Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arya Pradipta
"Di lingkungan sekolah volume pejalan kaki memiliki karakteristik yang berbeda di bandingkan dengan kawasan perdagangan, industri dan perkantoran. Pejalan kaki khususnya siswa - siswi sekolah memiliki karakteristik yang beragam ketika berjalan. Dengan beragamnya gerakan anak sekolah yang bersifat spontan dan tak terduga yang beresiko menimbulkan kecelakaan, apabila bercampur dengan lalu lintas kendaraan, sehingga keselamatan pejalan kaki di lingkungan sekolah, pola pergerakan penyeberangan dan tingkat pelayanan fasilitas penyeberangan pejalan kaki dijadikan pertimbangan penting dalam merencanakan fasilitas transportasi khususnya di lingkungan sekolah. Tujuan dari penelitian ini menganalisa tentang karakteristik penyeberangan pejalan kaki pada daerah studi yaitu pada lingkungan sekolah, sehingga sebagai perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana pejalan kaki dapat mempertimbangkan karakteristik pejalan kaki tersebut pada lngkungan sekolah, selain itu penelitian ini juga menganalisa tentang pola pergerakan dan waktu tunggu penyeberangan pejalan kaki yang dapat memberikan informasi jenis fasilitas penyeberangan yang sesuai dengan Zona Selamat Sekolah (ZoSS) pada lingkungan sekolah. Pada penelitian ini untuk menganalisis perilaku pejalan kaki yang menyeberang akan digunakan analisis mikroskopik. Peninjauan secara mikroskopik digunakan karena untuk melihat perilaku perjalanan yang terjadi pada setiap individu. Dengan melakukan penelitian secara mikroskopik maka dapat diketahui karakteristik, perilaku dan pola pergerakan pejalan kaki secara individu. Penelitian secara mikroskopik ini juga dapat melihat perjalanan pejalan kaki secara individu dalam posisi dan waktu, dimana variabel yang digunakan adalah N(nomor pejalan kaki), T(waktu), X dan Y (koordinat lokasi). Lokasi pengamatan penelitian ini berada pada lingkungan sekolah yaitu pada jalan raya Bahagia Raya, Kota Depok, tepatnya berada pada SDN Mekar Jaya 11 dan SDN Abadi Jaya 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam kaitannya dengan perencanaan dan perancangan fasilitas-fasilitas penyeberangan di lingkungan sekolah. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat mewakili tipikal perilaku pejalan kaki di lingkungan sekolah.

In school area pedestrian volume has different characteristic in comparing to commerce area, industry and white colars. Pedestrian especially students has immeasurable characteristic when run. With having immeasurable it movement of schoolchild having the character of and off the cuff is ices unforeseen generates accident, if mixed with vehicle traffic, so that safety of pedestrian in school area, movement pattern of crossing and level of service of crossing facility of pedestrian is made by important consideration in planning transportation facility especially in school area. Intention of this research analysis about crosswalk characteristic of pedestrian at study area at school area, so that as planning and scheme of pedestrian facilities and basic facilities can consider the pedestrian characteristic at school area, besides this research also analyses about movement pattern and crossing lay time of pedestrian which can give information of crosswalk facility type of matching with Zona Selamat Sekolah ( ZoSS) at school area. At this research to analysis behavior of pedestrian crosswalk will be applied microscopic analysis. Sighting microscopic is applied by see behavior of journey happened in each individual. By doing research microscopic hence knowable of characteristic, behavior and movement pattern of pedestrian individually. Research microscopically this also can see journey of pedestrian individually in position and time, where variable applied is N(pedestrian number), T(time), X and Y (location co-ordinate). Location of observation of this research stays at school area at roadway Bahagia Raya, Depok, precisely stays at SDN Mekar Jaya 11 and SDN Abadi Jaya 1. Result of this research expected serve the purpose of one of reference in the relation with planning and scheme of crosswalk facilities in school area. Population applied in this research expected able to represent is typical behavior of pedestrian in school area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50555
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Pradipta
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2010
WPP 22(1-5)2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lanrio
"Pemenuhan kebutuhan pelayanan pedestrian bagi anak sekolah perlu dilakukan karena anak sekolah merupakan salah satu kelompok masyarakat yang sering dan teratur menggunakan jalur pejalan kaki. Untuk mengakomodasi kebutuhan pejalan kaki anak sekolah diperlukan pembangunan pedestrian yang sesuai dengan kebutuhan dan persepsi pejalan kaki anak sekolah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemenuhan kebutuhan pelayanan pedestrian bagi anak sekolah di Kota Depok.
