Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95674 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Murni Diana Wati
"lndikator Kinerja Kunci dalam perawatan pesawat terbang harus sesuai dengan strategi, visi, misi dari organisasi perusahaan sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Indikator kinerja kunci dirancang agar dapat memberikan acuan dan feed back terhadap proses penilaian kinerja manajemen perawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) manajemen perawatan pesawat terbang pada perusahaan penerbangan nasional.
Jumlah IKK yang direkomendasikan berjumlah tiga puluh sembilan. IKK yang berhubungan dengan keandalan, perencanaan dan penjadwalan perawatan pesawat terbang, biaya, tenaga kerja, material, sistem informasi, sistem organisasi, dan peraturan perawatan pesawat terbang merupakan indikator yang penting.
Perusahaan penerbangan nasional mengontrakkan 30%-100% perawatan pesawat terbang pada Approved Maintenance Organization (AMO). Faktor yang menjadi pertirnbangan mengapa kontrak perawatan dilakukan adalah peralatan atau alat khusus yang dibutuhkan dan tenaga kerja dengan keahlian khusus.

Key Performance Indicator in avaition maintenance management should be appropiate and match with the strategy, vision, mission of the company organization So the company can reach they goal. Key Performance Indicator is designed so it can give feed back in the measurement process of performances maintenance management. This paper identifies the need of Key Perfonnance Indicator (KPI) for managing aircraft maintenance in airlines industry.
Respondents recommended thirty nine. Reliability, planning and schedulling aircraft maintenance, cost, labor, material, infomation system, organization system and maintenance rules are important group of indicators.
Indonesian airlines companies outsourced the aircraft maintenance about 30%-100% to Approved Maintenance Organization (AMO). The major factors for outsourcing the aircraft maintenance are the need of special equipment, tooling and special labor skills.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsya Rasyadan
"Pandemi 2019 berdampak pada berbagai sektor industri dengan berbagai protokol kesehatan dan pembatasan mobilitas. Untuk meningkatkan potensi pendapatan, PT. XYZ, sebuah Approved Maintenance Organization (AMO) untuk sektor penerbangan bisnis, memutuskan untuk menambah kemampuan perawatannya untuk menembus segmen pasar baru. Diperlukan optimasi pemanfaatan sumber daya perushaan saat ini. Dengan menggunakan linear programming, jumlah proyek yang optimal antara dua jenis pesawat ditentukan dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Proyek-proyek ini dijadwalkan dalam waktu satu tahun dengan constraint manpower dan luasan hanggar per tahun yang tersedia saat ini. Lingkup operasi kemudian diperhitungkan dengan menambahkan data populasi pesawat yang beroperasi di Asia Pacific (APAC) sebagai constraint. Hasil yang didapatkan adalah jumlah proyek optimal per tahun adalah 38 proyek Embraer Legacy dan 4 proyek Cessna Caravan. Mempertimbangkan populasi pesawat APAC sebanyak 78 Caravan dan 18 Embraer, total proyek per tahun adalah 18 proyek Embraer Legacy dan 35 proyek Cessna Caravan dengan total potensi keuntungan sebesar $259,874, peningkatan 3 kali lipat dari rata-rata keuntungan saat ini. Wawancara dengan pihak manajerial di PT. XYZ menyimpulkan bahwa PT. XYZ perlu mengembangkan kemampuan fasilitas, tenaga kerja, dan logistiknya untuk mencapai potensi penuhnya.

