Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118955 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizal Alfian
"Penelitian ini membahas tentang beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sekolah pada SMA yang menerima Bantuan Dana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Adapun faktor-faktor tersebut adalah Manajemen Berbasis Sekolah, Mutu Sarana dan Prasarana Sekolah, Otonomi Daerah, Pengawasan Ketersediaan Alat Pembelajaran, Partisipasi Masyarakat di Sekolah, Bantuan Sesuai Kebutuhan Sekolah, Kesejahteraan Pegawai dan Pengadaan Alat-alat Pelajaran, Pembinaan Profesi, Ketepatan Jadual Bantuan Sesuai Perencanaan, Ketepatan Sasaran, Kesesuaian Dana, Ekstrakurikuler yang dijadikan sebagai variabel bebas, dan kinerja sekolah sebagai variabel terikat. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 79 responden, dan setelah dilakukan uji hipotesa dengan model regresi berganda, maka diperoleh temuan terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari 12 faktor tersebut terhadap Kinerja Sekolah pada SMA yang menerima Bantuan Dana Rintisan SMA Bertaraf Internasional (RSBI). Hal ini berimplikasi bahwa sekolah dengan status RSBI harus memperhatikan keduabelas faktor itu tanpa kecuali jika menginginkan kinerja sekolah meningkat. Meskipun kedua belas faktor berpengaruh signifikan secara simultan, namun jika dianalisis secara parsial hanya satu faktor pengaruh, yaitu Ketepatan Jadwal Bantuan Sesuai Perencanaan yang berpengaruh signifikan, dengan temuan nilai R sebesar 0.301. Dari nilai korelasi tersebut diperoleh nilai R square sebesar 0,090 yang bermakna kontribusi Ketepatan Jadwal Bantuan Sesuai Perencanaan hanya sebesar 0,90 % terhadap kinerja sekolah yang menerima bantuan dana RSBI. Hal ini berimplikasi bahwa pemerintah perlu memperhatikan ketepatan jadwal bantuan sesuai perencanaan bagi sekolah, agar kinerja sekolah meningkat. Hal ini disebabkan rata-rata sekolah Rintisan SMA Bertaraf Internasional di Indonesia belum mampu mandiri mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP) plus yang diwajibkan bagi sekolah RSBI.

This research explains about some of the factors which affect school performance n high school that received Aid for International School Pioneering (RSBI). As these factors are the School-Based Management, Quality Infrastructures School, Autonomy, Control Equipments Learning, Citizen Participation in School, Schools Need Aid In accordance, Welfare Employees and Procurement Tools Lesson, Teacher Profession Development, Aid Schedule Accuracy as per Planning, Target accuracy, Suitability and Extracurricular Funds which be used as independent variables, and school performance as the dependent variable. Based on the results of research on 79 respondents, and after testing the hypothesis with multiple regression model, the obtained findings of 12 factors that affect school performance simultaneously, these factors are the School-Based Management, Quality Infrastructures School, Autonomy, Control Equipments Learning, Citizen Participation in School, aid accordance with School Supplies, Welfare Employees, Teacher Profession Development based RSBI, Schedules aid accuracy, accuracy Target, Compliance Fund, Extracurricular. This implies that the school (RSBI) must consider the twelve factors are, without exception, if the school's performance improved. Although the twelve factors simultaneously have a significant effect, but if it is partially analyzed influence only one factor, namely accuracy Schedules Aid significant effect, with the findings of the R value for 0301. From these correlation values obtained for R square value 0.090 meaningful contribution accuracy Schedules aid only as much as 0.90% on the performance of schools that receive funds RSBI. This implies that the government needs to pay attention to the accuracy of the schedule according to plan for school aid, so that school performance improved. This is due to the average high school pioneering international standard school in Indonesia have not been able to independently achieve the National Education Standards (SNP) Plus required for school RSBI."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Permatasari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap kinerja Rintisan SMA Bertaraf Internasional di Kabupaten Cirebon. Subyek penelitian adalah guru pengajar. Sampel yang diambil sebanyak 68 orang dengan teknik sampel jenuh. Metode analisis yang digunakan kuantitatif dengan tehnik analisis korelasi. Instrumen disusun dalam bentuk angket dengan menggunakan skala Likers.
