Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Ade Christian
"Tulisan ini membahas keabsahan Agresi Militer Belanda I dan II (Periode 1947-1949) ke Indonesia dilihat dari sudut pandang Hukum Internasional. Aksi Militer Belanda I dan II terhadap Indonesia selalu disamarkan dengan penggunaan istilah Aksi Polisionil oleh Belanda. Pengertian Aksi Polisionil dalam hokum internasional ternyata berbeda dari Aksi Militer yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia. Melihat fakta-fakta dilapangan, Aksi Militer Belanda ternyata lebih tepat dikategorikan sebagai sebuah Agresi Militer ketimbang sebagai Aksi Polisionil. Sebagai sebuah Agresi Militer maka Aksi Militer Belanda tunduk pada rezim Hukum Humaniter Internasional. Ternyata pada beberapa peristiwa, ketentuan yang tercantum dalam Hukum Humaniter Internasional ini dilanggar oleh Belanda. Pelanggaran tersebut dapat membawa dampak pada dinyatakannya beberapa perbuatan Belanda semasa melakukan Agresi Militer sebagai sebuah kejahatan perang.

This paper discusses the legacy of the Dutch Military Agression I and II (Period 1947 to 1949) to Indonesia from the point of view of International Law. The Dutch Military Aggression against Indonesia had always been camouflaged by using the terminology of Police Action. The definition of Police Action in international law is, in fact, different than that of the Military Action which was undertaken by the Dutch against Indonesia. Given the facts in the field, the Dutch Military Action could be categorized as Military Aggression rather than Police Action. As a Military Aggression, the Dutch Military Action must obey the International Humanitarian Regime. On contrary, in some cases, the Dutch broke the principles contained in International Humanitarian Law. This law disorder has resulted in the declaration that what the Dutch had undertaken during their Military Aggression was a war crime."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S237
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinstein, Yoram
New York: Cambridge University Press, 2004
341.6 DIN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beck, Robert J.
New York: Routledge, 1993
341 ARE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McDougall, Carrie, 1978-
""This guide to the crime of aggression provisions under the Rome Statute of the International Criminal Court (ICC) offers an exhaustive and sophisticated legal analysis of the crime's definition, as well as the jurisdictional provisions governing the ICC's exercise of jurisdiction over the crime. A range of practical issues likely to arise in prosecutions of the crime of aggression before the ICC are canvassed, as is the issue of the domestic prosecution of the crime. It also offers an insight into the geopolitical significance of the crime of aggression and the activation of the ICC's ability to exercise its jurisdiction over the crime. The author's intimate involvement in the crime's negotiations, combined with extensive scholarly reflection on the criminalisation of inter-State uses of armed force, makes this highly relevant to all academics and practitioners interested in the crime of aggression"--"
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2015
341.62 MCD c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sellars, Kirsten
"Summary:
A legal and historical analysis of the first modern attempts to prosecute national leaders for embarking upon aggressive war"
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2015. ©2013
341.62 SEL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Afifaturrosidah
"Terdapat banyak cara untuk mengukur agresi. Tetapi, kebanyakan dari mereka sudah tidak dapat dipakai lagi dan tidak sesuai dengan kondisi pada tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menilai validitas dan reliabilitas dari UQ Aggression scale. Kami mengevaluasi konsistensi internal untuk mengukur reliabilitas. Kami juga mengukur validitas dengan menilai perbedaan nilai agresi antara Buss-Perry Aggression Questionnaire dan Barratt Impulsiveness Scale. Seratus empat puluh dua mahasiswa fakultas psikologi di University of Queensland mengisi UQ Aggression scale. Hasil menunjukkan bahwa reliabilitas UQ Aggression scale tinggi dan indeks diskriminasi item cukup tinggi. UQ Aggression scale berkorelasi positif dengan Buss-Perry Aggression questionnaire. UQ Aggression scale berkorelasi positif dengan Barratt Impulsiveness scale. Terdapat dua pernyataan yang tidak mengukur aggression sepenuhnya. Dengan mengubah kata-kata di pernyataan tersebut dapat memperbaiki UQ Aggression scale secara keseluruhan. Secara keseluruhan, UQ Aggression scale memppunya validitas dan reliabilitas yang tinggi. Untuk penelitian selanjutnya, kami dapat mengembangkan populasi dan membuat proporsi yang seimbang antara gender. Kami juga dapat menghubungkan UQ Aggression scale dengan variabel yang lain untuk memperbaiki validitas.

