Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99597 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudi Hermawan
"Skripsi ini membahas usulan perbaikan unit kerja laundry, unit ini merupakan unit. pendukung layanan RSCM, perbaikan proses bisnis dilakukan guna meningkatkan kinerja unit setelah terjadi pemindahan pengelolaan dari pihak luar (outsourcing) ke pihak RSCM pada bulan Nopember 2005. Perbaikan proses bisnis bertujuan untuk mendukung misi organisasi, meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
Untuk alasan tersebut, perbaikan berfokus pada mendesain ulang proses secara keseluruhan guna mendapatkan keuntungan bagi organisasi dan konsumen laundry serta menjaga agar optimasi sub-sub proses melakukan kinerja yang optimal. Hasil perbandingan antara proses sekarang dengan proses usulan menunjukan bahwa proses usulan mampu memperbaiki proses sekarang, Ini dapat dilihat dari penurunan jumlah aktivitas dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu sirklus proses. Peningkatkan efisiensi waktu minimum penyelesaian proses pencucian infeksius sekitar 11,13%, pencucian non infeksius sekitar 8,98%.

The skripsi is studying improvement at unit laundry. This unit is the part one of is support unit RSCM medical service. Improve ment of process business is doing to 'increase performance work this unit after contract with outsourcing company has been end in November 2005. The aims of improvement are to get better support the organizations mission, increase eifectiveness and efficiency.
For that reason, improvement focuses on redesigning the core process as a whole in order to achieve the greatest possible benefits to organization, their laundry customers and maintains optimizing sub processes performance. The comparison between the current process according to the number decreased of activity and the length of time needed for completing one cycle of process. The improvement on the minimum washing infection process time efficiency about 11.13% and non infection about 8.98 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Susilowati
"Peningkatan status Rumah Sakit "X" belum diikuti pengembangan unit laundry Rumah Sakit. Tujuan penelitian menyusun rancangan pengembangan unit laundry dengan metode kualitatif melalui studi kepustakaan dan benchmarking, observasi, penimbangan, telaah dokumen, wawancara dan konsultasi ahli.
Hasil penelitian : Volume pekerjaan linen 365kg/hari.
Sumber Daya Manusia: restrukturisasi, penambahan kualitas dan kuantitas.
Lokasi: di zona servis, semi terbatas ; akses mudah dilalui trolly. Bangunan gedung permanen, konsep horisontal. Luas 315 m2.
Sarana: 15 ruangan, tata letak sesuai alur proses linen.
Prasarana : instalasi listrik, air bersih, air limbah, uap (boiler).
Peralatan : 2 mesin cuci kapasitas 30 kg, 2 mesin pengering kapasitas 23 kg, 1 mesin roller kecepatan 70 kg perjam dan mesin press. Menerapkan konsep sentralisasi dalam pelayanan, monitoring dan evaluasi.
Saran: untuk menerapkan sentralisasi linen.

The Increment status of the "X" Hospital has not yet followed by the development of the Hospital laundry unit. Draft research purposes laundry unit development with qualitative methods through the study of literature and comparative benchmarking Hospital with observation techniques, weighing, study documents, interviews and expert consultation.
RESULTS: The volume of work 365 kg of linen.
Human resources: laundry units to be upgraded both quality and quantity.
Location: in the service zones, semi-limited; easy access through trolly. Permanent buildings, the concept of horizontal. Spacious 315 m2.
Means: 15 rooms, room layout process flow linen suit.
Infrastructure: the installation of electricity, water, waste water (WWTP), steam (boiler).
Equipment: 2 30 kg capacity washing machine, drying machine 2 capacity 23 kg, 1 kg machine roller speed of 70 mph and a press machine. Applying the concept of centralization of linen in service, monitoring and evaluation.
