Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iggi Haruman Achsien
"Tulisan ini ditujukan untuk pemahaman dan pengembangan Islamic Finance. Penelitiannya dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang manajemen portfolio yang dijalankan sebuah Islamic unit t-ust dibandingkan dengan unit trust konvensional. Penelitian menggunakan metode studi lapangan pada sebuah unit trust di Kuala Lumpur, Malaysia dengan setting Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE) dan Securities Commission Malaysia. Metode tersebut ditunjang juga dengan penggunaan data sekunder melalui studi literatur. Temuan yang diperoleh dari penelitian tersebut meliputi perbedaanperbedaan manajemen portfolio antara unit trust yang Islami dan yang konvensional. Sebuah Islamic unit trust menjalankan manajemen portfolionya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Yang paling tampak adalah adanya screening pada proses alokasi asset untuk Islamic unit trust Screening membuat sebuah Islamic unit trust hanya boleh menggunakan instrumen-instrumen yang dinyatakan halal. Ditemukan juga adanya proses cleansing untuk membersihkan pendapatan yang dianggap Udak halal. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kinerja Islamic unit trust yang diteliti terbukti lebih unggul dari pembanding-pembandingnya; sebuah unit trust konvensional, RHB Islamic Index, dan KLSE Composite Index. Ukuran yang digunakan untuk pemeringkatan tersebut adalah dengan menggunakan indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen berdasarkan kalkulasi return dan resiko harlan untuk satu periode tertentu. Tulisan ini memberikan kesimpulan bahwa sebuah Islamic unit trust sudah semestinya menjalankan prinsip-prinsip syariah secara konsisten dalam proses manajemen portfolionya. Prinsip syariah yang dijalankan secara konsisten akan memenuhi harapan dan tujuan muslim investor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremmy Erickson
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk.mengetahui pengaruh perpindahan modal atau net equity flows yang dipicu oleh flight-to-quality terhadap korelasi return pasar saham dengan return currency market negara maju dan berkembang selama tahun 2002 ? 2015 dengan menggunakan metode regresi panel. Hal tersebut akan digunakan sebagai dasar dari analisis pair-wise correlation pasar saham dan currency market negara maju dan berkembang di dunia dan terutama Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa perpindahan modal yang dipicu oleh flight-to-quality memberikan pengaruh positif terhadap korelasi antara return pasar saham dengan return currency market, namun negatif pengaruhnya untuk Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa negara maju yang berinvestasi di negara berkembang akan mendapatkan efek diversifikasi berupa tambahan volatilitas, dan negara berkembang yang berinvestasi di negara maju akan mendapatkan pengurangan varians portofolio.

ABSTRACT
This research objective is to explain the effect of net equity flows induced by flight-to-quality on correlation between stock market return and currency market return, especially in Inonesian investor perspectives on 2002 ? 2015 period using panel regression. This research also provide comprehensive explanation on pair-wise correlation between stock market return and currency market return. This research finds that net equity flows induced by flight-to-quality have a significant positive effect on correlation between stock market return and currency market return, but from Indonesian perspectives, net equity flows generate negative correlation between stock market return and currency market return. This research finds that for developed country investor, investing in emerging countries will gives an increased return volatility of their portfolio, and for emerging country investors, investing in developed countries will give a reduced varians effect to their portfolio."
2016
S66485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Kaslani
"Henriksson dan Merton lelah membuktikan bahwa dengan prosedur parametrik, penilaian kinerja portfolio yang dikelola secara aktif dapat dilakukan dengan analisa regresi pada data-data lampau excess return portfolio tersebut. Teknik yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton ini menghasilkan suatu penilaian yang semakin kecil kesalahannya bila jumlah sampel pengamatannya semakin besar.
Dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton, penelitian ini menggunakan sampel reksa dana saham yang sudah efektif sebelurn 1 Januari 1999 dan masih aktif mengelola reksa dananya sampai dengan akhir periode penelitian 31 Desember 2003.
Dari 29 reksa dana saham yang ada selama mass periode penelitian terpilih 12 reksadana saham yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dengan pengamatan excess return perbulan untuk periode Januari 1999 sampai dengan Desember 2004 terdapat 60 pengarnatan yang masuk dalam penelitian ini.