There were many ways to measure aggression. However, most of them were out of date and might not suitable to conditions in 2016. In the present study, the aim was to develop and assess the validity and reliability of UQ Aggression scale. We evaluated the internal consistency to measure the reliability. We also measured the validity by assessing differences in aggression scores between Buss-Perry Aggression questionnaire and Barratt Impulsiveness scale. One hundred forty two psychology students at University of Queensland filled the UQ Aggression scale. It was found that the reliability was high and the item discrimination indices were moderately high. UQ Aggression scale was positively correlated with Buss-Perry Aggression questionnaire. In addition, UQ Aggression scale was positively correlated with Barratt Impulsiveness scale. There were two items that might not measured aggressions. Re-wording those items might improve the overall UQ Aggression scale. Overall, these findings suggested that UQ Aggression scale had high validity and reliability. For future research, we can expand the population and make a balance proportion of gender. We can relate the UQ Aggression scale to another variable to improve the validity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bernike Jacinta Effendi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan juga dilaksanakan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur UQ Aggression Scale yang dikembangkan dari alat ukur Buss & Perry Aggression Scale dan Barrat’s Impulsiveness Scale. Alat ukur UQ Aggression Scale ini dikembangkan untuk mengukur sifat agresi. 142 partisipan dewasa muda berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, UQ Aggression Scale dinyatakan memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Sejumlah besar item dari UQ Aggression Scale memilki skor sedang dalam skala diskriminasi item. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pria dewasa muda memiliki tingkat agresi yang lebih tinggi dibandingkan wanita dewasa muda. UQ Aggression Scale dinyatakan memiliki korelasi yang signifikan dengan skala agresi Buss & Perry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala agresi UQ memiliki korelasi yang signifikan secara positif dengan skala Barrat’s Impusilveness. Saran untuk penelitian mengenai UQ Aggression Scale di masa depan adalah untuk menguji validitas dan reliabilitas skala tersebut di populasi lain dan juga untuk menambahkan beberapa item di dalam skala agresi UQ yang bisa memperjelas tipe agresi mana (langsung atau tidak langsung) yang lebih representatif antara pria dewasa muda dan juga wanita dewasa muda.

The study aimed to develop a new measure and to examine the validity and reliability of a new measure, known as the UQ Aggression Scale. The UQ Aggression Scale was developed based on two previous aggression measures: Buss & Perry Aggression Scale and Barrat’s Impulsiveness Scale to measure the aggression trait. 142 participants (young adults) voluntarily participated in the study. Based on the results, the UQ Aggression Scale was declared to have a high validity and reliability. Most of the items on the UQ Aggresion Scale scored moderate on the item discrimination index. Young men were discovered to have a significantly higher aggression compared to young women. The UQ Aggression Scale was also discovered to have been significantly correlated with the Buss & Perry Aggression Questionnaire. The UQ Aggression Scale was also declared to be significantly correlated with the Baratt’s Impulsiveness Scale. Future study suggested that the scale should be tested in a new population to improve the validity and the reliability. It was also suggested to add more items to the scale that could differentiate which type of aggression (direct or indirect) is representative for young adults in both males and females.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wehberg, Hans
"nhalt :
1. Der krieg nach der lehre der scholastiker
2. Das recht des krieges im europäisdien völkerrecht
3. Der krieg und völkerbundsatzung
4. Der Kellogg-pakt
5. Das verbot der anwendung von gewalt nach der charta der Vereinten Nationen
6. Die Stimson-Doktrin"
Frankfurt am Main: Alfred Metzner, 1953
K 341.6 WEH k
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Indira R.