Suggestions to management to implement centralized linen in the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riza`i
"Instalasi Gawat Darurat IGD adalah gerbang utama masuknya pasien gawat darurat,sehingga dibutuhkan pelayanan yang cepat, tepat, cermat dan alur proses yang lancardan bebas hambatan. Yang menjadi hambatan pelayanan pasien IGD adalah adanyabottleneck proses mulai dari pasien datang sampai dengan pasien keluar sehinggaberdampak pada turn arround time TAT melebihi dari standar yang dtetapkan olehrumah sakit yaitu le; 8 jam.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis alurproses pelayanan pasien gawat darurat dengan menggunakan lean six sigma tools.Desain penelitian ini adalah analisa kualitatif dengan metode observational actionprocess research dan kerangka acuan DMAI Define, Measure, Analyse, Improve .Pengambilan data dengan observasi alur proses pelayanan pasien, telaah dokumen danwawancara mendalam di Instalasi Gawat Darurat RSUP Nasional Dr. CiptoMangunkusumo.
Hasil penelitian dari 369 pasien terdapat 166 44.98 memilikiTAT > 8 jam dengan rata ndash; rata waktu pelayanan pada saat datang 5.30 menit, triage4.09 menit, registrasi 7.10 menit, evaluasi dan tatalaksana awal 60.10 menit, zonapelayanan 535.14 menit, permintaan obat ke satelit farmasi 34 menit, pemeriksaanlaboratorium 66.47 menit, pemeriksaan radiologi 98 menit, dan pasien pulang 20.24menit, rawat 50.30 menit, rujuk 110 menit dan meninggal 72.50 menit. Persentase NonValue Added 59 dan perhitungan Six Sigma berada di level sigma 3 yangmemungkinkan terdapat 66.807 melebihi TAT dari 1 juta kesempatan.
Hasil analis fishbone menunjukkan adanya bottelneck di setiap proses terutama di zona pelayanandengan penyebab yaitu menunggu diperiksa, menunggu hasil pemeriksaan penunjang,menunggu alat, obat dan alat kesehatan, menunggu disposisi, menunggu discharge danmenunggu ruang rawat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa alur proses pelayananpasien IGD tergolong un-lean dan berada di level sigma 3 sehingga diperlukan upayaperbaikan terus menerus Kaizen dengan desain ulang pelayanan mulai dari pro aktiftriage, mengaktifkan zona hijau, advanced patient tracking, ruang intermediate warduntuk pasien boarding dan layanan ambulans melalui anggota tim gerak Lean SixSigma.

Emergency Room ER is the main gate of emergency patients that required a fast,precise, and careful service. One of challenges in ER is bottleneck process start frompatients arrived until patients discharged. This may cause to the Turn Around Time TAT exceeds the standard of 8 hours.
This research aimed to analyse the flowprocess of patient's care in ER using Lean Six Sigma Tools. Design used in this studyis qualitative analysis by method of observational action process research andreference of DMAI Define, Measure, Analyze, and Improve. Data were collected byobservation to process of patient's care, document review and in depth interview inER of National Referral Hospital of Dr. Cipto Mangunkusumo.
Results of this study,166 44,98 from 369 patients have TAT 8 hours with average service time patients arrived 5.30 minutes, triage 4.09 minutes, registration 7.10 minutes,evaluation and initial treatment 60.10 minutes, service zone 535.14 minutes, takingmedicines to pharmacy 34 minutes, laboratory check 66.47 minutes, radiologyexamination 98 minutes, patients discharge 20.24 minutes, to be admission 50.30minutes, refer to another hospital 110 minutes, death 72.50 minutes. Percentage ofNon Value Added is 59 and calculation of Six Sigma is in Level Sigma 3 thatallows there to be 66,807 over TAT of 1 million occasions.
Fishbone analysis shows that there is bottleneck in each process, especially in service zone with varietiescauses of waiting to be checked assessed, waiting for laboratory check or radiologyexamination, waiting for medicines and medical devices, waiting for disposition,waiting to be discharged and waiting for admission.