Penelitian ini membuktikan bahwa: Pertama, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sebesar 0.731. Kedua, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim sekolah dengan kinerja Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sebesar 0.731.

The objective of this research were to examine the contribution of the influence leadership and climate school to the performance of Pioneering International Standard Senior High School (RSBI) in Cirebon Distric. The subject consist of class teachers. The total sampel was taken 68 by using saturation sampling technique. Research method which is used is quantitative by using correlation analisys. The instrument was arranged in the form of Likert Scale.
The research implied the influence that: first, there was a positive and significant correlation between leadersheep and performance Pioneering International Standard Senior High School of 0.583. Second, there was a positive and significant correlation between school climate and performance Pioneering International Standard Senior High School of 0.534.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30016
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Khairani
"Perubahan terjadi di segala aspek kehidupan dan berlangsung dengan cepat sehingga mengakibatkan keharusan setiap yang menghadapi perubahan untuk dapat beradaptasi agar tidak ketinggalan dalam dinamika perubahan itu sendiri. Terjadinya banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan merupakan dampak dari era reformasi yang sedang bergulir di Indonesia. Salah satu bentuk perubahan dalam kehidupan kenegaraan diantaranya adalah perubahan kebijakan pemerintah Hal ini membawa sebuah pembahan pada pola manajemen pendidikan di Indonesia. Manajemen pendidikan berbasis pusat yang selama ini telah dilaksanakan berubah menjadi manajemen berbasis sekolah (MBS). Pembahan pada manajemen pendidikan ini membawa dampak pembahan pada sekolah yang merupakan penyelenggara urusan pendidikan.
Manusia adalah pemeran utama dalam perubahan karena hanya manusia yang dapat membuat sebuah perubahan dan sekaligus terlibat dalam pembahan itu sendiri. Dalam menghadapi perubahan yang ada, masing-masing individu memiliki pilihan sikapnya tersendiri serta berdampak pada efektivitas dari pembahan itu. Keterlibatan serta partisipasi gum dalam pengambilan keputusan organisasi dapat mempengamhi sikapnya terhadap pembahan. Gambaran keterlibatan tersebut merupakan suatu bentuk manajemen partisipatif.
Pengukuran keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan kuesioner keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang mengacu pada teori Vroom & Yetton (Yukl, 1994). Sedangkan pengukuran sikap terhadap pembahan organisasi menggunakan kuesioner sikap terhadap pembahan organisasi yang didasarkan pada teori Judson (2000). Selain itu untuk dapat mengetahui apa saja yang menjadi penyebab dari pembentukan sikap terhadap pembahan organisasi disertakan pula kuesioner penyebab dari pembentukan sikap terhadap perubahan organisasi dengan mengacu pada teori Galpin (1996).
Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan itu sendiri terdiri dari enam gaya pengambilan keputusan yang lebih spesifik, yaitu : autokratik I, autokratik II, konsultasi I, konsultasi II, delegasi, dan kelompok II. Sedangkan, Sikap terhadap perubahan terdiri dari sikap menerima aktif, menerima pasif, menolak pasif, dan menolak aktif. Selain itu penyebab sikap terhadap perubahan terdiri dari dimensi tahu, mampu dan mau.
Tujuan secara umum penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara sikap terhadap pembahan dengan keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan pada sekolah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Lebih jauh lagi, tujuan khusus dari penelitian ini adalah, memperoleh gambaran sikap guru terhadap perubahan, gambaran keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan, mengetahui penyebab dari pembentukan sikap terhadap perubahan, mengetahui dimensi keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang paling berpengaruh pada sikap terhadap perubahan.
