Dengan menggunakan kerangka kerja TOGAF ADM, penelitian ini menghasilkan rancangan arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, rencana migrasi, tata kelola implementasi, dan manajemen perubahan arsitektur untuk mendukung perubahan arsitektur dalam implementasi NSICCS.

The use of debit cards still dominate the payment instruments using card. The total number of transactions reached more than Rp.415 trillion until June 2015. The large number of transactions is a promising market for the industry, but on the other hand also became a target for criminals.
To answer security concerns, Bank Indonesia as the regulator of banking activity then create a rule that requires banks in Indonesia make changes to standard magnetic stripe debit cards into debit chip-based smart cards. With the enactment of this rule, the banks in Indonesia need to make adjustments on the electronic payment systems involving cards, include PT Bank XYZ, Tbk. This change would have an impact on the architecture which has been running at the moment.
In order to remain able to meet the regulations, it would require a process of design / architecture of information technology in order to support the change. TOGAF ADM is designed to form a repeating cycle of IT architecture to support the development of a sustainable and well targeted. By using TOGAF ADM framework, this research resulted in the design of data architecture, application architecture, technology architecture, migration plans, implementation governance, and architecture change management to support the architectural changes in the implementation of NSICCS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Setyardi Pradipto
"Manusia memiliki kecenderungan untuk menyalahkan dirinya sendiri sebagai ldquo;human error rdquo;. Terdapat satu pendekatan yang melibatkan penggunaan metode struktural untuk dapat mendeteksi kesalahan yang mungkin dilakukan oleh manusia dalam performa pekerjaannya, yaitu Human Error Identification HEI . Salah satu teknik dari metode HEI untuk memprediksi performa pengguna yang berinteraksi dengan mesin adalah Task Analysis for Error Identfication TAFEI . TAFEI mampu memberikan ldquo;suggested way rdquo; dalam pengendalian kesalahan tersebut namun gagal untuk memperkirakan seberapa sering risiko kesalahan tersebut terjadi, kemungkinan memprediksi risiko kesalahan dan seberapa serius dampak yang dihasilkan. Oleh karena itulah untuk mengatasi ketidakmampuan TAFEI, penulis menggunakan metode FMEA Failure Mode Effects Analysis.
Penelitian ini akan menggunakan fuzzy FMEA sebagai perbaikan dari FMEA tradisional. Kelemahan dari FMEA tradisional dapat dieliminasi oleh fuzzy logic, dimana menggunakan linguistik variables. Dengan FMEA, maka akan didapatkan kesalahan mana yang akan diprioritaskan untuk kemudian dilakukan evaluasi. Pengambilan data dilakukan di Polman Astra pada proses casting,cutting, dan forming. Berdasarkan hasil TAFEI yang dilakukan, terdapat 22 kesalahan pada ketiga proses tersebut. 22 kesalahan tersebut diterjemahkan menjadi 13 mode kesalahan pada FMEA. Untuk penilaian FMEA, dilakukan pembobotan penilaian dan dilakukan 3 skenario pembobotan pada FMEA dengan 3 jenis responden.

People tend to blame themselves for their errors. There exists an approach that use a structural method to detect errors done by humans in their work, i.e. Human Error Identification HEI. One of the techniques and methods of HEI predicting the performance of users who interact with the machine is Task Analysis for Error Identification TAFEI. TAFEI is able to provide a suggested way in controlling these errors but failed to estimate the probability of errors, to predict the occurance of the risk and to measure the severity generated. Therefore to overcome the inability of TAFEI, this study uses FMEA.
This study will use fuzzy FMEA as an improvement over the traditional FMEA. The weakness of traditional FMEA can be eliminated by fuzzy logic, that using linguistic variables. FMEA will prioritize the errors for further evaluation. Data collection is done in Polman Astra on casting, cutting, and forming processes. Based on the results of TAFEI, there are 22 errors in the three processes. 22 errors are translated into 13 failure modes on FMEA. For FMEA assessment, weighing the scores and 3 weighted scenarios on FMEA with 3 respondents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maura Emillia Kirana
"Bekerja di ketinggian merupakan aktivitas yang memiliki risiko tinggi. Kasus jatuh dari ketinggian berkontribusi atas 38% dari 105.182 kasus kecelakaan kerja di sektor konstruksi. Pada tahun 2020 dan 2021, PT.X memiliki dua kecelakaan jatuh dari ketinggian. Pengaruh organisasi menjadi kontributor paling besar dalam kedua kasus yang ada. Studi ini membahas secara mendalam terkait analisis kecelakaan bekerja di ketinggian yang terjadi pada PT.X pada tahun 2020-2021 menggunakan aspek human factors. Pada analisis kecelakaan, akan digunakan salah satu teori human factors yaitu Swiss Cheese Model dengan tools turunan yaitu Human Factors Analysis and Classification. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan data sekunder serta wawancara dengan pihak PT.X. Penggunaan aspek human factors pada kecelakaan bekerja di ketinggian akan menemukan kondisi laten dan kegagalan aktif yang dapat menjadi faktor-faktor kontributor terhadap kecelakaan. Kondisi laten yang ditemukan antara lain kurangnya kesadaran manajemen dalam menegakkan aspek keselamatan, belum tersedianya fasilitas pendukung safety yang optimal, dan lainnya. Sedangkan kondisi aktif yang berkontribusi antara lain pengetahuan dan pelatihan yang kurang dari pekerja tentang bahaya serta pengendalian di tempat kerja, pelanggaran aturan kerja, dan lainnya. Peneliti menyarankan untuk PT.X melakukan perbaikan atas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian kecelakaan khususnya di level manajemen dan organisasi.

