Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Handayani Kurniawati
"Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa selalu mempunyai proses bisnis, proses bisnis tersebut memiliki banyak urutan dari tiap-tiap aktivitas dan dari tiap-tiap aktivitas selalu ada potensi akan terjadinya risiko. Risiko yang terjadi menyebabkan proses bisnis menjadi tidak efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk dapat mengendalikan risiko pada proses bisnis dengan menggunakan metode manajemen risiko. Proses manajemen risiko yaitu merencanakan, mengidentifikasi risiko, menganalisa, mengelola dan monitoring risiko. Setelah pengidentifikasian risiko dilakukan, kemudian penghitungan bobot risiko dilakukan berdasarkan probabilitas dan dampak yang dapat dikelompokkan dan menentukan peringkat dari risiko yang terjadi. Selanjutnya dilakukan pemilihan pengelolaan risiko untuk mengurangi risiko tersebut. Salah satu dari pengelolaan risiko yang dilakukan adalah merancang ulang proses bisnis yang sekarang sedang berjalan menjadi proses bisnis baru atau yang seringkali di sebut perancangan ulang proses bisnis. Pada perancangan ulang proses bisnis yang baru tersebut tidak terlepas dari penggunaan sistem informasi, perubahan pada sistem pemesanan dan perubahan pada proses pengiriman.

Manufacturing and services company always have business process, business processes has many sequences from each of the activities and in each activity have potentially occur a risk. The risk that occurs will cause the business process become ineffective and inefficient. Because of that we need risk management method which is a technic to control the risks in business process. Risk management process consist of planning, identifying, analyzing, managing and monitoring risks. After identifying the risk then calculating risk weights based on probability and impact. The risk weights can be categorize and then we ranked the risks. After getting highest risk rating the we can choose an alternative way to manage and reduce risks. One of the risk management undertaken is to redesign present business processes into a new business process or we can called business process reengineering. In new business process we use information system, changing in ordering system and changes in delivery system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51853
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabalok, Febrita
"Perusahaan manufaktur maupun jasa memiliki banyak aktivitas dalam proses bisnisnya. Dari proses bisnis dapat diidentifikasi potensi risiko di tiap aktivitas. Risiko dapat menyebabkan proses bisnis menjadi tidak efektif. Salah satu cara untuk mengindentifikasi proses yang tidak efektif adalah dengan mengukur risiko yang timbul akibat proses tersebut. Setelah diketahui titik risiko terberat, maka risiko tersebut dapat dikendalikan. Hal ini dapat menggunakan metode manajemen risiko. Pengidentifikasian risiko dilakukan, kemudian penghitungan bobot risiko menurut probabilitas dan dampak, lalu pengelompokan risiko. Setelah didapat risiko-risiko tinggi, maka perancangan ulang dilakukan. Penggunaan sistem informasi dan perubahan lokasi pengiriman barang merupakan hal - hal baru pada proses bisnis yang telah dirancang ulang.

Whether manufacture or service company has a lot activity in their business process. From this business process, we can identified risk potency in every activity. Risk can cause ineffective within company's business process. A way to identify the ineffective process is by measuring risk that can happen from the process. By knowing the highest risk level, we can conduct treatment action. It can be done by using risk management method. After risk identification, next will be counting risk rank according to its probability and impact, and then categorize the risks. High risk group used as consideration in reengineering action. Using information system and change in goods delivery location are new things in reengineered business process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52014
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Purwanto
"Untuk meningkatkan daya saing perusahaan didalam lingkungan bisnis yang terus-menerus berubah, perusahaan harus selalu memodifikasi atau menyusun kembali proses bisnis-nya. Hal ini bisa direalisasikan melalui process improvement, business process reengineering (BPR), dan business process redesign. Namun, perubahan tersebut terkadang gagal dalam memberikan hasil seperti yang diinginkan, dikarenakan ketidakmampuan didalam memprediksi tujuan secara akurat, dan ketidakcukupan untuk memodelkan aspek-aspek dinamis yang berpengaruh didalam proses. Untuk itu diperlukan tools yang tepat didalam mengevaluasi efek dari alternatif desain yang dibuat sebelum diimplementasikan.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan proses bisnis yang tepat bagi perusahaan Mould and Dies maker, dengan tahapan: mengidentifikasi, menganalisa dan mengevaluasi risiko proses bisnis yang sudah ada, perencanaan tindakan penanganan risiko dengan Risk Management, serta perbaikan proses bisnis baru dengan metode Business Process Redesign.