Dari hasil model regresi variabel dummy didapatkan bahwa 1 dari 12 reksadana saham tersebut yang bisa dinilai kinerja pemilihan sekuritasnya yakni reksa dana saham Arjuna. Adapun 11 reksadana saham lainnya tidak bisa dinilai kinerja pemilihan sekuritasnya. Hal ini dikarenakan oleh kegagalan dalam uji signifikansi nilai taksiran konstanta dengan uji t pada tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan untuk kemampuan market Iimingnya, ditinjau secara statistik berdasarkan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% keseluruhan 132 dari semua sampel reksadana saham dalam penelitian ini tidak signifikan secara slatistik, ini berarti keselurahan sampel reksa dana saham dalam penelitian ini tidak bisa dinilai kemampuan market timingnya.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hat ini terjadi. Pertama, ada kemungkinan manajer investasi memang tidak merniliki skill yang baik untuk menjalankan strategi market timing. Kedua, terbatasnya infrastruktur pasar sehingga tidak memungkinkan dilakukannya pengalihan portofolio dalam tempo yang cepat dari saham ke deposito dan atau sebaliknya. Ketiga, belum efisiennya pasar modal di Indonesia. Strategi market timing hanya bisa diterapkan dengan efektif jika dan hanya jika pasar saham efisien. Artinya, harga saham di pasar benar-benar teiah mencerminkan semua informasi tentang emiten.
Dengan model yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton, penilaian kincrja reksadana sudah bisa dilakukan dengan kesalahan yang kecil, meskipun model tersebut tidak bisa menjelaskan perubahan dinamis excess return portfolio yang dikelola secara aktif akibat perubahan parameter-parameter ekonomi makro yang sangat dramatis. Hal ini disebabkan oleh karena dalam model tersebut informasi-informasi yang tersedia untuk umum melalui media massa (public information) tidak diperhitungkan sebagai suatu variabel."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Strong, Robert A
Mason, Ohio: Thomson/South-Western, 2006
332.6 STR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lora Ayuda Minerva
"Mengutip pernyataan bahwa "pertumbuhan ekonomi pada 2006 akan terus melambat dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya" (Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, Bisnis Indonesia, 22 November 2005), maka pembuatan karya akhir ini ditujukan untuk melihat sisi terbaik yang harus dicapai dari pencarian dua macam jenis kinerja portfolio yang tergolong saham teraktif dan saham defensive stocks diakhir tahun 2005 melalui pendekatan teori Efficient Frontier dan Single Index Model.
Pembahasan menitikberatkan pada pencarian saham portfolio yang akan dibentuk pada awal tahun 2005 untuk dapat mencerminkan kekonsistensian terhadap perhitungan kinerja portfolio yang baik diakhir tahun 2005. Saham portfolio yang dibentuk pada awal tahun tersebut merupakan hasil analisis saham terpilih dari data historikal tahun-tahun sebelumnya, dan perhitungan kinerja portfolio tersebut merupakan hasil atau prestasi berinvestasi selama satu tahun di 2005,yang nilai akhirnya dapat diterima sebagai alternatif kelanjutan ataupun sebagai strategi untuk berinvestasi diawal tahun 2006.
Periode penelitian yang dipakai adalah dari bulan .lanuari 2002 sampai dengan bulan Desember 2005, di mana data yang diperoleh dari pihak-pihak terkait merupakan data sekunder, scperti adjusted closing price dari JSX weekly statistic dan data suku bunga periode satu bulanan yang diambil dari website Bank Indonesia.
Data-data tersebut diolah dan menghasilkan beberapa alternatif saham portfolio pada awal tahun 2005 dan satu kinerja portfolio terbaik pada akhir tahun 2005. Nilai yang didapat dari dua model pembentukan portfolio dan model Sharpe bagi perhitungan kinerja dua portfolio terscbut,adalah merekomendasikan pemakaian saham portfolio LQ45 dengan dasar perhitungan teori Single Index Model. Bilamana keadaan yang akan datang adalah sama dengan keadaan 2005, dimana ramalan pergerakan ekonomi yang tetap melambat terjadi, maka hasil pemilihan portfolio dan perhitungan kinerja LQ45 tersebut merupakan rekomendasi yang dapat diusulkan kepada para investor untuk melakukan pendekatan diversitikasi sahamnya sebagai bentuk investasi diawal tahun 2006, dengan harapan keuntungan yang optimal tetap dapat diperoleh lewat hasil analisis tersebut.
