Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aimatul Yumna
"Krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan perubahan yang begitu drastis dengan besaran yang signifikan pada beberapa indikator makroekonomi. Penurunan nilai tukar rupiah berdampak pada perubahan variabel- variabel makro Iainnya seperti suku bunga, tingkat inflasi dan produk domestik bruto. Perubahan variabel makro ini membawa dampak pada hampir semua aktivitas perekonomian termasuk aktivitas bursa efek Indonesia balk itu Bursa Efek Jakarta maupun Bursa Efek Surabaya. Dampak yang ditimbulkan dapat dilihat dari menurunnya kinerja bursa efek, seperti terjadinya penurunan IHSG, nilai kapitalisasi pasar, nilai aktiva bersih (NAV) reksadana, nilai transaksi obligasi, maupun jumlah perusahaan yang listing di bursa. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan variabel terikat berupa indeks harga saham sektoral (IHSS) yang terdiri dari tujuh sektor yaitu pertanian, pertambangan, manufaktur, properti, infrastruktur, keuangan dan perdagangan serta variabel babas IHSG dan nilai tukar rupiah bertujuan untuk melihat bagaimana nilai tukar rupiah mempengaruhi kinerja sektor-sektor industri di Indonesia. Dalam skripsi ini akan diidentifikasi sektor-sektor industri apa raja yang rentan terhadap perubahan kondisi makroekonomi serta memberikan gambaran investasi yang sebaiknya dilakukan jika terjadi instabilitas perekonomian. Dalam tiga periode penelitian yang digunakan ditemukan bahwa nilai tukar rupiah tidak selalu signifikan mempengaruhi kinerja sektor industri di Indonesia. Pada periode sebelum krisis ekonomi nilai tukar rupiah tidak signifikan berpengaruh terhadap sektor pertambangan, keuangan dan perdagangan. Pada periode krisis ekonomi rupiah tidak signifikan mempengaruhi sektor pertanian serta pertambangan dan pada periode setelah krisis ekonomi rupiah tidak mempengaruhi sektor pertanian, manufaktur dan perdagangan. Beberapa penemuan menarik dalam skripsi ini adalah bahwa industri infrastruktur selalu menjadi penggerak pasar di Bursa Efek Jakarta dengan korfisien IHSG yang Iebih besar dari satu, pemodelan tingakat mean saja tidak cukup dilakukan untuk menduga return saham sektoral karena terjadi perubahan pola volatilitas return dan pada saat terjadi krisis ekonomi terjadi peningkatan return investasi di sektor pertanian dan pertambangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin
"Tesis ini membahas pengaruh perubahan (depresiasi/apresiasi) nilai tukar rupiah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode error correction model (ECM). Dalam penelitian ini diasumsikan agen ekonomi berpikiran rasional (ratio/ expectation) sehingga mereka telah melakukan antisipaai terbadap perubahan nilai tukar yang akan terjadi berdasarkan ekspektasinya. Dalarn jangka panjang depresiasi nilai tukar yang terantisipasi akan menunjukkan tingkat output melalui pengarahnya dari sisi penawaran agregat yaitu melalui meningkatnya harga bahan baku/pendukung yang masih diimpor sedangkan depresiasi nilai tukar yang tidak terantisipasi akan menaikkan tingkat output melalui pengamhnya dari sisi permintaan agregat yaitu melalui peningkamn daya saing ekspor. Namun secara umum efek total dari depeesiasi dalarn jangka panjang akan menunmkan tingkat output. Dalam jangka pendek depresiasi nilai tukar yang tidak terantisipasi akan menaikkan pertumbuhan tingkat output sedangkan depresiasi nilai tukar yang terantisipasi tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan tingkat output sehingga efek total dari depresiasi dalam jangka pendek akan menaikkan pertumbuhan tingkat output."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21024
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Novianti
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh dari perubahan nilai tukar mata uang serta beberapa variabel makroekonomi lainnya terhadap kinerja bank umum konvensional di Indonesia. Perbankan, sebagai salah satu sektor yang banyak melakukan transaksi dalam mata uang asing, kinerjanya dinilai dapat terpengaruh oleh perubahan nilai tukar mata uang. Selain nilai tukar mata uang, terdapat beberapa faktor makroekonomi lainnya yang juga dinilai dapat mempengaruhi kinerja bank, yaitu antara lain: tingkat inflasi, tingkat suku bunga serta jumlah uang beredar. Kinerja bank, dalam hal ini, dinilai berdasarkan analisis rasio-rasio keuangan CAMELS yang telah secara luas digunakan dalam melakukan pengukuran kondisi dan kinerja keuangan bank di dunia yang juga telah ditetapkan dalam peraturan perbankan yang berlaku di Indonesia. Faktor-faktor keuangan yang dianalisis dalam analisis CAMELS adalah kecukupan permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen, profitabilitas atau rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa pada beberapa bank umum konvensional di Indonesia, yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Danamon Indonesia, pengaruh perubahan nilai tukar mata uang serta perubahan variabel makrekonomi lain terhadap kinerja keuangan bank objek adalah tidak sama untuk setiap bank. Perbedaan ini bergantung pada komposisi aset dan kewajiban bank dalam mata uang domestik dan valuta asing serta mencerminkan bahwa kinerja keuangan bank tidak hanya tergantung pada satu atau beberapa variabel tertentu saja tetapi juga merupakan interaksi dari beberapa kondisi dan variabel berbeda.