In order to improve company competence in continuosly changing business environment, companies should always modify or re-arrange their business process. It can be realized through process improvement, business process reengineering (BPR), and business process redesign. But , those changes sometimes fail to give the desired result because insufficient capability to predict goals accurately, and insufficient to modelize dynamic aspects that influence the process. So the right tools are required to evaluate effect of design alternative that made before it can be implemented.
This research's goal is to design the right business process for Mould and Dies maker with steps : to identify risk, to analyze and evaluate risk of current business process, to plan risk handling with risk management, and to improve business process using Business Process Redesign method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51883
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Sina
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ariani
"Perancangan tataletak pabrik yang efektif serta perencanaan aliran material yang efisien merupakan syarat bagi keberlangsungan kegiatan produksi yang ekonomis. Kegiatan perancangan tataletak pabrik dan fasilitas produksi mempengaruhi aliran material, jarak tempuh material, serta biaya pemindahan material (material handling cost). Fasilitas produksi yang didesain dengan baik akan meningkatkan keresponsifan dan efisiensi melalui minimalisasi perpindahan material, work-in progress, dan peningkatan produktivitas. PT X merupakan perusahaan yang bergerak di industri pengemasan. Pabriknya yang terletak di Pondok Bambu telah mengalami peningkatan produksi tanpa diikuti dengan perluasan area pabrik. Hal ini mengakibatkan aliran material kurang lancar, stasiun kerja yang kurang ergonomis, serta pemindahan material yang cukup jauh. Kondisi ini tentunya akan mengganggu kelancaran proses produksi sehingga perlu dilakukan perancangan ulang tataletak pabrik dan fasilitas produksi didalamnya. Pada tahap awal, perancangan ulang tataletak fasilitas produksi dilakukan dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Parley, untuk menghasilkan stasiun kerja yang ergonomis. Selanjutnya, penyusunan fasilitas produksi pada lantai produksi dilakukan dengan menggunakan metode Genetic Algorithm (GA), yaitu suatu metode metaheuristik dengan fungsi tujuan untuk mendapatkan urutan fasilitas produksi dalam area pabrik yang memimmasi total jarak perpindahan material. Hasil tataletak fasilitas produksi yang didapat melalui GA memberikan total jarak perpindahan material sebesar 54,080,363 cm. Sedangkan total luas area gedung yang dibutuhkan untuk layout baru ini adalah sebesar 835.645 m2, dan membutuhkan perluasan sebesar 205.17 m2 dibandingkan layout lama. Layout yang diusulkan menghasilkan stasiun kerja yang ergonomis, fasilitas pelayanan produksi dan pelayanan pabrik yang lebih memadai, aliran material yang lebih lancar, serta meningkatkan efisiensi kerja.