The 2019 pandemic affected various industrial sectors with health protocol and mobility restrictions. In order to increase potential revenue, XYZ inc., an Approved Maintenance Organization for business aviation sector, decided to add its maintenance capability in order to penetrate a new market segment. Optimization of current resource utilization is needed. Using linear programming, the optimal number of projects between two types of aircrafts are determined with the goal to maximize profit. These projects are scheduled within a year with the constraint of the current available man power and hangar space per year. Scope of operation is then taken into account by adding the population data of APAC operating aircrafts as constraints. Results are that the optimal number of Cessna Caravan Projects per year are 4 projects where as Embraer Legacy Projects per year are 38. Taking into account APAC aircraft population of 78 Caravans and 18 Embraer, total projects per year are 35 Caravan and 18 Embraer with a total potential profit of $259,874, an increase of 3 fold compared to the current average profit. Interview with managerial positions at XYZ inc. concluded that XYZ inc. needs to grow its facility, manpower, and logistics capability to reach its full potential."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Rachmat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Muna Adimah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai analisis implementasi kebijakan implementasi kebijakan bea masuk 0 atas impor suku cadang dan komponen perbaikan/pemeliharaan pesawat terbang serta implikasinya terhadap produktivitas PT GMF AeroAsia. Penelitian kuantitatif ini bersifat deskriptif dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan yang sudah diimplementasikan tersebut sudah berjalan dengan baik. Kemudian berdasarkan analisis terjadi peningkatan jumlah sumber daya manusia, raw material, modal dan volume pelayanan PT GMF AeroAsia setelah kebijakan tersebut diimplementasikan.

ABSTRAK
This research focused on implementation of the zero rate import duties policy on aircraft part and component for repair and or maintanance and it rsquo s implication to PT GMF AeroAsia rsquo s productivity. This is a descripitive quantitive research using in depth interview with informan. The result of this study indicate that the policy is successfully implemented. Then, based on analysis there is an increasingon human resource number, raw material, capital, and services volume after the policy is implemented. "
2017
S67819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Wijayanti
"Faktor manusia atau human factor memiliki kontribusi terbesar pada kecelakaan pesawat, sedangkan perilaku tidak aman atau unsafe acts dari personel perawatan pesawat menjadi salah satu contributor pada faktor manusia atau human error. Namun kesalahan manusia atau perilaku tindakan yang tidak aman juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti lingkungan eksternal, pengaruh organisasi, supervisor yang tidak aman, dan prasyarat tindakan tidak aman sebagai keadaan dalam Analisis Faktor Manusia dan Sistem Klasifikasi atau Human Factor Analysis and Classification System (HFACS). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari akar penyebab tindakan tidak aman dalam Personil Pemeliharaan Pesawat menggunakan Kerangka HFACS. Dengan menggunakan PLS-SEM untuk mengeksplorasi dampak positif dari masing-masing Lingkungan Eksternal, Pengaruh Organisasi, Pengawas yang Tidak Aman, dan Prasyarat tindakan tidak aman untuk tindakan yang tidak aman dari Personil Pemeliharaan Pesawat, survei kuesioner kuantitatif didistribusikan kepada 150 responden personel pemeliharaan pesawat. Hasil penelitian ini, prasyarat tindakan tidak aman memiliki dampak terbesar pada tindakan tidak aman atau unsafe acts. Kondisi lingkungan kerja tanpa suara, bau, dan pencahayaan yang lebih baik adalah penting untuk mencegah tindakan personil pemeliharaan pesawat yang tidak aman. Alat-alat yang memadai dan pengarahan kelompok rutin penting untuk memastikan bahwa personil perawatan pesawat siap untuk tugas yang ditugaskan. Hanggar khusus untuk pengecatan dan investasi untuk alat khusus yang diperlukan untuk melakukan perawatan tingkat lanjut dapat membantu mencegah kejadian yang tidak aman.