Working at heights is a high-risk activity. Falls from heights accounted for 38% of the 105,182 work accidents in the construction sector. In 2020 and 2021, PT.X had two falls from a height. Organizational influence is the biggest contributor in both cases. This study discusses in depth the analysis of work accidents at the height that occurred at PT.X in 2020-2021 using human factors aspects. In the accident analysis, one of the theories of human factors will be used, namely the Swiss Cheese Model with derivative tools, namely Human Factors Analysis and Classification. The research method used is a case study using secondary data and interviews with PT.X. The use of human factors aspects in accidents at work will find latent conditions and active failures that can be contributing factors to accidents. Latent conditions found include lack of management awareness in enforcing safety aspects, unavailability of optimal safety support facilities, and others. While active conditions that contribute include lack of knowledge and training of workers about hazards and controls in the workplace, violation of work rules, and others. Researchers suggest PT.X make improvements to the factors that contribute to the incidence of accidents, especially at the management and organizational levels."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husdalina
"PT. X sebagai perusahaan manufaktur produk elektronik ditengah persaingan yang ketat saat ini berusaha memenuhi salah satu tuntutan konsumen akan delivery cepat dan tepat waktu. Untuk mencapai hal tersebut perusahaan berusaha tidak ada keterlambatan pengiriman, sehingga membutuhkan perencanaan kapasitas produksi yang tepat. Selain itu perusahaan mempunyai tujuan untuk mengefisienkan sumber daya secara terus menerus dengan tujuan utama zero inventory di seluruh lokasi persediaan.
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin di capai adalah mengetahui kapasitas efektif mesin-mesin pada proses perakitan PCB ( Printed Circuit Board ) yang pada akhirnya ingin meningkatkan output produksi PCB tersebut dan mengetahui permasalahan yang akan terjadi jika ada peningkatan jumlah produksi dengan tiga line produksi seperti sekarang ini.
Simulasi pada penelitian ini dilakukan terhadap tiga line produksi PCB assy dengan bantuan software ProModel. Beberapa tahapan untuk memperoleh model simulasi adalah pertama menggambarkan proses operasi terhadap tiga line proses yang terdiri dari sub proses : insert komponen, manual soldering, inspeksi dan testing dengan software AutoCad, kemudian pengumpulan data proses dengan metode time study, selanjutnya dilakukan uji kecukupan data dan uji keseragaman data.
Setelah data layak diolah lebih lanjut dilakukan perhitungan waktu standar. Tahapan berikutnya pembuatan formulasi model, kemudian dilakukan verifikasi dan validasi untuk memastikan model yang telah dibuat sesuai dengan kondisi aktual.
Dengan formulasi model awal dilakukan analisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sistem. Dari analisa tersebut dibuat beberapa skenario untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kesimpulan diambil dari uji skenario pada formulasi model yaitu dengan perubahan alur proses dan memaksimalkan output mesin UFT ( Universal Function Test ) sebesar 5, 19 % maka akan meningkatkan jumlah output finished good. Dan jika terjadi peningkatan jumlah produksi PCB maka perlu dilakukan perubahan layout dari kondisi sekarang.