This study concludes that theflow processes of patient's care in ER is classified as un lean and stand in level sigma3. Therefore it is required continuous improvement Kaizen by re design of servicesstart from pro active triage, green zone activation, advanced patient tracking, intermediate ward for boarding patients and ambulance service through Lean SixSigma team.Keyword Flow Process, Emergency Room, Lean Six Sigma.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Subirosa Sabarguna
Jakarta : UI-Press, 2012
362.17 BOY r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Roswita
"Latar belakang penelitian didasari oleh kebutuhan dan permintaan masyarakat akan pelayanan gawat darurat yang dilihat dan angka pertumbuhan kunjungan pasien ke unit gawat darurat baik di RS Bakti Timah ( + l3,82 %/ tahun ) maupun RSUD Pangkalpinang ( + 42,77%/tahun). Disamping itu letak rumah sakit berada di Pulau kecil sehingga transportasi ke sarana kesehatan yang lebih memadai sangat sulit.
Karena status rumah sakit swasta ( tanpa subsidi ), maka untuk pengembangan satu unit usaha atau investasi diperlukan kajian terlebih dahulu terutama dari aspek keuangan dan asumsi cakupan yang akan dicapai dengan menganalisa faktor-faktor yang akan mempengaruhinya. Faktor tersebut meliputi faktor eksternal yaitu demografi, sosio-ekonomi, fasilitas kesehatan yang ada, angka morbiditas dan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan daerah terutama disektor-sektor yang akan mempengaruhi pelayanan kesehatan. Dan fakor internal yang ada terutama dalam aspek keuangan.
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah rencana pengembangan unit gawat darurat di Rumah Sakit Bakti Timah., yang dapat memenuhi standar Departemen Kesehatan untuk ruma sakit kelas C dapat direalisasikan mengingat investasi untuk pengembangan memerlukan dana yang cukup besar.
Penilaian lebih ditekankan pada aspek ekonomi, dengan cara menghitung Net Present Value ( NPV), Internal Rate of Return ( IRR ), dan Benefit Cost Ratio ( BCR ).
Metode penelitian yang dipakai adaiah evaIuation research yaitu bertujuan untuk menilai suatu rencana program kerja Rumah Sakit, dengan mempergunakan data sekunder 5 tahun terakhir ( trend analysis ), melakukan analisis faktor internal dan eksternal lingkungan RS Bakti Timah.
Dari hasil analisa faktor internal dan eksternal, kebutuhan akan layanan gawat darurat setiap tahunannya meningkat dan sarana bangunan fisik yang ada sudah kurang memadai dilihat dari luas mangan dan letak bangunan.
Setelah dilakukan analisa silang dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan pertumbuhan kunjungan ke UGD RSUD menjadi faktor yang ikut dipertimbangkan untuk memproyeksikan kunjungan ke UGD RS Bakti Timah 10 tahun mendatang.
Perencanaan Rumah Sakit dalam pembangunan sarana fisik, peralatan medis dan non medis, pemenuhan kebutuhan tenaga, memerlukan pendanaan ( investasi ) sebesar Rp. 1.323.700.000,-, dana akan didapat dari Rumah Sakit sebesar 70 % dan pinjaman bank sebesar 30 %, dengan suku bunga pinjaman 17 % p.a dan lama pinjaman 4 tahun.
Hasil kajian dari aspek keuangan, maka setelah 10 tahun didapatkan NPV sebesar Rp.2S5.868.000,-, IRR sebesar 21.02 % dan BCR sebesar 1,19. Bila dilihat dari angka-angka diatas, rencana pengembangan UGD di RS Bakti Timah layak untuk dilaksanakan.
Dengan terlaksananya pengembangan tersebut, maka kebutuhan sarana fisik, peralatan dan ketenagaan dapat memenuhi standar yang sudah ditentukan.

Background of these research are based on needs and demands from social communities of the Emergency care services which is shown by the increasing number of patients who visit the Emergency Department Unit, not only at Bakti Timah Hospital (+ 13,82 % / year) but also at Public Hospital of Pangkalpinang ( + 42,77 % / year).