Human factor is the most contributing factor for aircraft accident and incident, aircraft maintenance personnel unsafe acts is one of contribution factor for human factor error. However human error or unsafe acts behavior could also affect by other factors such as external environment, organization influence, unsafe supervisor, and precondition of unsafe acts as the state in Human Factor Analysis and Classification System (HFACS). This research aims to study the root cause of unsafe acts in Aircraft Maintenance Personnel using Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) Framework. Using PLS-SEM to exploratory the positive impact from each External Environment, Organization Influence, Unsafe Supervisor, and Precondition of unsafe acts to unsafe acts of Aircraft Maintenance Personnel, a quantitative questionnaire survey distributes to 150 respondent of aircraft maintenance personnel. The result of this study, the precondition of unsafe acts has the greatest impact on unsafe acts. The condition of the working environment with no noises, smells, and better lighting is important to prevent unsafe acts of aircraft maintenance personnel. Adequate tools and routine group briefing are important to ensure that aircraft maintenance personnel ready for the assigned task. Dedicated hangar for painting and investment for special tools needed to perform enhance maintenance could help to prevent unsafe events."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Andoryati
"Pemeliharaan pesawat terbang pada line maintenance dilakukan disela jam operasi, yaitu pada saat transit dan istirahat malam hari (Remain Over Night). Pemeriksaan dilakukan langsung oleh tenaga kerja yang ahli diantara waktu kedatangan dan keberangkatan pesawat. Meskipun dikerjakan dengan waktu yang terbatas dan kedatangan pesawat tidak merata disetiap waktu, setiap pemeriksaan harus diselesaikan tepat waktu dan tanpa menurunkan tingkat keamanan penerbangan.
Oleh karena itu, dibutuhkan optimasi terhadap jam mulai shift kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan beban kerja. Optimasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan metaherusitik, yaitu algoritma tabu search dan menggunakan perangkat lunak Matlab. Algoritma ini akan mencari solusi terbaik dari setiap pencarian lokal dengan melakukan pengacakan terhadap jam mulai shift kerja dan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada shift tersebut.
Hasil dari run model adalah jam mulai shift kerja dengan jumlah engineer 22 orang dan teknisi 34 orang yang harus ditentukan setiap harinya. Utilitas engineer maupun teknisi meningkat sekitar 40% dibandingkan dengan kondisi awal. Melalui hasil ini setiap pekerjaan dikerjakan tepat waktu, dengan biaya dan waktu menganggur minimal.

Aircraft line maintenance work during operation time, when the aircraft transit and when the aircraft remain over night. This maintenance is done by professional manpower between aircraft arrival and departure time. Although this maintenance is done with limited time and aircraft arrival is not same in every time, the maintenance must be finished on time and without decreasing the safety of the flight.
Therefore, need an optimization for the start time of work shift and the numbers of manpower that appropriate with the workforce. Optimization with metaheuristic approach, such as tabu search algorithm and used the software like Matlab. This algorithm will search the best solution with local search with randomization the start time of work shift and the numbers of manpower in every that work shift.
The results from the run program are the start time of work shift, need 22 engineers and 34 technicians in a day.The utility of engineer and technician increase 40% compared with first condition. With this result, the maintenance will be finished on time, with minimal operational cost and idle time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah Rendi Naufalah
"Perencanaan persediaan material pesawat adalah aspek penting dalam proses perawatan pesawat, guna meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya penyimpanan, perusahaan perlu melakukan peramalan berdasarkan data historis permintaan material. Studi ini diawali dengan klasifikasi material menggunakan sistem klasifikasi FSN, dimana 14 material penting teridentifikasi dalam kategori F. Selanjutnya, analisis permintaan terhadap 14 material tersebut menunjukkan bahwa semua memiliki karakteristik permintaan intermiten, yang merupakan tantangan dalam peramalan. Dalam upaya mengatasi tantangan ini, penelitian membandingkan beberapa metode peramalan yaitu Moving Average, Exponential Smoothing, Syntetos-Boylan Approximation (SBA), Long Short-Term Memory (LSTM), dan Gated Recurrent Unit (GRU). Hasil analisis menunjukkan bahwa metode berbasis Recurrent Neural Network (RNN), khususnya LSTM dan GRU, memberikan akurasi peramalan yang paling baik dibandingkan dengan metode lainnya. Hal ini menegaskan keefektifan Artificial Neural Network, khususnya arsitektur RNN, dalam menghadapi tantangan peramalan untuk permintaan material intermiten.