An effective plant layout design and an efficient material flow planning are requisites to the persistence of economical production activities. Plant layout and manufacturing facilities design activities affect material flow, total distance travelled by material, and also material handling costs. A well-designed manufacturing facility helps increase responsiveness and efficiency through minimizing material transfer, work-in-progress, and maximizing productivity. PT X is a company moving in packaging industry. An increasing production volume had been occurred in its plant, that is located in Pondok Bambu, and was not followed with plant expansion. This case resulted in unsmoothed material flow, unergonomic work station, and far material movement. This condition will certainly interrupt the smoothness of manufacturing process, therefore, a plant relayout and manufacturing facilities redesign needs to be performed. In the initial phase, the redesign of manufacturing facilities layout is performed with a method developed by Parley, to produce ergonomic work stations. Furthermore, the arrangement of manufacturing facilities in the shop floor is executed with Genetic Algorithm (GA), a metaheuristic method with an objective function to find a feasible arrangement for all manufacturing facilities that minimizes the total distance traveled by materials. The total distance travelled resulted by manufacturing facilities layout obtained with GA is 54,080,363 cm. Meanwhile, the building's floorspace needed in this new layout is 835.645 m2, which means it needs an 205.17 m expansion, compared with the existing layout. The proposed layout produces ergonomic work stations, more sufficient manufacturing and plant services facilities, more smoothed material flow, and increasing working efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Arifin
"Penelitian ini fokus pada permasalahan dalam proses bisnis pembelian di industri jasa konstruksi yang disebabkan oleh harga barang dan/atau jasa tidak kompetitif; barang dan/atau jasa terlambat dibeli dan penawar potensial tidak ikut dalam proses pembelian yang berakar masalah pada proses pembelian yang tidak efektif dan efisien.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini ada 2 yaitu Peta Aliran Antar Fungsi (Cross Functional Flow Chart) untuk memetakan proses bisnis dan Metode Analisa Struktur Proses Bisnis untuk menganalisa hasil perbaikan proses bisnis pembelian tersebut.
Efisien dan Efektif merupakan parameter penilaian proses bisnis tradisional. pengembangan yang dilakukan oleh Tjaden menghasilkan parameter statik yang dapat dipergunakan untuk mengukur hasil perbaikan proses bisnis. Parameter statik tersebut adalah efisiensi siklus, tingkat kesederhanaan (simplicity). tingkat integrasi (integration), dan tingkat fleksibilitas (flexibility).

This thesis focus in describing purchasing business process problems in construction industry which is caused by not competitive price, procurement delay, and potential bidder can not involve in purchasing process. All this problems are caused by in-effective and in-efficient purchasing business process in that industry.
Method which is used in this thesis can be divided in two stages. First by using cross functional flow chart for mapping as-is purchasing business process and the second is using business process structural analysis to analyze the result of purchasing business process improvement.
Efficient and effective is the old parameter to analyze business process, research by Tjaden has found static parameters which can be used to measure the result of business process improvement. These static parameters are cycle?s time efficiency, simplicity, integration and flexibility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunung Sardjono Hadi
"Penulisan tesis ini mengkaji masalah keterlambatan pembangunan Block Station di Lapangan Cilamaya Utara PERTAMINA DO EP Karangampel yang dikerjakan oleh Pihak III (PT. Sendiko Dongbu Natindo Jo.) dengan sistem EPC (Engineering, Procurement, Construction). Proyek yang seharusnya dijadwalkan selesai dalam waktu 20 bulan, ternyata dalam pelaksanaannya mundur lebih dari 36 bulan (3 tahun). implikasinya adalah produksi migas dari Lapangan Cilamaya Utara menjadi lebih rendah dibandingkan dengan potensi reservoirnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan dan usulan penerapan Perancangan Ulang Proses Bisnis (PUPB). Dalam menganalisa permasalahan yang ada dilakukan dengan cara kuantitatif yaitu menggunakan Diagram Pareto, dan analisa kualitatif yang dipakai adalah Diagram Sebab Akibat atau Fishbone Diagram.
Dari Diagram Pareto didapatkan faktor yang paling dominan penyebab keterlambatan proyek adalah jenis pekerjaan pembangunan unit CO2 removal dan bidang pekerjaannya adalah konstruksi (52%), kemudian disusul dengan engineering (26%) dan pengadaan & pembelian (22%). Sedangkan dari Fishbone Diagram dapat terlihat dengan jelas faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek dikarenakan faktor internal yang meliputi masalah SDM (Manpower), pendanaan (Money), bahan baku (Material), teknik (Method), dan manajemen (Management), serta faktor eksternal yaitu adanya krisis moneter dan terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Perancangan ulang proses bisnis yang dilakukan meliputi dua tahap, yaitu pertama adalah proses operasional dengan cara mengoptimalkan mekanisme proses melalui penyederhanaan, menghilangkan, menggabungkan, dan membuat standard waktu setiap aktivitas dalam proses EPC, kedua adalah memperbaiki proses pendukung dalam bidang EPC meliputi peningkatan kualitas SDM, teknologi informasi (sistem komputerisasi), dan manajemen proyek.
Hasil perancangan ulang proses bisnis didapatkan penghematan waktu dalam menyelesaikan proyek. Untuk bidang engineering penghematan waktu yang diperoleh sebesar 58,5%, bidang procurement (pengadaan dan pembelian) sebesar 12,2%, dan bidang construction (konstruksi) sebesar 42,8%.