The focus of this study is the effect of exchange rate movement and also some other macroeconomic variables to commercial conventional bank performance in Indonesia. Banking industry, as one of sectors that often deals with foreign currency transactions, its performance is determined could be effected by exchange rate movement. Beside exchange rate, there are some other macroeconomic variables that is determined could also effect bank performance, such as inflation, interest rate, and money supply. Bank performance, in this study, is determined based on analysis of CAMELS financial ratios that have been commonly used in measuring bank financial condition and performance in the world that also has been defined in banking regulation in Indonesia. Financial factors that are analyzed in CAMELS analysis are capital adequacy, asset quality, management quality, earnings ability, liquidity, and sensitivity to market risks. In this study, it is concluded that in some of commercial conventional banks in Indonesia, which are Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI) and Bank Danamon Indonesia, the effect of exchange rate movement and also other macroeconomic variables? changes to bank financial performance are not same in one bank to another. This difference depends on composition of asset and liabilities in domestic and foreign currency and also means that bank financial performance does not depend on one or some certain variables but also the interaction of some different condition and variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6556
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panji nurfirman
"ABSTRAK
Pertukaran mata uang dan pergerakan nilai tukar mata uang asing, khususnya US Dollar,
sangat mempengaruhi hampir semua sisi kegiatan bisnis. Sehingga sangat penting bagi pelaku
bisnis untuk melakukan analisa dan proyeksi atas pergerakan nilai tukar dalam setiap perencanaan
dan pengambilan keputusan bisnis.
Analisis pergerakan nilai tukar dilakukan dengan menganalisa pola pergerakan nilai tukar
dan volatilitasnya dan hubungan nilai tukar dengan variabel ekonomi domestik dan suku bunga US
Dollar di pasar uang internasional. Sebagai alat analisa digunakan model ekonometrik seperti:
Regresi, ARIMA dan ARCH dan GARCH. Periode waktu yang dianalisa dalam karya akhir ¡ni
adalah Januari 1994 ? Desember 1999, khusus untuk data mingguan adalah Minggu ke-1 Januari
1996 hingga Minggu ke-4 Desember 1999.
Dalam analisa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar ditemukan adanya
perubahan struktur (structure break) sejak Agustus 1997, saat Bank Indonesia mencabut band
intervensi, karena fluktuasi gerakan nilai tukar yang sangat tinggi dibandingkan gerakan normal
sebelumnya. Volatilitas yang tinggi terlihat terutama pada gerakan mingguan sehingga harus
digunakan model ARCH dan GARCH untuk mengakomodasi volatilitas tersebut. Volatilitas yang
tinggi ini menunjukkan tingginya resiko dalam transaksi pertukaran rupiah dan US Dollar. Analisa
atas model ARIMA dan ARCH dan GARCH menunjukkan bahwa suatu model peramalan yang
handal tidak dapat dicapai dengan hanya menggunakan variabel nilai tukar ¡tu sendiri saja,
dibutuhkan variabel lain sebagai regressor.
Berdasarkan kajian teori diidentifikasi empat variabel ekonomi yang mempengaruhi
perubahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar: Perubahan jumlah uang beredar, inflasi, suku
bunga dan neraca pembayaran. Perubahan jumlah uang beredar merupakan variabel ekonomi yang
memiliki korelasi paling besar dengan perubahan nilni tukar. Sebagai mata uang lunak (soft
Currencies), setiap penambahan jumlah rupiah yang beredar hamp?r seluruhnya akarm diserap olch
perekonomian dalam negeri, karena Rupiah bukan rnerupakan cadangan internasional
(international reserves) bagi negara lain. Oleh karena itu setiap penambahan jurnlab rupiab yang
heredar, yang berarti peningkatan penawaran rupiah, akan langsung mendororig melemahnya nilai
tukar rupiah. Perubahan jumlah uang beredar sebagai variabel bebas dapat menjelaskan lebih dari
85 persen variasi perubahan nilai tukar bulanan sehingga bandai untuk dipakai sebagai model
perarnalari perubahan nilai tukar bulanan.