Aircraft material inventory planning is an important aspect in the aircraft maintenance process. In order to increase efficiency and reduce storage costs, companies need to forecast based on historical material demand data. This study begins with material classification using the FSN classification system, where 14 important materials are identified in category F. Furthermore, demand analysis for these 14 materials shows that all of them have intermittent demand characteristics, which is a challenge in forecasting. In an effort to overcome this challenge, research compares several forecasting methods, namely Moving Average, Exponential Smoothing, Syntetos-Boylan Approximation (SBA), Long Short-Term Memory (LSTM), and Gated Recurrent Unit (GRU). The analysis results show that Recurrent Neural Network (RNN) based methods, especially LSTM and GRU, provide the best forecasting accuracy compared to other methods. This confirms the effectiveness of Artificial Neural Networks, especially RNN architectures, in dealing with forecasting challenges for intermittent material demand."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rusman
"Ukuran kinerju dalam perawalcm pesawat lerbang hams berhubungan dengan srraregi organisaxi peruxahaan sehingga dapa! menyediakan irgbrmasi yang berguna untuk membual kepulusan yang efelciff YUM): penelihan ini adalah zmluk mendapalkan lndikaror Kinerja Kunci (IKIQ munryemen perawaian pesawa! lerbung perusuhaan penerbungan nasiunal. .lumlah IKK yang dire/comendasikan berjumlalz dw puluh ng'uh. [KK yang berhubungan dengan keandalan. perencanaan dan peryhdwulan perawatan pesawa! lerbang merupakan kelompok indikaror yang penling. Perusuhaan penerbangan navional mengontrak/can 30~90% perawalan pesawar rerbang F alczor yang merykzdi pertimbangan mengapa kontrak perawaran dilakukun adalah kelersediaan peralatan dan sumber daya manusia.

Performance measures in aircraft maintenance should be linked to the organization 's strategy in order to provide usqiil informationfor making ejective decisions. This paper identifies the need of Key Performance Indicators (KPIs) for managing aircrap maintenance in airlines industries. Respondents recommended rwenly-sewn indicators. Reliability planning and sdzeduling KPIs is are important group indicators. Indonesian airlines companies outsourced about 30 to 90% of their total maintenance activities to third-party aircraft maintenance providers. Most respondents indicate that the need of special equipment, tooling and special labor skills were major reasons for outsourcing aircraj? maintenance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T6472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Aminingsih
"Keberhasilan suatu perusahaan komunikasi data dalam mencapai tujuann§;a, salah satunya terukur melalui indikator pengukur kinexja dari manajemen pemeliharaan terhadap jaringan komunikasi data yang dimilikinya yang sesuai dengan visi, misi dan strategi perusahaan. Untuk menentukan indikator kinerja kunci bagi perusahaan komunikasi data ini, dilakukan penyebaran kuisioner ke beberapa perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi data. Dari kuisioner tersebut, diambil 11 indikator yang telah direkomendasikan oleh responden yang akan menjadi indikator ki.I`lClj& kunci perusahaan komunikasi data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan progmm Microsoj? Excel untuk perhitungan nilai skor. Dalam pengolahan data ini, jumlah indikator yang akan menjadi [KK akan ditentukan dari hasil kuisioner dengan menghitung nilai skor terbesar sampai terkecii hingga terpenuhi jumlah indikator yang direkomendasikan, yaitu 11 indikator. Dari hasil analisis data, diperoleh kelompok kehandalan sebagai indikator terpentlng bagi perusahaan jasa ini, yaitu sebesar 8l,82% dari 11 indikator yang direkomendasikan, dibandingkan dua kelompok lainnya, material dan biaya.