Penelitian ini dilakukan pada Jalan Sawangan, Margonda, dan Nusantara yang mewakili setiap tingkat status jalan raya di Kota Depok. Dalam penelitian ini diketahui pemenuhan kebutuhan pelayanan pedestrian pada area sekitar sekolah lebih dipengaruhi oleh penggunaan tanah yang ada di sekitarnya daripada status jalan raya. Pemenuhan kebutuhan pelayanan pedestrian lebih baik pada wilayah yang penggunaan tanahnya didominasi oleh permukiman swadaya daripada wilayah yang penggunaan tanahnya didominasi permukiman formal.

Meeting the needs of pedestrian service for school children need to be done because school children is one group of people who frequently and regularly use pedestrian paths. To accommodate the needs of school children required the constructions of pedestrians that suit the needs and perceptions of school children pedestrian. This study was conducted to determine the extent of the fulfillment of pedestrian services for school children pedestrian in Depok City.
This research was conducted at Sawangan, Margonda, and Nusantara street which representing every level of the highway status in Depok City. In this research note the fulfillment of pedestrian services in the area around the school is more influenced by land use in the surrounding areas rather than the status of the highway. The fulfillment of pedestrian services was better at areas where the land use is dominated by area of non-residential land use rather than formal settlements dominated.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vastya Ihsani
"Masa anak usia sekolah merupakan masa yang efektif untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya kebiasaan-kebiasaan hidup sehat termasuk menyikat gigi sebelum tidur malam hari. Tanpa menyikat gigi sebelum tidur malam, maka penimbunan plak cenderung meningkat, yang akan mengakibatkan meningkatnya resiko terjadinya gigi berlubang dan gusi berdarah. Tujuan: menganalisa perbedaan tingkat kebersihan mulut menurut kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam hari yang dikendalikan dengan keterampilan menyikat gigi. Metode: penelitian ini menggunakan metode potong-lintang dengan pengambilan subyek secara consecutive sampling, dan dilakukan di SDN Anyelir 1 Depok Jaya pada bulan Oktober s/d November 2007, dengan subyek penelitian yang terdiri dari murid kelas 4, 5, dan 6 SD. Subyek yang diperiksa berjumlah 113 murid, yang terdiri dari 51 murid laki-laki dan 62 murid perempuan. Hasil: rata-rata skor plak 1 anak yang menyikat gigi sebelum tidur malam lebih besar yaitu 64,83 dibanding yang tidak yaitu 58,93, dan rata-rata skor plak 2 anak yang menyikat gigi sebelum tidur malam lebih besar yaitu 39,48 dibanding yang tidak yaitu 38,40. Hasil t-test untuk kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam untuk skor plak 1, p=0,246, dan untuk skor plak 2, p=0,806. Keterampilan menyikat gigi kategori baik maupun sedang tidak berpengaruh terhadap skor plak antara kelompok anak dengan kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam dan yang tidak. Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan bermakna tingkat kebersihan mulut antara kelompok anak dengan kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam dan yang tidak. Setelah dikendalikan dengan keterampilan menyikat gigi, didapatkan hasil bahwa tetap tidak ditemukan perbedaan bermakna tingkat kebersihan mulut antara kelompok anak dengan kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam dan yang tidak.