Penelitian ini akan menggunakan metode ex post facto field study dimana penelitian ini dilaksanakan di lapangan saat perubahan organisasi sedang berlangsung. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya, karena telah terbukti valid dan reliabel. Namun perlu penyesuaian kembali dalam item-item yang digunakan karena perbedaan konteks dengan penelitian sebelumnya Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling yang merupakan salah satu bentuk dari Teknik non-pnobability sampling, dimana tidak ada jaminan setiap elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi elemen dari sampel. Adapun teknik dalam penentuan responden penelitian adalah dengan incidental sampling.
Berdasarkan pada perhitungan data statistik didapatkan hasil penelitian bahwa tidak didapatkan korelasi yang signifikan antara sikap terhadap perubahan dengan keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap guru terhadap perubahan dengan keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan di sekolah. Gambaran sikap terhadap perubahan secara keseluruhan adalah menerima pasif, artinya pada umumnya guru bersikap tidak peduli dan apatis terhadap perubahan yang terjadi. Selain itu penyebab sikap terhadap perubahan secara umum adalah karena mampu, artinya guru merasa kurang mampu untuk menjalani perubahan serta memenuhi tuntutan dari perubahan tersebut, hal ini berpengaruh pada sikap guru terhadap perubahan dimana guru menerima secara pasif perubahan yang ada. Sedangkan, keterlibatan dalam pengambilan keputusan didominasi oleh gaya pengambilan keputusan kelompok II, yang artinya guru merasa dilibatkan oleh kepala sekolah dalam pengambilan keputusan secara bersama-sama dalam kelompok.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penelitian ini berdasarkan pada teori. Faktor yang pertama adalah jenis perubahan yang terjadi pada sampel penelitian, yaitu jenis perubahan pengembangan. Berdasarkan teori yang ada jenis perubahan pengembangan ini tidak dapat langsung diterima oleh karyawan. Selain itu pula, karakteristik sekolah serta peran guru dalam Manajemen Berbasis Sekolah juga merupakan faktor yang mempengaruhi hasil dari penelitian ini.
Penelitian ini memerlukan penelitian lanjutan dengan pemilihan sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi sekolah negeri yang ada. Selain itu perbaikan-perbaikan alat ukur yang digunakan dalam penelitian serta perlu diketahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap terhadap perubahan dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martiasih Nursanti
"Tesis ini mengevaluasi penyaluran dan penggunaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pasca perbaikan dalam metode penyaluran BOS pada tahun 2012, dengan mengambil sample 18 SMP Negeri di Jakarta Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan data dan informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan menyebar kuesioner pada para pemangku kepentingan (tim manajemen BOS, Kepala atau Bendahara Sekolah dan orang tua murid) dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyaluran BOS pada SMP Negeri Jakarta Barat telah berjalan lebih cepat dari tahun sebelumnya dan juga dari ketentuan yang ada tiap triwulannya. Berdasarkan realisasi penggunaannya, porsi terbesar pemanfaatan dana BOS tahun 2012 adalah untuk pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer (mencapai 27%). Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada satu sekolah pun yang menggunakan BOS di luar ketentuan. Dampak BOS tidak hanya dirasakan oleh sekolah tetapi juga masyarakat. Bagi sekolah BOS dapat membantu membiayai peningkatan intensitas dan kualitas belajar mengajar di sekolah. Sekolah maupun orang tua siswa yang menjadi responden juga menyatakan bahwa dengan adanya BOS orang tua menjadi lebih ringan dalam membiayai sekolah--apalagi saat ini memang benar-benar tidak ada pungutan apa pun di sekolah negeri. Terkait dengan perbaikan dalam kecepatan waktu penyaluran BOS, responden menyatakan bahwa faktor utama pendukung hal tersebut adalah adanya perbaikan mekanisme penyaluran BOS dari ke Kas Umum Negara ke Kas Umum Provinsi yang selanjutnya disalurkan langsung ke sekolahsekolah, dan juga diperlakukannya BOS sebagai dana hibah yang syarat pencaiannya tidak memerlukan proposal maupun penyerahan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