The success of a data communications company in achieving its goal, is measured, one of several, by means of the performance measurement indicator of maintenance management to its data communications network in accordance wim visions, missions and strategies used by the company. To determine the key performance indicator for data communications companies, questionaires are sent to some of the data communications companies. Out of those questionnaires, ll indicators which are recommended by respondents to be the key performance indicator of data communications company are taken. The data processing is done by using Microsoft Excel program for scoring. In this process, the number of indicators to become the KPI will be determined from the results of questionnaires by scoring from the highest to the lowest score, until the number of indicators recommended are achieved, those are 11 indicators. From the results of data analysis, a category of reliability as the most important indicators for the service company is obtained, that is 81,82% of the ll indicators which are recommended, compared with the other two groups, material and cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tribowo Dharsono
"ABSTRAK
PENDAHULUAN
Era Globalisasi ekonomi dan informasi melahirkan kebutuhan sarana
transportasi yang cepat, nyaman dan aman. Salah satu alternatif yang dapat memenuhi
kriteria tersebut adalah sarana angkutan udara.
Meningkatnya kebutuhan akan sarana tersebut berakibat pula terhadap kenaikan
permintaan pesawat baru. Apabila kenaikan permintaan tersebut terjadi secara
normal, hal ini tidak akan menimbulkan permasalahan didalam pemenuhan kebutuhan
tersebut. Tetapi karena kenaikan tersebut terjadi sedemikian pesatnya, maka
pabrik pembuat pesawat mengalami kesulitan dan menimbulkan backlog pada
penyediaan pesawat baru.
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan Airbus Statistic Report yang memperkirakan
kenaikan kebutuhan pesawat terbang penumpang dari tahun 1990 hingga tahun 2009
mencapai 65% yaitu dan 8.193 pesawat menjadi 13.510 pesawat; sedangkan
pesawat terbang kargo dan tahun 1990 hingga tahun 2000 mencapai 75% yaitu dan
811 pesawat menjadi 1.420 pesawat.
Namun demikian ini tidak berarti bahwa industri penerbangan merupakan suatu
industri yang tenang, stabil dan tidak mempunyai tantangan dalarn pelaksanaan
operasionalnya. Dan pengalaman yang ada, industri ini sangat labil dan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan usahanya.
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan bahwa banyak perusahaan yang harus gulung
tikar karena tidak mampu memberikan pelayanan kepada pelanggannya, disamping
itu dapat pula dilihat dimana dengan terjadinya krisis Timur Tengah belum lama
berselang banyak perusahaan yang harus mengurangi jumlah karyawannya.
Kondisi diatas yaitu adanya backlog untuk penyediaan pesawat baru dan labilnya
industri penerbangan; mengharuskan perusahaan -perusahaan yang ingin tetap
survive untuk berbenah diri dalam menghadapi lingkungan yang dinamis tersebut.
PERMASALAHAN
PT. Penerbangan Indonesia sebagai salah satu perusahaan penerbangan yang
menyadari situasi tersebut, mulai pula berbenah diri. Pembenahan tersebut disamping
bertujuan agar perusahaan dapat tetap bertahan, memantapkan posisinya dalam
industri penerbangan dan mampu memanfaatkan peluang yang ada, juga untuk
menghadapi ancaman yang mungkin tìmbul. Pembenahan ini dilakukan dengan
jalan mengoptimasikan semua sumber daya yang ada sehingga diharapkan akan
dapat menambah competitive advantage yang dimilikinya.
Salah satu item dan Corporate Planning PT. Penerbangan Indonesia
menyebutkan bahwa Maintenance Facility yang dimilikinya (PMF) ditargetkan
untuk menjadi SBU pada tahun 1993. Dengan adanya pernyataan tersebut, maka
tugas PMF yang selama ini terfokus pada perawatan pesawat milik perusahaan
induk; mulai tahun 1993 sudah harus mampu melayani perusahaan penerbangan lain
dengan presentasi produksi yang lebih besar.