This paper evaluate the latest of building block station at the Cilamaya Utara field DO EP Karangampel who has did by third party (PT. Sendiko Dongbu Natindo Jo) with EPC (Engineering, Procurement, Construction) system. This project should be scheduled will finish for 20 months, but actually was late until more than 36 months (3 years). The impact of that is the production of oil and gas from Cilamaya Utara field would be under reservoir potential.
The objective of this paper is to identify of caused factors and to propose Implementation of Business Process Re-engineering (BPR). To analyze of this problem, there are two kind analyzes are Pareto Diagram (quantitative) and Fishbone Diagram (qualitative) will be used.
According to the Diagram Pareto, the most caused factor of project, late is building of CO2 removal and the kind of job is construction (52%), engineering (26%), and procurement (22%). From the Fishbone Diagram could be identified as clearly that the latest project was caused by internal factor like manpower, money, materials, methods, management, and the external factor is monetary crisis and followed by dramatically decrease of rupiahs exchange rate.
The BPR approach consists of two phases, first phase is to redesign the operational process by optimization of process mechanism through ESiA (eliminate, simplify, integrate, and automate) each activity in the EPC process and to determine its standard time. Second phase is to improve of supporting process like manpower, information technology, and project management.
The result of BPR will be obtained reducing time in this project, i.e. 58.5% of engineering, 12.2% procurement, and 42.8% of construction."
2000
T2896
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Budhi Rinaldi
"Ketersediaan bahan baku merupakan suatu keharusan bagi sebuah perusahaan agar proses produksi dapat betjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan perusahaan. Untuk menjaga ketersediaan bahan baku. dibutubkan suatu proses pengadaan bahan baku yang optimal, yang dapat dicapai dengan cara menerapkan suatu alur kegiatan pengadaan bahan balm yang efektif, efisien, serta terstruktur dengan baik. Peraneangan alur kegiatan pengadaan bahan baku yang optimal sebaiknya didukung oleh beberapa komponen seperti adanya pengkodean bahan baku, perbitungan tingkat aman persediaan bahan baku, perhitungan jumlah.

According to the company's production planning, material availability is a must to maintain the process of production. Therefore, a company needs an optimum material provisions process, which can be achieved by implementing an effective efficient, and well structured of material provisions workflow. .An optimum materia( provisions workflow should be supported by several important components like the use of material code, minimum stock calculation, material order quantity calculation, and also a computerized Database Management Information System regarding to the material provisions. These components have been confinned to optimize the material provisions process hy decreasing the time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryda Tazkia
"Metode House of Risk (HOR) merupakan metode dalam melakukan manajemen risiko
dengan menentukan tindakan preventif terhadap sumber risiko dan memprioritaskan
tindakan mana yang harus dilakukan terlebih dahulu. HOR merupakan modifikasi metode
Failure Mode and Effect of Analysis (FMEA) dan kombinasi dengan kerangka House of
Quality (HOQ). Metode ini diterapkan untuk merancang manajemen risiko pada industri
penerbangan, yaitu pada bisnis air charter khususnya pada pesawat tipe fixed-wing. Proses
bisnis layanan sewa udara dipengaruhi oleh berbagai risiko sebagai faktor yang
mempengaruhi perusahaan dalam pencapaian targetnya. Karena itu, perlu dilakukan
manajemen risiko pada proses bisnis layanan sewa udara. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan PT Pelita Air Service sebagai perusahaan penyedia layanan sewa udara di
Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi kejadian risiko yang dapat
terjadi pada aktivitas dalam proses bisnisnya serta menentukan penilaian agen risiko yang
merupakan faktor penyebab dari kejadian risiko terpilih. Selanjutnya, dilakukan
penentuan prioritas kepentingan terhadap aksi pencegahan yang harus dilakukan sebagai
tindakan mitigasi risiko. Identifikasi risiko dilakukan melalui penilaian para ahli pada
bidang terkait. Kemudian, metode House of Risk (HOR) digunakan dalam melakukan
evaluasi terhadap risiko terpilih serta penentuan tindakan mitigasi. Berdasarkan hasil
penelitian terdapat 21 jenis kejadian risiko serta 19 agen risiko, sumber risiko utama
dalam penelitian ini yaitu cuaca ekstrim. Setelah itu, 19 aksi pencegahan ditetapkan
beserta dengan prioritas kepentingannya sebagai usulan tindakan mitigasi terhadap risiko.