This thesis evaluates the distribution and the utilization of School Operational Assistance (Bantuan Operasional Sekolah--BOS) at State Junior High School in West Jakarta subsequent to the modification of the BOS distributional method in 2012. This study is descriptive in nature. The data and information is collected through questioners, in dept interview and literature study. This study finds out that the modified method has speed up the distribution of BOS compared to that of the previous year and to the time that the regulation asserts. There are two factors contribute to these achievements: (i) the way BOS is distributed as block grant from central government to provincial government and than to school; and (ii) schools will automatically receive BOS with no obligation for submitting proposal as conditional clauses. In terms of its utilization, the largest portion of BOS (27%) is used for compensating the nonpermanent school`s employees (pegawai honorer`s honoraria). There is no school under the study that utilizes BOS for financing items which is not parallel with the regulation. BOS has also been considered to increase both quality and quantity of school activities. Finally, the program has also been found to be effectively waived students from the school fee."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asna
"School supervisor palys an important role in developing education quality, especially, in school existence . The role of superivisor implies some approach in conducting their role such as scientific, clinic , humanisme, colaborative, artistic , and existence"
Padang Panjang: Dinas pendidikan kota Padangpanjang, 2013
370 JGR 10:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lasfitri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi sekolah anak berusia sekolah SLTP (13-15 tahun) dan SLTA (16-18 tahun) serta menganalisis apakah terjadi perbedaan partisipasi sekolah anak yang berusia sekolah SLTP dan SLTA antara daerah perkotaan dengan perdesaan di Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Panel Triwulan III Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode regresi logistik (model logit) dengan alat analisis yang dipakai untuk mengolah data yaitu Program SPSS 16.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa partisipasi sekolah anak usia 13-15 tahun dipengaruhi oleh banyaknya anggota rumah tangga, jenis kelamin anak, tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu. Sedangkan partisipasi sekolah anak usia 16-18 tahun dipengaruhi oleh banyaknya anggota rumah tangga, tempat tinggal (desa-kota), jenis kelamin anak, tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu.
Secara statistik daerah tempat tinggal (kota-desa) berpengaruh signifikan terhadap peluang bersekolah bagi anak usia 16-18 tahun. Secara umum permasalahan tidak sekolah lebih banyak dijumpai di daerah perdesaan. Sedangkan di daerah perkotaan, masalah tidak sekolah relatif lebih kecil. Terjadi perbedaan partisipasi sekolah anak usia 16-18 tahun (jenjang SLTA) antara daerah perkotaan dengan perdesaan. Hal ini memperlihatkan terjadinya disparitas pendidikan antara daerah perdesaan dengan perkotaan pada jenjang pendidikan SLTA.

The purpose of this study was to analyze the factors that affect school participation of junior high school-aged children (13-15 years) and senior (16-18 years) and to analyze whether there are differences in the participation of school children aged between junior and senior high school urban areas with rural areas in the province of Jambi. This study uses the data of National Socioeconomic Survey (Susenas) BPS Panel Third Quarter 2012. This study uses logistic regression (logit models) with the analytical tools used to process the data that program SPSS 16.
The estimation results indicate that the participation of school children aged 13-15 years are affected by the number of household members, sex of child, education level of father and education level of mother. While the participation of school children aged 16-18 years are affected by the number of household members, place of residence (rural-urban), sex of the child, education level of father and education level of mother.