Coordinate X as electronics products manufacture amid a tight competition at this moment. They try to fulfill one of the customers demand for fast and on time delivery . To reach this company try not to be late in delivery. So, they need an accurate production capacity planning. Besides, the company has an aim to minimize their resources continuously by focusing on its main target, zero inventory in the entire supplies.
In this research, the goal that need to be reached its to know the effectiveness of machine capacities at assy PCB process eventually improve the output of PCB products as well as to. To know the on going problem, if there is an improvement on the production capacity with three line production that they have now.
The simulation in this research was conducted toward three line production assy by being helped by software ProModel. Some steps are taken to get simulation model describes an operation process toward three line process consist of subprocess : insert part, manual soldering, inspection, and testing. Then the process of data collection is conducted by using time study method. Then the data accomplishment test and data similarity test are conducted as well as.
After the data is appropriate to be arranged, the result will be calculated by using standart time. Next step is the creation of model formulation, verification and validation which aim to ensure that they have made are accurate with the fact. With its first formulation. They tested about the analysis of factors that influence the systems.
From the analisys, they will make some scenarios to attain their achievement. The conclusions are taken from scenario test at model formulation by using process line changes and maximizing machine UFT output as much as 5 , 19 % ,then it will maximize to finished good output capacities. As well as the changes of PCB numbers. From this reason , we need to conduct layout changes at this present itme.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51972
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayat
"Sektor pertambangan merupakan sektor pekerjaan yang sangat sarat dengan kecelakaan kerja. Hal ini disebabkan karena karakteristik pekerjaan yang berkaitan dengan kondisi alam yang beragam dan sulit diprediksi kondisinya. Berdasarkan data statistik dari Kementerian ESDM Tahun 2009, di lokasi PTA terjadi kasus kecelakaan keija terjepit secara nasional sebesar 4 kali kecelakaan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab kecelakaaan terjepit di perusahan pertambangan dianalisis menggunakan konsep dalam buku human error in mine safety oleh Geoff Simpson, dkk mengenai konsep human error likelihood influence framework. Dimana, kecelakaan keija dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor organisasi, pengawasan/supervisi, training dan kompetensi, SOP (Standards Operating Procedure), peraturan, kondisi tempat kerja/lingkungan kerja serta adanya interaksi antara pekerja dengan mesin/peralatan yang digunakan (Simpson, 2009).
Sector mining is one of work sector that really crowded with job accident. It corresponds to work characteristic that gets bearing face to face with nature condition that really medley and difficult being predicted its condition so causing in height job accident zoom, Base statistical of ESDM'S ministry Year 2009, at PTA was happen 4 cut accident happening work accident ca.w is in a bind national ala as big as 4 accident time be in a bind. To understand accident causation factor in mining sector can be analyze by use of framework in books human error in mine safety by Geoff Simpson with concept human error likelihood influence framework. In this book explain that accident can caused by safety management system/organization and safety culture.,. supervision/first line management roles and responsibilities, training and competence, codes, rules and procedures, the workplace environment, the person and machine interface (Simpson, 2009)."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T32427
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Setyo Wibowo
"Perkembangan industri perbankan yang begitu pesat menimbulkan implikasi risiko yang kompleks pada kegiatan usaha bank. Kecenderungan tersebut menempatkan fungsi dan peranan manajemen risiko, khususnya risiko kredit, pada posisi yang strategis dan amat penting, sehingga keberadaan manajemen risiko pada organisasi perbankan merupakan keharusan yang tidak dapat dihindari. Fungsi dan peranan manajemen risiko di bank menjadi semakin penting dengan adanya berbagai kejadian yang dapat mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu, Bank Indonesia selaku pengawas perbankan, ingin menerapkan standar perbankan internasional, yaitu Basel II, kepada setiap perbankan yang ada di Indonesia dengan tujuan Meningkatkan stabilitas dan kesehatan sistem perbankan melalui ketersediaan dan kecukupan permodalan perbankan. Salah satu indikator utama yang digunakan secara internasional untuk mengukur kondisi suatu bank, khususnya kemampuan bank mengcover risiko yang dihadapi, adalah besarnya rasio kecukupan modal (CAR). Rasio CAR yang merupakan hasil pembagian modal atas aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) secara tegas menunjukkan bahwa semakin besar risiko yang dihadapi suatu bank, semakin besar pula modal yang harus disediakan. Disamping itu dengan memperhitungkan komponen inherent risk dan kontrol kebijakan manajemen yang dibuat, akan diketahui profil risiko yang dimiliki oleh bank tersebut.

Rapidly growing banking industry implicates the complicated risks for overall bank activity. The tendency places risk management's function and role, especially for credit risk, in strategic and significant position. So the existence of risk management in banking organization is the necessity that can not be avoided. Management's function and role in banking become very important because there are some things that implicate losing. Therefore, central bank of Indonesia, as a supervisory review process, want to apply international banking standard, Basel II, to all banking in Indonesia in order to improve banking system's wealth and stability through capital adequacy ratio. One of main indicator that is admitted internationally to measure the condition of bank, especially the capability of bank to cover risk, is amount of capital adequacy ratio (CAR). The CAR ratio, as a result of capital shared to risk weighted asset (ATMR), explicitly shows that the higher risks the banks meet, the more capital they need. Besides, by calculating risk inherent component and management control made, risk profile of the bank could be identified."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>