Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Wahyudi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnen Nuril Fajar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Rahayu Ikhwannul Mariati
"MSS merupakan inti dari jaringan telekomunikasi. Karena MSS mengontrol semua aktivitas telepon yang terjadi pada suatu hubungan telekomunikasi. Penelitian ini membahas mengenai dimensioning pada MSS Semarang 2 dari PT Telkomsel wilayah Jawa Tengah. Dilihat dari perkembangannya, MSS Semarang 2 memiliki kenaikan dari segi kapasitas. Yaitu dari kapasitas jumlah pelanggan dan juga kapasitas trafiknya. Supaya pelanggan Telkomsel dapat terlayani dengan baik, maka dibutuhkan analisis dimensioning pada MSS Semarang 2. Dimensioning dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan linier.
Hasil dari analisis dimensioning ini memperlihatkan peningkatan jumlah pelanggan serta trafiknya di tahun 2011. Sehingga sangat perlu penambahan kapasitas pada MSS Semarang 2. Hal ini diperlukan supaya Telkomsel tetap bisa menjaga kualitas performansi layanan telekomunikasi yang dibutuhkan para pelanggannya.

MSS represent the core of telecommunications network. Because MSS control all phone activity that happened at one particular telecommunications link. This research study regarding to dimensioning at MSS Semarang 2 from regional PT Telkomsel of Central Java. Seen from its growth, MSS Semarang 2 owning increase of capacities facet. So that the customer of Telkomsel can serve better, hence required analysis of dimensioning at MSS Semarang 2. Dimensioning conducted by using linear approach method. That is capacities from amount of client as well as its capacities of MSS Semarang 2.
Result from analysis of dimensioning show the increase of subscribers and also their trafik in 2011. So that very need addition of capacities at MSS Semarang 2. This matter is needed, so that Telkomsel still able to take care the quality of performance for their customers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30420
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanus Dario Kohar
"PT Shippindo Teknologi Logistik atau Shipper merupakan perusahaan penyedia layanan logistik yang menyediakan layanan penyewaan gudang. Sebagai sebuah perusahaan yang memiliki lini bisnis pergudangan, Shipper perlu memiliki visibilitas terhadap informasi penggunaan gudang untuk menjadi landasan dalam melakukan perbaikan dan evaluasi proses bisnis pada lini bisnis pergudangan. Permasalahan yang terjadi di Shipper adalah tidak efisien dan optimalnya proses bisnis saat ini untuk mendapatkan informasi penggunaan gudang yang memakan estimasi waktu 7 hari. Untuk menjawab permasalahan yang dihadapi, alat visualisasi data yang memberikan informasi penggunaan gudang dengan cepat dan akurat telah dikembangkan yakni dashboard. Dashboard yang dihasilkan bertujuan untuk menjadi sumber informasi yang kredibel, cepat, dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan yakni tim produk dalam menjalankan tanggung jawabnya yakni melakukan evaluasi dan perbaikan proses bisnis terkhusus pada lini bisnis pergudangan. Dashboard dikembangkan dengan menggunakan Metabase dengan memanfaatkan tabel-tabel data dari tabel basis gudang, basis barang, dan basis penyimpanan. Informasi yang mampu diberikan melalui dashboard yang telah berhasil dikembangkan secara umum mencakup informasi-informasi seperti ketersediaan lokasi di gudang beserta trennya, persentase penggunaan gudang, serta kategori kepadatan lokasi di dalam gudang. Berdasarkan hasil evaluasi, dashboard yang telah dikembangkan dapat memberikan informasi dengan cepat dan mudah dipahami kepada tim produk yang menangani lini bisnis pergudangan.

PT Shippindo Teknologi Logistik or Shipper is a logistics service provider company that provides warehouse rental services. As a company that has a warehousing business line, Shipper needs to have visibility into warehouse utilization information to become the basis for making improvements and evaluating business processes in the warehousing business line. The problem that occurs at Shipper is the inefficiency and optimization of the current business process to obtain warehouse utilization information which takes an estimated time of 7 days. To answer the problems faced, a data visualization tool that provides warehouse utilization information quickly and accurately has been developed, namely a dashboard. The resulting dashboard aims to be a source of information that is credible, fast, and easy to understand by stakeholders, namely the product team in carrying out its responsibilities, namely evaluating and improving business processes, especially in the warehousing business line. The dashboard was developed using Metabase by utilizing data tables from the warehouse base table, item base, and storage base. The information that can be provided through the dashboard that has been successfully developed generally includes information such as the availability of locations in the warehouse and its trends, the percentage of warehouse utilization, and the location density category in the warehouse. Based on the evaluation results, the dashboard that has been developed can provide information quickly and easily understood to the product team handling the warehousing business line."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono Haryadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono Haryadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Astried Rachmadina
"Perubahan paradigma pengelolaan manajemen ASN berbasis sistem merit perlu didukung Sistem Informasi Manajemen ASN. Beban kerja yang berkurang, tumpang tindih pekerjaan, tidak tercapainya output yang telah ditetapkan, pekerjaan yang membutuhkan koordinasi lintas direktorat membutuhkan waktu yang lama. Hal ini menggambarkan permasalahan struktur dan proses transformasi input menjadi output teknologi yang belum optimal di Kedeputian SINKA BKN. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian post postivist dengan pendekatan penelitian mix method untuk menganalisis karakteristik teknologi unit pada masing-masing direktorat dan menganalisis kesesuaian dimensi struktur formalisasi, sentralisasi, kualifikasi pegawai, dan koordinasi dengan karakteristik teknologi unit tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik teknologi unit pada Dit AK I dan Dit AK II rutin sedangkan Dit Lahta non rutin kemudian Dit PSIK engineering. Sentralisasi Dit AK I dan II sedang. Kualifikasi pegawai Dit AK I dan AK II memiliki tingkat pengalaman tinggi dan pelatihan rendah. Formalisasi dan Sentralisasi Dit Lahta sedang karena pegawai diberikan kebebasan dalam menentukan kebijakan internal di unit walaupun jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Pegawai Dit Lahta memiliki tingkat kepatuhan pada peraturan tinggi meskipun sikap atasan fleksibel. Kemudian kondisi struktur di Dit PSIK memiliki formalisasi tinggi, kualifikasi pegawai dalam hal pelatihan masih sedikit dan tidak tersedia bagian/alat/orang yang digunakan untuk mekanisme koordinasi.