Analisis regresi menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup besar antara inflasi dan
perubahan niiai tukar pada bulan yang sama. Gerakan inflasi justru lebih cenderung mengikuti
gerakan perubahan nilai tukar bulan sebelumnya. Dalam hal ini inflasi terjadì karena meiemahnya
nilai tukar rupiah yang menyebabkan meningkatnya semua unsur biaya dalam mata uang asing
sehingga inendorong terjadinya inflasi di balan berikutnya. Dalam jangka waktu yang lebih
panjang, triwulanan, terdapat korelasi yang cukup kuat antara inflasi dan perubahan nilai tukar,
Sementara suku bunga dan neraca pembayaran tidak memiliki korelasi yang cukup kuat dengan
perubahan nilai tukar rupiah. Model peramalan perubahan nilai tukar triwulanan yang signifikan
dan handal didapat dengan menggabungkan tiga variabel bebas: Perubahan jumlah uang beredar,
inflasi dan neraca pembayaran.
Nilai tukar rupiah juga akan dipengaruhi oleh perbandingan antara tingkat pengembalian
(rate of return) rupiah dengan tingkat pengembalian US Dollar. Sebelum Juli 1997 pada saat faktor
resiko memegang rupiah belum menjadi sangat tinggi, selisih suku bunga rupiah dan US Dollar
mendekati perubahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar sebagaimana yang dinyatakan dalam
teori International Fisher Effect (IFE). Namun sejak akhir 1997, tingginya voiatilitas nilai tukar
dan krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan telah meningkatkan resiko memegang rupiah
menjadi sangat tinggi. Tingginya resiko ini menyebabkan selisih suku bunga tidak mampu lagi
mendekati perubahan nilai tukar, perbedaan selisih suku bunga dan perubahan nilai tukar menjadi
sangat besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa IFE dapat dipakai sebagai alat peramalan nilai
tukar jika faktor resiko dan kondisi ekonomi dan politik normal, namun jika resiko menjadi sangat
tinggi maka IFE tidak dapat dipakal sebagai alat peramalan.
"
2001
T4983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahwan Aviyanto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
S19365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albaet Pikri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor-faktor ekonomi yakni penawaran uang Rupiah (diwakili oleh jumlah uang beredar), permintaan Dolar Amerika (diwakili oleh neraca modal swasta), dan premi risiko (diwakili oleh Premi Swap 3 Bulan) terhadap nilai tukar Rupiah (per satu dolar Amerika).
Model yang diajukan adalah regresi linear berganda dengan satu variabel terikat dan tiga variabel bebas. Metode yang digunakan adalah Ordinary Leasr Square (OLS) yang taksiran parameter-parameter modelnya diverifikasi dengan uji staristik. Data triwulanan yang digunakan bersifat runtun waktu sejak pertengahan tahun 1997 hingga kuartal pertama tahun 2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah uang beredar dan premi risiko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar Rupiah, dimana meningkatnya penawaran Rupiah dan premi risiko mengakibatkan nilai rukar Rupiah terdepresiasi/ melemah, sedangkan pengaruh pergerakan neraca modal terhadap nilai tukar Rupiah tidak signifikan secara statisrik Namun demikian, ketiga variabel bebas secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar dengan arah pengaruh sesuai yang diharapkan, yakni meningkatnya permintaan Rupiah, defisit neraca modal, dan meningkatnya premi risiko menyebabkan Rupiah terdepresiasi.

The purpose of this research is seeing the effect of economic factors; supply of Rupiah, demand of US Dollar (represented by non-government capital account), and risk premium (represented by Swap Premium quarterly) to exchange rate of Rupiah (per US 1$).
The proposed model is multivariate regression with one dependent variable and three independent variables. This research uses Ordinary Least Square with the estimated model parameters which is verified by statistical test. The quarterly data used is taken from mid of 1997 to first quarter of 2002.