Besides, the location of this hospital is in the small island, so the transportation health facilities are quite difficult to achieve through the better helath facilities are quite difficult to achieve.
Because of the status is a private hospital ( without any subsidy ), so to develop a new unit or have an investment is needed to be studied before, especially from the financial aspect and coverage assumption which are going to be achieved by analyzing the following factors that are influenced.
Those factors are external factor, by demography, social economic, health facilities, morbidity and government policy of developing areas, especially for some factors which are influenced to the health services. And the internal factors that is emphasized in financial aspect.
In this study, the researcher wants to know whether the developing plan for the Emergency Department Unit standard from the hospital typical C to be realized by considering the investment, because it needs a quite big sum of donation.
For detailed examination is more emphasized in economic aspect such as counting the Net Present Value (NPV ), Intemal Rate of Retum ( IRR ), and Benefit Cost Ratio (BCR ).
The research method which used is evaluation research, that is to judge a working plan in the hospital by using secondary data for the last 5 years (trend analysis), also by analyzing the internal and external surrounded environment at Bakti Timah Hospital.
Based on the analyzing result of internal and external factors, the emergency department unit requirement which always increasing yearly and the physical building construction are less to use if it seeing from the room conditions and building placement.
After the cross analyzing had been done by the growth number of society, the growth visiting number to the emergency department unit at Public Hospital becomes one of the most important factor to be considered for the growth future visiting number to the emergency department unit at Bakti Timah Hospital in ten years ahead.
The hospital plan site for physical establishment , medical and non medical equipment, qualified skill requirement, it needs fund around Rp.1.323.700.000,-. The fund will be achieved from the hospital around 70 % and bank loan around 30 % by the bank interest 17 % p.a, and the length of the loan is 4 years.
Result of the study from the financial aspect after 10 years ahead, so it will get NPV is Rp.25S.868.000,-, IRR is 21,02 %, and BCR is 1,19. From the result following numbers above, the developing emergency department unit at Bakti Timah hospital can be done.
By doing it, so the physical , equipments and employees can be fulfill the standard of requirements."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shauty Arovah
"Waktu tunggu pasien di farmasi adalah masalah yang paling sering dihadapi farmasi rumah sakit. Implementasi Internet of Things (IoT) pada proses pelayanan farmasi rumah sakit diharapkan dapat membantu apoteker dan petugas farmasi untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan proses operasional layanan farmasi rawat jalan rumah sakit yang didukung oleh pengimplementasian IoT dengan pendekatan Rekayasa Ulang Proses Bisnis (BPR) menggunakan perangkat lunak iGrafx sehingga didapatkan perbaikan waktu proses pelayanan pada farmasi rawat jalan rumah sakit. Metode Complex Proportional Assessment (COPRAS) digunakan untuk memprioritaskan risiko dari proses saat ini yang akan diusulkan tindakan perbaikan dengan implementasi IoT. Usulan perbaikan dibagi menjadi tiga pilihan strategi dan hasil dari penelitian menunjukkan perbaikan terbesar terdapat pada model yang menerapkan kombinasi teknologi Automated Dispensing Machine dan Sistem Pendukung Keputusan Klinis dengan pengurangan total waktu proses sebesar 63% untuk proses pelayanan obat jadi dan 34% untuk proses pelayanan obat racikan pada farmasi rawat jalan rumah sakit.