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat naskah kognitif siswa-siswi SMU kelas I dari dua
sekolah yang memiliki indikasi terjadi peristiwa gencet-gencetan. Naskah kognitif
dapat mempengaruhi kesiapan seseorang untuk melakukan tindakan agresif
(Huesmann, 1998) termasuk juga gencet-gencetan. Seseorang yang memiliki naskah
kognitif mengenai gencet-gencetan akan cenderung melakukan perilaku tersebut
dibandingkan yang tidak mempunyai naskah kognitif ini.
Naskah kognitif adalah skema mengenai sebuah peristiwa (Schank & Abelson;
Abelson, dalam Agoustinous & Walker, 1995), sedangkan gencet-gencetan adalah
perilaku agresif yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara
pelaku dan korban. Gencet-gencetan bisa disamakan dengan perilaku bullying karena
melibatkan perilaku agresif dan terjadinya ketidaseimbangan kekuasaan antara pelaku
dan korban.
. Naskah kognitif mengenai gencet-gencetan akan terdiri dari orang-orang
yang terlibat, urutan kejadian dan perilaku dari orang-orang yang terlibat, waktu dan
tempat peristiwa, dan aturan berperilaku yang dimiliki seseorang mengenai peristiwa
tersebut. Naskah kognitif siswa-siswi dilihat melalui kuesioner yang dikonstruk
berdasarkan hasil elisitasi dengan siswa-siswi SMU dan literatur mengenai bullying.
Subyek diambil dari dua sekolah dimana ada indikasi terjadinya peristiwa
gencet-gencetan. Kedua sekolah juga berbeda dalam jenis kelamin siswa-siswinya.
SMU P merupakan sekolah dengan siswi perempuan semua, sedangkan SMU M
merupakan sekolah dengan siswa laki-laki semua.
Dari hasil penghitungan chi-square terlihat ada beberapa perbedaan yang
signifikan antara naskah kognitif subyek-subyek dari SMU M dengan subyek dari
SMU P, perbedaan ini wajar karena mereka berasal dari lingkungan yang berbeda,
sehingga mempelajari naskah yang berbeda. Gencet-gencetan merupakan perilaku
agresif, sehingga perilaku yang terdapat di dalam naskah kebanyakan akan berupa
perilaku agresif. Bentuk perilaku agresif yang ditunjukkan oleh seseorang dipengaruhi
gendernya. Remaja laki-laki cenderung lebih banyak menggunakan perilaku agresif
kontak fisik dibandingkan dengan remaja perempuan. Kedua kelompok subyek
mempunyai gender yang berbeda, sehingga ada perbedaan dalam perilaku agresif
dalam naskah mereka, hasil penghitungan menunjukkan ada perbedaan yang
signifikan dalam perilaku agresif fisik, verbal, dan non-verbal. Perbedaan dalam
perilaku agresif verbal berlawanan dengan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
gender dan perilaku agresif dimana remaja laki-laki dan perempuan dalam banyaknya
perilaku agresif verbal yang digunakan.
Dengan mengetahui naskah kognitif para subyek, diharapkan dapat membantu
dalam program intervensi terhadap perilaku ini di sekolah-sekolah. Intervensi dapat
dilakukan dengan mengubah naskah yang mereka miliki atau menggunakan naskah
mereka sebagai panduan untuk menghentikan perilaku ini. Penggunaan naskah
sebagai panduan misalnya diketahui dalam naskah subyek SMU P gencet-gencetan
terjadi saat istirahat dan dilakukan secara berkelompok oleh siswi yang lebih senior, ada kemungkinan para subyek (saat mereka sudah mempunyai kekuasaan) akan
menggencet dengan cara tersebut, sehingga saat seorang guru melihat sekelompok
siswi senior sedang mengelilingi salah seorang siswi junior saat istirahat guru tersebut
dapat langsung menghentikan peristiwa ini karena ada kemungkinan besar sedang
terjadi gencet-gencetan."
2004
S3319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>