The results showed that the Rupiah supply and risk premium had significant effect to exchange rate of Rupiah; where the increase of Rupiah supply and risk premium made a depreciation in the Rupiah, however effect of capital account fluctuation was not statistically significant. All three independent variables gave together a significant effect to exchange rate with the expected direction. That was increasing of Rupiah supply, risk premium and deficit of capital account caused depreciation in the Rupiah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainul Fitri
"Resiko nilai tukar merupakan sumber ketidakpastian makroekonomi yang mempengaruhi perusahaan. Fluktuasi nilai tukar yang terjadi di Indonesia selama periode krisis ekonomi menyebabkan banyak perusahaan mengalami kerugian finansial yang besar yang berujung pada kebangkrutan perusahaan. Adler dan Dumas (1984) menjelaskan bahwa meskipun perusahaan beroperasi secara domestik dapat juga terpengaruh oleh nilai tukar, jika harga input dan outputnya dipengaruhi oleh perubahan nila tukar.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Net Income mencerminkan profitabilitas dari perusahaan manufaktur sedangkan return saham mencerminkan nilai perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang akan diteliti adalah nilai tukar Rupiah terhadap US$, Euro dan Yen. Hal ini dikarenakan ketiga mata uang tersebut termasuk dalam Hard Currency yang nilainya relatif stabil dan mewakili perekonomian yang sudah mapan. Pengaruh perubahan nilai tukar akan dilihat dari dua sisi yakni perusahaan eksportir dan non eksportir. Dari 101 sampel yang digunakan, 26 perusahaan termasuk ke dalam kelompok eksportir dan 75 perusahaan termasuk dalam kelompok non eksportir.
Model yang digunakan untuk meregresikan perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham adalah model data panel yaitu Random Effect dan Pooled Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan nilai tukar berpengaruh secara signifikan pada net income perusahaan manufaktur (eksportir dan non eksportir) dan return saham perusahaan non eksportir. Perubahan nilai tukar tidak mempengaruhi return saham perusahaan eksportir. Selain itu, tidak semua mata uang yang diuji memiliki pengaruh yang signifikan terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Mata uang yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur (non eksportir) hanya Dolar AS. Sedangkan mata uang yang berpengaruh terhadap net income perusahan manufaktur adalah USD dan Yen pada eksportir serta USD dan Yen pada non eksportir."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erlina Putri Wijayanti
"Pada pertengahan tahun 1997, terjadi krisis yang melanda Thailand dan menimbulkan dampak terhadap negara - negara Asia lainnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami masalah yang cukup serius akibat dampak krisis finansial dan neraca pembayaran yang dimulai di Thailand pada bulan Juli 1997. Nilai tukar rupiah terhadap US dollar mengalami depresiasi sebesar 67 persen antara Juli dan Desember 1997 dan terdepresiasi kembali sebesar 118 persen antara Desember 1997 dan Desember 1998. Meskipun nilai tukar mengalami apresiasi sebesar 27 persen antara Januari 1998 sampai dengan April 1998, nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi sekitar 83 persen antara April 1998 sampai dengan Juli 1998. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah berfluktuasi cukup besar sejak terjadinya krisis ekonomi. Fluktuasi bulanan nilai tukar rupiah terhadap US dollar antara Januari 1997 sampai dengan Januari 2001 dapat dilihat pada Grafik 1.1. Krisis nilai tukar tersebut menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Salah satu indikatornya adalah penurunan pertumbuhan PDB riil dari 9.3 persen pada tahun 1996 menjadi 4.5 persen pada tahun 1997. Pada triwulan pertama tahun 1998, PDB mengalami kontraksi sebesar 13.2 persen, dimana hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan negatif kecuali sektor pertanian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tannya Lulani Daveisha
"Dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang pesat saat ini, kelincahan telah menjadi pendekatan krusial bagi organisasi untuk beradaptasi dan tetap kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode kerja agile (Agile Taskwork dan Agile Teamwork) terhadap kinerja tim pada perusahaan teknologi yang berlokasi di DKI Jakarta. Studi ini juga mengevaluasi peran norma-norma proaktif sebagai variabel mediasi dalam hubungan antar variabel tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data yang dikumpulkan melalui survei dari karyawan tetap yang bekerja di perusahaan teknologi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), berlokasi di DKI Jakarta, dan memiliki pengalaman bekerja secara tim. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability purposive sampling pada 291 responden yang memenuhi kriteria. Data dianalisis menggunakan metode SEM-PLS dengan software SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kerja agile berpengaruh positif terhadap kinerja tim. Selain itu, norma-norma proaktif juga memiliki efek mediasi yang positif dan signifikan antara metode kerja agile terhadap kinerja tim. Responden menunjukkan tanggapan yang sangat positif, dengan mayoritas menjawab sangat setuju. Namun, meskipun semua variabel mendapatkan tanggapan positif, kinerja tim menunjukkan nilai rata-rata terendah di antara variabel lainnya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja tim, organisasi disarankan untuk lebih fokus pada upaya memenuhi atau melebihi ekspektasi pemangku kepentingan sebagai tim. Penelitian ini menekankan pentingnya penerapan metode kerja agile dalam menciptakan lingkungan kerja yang adaptif dan kolaboratif, terutama di industri teknologi yang dinamis. Dengan menyoroti peran norma-norma proaktif, penelitian ini memberikan wawasan praktis bagi organisasi yang ingin mengoptimalkan kinerja tim dalam menghadapi pasar yang semakin kompetitif dan penuh ketidakpastian.