Patient waiting time in pharmacy is the most common problem faced by hospital pharmacy. Implementation of the Internet of Things (IoT) in the hospital pharmacy service process is expected to help pharmacists and pharmacists assisstants to provide services more quickly and accurately. This study aims to design operational process improvements in hospital outpatient pharmacy services supported by the implementation of IoT with the Business Process Reengineering (BPR) approach using iGrafx software to obtain the improved processing time for the hospital outpatient pharmacy services. The Complex Proportional Assessment (COPRAS) method is used to prioritize the risks of the current process for which remedial actions will be proposed by implementing IoT. The proposed improvement is divided into three strategy choices and the results of the study show the greatest improvement is in the model that applies a combination technology of Automated Dispensing Machine and Clinical Decision Support System with a total reduction in processing time of 63% for the process of patent medicine service and 34% for the process of personalized medicine service in hospital outpatient pharmacy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adsty Anggraeni
"Sebagai salah satu industri kesehatan, rumah sakit telah mengalami berbagai peningkatan yang dapat dilihat dengan bertambah banyaknya jumlah dan jenis rumah sakit, khususnya di kota Jakarta. Kondisi demikian menimbulkan persaingan di antara pengelola rumah sakit untuk mendapatkan pangsa pasar konsumen yang lebih besar. Orientasi rumah sakit tidak lagi hanya sebatas fungsi sosial, tetapi bahkan beberapa rumah sakit cenderung menuju ke arah pencapaian profit. Pada umumnya kalangan konsumen yang mereka bidik adalah konsumen dengan kelas sosial ekonomi menengah ke atas, karena aliran keuntungan yang didapatkan bisa lebih cepat. Hal ini membuat masing-masing pihak manajemen mulai membenahi sistem pelayanannya menjadi yang terbaik sesuai dengan keinginan konsumen, salah satunya yaitu dengan mengetahui karakteristik konsumen yang menjadi pasiennya agar pihak manajemen rumah sakit dapat lebih tepat menyusun strategi manajemennya terhadap para pesaingnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan efektifitas dan efisiensi kualitas pelayanan rumah sakit, mengidentifikasikan prilaku pasien yang sedang menggunakan jasa pelayanan Instalasi, mengidentifikasikan atribut-atribut apa saja yang dapat mempengaruhi pasien dalam memilih rumah sakit, mengetahui segmentasi pasien rumah sakit terhadap atribut yang perlu dimiliki oleh rumah sakit, dan mengidentifikasikan proses pengambilan keputusan yang sebaiknya dijalankan oleh pihak rumah sakit.

As one of the medical industries, hospital has undergone many improvements which can be seen from the increase of numbers and types of hospitals, especially in Jakarta. This condition emerges competition between hospital manager to get bigger consumer market. Hospital`s orientation is no longer only social functions, some hospitals even tend to get profit. Generally, consumers they are looking for is consumers with middle to high social economic class. This makes every management start to improve the service system to suit the consumer`s demand better, one of the improvements is by knowing consumer`s characteristic who will be the patient so that hospital management can be more accurate in making it`s management strategy to it`s competitors. This research aims to identify effectivity and efficiency hospital`s service quality, identify patient`s habits who use hospital service, identify essential atributes which can influence patient in choosing hospital, know hospital patient`s segmentation based to atributes which must be owned by hospital, and identify decision making process which should be run be hospital."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26369
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Aneda Trisna
"Tesis ini membahas pembuatan formularium Rumah Sakit Dharma Yadnya, oleh karena
walaupun Panitia Farmasi dan Terapi ada dan dibentuk Maret 2011, namun tampaknya
formularium belum berjalan, karena baru 60 % dokter yang menuliskan resep sesuai
dengan formularium dan ada 7,5 % resep yang tidak terlayani terutama dari unit rawat
jalan, kemudian kebijakan dan prosedur mengenai formularium belum ada, usulan dokter
adalah tanpa persetujuan Ketua Staf Medik Fungsional, yang menunjukkan peran Panitia
Farmasi Terapi masih lemah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, mempergunakan
tehnik wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.Hasil penelitian
menyarankan yaitu: diperlukan keterlibatan Direksi agarsistem pengendalian manajemen
terhadap formularium bisa berjalan dengan menyempurnakan struktur organisasi Panitia
Farmasi Terapi melalui koordinasi multidisiplin dan unit yang terlibat penggunaan obat,
memperjelas fungsi dan tugasnya,membuatkan standar kompetensinya, terutama peran
sekretaris,memberikan pelatihan jangka pendek untuk memperpendek gap
kompetensinya, dan menetapkan kebijakan tertulis mengenai pengorganisasian Panitia
Farmasi dan Terapi; diperlukan keterlibatan Direksi dalam membuat kebijakan prosedur
tertulis formularium; diperlukan keterlibatan Direksi dan Panitia Farmasi Terapi sebagai
ujung tombak dalam berhubungan dengan pihak luar; dan diperlukan keterlibatan dokter
yang berperan sebagai perwakilan staf medis dalam Panitia Farmasi dan Terapi dalam
perumusan daftar obat formularium.