Statistically area of residence (urban-rural) significantly affects schooling opportunities for children aged 16-18 years. In general, schools are not the problem more prevalent in rural areas. Whereas in urban areas, the problem is not the school is relatively small. There is a difference in school participation of 16-18 year olds (high school level) between urban and rural areas. This shows the disparity of education between rural and urban areas at high school education level.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T35189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Gaol, Hertamina
"Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas Sekolah di SMA Negeri Kota Bontang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri Kota Bontang.Variabel terikat (dependen) adalah pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah . Jumlah populasi sebanyak 60 guru yang sudah pernah di supervisi oleh pengawas, sampel diambil dari seluruh populasi sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi ganda dengan metode stepwise.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah secara signifikan yaitu faktor kompetensi evaluasi pendidikan pengawas sekolah sebesar 0,210. Tiga faktor lain yang tidak berpengaruh yaitu: 1) kompetensi profesional guru disebabkan kurangnya pembinaan pengawas terhadap guru dalam menerapkan teori belajar, metode dan media pembelajaran pada saat pembelajaran, 2) kompetensi kepribadian pengawas sekolah disebabkan pengawas belum terprogram dalam melakukan kepengawasan hanya sebagai kewajiban dan kurang memotivasi guru 3) sarana prasarana disebabkan kurangnya perhatian dan pembinaan dari pengawas sekolah terhadap guru dalam pemanfaatan sarana.

This study is aimed to know factors that affect the implementation of academic supervision by school supervisor at Public Senior High School of Bontang City. This study applied quantitative approach to know factors that affect the implementation of academic by school supervisor at Public Senior High School at Bontang City. Dependent variable is the implementation of academic supervision by school supervisor. The number of population is 60 teachers who have ever been supervised by school supervisor. Sample is taken from all the entire population so that this study is population study. Statistic analysis which is used is factor analysis and multiple regression analysis using stepwise method.
The result of the study shows that there's one factor which affects the implementation of academic supervision by school supervisor significantly namely factor of educational evaluation competence of school supervisor that is 0,210. Three factors which cannot affect namely: 1) teacher professional competence, which is because of the lack of supervision towards teachers in implementing the theory of learning, method and instructional media when teaching and learning process happened, 2) personal competence of school supervisor, that is because of the lack of program design in doing the supervision which is just as the obligation and the lack of teacher's motivation 3) school facilities, that is because of the lack of attention and supervision by school supervisor towards teachers in utilizing the facilities as well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiwiek Darmawanti
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan program RSBI di Kota Depok dengan menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product). Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan positivisme. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, penanggungjawab program, gum pengajar, siswa, kepala tata usaha, unsur Dinas Pendidikan Kota, dan pengamat pendidikan SMA RSBI di Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan pada komponen konteks, keempat sekolah memulai program rintisan setelah ditunjuk pemerintah melalui surat resmi, pada komponen input keempat sekolah menerapkan sistem seleksi bertahap dalam penerimaan siswa baru, pada komponen proses keempatnya meneraplcan pembelajaran berbasis ICI pembelajaran secara billingual dan adopsi serta adaptasi kurikulum nasional dengan kurikulum luar negeri, dan di komponen output menunjukkan lulusan keempat sekolah mempunyai nilai rerata UN di atas 7,0 dan rerata keterserapan lulusan di perguruan tinggi terkemuka di dalam maupun di luar negeri sebesar 85%.

The objective of this study is to analyze the impiementation of Pioneering International Standard Senior High School (RSBI) viewed from school?s input, process, output and outcome paradigm. This research employs positivism approach. The subject consists of school principals, coordinator of RSBI program, class teachers, the head of administration section, class student, and school stakeholders. Results show that, from context side, all the four-schools begun their program after they had been granted with govemment?s official certificate as an operator of pioneering program. From input side, the recruitment system for new students, all the four-schools use phases selection. From process side, the four schools implement ICT based leaming, learning process conducted bilingually and also adopting and adapting national curriculum with intemational curriculum. Output side, the graduated students from all schools have high percentage for national examination (UN) in average is above 7.0 and the means of students who are accepted in prominent universities in and out of this country is 85%."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T29393
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arwan Syarief
"Penyelenggaraan program Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 5 dan SMA Negeri 3 Bandung sudah berjalan dalam waktu 4 tahun. Setelah 4 tahun berjalan implementasi kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional pada kedua sekolah tersebut, perlu dilakukan analisis atau evaluasi untuk mengetahui keberhasilan program tersebut.