In today's rapidly evolving business environment, agility has become a critical approach for organizations to adapt and remain competitive. This study aims to analyze the influence of agile working methods (Agile Taskwork and Agile Teamwork) on team performance in technology companies located in DKI Jakarta. It also evaluates the role of proactivity norms as a mediating variable in the relationships between these variables. The research employs a quantitative approach, using survey data collected from permanent employees working in technology companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX), located in DKI Jakarta, and with prior team-based work experience. The sampling was conducted using a non-probability purposive sampling method with 291 respondents meeting the criteria. The data were analyzed using the SEM-PLS method with SmartPLS software. The findings reveal that agile working methods positively influence team performance. Additionally, proactivity norms have a positive and significant mediating effect between agile working methods and team performance. Respondents showed overwhelmingly positive responses, with the majority strongly agreeing. However, despite positive responses across all variables, team performance exhibited the lowest average score among the variables. Therefore, to enhance team performance, organizations are recommended to focus on exceeding stakeholder expectations as a team. This research underscores the importance of agile working in fostering an adaptive and collaborative work environment, especially in the dynamic technology industry. By highlighting the role of proactivity norms, the study provides actionable insights for organizations aiming to optimize team performance in an increasingly competitive and uncertain market landscape."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Maharddhika
"Terdapat dua pendekatan yang dilakukan untuk meneliti hubungan antara nilai tukar dan harga saham, yaitu good market approach yang menyatakan bahwa perubahan mata uang atau kurs akan mempengaruhi harga saham dan juga portfolio ballance approach yang menyatakan bahwa perubahan harga saham akan mempengaruhi nilai tukar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausal antara nilai tukar dan harga saham yang ada di Indonesia, baik hubungan tersebut bersifat satu arah dimana hanya terdapat satu variabel yang mempengaruhi maupun dua arah dimana kedua variabel saling mempengaruhi pada periode krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 dan juga pada periode tahun 1999-2016 pasca krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah data historis mingguan IHSG periode 1997-2016 dan juga kurs dollar Amerika periode 1997-2016. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Granger-Causality test dengan tujuan untuk mengetahui seperti apa hubungan antara nilai tukar dan harga saham di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan kausal antara nilai tukar dan harga saham. Pada periode tahun krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998, nilai tukar dan harga saham memiliki hubungan kausal satu arah dimana hanya nilai tukar yang mempengaruhi harga saham tetapi harga saham tidak mempengaruhi nilai tukar, sedangkan pada periode tahun 1999-2016 pasca krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 nilai tukar dan harga saham memiliki hubungan kausal dua arah dimana nilai tukar dan harga saham saling mempengaruhi satu sama lain.

There are two approaches conducted to examine the relationship between exchange rate and stock price, which is a good market approach which states that changes in currency or exchange rate will affect stock prices and also portfolio ballance approach which states that changes in stock prices will affect the exchange rate. This study aims to analyze the causal relationship between exchange rates and stock prices in Indonesia, both relations are one way where there is only one variable that influences or two way where the two variables affect each other in the period of economic crisis of Indonesia in 1997 1998 and also in the period 1999 2016 after the economic crisis of Indonesia in 1997 1998. The sample of research used in this study is the weekly historical data JCI period 1997 2016 and also the weekly US dollar exchange rate period 1997 2016. This research was conducted by using Granger Causality test model with the aim to know what kind of relationship between exchange rate and stock price in indonesia. The results of this study suggest that there is a causal relationship between exchange rates and stock prices. In the period of 1997 1998 Indonesia 39 s economic crisis, exchange rate and stock price have a one way causal relationship where only exchange rates affect the stock price but the stock price does not affect the exchange rate, while in the period of 1999 2016 after the 1997 Indonesian economic crisis 1998 exchange rates and stock prices have a two way causal relationship where exchange rates and share prices affect each other."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>