The elementary school`s age period is important phase to build healthy life habit, include tooth brushing before night sleep. Without brushing teeth before sleeping at night, there will be an increase in plaque accumulation which in turn will increase the risk for caries tooth and bleeding gum. Purpose: to analyze the difference in oral hygiene status based on tooth brushing habit before sleeping at night which was intervened by tooth brushing skill compared to those without the habit. Method: This cross sectional study conducted at SDN Anyelir 1 Depok Jaya in October - November 2007. Consecutive sampling was used to recruit the subjects (students) who were on 4, 5 and 6th year of the elementary school. There were 113 students consisted of 51 male and 62 female students. Result: means of plaque score 1 in child with tooth brushing habit before night sleep is 64.83 which is higher than child without those habit, is 58.93, and means of plaque score 2 in child with tooth brushing habit before night sleep is 39.48 which is higher than child without those habit, is 38.40. The result of t-test for tooth brushing habit before night sleep is p=0.246 for plaque score 1, and p=0.806 for plaque score 2. There was no influences of good or fair skill of tooth brushing in plaque score between groups with and without tooth brushing habit before night sleep. Conclusion: There was no difference in plaque accumulation stage between groups with and without tooth brushing habit before night sleep. After intervene with tooth brushing skill, there was still no difference in oral hygiene status between those two groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Reisa
"Menyikat gigi malam sebelum tidur diduga merupakan faktor yang paling penting untuk mengurangi resiko penyakit gigi dan mulut termasuk peradangan gingiva pada anak usia SD. Masa usia sekolah dasar adalah masa erupsi gigi permanen yang meningkatkan resiko peradangan gingiva akibat dari proses rupturnya jaringan gingiva. Apabila kebersihan mulut tidak terjaga, maka resiko peradangan gingiva dapat meningkat. Tujuan: menganalisis kemungkinan adanya perbedaan status kesehatan gingiva antara kelompok anak yang menyikat gigi malam sebelum tidur dengan yang tidak menyikat gigi malam sebelum tidur.Metode: penelitian ini menggunakan metode potong lintang, dan subyek penelitian diperoleh secara consecutive sampling. Penelitian dilakukan di SDN Anyelir 1 Depok Jaya pada tanggal 30 Oktober- 10 November 2007, dengan subyek penelitian murid kelas 4, 5, dan 6 SD. Subyek yang diperiksa berjumlah 113 murid, yang terdiri dari 51 murid laki-laki dan 62 murid perempuan. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji perbedaan. Hasil Penelitian: Dari analisis statistik diketahui mean rank skor gingivitis subyek yang menyikat gigi malam adalah 37.34, dan yang tidak menyikat gigi malam adalah 63.79. Dengan menggunakan uji Mann-Whitney, diperoleh p=0.000. Keterampilan menyikat gigi tidak menunjukkan keparahan gingivitis, yaitu dari uji Kruskal-Wallis, diperoleh p= 0.198 . Kesimpulan : dari hasil uji perbedaan diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan bermakna status kesehatan gingiva antara kelompok anak yang menyikat gigi sebelum tidur malam hari dan yang tidak menyikat gigi sebelum tidur malam hari, yaitu status kesehatan gingiva kelompok anak yang menyikat gigi sebelum tidur malam lebih baik daripada yang tidak menyikat gigi sebelum tidur malam. Namun, keterampilan menyikat gigi tidak berpengaruh terhadap status kesehatan gingiva mereka.
Nightbrushing is maybe one of the most important factor to reduce the risk of dental illness include gingivitis in elementary school?s age child. Elementary school?s age is the time of permanent tooth eruption which increase the risk of gingivitis. If the oral hygiene is not keep well, the risk of gingivitis may increase. Purpose: to analyse the differences of the gingival health between a group of children with nightbrushing habit and a group of children without nightbrushing habit. Method: the design of this research is analytic crosssectional. Consecutive sampling was used to recruite the subject. The research conducted at SDN Anyelir 1 Depok Jaya from 30th October-10th November 2007, with the subject was student of 4,5,and 6 class of SDN Anyelir 1 Depok Jaya. The sample of this research is 113 children, consist of 51 male and 62 female student. The result of this research was analysed with difference test. Result: from statistic analyzes knowed that mean rank gingivitis score of subject that have nightbrushing habit is 37.34, and that is not have nightbrushing habit is 63.79. From Mann-Whitney Test, showed p= 0.000. Tooth brushing skill did not show the degrees of gingivitis, from Kruskal- Wallis Test, showed P = 0.198. Conclusion: from the result of difference test, concluded that there is significant difference of gingiva health status between a group of children with nightbrushing habit and a group without nightbrushing habit. The gingiva health status of a group of children with nightbrushing habit is better than a group of children without nightbrushing habit. The toothbrushing skill?s is not affect to their status of gingival health."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syahri Mubarok
"Stasiun Depok Baru merupakan salah Stasiun terpadat di jabotabek karena di Stasiun Depok Baru terdapat arus perpindahan antar moda transportasi yaitu dari moda rel kereta ke moda darat yaitu Terminal Depok. didepan Stasiun tidak terdapat jalur pejalan kaki yang jelas sehingga terkesan tidak nyaman Oleh karena itu dilakukan penelitian terhadap karakteristik arus pejalan kaki pada pukul 07.00.00-08.00.00 dan pukul 17.00.00-18.00.00 dengan membagi menjadi 5 ruas yaitu dari Stasiun Depok Baru ke ITC Depok, Dari Stasiun Depok Baru ke Terminal Depok, Dari Stasiun Depok Baru ke Pasar, dari ITC Depok ke Pasar, dan Dari Terminal Depok ke Pasar. Sehingga diaharapkan dari hasil tersebut dapat di buat jalur pedestrian yang jelas dan nyaman. Dari hasil penelitian didapat arus terbesar di daerah tersebut pada pagi hari yaitu dari Stasiun Depok Baru ke Pasar sebesar 3.407 (org.m/min) dengan tingkat pelayanan B dan pada sore hari yaitu dari Stasiun Depok Baru ke ITC Depok sebesar 3.5 (org.m/min) dengan tingkat pelayanan A.