Dengan kata lain PMF disamping berfungsi sebagi supporting unit dan
operasional perusahaan induk harus pula mampu mencari revenue dan
memberikan profit kepada perusahaan induk.
Tugas yang dibebankan kepada PMF ini bukan merupakan beban yang ringan,
karena banyak kendala yang harus dihadapi PMF dalam melaksanakan tugasnya;
yaitu antara lain:
1. Kendala intern
- Banyaknya tipe pesawat dan mesin serta komponen yang digunakan oleh FL Penerbangan
Indonesia mengakibatkan tingginya tingkat investasi yang harus dikelola oleh PMF.
- Belum adanya pengalaman PMF dalam bidang pemasaran.
- Masih lemahnya perencanaan produksì dan pengelolaan material.
- Rendahnya jumlah sumberdaya manusia yang ada dan tingkat pendidilcan rata-rata
karyawan dibandingkan dengan perusahaan perawatan sejenis serta disiplin administrasi
dari karyawannya.
- Belum adanya FAA dan CAA approval yang dibutuhkan untuk modal bersaing dengan
organisasi sejenis.
- Struktur organisusi yang kurang menunjang fleksibilitas organisasi dalam menghadapi
lingkungan usaha yang dinamis.
2. Kendala Eksternal :
- Bentuk perusahaan induk yang merupakan BUMN menyebabkan investasi PMF banyak
yang bersifat given.
- Sulitnya mendapatkan sumberdaya manusia yang siap pakai di PMF.
- Banyaknya pesaing diregional yang sama yang telab terlebih dahulu ada, baik itu dan
perusahaan penerbangan maupun perusahaan non penerbangan yang mengkhususkan
diri dalam bidang perawatan pesawat terbang.
Dengan kondisi diatas, PMF memerlukan adanya suatu strategi yang sesuai dan tepat
sebagai sarana untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan
induknya.
PENUTUP
Dengan mengacu pada misi, visi dan target yang sudah ditetapkan oleb
perusahaan induk, manajemen PMF menetapkan sasaran jangka panjangnya yaitu :
?Menjadi salah satu Maintenance Facility terbaik diarea Asia Pasifik?; sasaran
mana ditunjang dengan business strategy yang menitik beratkan pada tindakan?
tindakan :
- Menurunkan technical delay untuk menunjang ketepatan time table.
- Mempertahankan pasar yang ada dan meningkatkan kemampuan agar rnampu
memperluas pangsa pasar.
- Optimalisasi fasilitas yang ada.
Sesuai dengan tujuan penulisannya, maka analisa yang dikemukakan disini adalah
membahas bagaimana strategi PMF untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan
tersebut. Apakah strategi yang dipilh telah sesuai dan tepat dengan situasi yang
dihadapinya dan bagaimana pelaksanaan strategi tersebut dalam penerapannya secara
praktis.
Dalam penganalisaan yang dilakukan sesuai dengan praktek yang didapat
dilapangan, masih terlihat adanya beberapa kelemahan-kelemahan yang harus segera
diperbaiki untuk dapat mencapai sasaran PMF tersebut, yang antara lain adalah :
1. Sistim informasi manajemen sangat lemah, sehingga komunilcasi yang terjadi tidak
optimal.
2. Belum tersedianya informasi pesaing dalam industri sejenis.
3. Belum adanya desentralisasi sistim akuntansi.
4. Penegasan sasaran jangka panjang PMF, dimana seharusnya sasaran tersebut dimasukkan
dalam Rencana Keija Divisi Teknik.
5. Buku Rencana Kerja sebagai pedoman pelaksanaan kerja manajemen yang seharusnya
disusun sebelum penyusunan budget, belum dilaksanakan secara konsisten.
6. Restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan dinarnisasi lingkungan usaha harus
segera dilaksanakan.
7. Target unit pemasaran hams ditegaskan, langsung mendapatkan revenue dan profit yang
tinggi ataukah untuk tujuan positioning terlebih dahulu.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>