Analisis penelitian ini berdasarkan teori yang disampaikan oleh George C. Edward III (1980). Menurut George C. Edward III ada empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan publik yaitu, faktor komunikasi, faktor sumberdaya,faktor sikap/disposisi dan faktor struktur birokrasi.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, studi eksplorasi terhadap kepustakaan yang relevan. Hasil penelitian ini di SMP Negeri 5 Bandung menunjukkan bahwa, faktor komunikasi masih mengalami hambatan atau kendala di dalam implementasi kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional, terkait masih belum samanya persepsi antara Kepala SMP Negeri 5 Bandung dengan Wakil Kepala SMP Negeri 3 Bandung. Faktor lain yang menjadi hambatan atau kendala adalah faktor sarana dan prasarana terutama, terkait pemenuhan ruang kelas belum seluruhnya berbasis TIK/ICT.
Hasil Penelitian di SMA Negeri 3 Bandung, menunjukkan bahwa, faktor SDM terutama Guru masih menjadi kendala atau hambatan, terutama Guru-guru yang sudah berusia 40 tahun keatasmasih belum maksimal dalam memberikan materi dalam bahasa Inggris. Faktor lainnya adalah faktor saran dan prasarana terkait pemenuhan lahan tanah sebagai pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional.

Factors that influence the implementation of international school policy in SMP Negeri 5 Bandung and SMA Negeri 3 Implementation of international school program at Junior High School 5 and SMA Negeri 3 Bandung has been running in 4 years. After 4 years of running international school policy implementation at both schools, the need to do analysis or evaluation to determine the success of the program. The analysis of this study is based on the theory presented by the George C. Edward III (1980). According to George C. Edward III, there are four factors that influence the successful implementation of public policy, namely, communication factors, resource factors, factor the attitude / disposition and bureaucratic structure factor.
This study uses a quantitative approach, in which the framework of theoretical concepts to the development of strategies to be assessed and analyzed through exploratory study of the relevant literature.
The results of this study in SMP Negeri 5 Bandung indicates that, the communication factor is still experiencing delays or obstacles in the implementation of international school policy, is still associated with him in perception between the Head of Junior High School 5 deals with the Deputy Head of SMP Negeri 3 Bandung. Another factor is a barrier or obstacle is a factor, especially infrastructure, related to the fulfillment of the classrooms have not been entirely based ICT / ICT. Outcomes Research in SMA Negeri 3 Bandung, showed that, human factors, especially Guru is still an obstacle or hindrance, especially teachers who are aged 40 years and over still have not been up to provide material in English. Another factor is the factor of suggestions and related infrastructure land as the fulfillment of international school development."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30430
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resa Rahmawatie
"Tesis ini membahas implementasi performance management atau manajemen kinerja untuk melihat keberlangsungan dan kesinambungan antar proses manajemen kinerja untuk guru di XYZ International School sesuai dengan konteks dan kondisi yang terjadi di sekolah tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah ini masih belum menyelaraskan tujuan dari semua pihak yang terkait dengan sistem manajemen kinerja, termasuk merapihkan regulasi atau prosedur mengenai sistem manajemen kinerja, untuk menjaga setiap tahapan proses berjalan dengan baik. Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan bahwa guru belum dilibatkan dalam pembuatan target dan ekspektasi yang harus diraih. Selanjutnya pengawasan belum berjalan secara kontinu, untuk mendapatkan hasil penilaian yang konsisten, yang berdampak kepada kesulitan untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik. Semua ini membutuhkan dukungan dari semua pihak yang terkait sistem manajemen kinerja untuk guru.

This thesis studies about the implementation of performance management for teacher at XYZ International School, by concerning and context that applies in this school. This research is qualitative with descriptive design. The results from this research shows that the school needs to align the purposes of performance management of all stakeholders that related to performance management. The school also needs to complete the regulations or procedures on performance management system, to ensure each process goes well. Involving teachers in developing targets and expectations is also important to create two-way performance agreement. Furthermore continous monitoring and supervision continuously are need to obtain the consistent assessment result, that can be well evaluated. All of this require support from all stakeholders that related to performance management system."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>