Abstract
This thesis discusses the making of Dharma Yadnya Hospital formularies, because
although the Pharmacy and Therapeutics Committee was established there in March 2011,
but it seems the formulary has not run, because only 60 % doctors who write
prescriptions in accordance with the formulary, and there is 7,5 % of prescriptions that
are not served primarily from the outpatient unit, the policies and procedures regarding
the formulary does not exist, doctor?s proposal without the consent of the Chief of
Medical Staff, which shows the role of Pharmacy and Therapeutic Committee is still
weak. The study is a qualitative study,using the technique of in-depth interview,
observation and document review. The result suggest that:management control
systemsshould run on the formulary,by improving the organizational structure trough a
multidisciplinary and units coordination, clarifyits functions and duties, have to set
standards of competence, particularly the role of secretary, a short term training necessary
to shorten the gap competence, and also by establishing a written policy regarding the
organization of the Pharmacy and Therapeutics Committee; required the involvement of
Board of Directors in making formulary policies and procedures written; required the
involvement of Board of Directors and Pharmacy and Therapeutics Committee as a
vanguard in dealing with outsiders; and required the involvement of doctors who act as
representatives of the medical staff in the Pharmacy and Therapeutics Committee, in the
formulation of drug formulary list."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31311
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Setiabudhi Dahlan
"Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Cianjur memberikan kontribusi yang besar dalam citra RSUD dan mempunyai fungsi sosial yang utama untuk melayani kebutuhan masyarakat kabupaten Cianjur. Sejalan dengan misi dan visi RSUD, UGD ini akan dikembangkan menjadi suatu Pusat Penanganan Rudapaksa. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan strategik agar UGD RSUD Cianjur dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan peluang yang ada, serta meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman eksternal, sehingga tujuan pengembangan tersebut dapat tercapai.
Untuk dapat menyusun perencanaan strategik UGD RSUD Cianjur, dilakukan penelitian analisa kualitatif dan kuantitatif, dengan bantuan peramalan yang menggunakan model Time Series Forecasting dari program QSB+. Penyusunan strategi ini melalui tahap awal masukan (input stage) yang terdiri dari analisa Iingkungan eksternal dan internal UGD RSUD Cianjur yang dilakukan dengan tehnik Consensus Decision Making ( CDM ) antara Direktur, Kepala UGD dan Kepala perawat. Kemudian dilanjutkan dengan tahap analisis ( matching stage) dengan internal - Eksternal dan TOWS Matrix. Setelah itu diteruskan dengan tahap pengambilan keputusan ( decision stage) dngan menggunakan matriks perencanaan strategi kuantitatif ( QSPM).
Dari hasil penelitian, pemilihan alternatif strategi berdasarkan IE Matrix memperlihatkan posisi UGD pada kuadran 5 yang berarti growth and stabilisasi. Sedangkan pada TOWS matrix menghasilkan posisi UGD pada kuadran future. Berdasarkan kedua posisi tersebut, strategi yang dianjurkan adalah market develoment, market penetration dan product develoment.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi ekspansi adalah strategi yang terpilih untuk melaksanakan dan merealisasikan visi UGD RSUD Cianjur. Sedangkan saran yang diajukan agar perencaan ini dapat direalisasikan, adalah diperlukannya pemantauan agar pelaksanaan perencanaan ini dapat tercapai.