House of risk (HOR) methodology is based on the risk management process and focuses
on determining preventive actions to the source of risks and rank which actions should be
implemented first, it is a modification of failure modes and effect of analysis (FMEA)
method and a combination with the house of quality (HOQ) framework. This method is
implemented to design risk management in the aviation industry, namely in the air charter
business on fixed-wing aircraft. The air charter service business process is influenced by
various risks as factors that may affect the company in achieving its targets. Therefore, it
is necessary to carry out risk management in the air charter service business process. This
research was conducted at PT Pelita Air Service as an air charter service provider in
Indonesia. This research was conducted by identifying risk events that may occur in
business process activities and determining risk agent assessments which are the causative
factors for selected risk events. Furthermore, the prioritization of preventive actions that
must be taken as risk mitigation is determined. Risk identification is carried out through
the assessment of experts in related fields. Afterward, the House of Risk (HOR) method
is used in evaluating selected risks and determining the prioritization of preventive actions
to mitigate the risks. Based on the research results, there are 21 types of risk events and
19 risk agents, the most critical source of risk in this research is extreme weather. After
that, 19 preventive actions were determined along with their priority level as proposed
risk mitigation actions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Haekal Luthfi
"Beberapa Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA) pada program studinya. Ketiga SMM tersebut memiliki kesamaan prinsip dan teknik manajemen. Tapi sayangnya Perguruan Tinggi tersebut melakukan pengelolaan secara terpisah, baik dalam sistem proses manajemen, tata kelola, maupun dalam pendokumentasiaannya. Hal ini mengakibatkan sistem kerja atau proses manajemen terutama dalam pendokumentasiannya tidak terstruktur dengan baik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk merancang SMM khususnya sistem pendokumentasiannya secara terintegrasi dengan mempertimbangkan persyaratan ISO 9001:2008, BAN-PT dan AUN-QA pada program studi/perguruan tinggi di Indonesia. Penelitian ini diawali dengan menganalisa tingkat keterkaitan antara klausul ISO 9001:2008, standar BAN-PT dan kriteria AUN-QA. Hasilnya terdapat kesamaan prinsip yang mendukung dalam pengintegrasiannya, terutama prinsip P-D-C-A. Selanjutnya penelitian ini melakukan identifikasi dokumen yang dipersyaratkan ketiga SMM tersebut. Identifikasi tersebut digunakan untuk merancang sistem proses manajemen program studi/perguruan tinggi.

Several state universities in Indonesia has implemented a Quality Management System (QMS) ISO 9001:2008, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi / BAN-PT (the National Accreditation Agency for Higher Education in Indonesia), and the ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA) on this management. All these QMS have in common principles and management techniques. Unfortunately the universities manage this QMS separately, both in systems management processes, governance, and in documentation. This condition resulted poor structure in a working system or process management, especially in documentation. Therefore this study aims, to design a specific Integrated Quality Management System that include ISO 9001:2008, BAN-PT and AUN-QA on a Higher Education in Indonesia. This study begins by analyzing the links between QMS ISO 9001:2008, BAN-PT and AUN-QA. The results showed that there are similiarities in principles that support the integration, especially the principle of PDCA. Furthermore, this study identifies the documents required by these three QMS. Identification is used to design Process Management System in Higher Education. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30135
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>