The change of ASN management paradigm based on merit system needs to be supported by ASN Management Information System. Decreased workload, overlapping work, not achieving predetermined output, jobs that require coordination across the directorate take a long time. This illustrates the problem of structures and processes of transforming inputs into outputs technology that have not been optimal in the SINKA BKN Deputy. This research uses postpostivist research paradigm with mix method research approach to analyze technological characteristics of unit in each directorate and analyze suitability of structure dimension formalization, centralization, qualification of employee, and coordination with technology characteristic of the unit. The results showed that the characteristics of unit technology on Dit AK I and Dit AK II routine while Dit Lahta non routine then Dit PSIK engineering. The centralization of Dit AK I and II is moderate. The qualifications of the employees of Dit AK I and AK II have high level of experience and low training. The formalization and centralization of the Lahta territory is due to the fact that employees are given the freedom to determine internal policies in the unit although they are seldom involved in decision making. Employees of Dit Lahta have high regulatory compliance level although supervisor atittudes tend to be flexible. Then the structural conditions in Dit PSIK have high formalization, the qualification of employees in the case of training is still few and there is no part tool person used for coordination mechanism."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2017
T47901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S37993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Irawan
"Metode penjadwalan proyek diciptakan untuk mempermudah, mempercepat dan mengoptimasi proses penjadwalan menjadi lebih efektif sehingga sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pada saat ini banyak hadir berbagai jenis metode pendajwalan, salah satu metodenya ialah metode jaringan kerja yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu metode jaringan kerja activity on arrow dan metode jaringan kerja activity on node. Ada perbedaan yang mendasar pada kedua metode tsb dalam sistematika penjadwalannya, metode jaringan kerja activity on node meletakkan aktivitas pada nodal dalam suatu jaringan kerja dan tanda panah menunjukkan hubungan antar pekerjaan sedangkan metode activity on arrow adalah sebaliknya, nodal menunjukkan batas awal atau akhir durasi aktifitas sedangkan tanda panah menunjukkan akfitifitas dalam proyek.
Metode yang dapat digolongkan pada metode jaringan kerja activity on node ialah Precedence Diagramming Method (PDM), sedangkan metode jaringan kerja activity on arrow contohnya ialah metode I-J. Masing-masing metode tersebut memiliki keunggulan masing-masing, setiap metode memiliki aplikasi yang sesuai pada proyek-proyek tertentu. Disamping keunggulan yang dimilikinya, metode jaringan kerja memiliki kelemahan yang membuatnya tidak efektif, efisien dan optimal sebagai alat penjadwalan untuk mendefinisikan proses perencanaan. Perkembangan proyek konstruksi yang semakin kompleks menuntut hadirnya suatu metode penjadwalan yang lebih ideal dan realistis. Kelemahan-kelamahan metode jaringan kerja tsb menjadi latar belakang dikembangkannya metode penjadwalan berdasarkan progress yang dapat meningkatkan kualitas metode jaringan kerja menjadi suatu penjadwalan yang ideal.

Project scheduling method is invented to make the scheduling process easier, faster, and more optimum, thus it can be more effective, so the aim that has been targeted can be achieved. In the present time, there is several method of scheduling, one of them is the network scheduling method, which mainly can be classified in two methods, which is the 'activity on arrow' network scheduling method and the 'activity on node' network scheduling method. There is a principle difference between the two methods in terms of scheduling systematic. The 'activity on node' method places the activity on the node of a network, and the arrow states the relation between activities. On the other hand, in the 'activity on arrow' method, the node states the start point and the finish point of project duration, and the arrow remarks the project activity.
A method, which can be classified as the 'activity on node' method, is the Precedence Diagramming Method (PDM), and one example of the 'activity on arrow' method is the I-J method. Each of those methods has its own advantages, every method has the specific application in certain projects. Beside the advantages, the network scheduling method has its disadvantages, which can cause it becoming ineffective, inefficient, and not optimum to be used as a scheduling tool for defining the planning process. The increasing complexity of construction project development triggered the need of a more ideal and more realistic scheduling method. The disadvantages of network scheduling method has become the background of the development of the progress based scheduling method that can improve the network scheduling method to become an ideal scheduling method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>