The Emergency Unit of Cianjur District Hospital (UGD RSUD Cianjur) has been contributing a great deal of the Hospital services image and has also the social function in fulfilling the Cianjur peopIe's need. In accordance to the Hospital vision, this unit needs to developed into a Trauma Centre. ln achieving this goal, a strategic planning is necessary so that this unit can use its strength and opportunities, to minimise its weakness and overcome external threats ,in order to achieve the planned development.
In order also to make a strategic plan for the UGD, a study with qualitative and quantitative analyses is done, aided by the use of the Time Series Forecasting of the QSB+ model. The compilation of strategy is set through an initial input stage which consist the external and internal environmental analyses ofthe UGD RSUD Cianjur using the Consensus Decision Making ( CDM ) among The Director, The Emergency Chief and the Nurses Chief. Then an analytical (matching) step using the lnternal-External and TOWS matrices, followed by the decision stage with the quantitative strategic planning matrix ( QSPM ).
This study shows that the strategy selection based on the IE Matrix indicates that the position of the unit is in 5th quadrant denoting growth and stabilisation. As of the result from the TOWS matrix indicates the position in the future quadrant. Considering all the position, the recommended strategy is market development, market penetration and product development.
Finally this study concludes the expansion strategy as the strategy choice to enact the vision and the aim. It is advised that in order to realise the strategy, a monitoring is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellisa Efiyanti
"Farmasi Rawat Jalan adalah bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melayani resep pasien Poliklinik. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit untuk pelayanan farmasi antara lain waktu tunggu pelayanan obat jadi < 30 menit dan waktu tunggu pelayanan obat racik < 60 menit. Pada tahun 2017, waktu tunggu pelayanan obat jadi RSUD Kota Depok dalah 43,64 menit dan waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah 66,77 menit. Berdasarkan kotak saran dari 200 keluhan pelayanan rumah sakit ditemukan 40 keluhan pelayanan farmasi rawat jalan yang kurang memuaskan.
Penelitian ini adalah kualitatif, menggunakan konsep lean adalah mengurangi waktu tunggu pelayanan farmasi rawat jalan dengan memperbaiki aliran kerja, meminimalisasi kegiatan non-value-added dan mengeliminasi waste. Future state map memperlihatkan bahwa waktu tunggu obat jadi turun menjadi 15,67 menit dan waktu tunggu obat racik menjadi 51,15 menit. Persentase kegiatan non-value added pelayanan obat jadi turun 12,1 % dan kegiatan non- value added obat racik turun 4,04 %.
Penerapan lean mengurangi waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu pelayanan obat racik, menurunkan persentase kegiatan non-value added dan meningkatkan kegiatan value added di Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota Depok. Perbaikan yang dilakukan adalah redesain alur pelayanan resep dengan input administrasi obat dilakukan di akhir proses pengerjaan resep, penambahan visual management dan penerapan 5S yang baik.

Outpatient Pharmacy is part of Hospital Pharmacy Installation which serves patient prescription of Polyclinic. Minimum Hospital Service Standards for pharmaceutical services include lead time of drug service <30 minutes and lead time of drug treatment <60 minutes. In the year 2017, lead time of finished drug was 43.64 minutes and lead time of concoction drug service was 66.77 minutes. Based on the suggestion box of 200 hospital service complaints found 40 complaints of outpatient pharmacy service is less satisfactory.
This research is qualitative, using lean concept is to reduce lead time of outpatient pharmacy service by improving work flow, minimizing non-value-added activities and eliminating waste. Future state map shows that the waiting time of the drug so decreased to 15.67 minutes and the time of rconcoction drug to 51.15 minutes. The percentage of non-value added activities of finished drugs service decreased by 12.1% and non-value added activities of concoction drugs decreased 4.04%.
The application of lean reduces the lead time of finished drug service and the lead time of concoction drug service, decreases the percentage of non-value added activity and increases the value added activity in Outpatient Pharmacy. Improvements made by redesigning prescription service flow that the administration of drug is done at the end of the process of prescription, the addition of visual management and good application of 5S.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>