Depok Baru Station is one of the crowded station in jabotabek station because there is an intermodal outflow between rail modes of transportation to land mode. There is no clear pathway for pedestrian so that makes uncomfortable. This research is to analyze the characteristc of that pedestrian flow between 07:00:00 to 08:00:00 and 17:00:00 to 18:00:00 pm by dividing into 5 sections. The 5 sections are Depok Station New to ITC Depok, Depok Baru Station Baru to Terminal Depok, Depok Baru Station to market, ITC Depok to market, Terminal Depok to Market. The results of this research, obtained on the area in the morning, from Depok Baru Station to Market is 3407 (org.m / min) with a level of service B and in the afternoon, from Depok Baru station to ITC Depok is 3.5 (org.m / min) with a level of service A. The result of this research can be made clear pedestrian pathways.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adnan Asyraf
"Berjalan kaki merupakan moda transportasi yang paling mendasar dan dapat dilakukan oleh semua orang. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas untuk menunjang para pejalan kaki dalam melaksanakan aktifitas mereka, terutama bagi penyeberang jalan. Agar para pejalan kaki dapat menyeberang secara aman, perlu disediakan fasilitas yang sesuai dengan kondisi lalu lintas.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik penyeberang jalan di Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Indonesia. Karakteristik tersebut dapat dijadikan referensi dalam merancang fasilitas penyeberangan di masa mendatang.
Variabel-variabel pejalan kaki yang dianalisis diantaranya adalah, kecepatan menyeberang, jenis kelamin, tingkat kepatuhan dan usia. Selain itu, karakteristik pengemudi dan kondisi fasilitas juga dianalisis untuk mendapatkan perbedaan yang mendetil antara penyeberangan pelican fixed time (lampu penyeberangan waktu tetap) dan push button (lampu penyeberangan tombol).
Berdasarkan data yang didapat, laki-laki menyeberang lebih cepat dibandingkan perempuan. Selain itu, perempuan cenderung lebih mematuhi peraturan dibandingkan laki-laki. Penyeberangan pelican push button lebih direkomendasikan untuk arus dan kecepatan lalu lintas lebih tinggi bila dibandingkan oleh penyeberangan pelican fixed time.

Walking is the most basic mode of transportation and can be done by everyone. Therefore, it is necessary to build facilities to support pedestrians in carrying out their activities, especially to cross the road. So that pedestrians can cross safely, the facilities need to be provided in accordance with traffic conditions.
The purpose of this study was to analyze the characteristics of the pedestrian at Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Indonesia. These characteristics can be used as a reference in designing pedestrian facilities in the future.
The variables that been analyzed include pedestrian crossing speed, gender, age, and obedience. In addition, the characteristics of the driver and the condition of the facilities were also analyzed to obtain detailed differences between fixed-time pelican crossing and push button.
Based on the data obtained, the male to cross more quickly than women. In addition, women are more likely than male to obey the regulations. Push button pelican crossing is recommended for higher traffic flows and speeds than fixed by the pelican crossing time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eny Erlinda Widyastuti
"Tubuh manusia membutuhkan serat untuk menunjang fungsi pencernaan. Jenis serat tidak Iarut membantu mempersingkat waktu transit intestinal, mempermudah dan peningkatan defekasi. Penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan antara kecukupan konsumsi serat terhadap pola defekasi dan ukuran Iingkar perut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif desain deskriptif korelasi dan menggunakan uji analisis Chi-Square. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan stratified random sampling dan melibatkan 100 orang responden.
Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan antara kecukupan konsumsi serat terhadap ukuran Iingkar perut (p=0,023), tidak ada hubungan antara kecukupan konsumsi serat terhadap pola defeksi (p=0,147), dan tidak ada hubungan antara pola defekasi terhadap ukuran lingkar perut (p=0,667).

Human Body needs food grained to support digestion function. Insoluble fibers grained help shortening intestinal transit time, facilitate defection increase. This research was done to find out the relation of food grained sufficiency to the defecation scheme and the measurement of stomach shape. This research design was descriptive correlation and used Chi-Square analysis. This research sample collected by strati tied random sampling and involved 100 respondents.
The result of this research, it was founded that there was relations between of the food grained sufficiency to stomach circumference (p=0,023), and there was no relationship between the food grained sufficiency and the defecation scheme (p=0,147), and it was founded that no relationship between the defecation scheme and stomach circumference (p=0,667).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5811
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yelsi Gusmaini
"Penelitian ini membahas tentang bagaimana sekolah mengimplementasikan model pendidikan inklusi di SDN Depok Baru 8 beserta faktor apa saja yang menjadi pendukung serta penghambat dari implementasi pendidikan bermodel inklusi di SDN Depok Baru 8. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bentuk implementasi pendidikan bermodel inklusi yang dilakukan oleh SDN Depok Baru 8 sehingga bisa disebut sebagai sekolah inklusi. Ada beberapa saran dalam implementasi pendidikan bermodel inklusi di SDN Depok Baru 8, antara lain mengadakan konsultasi bagi orang tua dari guru sekolah, serta mencari pendanaan lain untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

This study discusses how the schools implementing the inclusive education model in SDN Depok Baru 8 along with what factors were the supporters and inhibitors of the implementation of inclusive education in SDN Depok Baru 8. This research was a descriptive qualitative study. The results of the study indicate the form of implementation of new modeled inclusive education carried out by SDN Depok Baru 8 so that it could be referred to as an inclusive school. There are a number of suggestions in the implementation of inclusive education in SDN Depok Baru 8, among others, holding consultations for parents of school teachers, as well as seeking other funding to improve facilities and infrastructure in schools."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Aprilia
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi, persen lemak tubuh, asupan gizi (energi, karbohidrat, lemak, dan protein), usia menarche ibu, dan sosial ekonomi keluarga (pekerjaan dan pendidikan orang tua) dengan status menarche pada siswi SD Negeri Depok Jaya 1 Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross - sectional dengan jumlah sampel sebanyak 115 siswi kelas 4,5, dan 6 SDN Depok Jaya 1 Kota Depok. Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dan data dianalisis menggunakan uji chisquare.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 30,4% responden sudah menarche dengan rata - rata usia menarche 10,37 ± 0,37 tahun, dengan usia termuda yang mengalami menarche adalah usia 9 tahun dan usia tertua yang mengalami menarche adalah usia 11 tahun. Variabel - variabel yang memiliki hubungan dengan status menarche adalah status gizi (IMT/U) (p value = 0,023), persen lemak tubuh (p value = 0,000), dan asupan lemak (p value = 0,000). Untuk itu, disarankan adanya edukasi tentang kesehatan reproduksi mengingat usia menarche yang semakin cepat.

The purpose of this study was to determine the associated between nutritional status, body fat percentage, nutrient intake (energy, carbohydrates, fats, and proteins), mother's menarche age, and family socio-economical status (parents' occupation and education) with female students' menarche status. This study used cross-sectional design with a total sample of 115 female students grades 4, 5, and 6 elementary school of SDN Depok Jaya 1. This research used total sampling method and the data were analyzed by chi-square test.
The result of this research showed that 30.4% of respondents had menarche at average age of 10.37 ± 0.37 years old, with the youngest age of menarche was 9 years old and the oldest one was 11 years old. Variables which have relation to menarche status are nutritional status (IMT/U) (p value = 0.023), body fat percentage (p value = 0.000), and fat intake (p value = 0.000), Thereof, a reproductive health education was suggested in elementary school as menarche age was sooner.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>