Kecenderungan untuk dapat diterimanya rekomendasi diatas, dapat diasumsikan dari perhitungan hipotesis yang menjelaskan bahwa kinerja saham portfolio LQ45 memang memiliki cukup bukti untuk dapat dikatakan lebih besar dari kinerja saham portfolio consumer goods.Dengan mengasumsikan nilai interval keyakinan 95% maka anggapan tersebut dapat diperhitungkan.

According to the Central Bank Governor's statement, the economic growth during 2006 will continue to slow down compared to past projection". The purpose of this thesis is to seek which portfolio, between stocks that are classified in LQ45 (considered as most liquid stocks) and consumer goods (considered as defensive stock), could come out with the best performance taking into account the current macro economic situation using the Efficient Frontier and Single Index Model Theory.
The main of focus of this study is to elucidate the stock portfolio originated during the beginning of 2005 and seeks the outcome it will achieve by the end of the year. This portfolio of 2005 consists of stocks with the best performance based on its historical data, where as the portfolio performance based on the investment during 2005. Meanwhile it would be used for investment during 2006 as an investment strategic.
The data's used in this research consists of the stocks adjusted closing price quoted from JSX weekly statistics and the monthly interest rate quoted from Bank Indonesia's website during the period from January 2002 until December 2005. The data that were scrutinized resulted a solution that the stock portfolio with the best performance and considered for the 2006 investment portfolio are the stocks classified in LQ 45 using the single index model theory as an approach.
The recommendation to investors who plans to invest during the beginning of 2006 is to focus on LQ 45 stock portfolio. Therefore considering the dawdling economic growth that economist has forecasted this portfolio could come up with the optimum investment during 2006. The reception of this recommendation can be assumed from the hypothesis that vindicates LQ 45's performance resulted in a better performance compared to consumer goods portfolio. Considering the 95% confidential level, this assumption could be accountable."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrell, James L.
Singapore: McGraw-Hill, 1997
332.6 FAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Komaruddin
"Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untnk menghimpun dana dari maayarakat pemodal, untuk selanjutnya di investasikan kembali dalam portfolio efek Investasi dalam reksa dana pada saham-saham dipasar modal tentu akan memberikan hasil (return) dengan menghadapi risiko (risk), karenanya para investor harus mendiversifikasikan sahamnya kedalam portfolio sehingga memberikan return dan risk yang optimal.
Observasi terhadap saham-saham mayoritas yang terdapat dalam reksa daua saham terpilih 22 saham yang akan dianalisia lebih lanjut untuk dibentuk portfolio optimal. Adapun saham-saham tersebut adalah ; Astra International (ASH), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), Berlian Laju Tanker (BLTA), Bimantara Citra (BMTR), Bank International Indonesia (BNII), Citra. Marga Nusapala (CMNP), Daya Guna Samudra (DMA), Gajah Tunggal (GHTL) Gudang Garam (GGRM), HM.Sampoerna (HMSP), Indofood Sukses Makmur (INDF), Indah Kiat Pulp & Paper (INKP), Indosat (SAT), Lippo Bank (LPBN), Lippo Securities (LPPS), Mulia Industrindo (MLIA), Multi Polar (MLPL), Matahari Putra Prima (MPPA), Mayora Indah ( MYOR), Semen Gresik (SMGR), Telekomunikasi Indonesia (TLKM).
Periode yang diamati dari bulan Juli 1996 sanrpai dengan bulan Juni 1997. Dari 22 saham mayoritas yang diminati oleh reksa dana, terpilih hanya 10 saham yang mempunyai return positif dan botanya signifikan. Adapun saham yang terpilih adalah Astra Internatinonal (ASH), Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), Lippo Securities (LPPS), Matahari Putra Prima (MPPA), Bank International Indonesia (BNH), Bimantara Citra (BMTR), Gudang Garam ((K]RM), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Mayora (MYOR).
Analisa data menggunakan due model yaitu Single Index Model, dan Constant Correlation. Dengan methode Single Index sham-wham yang dapat dibentuk portfolio optimal sebanyak 5 saham yaitu. Astra International (ASII) dengan porsi sebesar 52,50 %, Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) 13.95 %, Lippo Securities (LPPS) 16.52 %, Matahari Putra Prima (MPPA) 11.75%, dan Bank International Indonesia 5,28 %.
Expected Return portfolio yang dibentuk dengan methode Single Index ini menghasilkan return portfolio sebesar 2,03166 dengan variance dan standar deviasi masing-masing 16,87631 dan 4,10807.
Dengan metade Constant Correlation saham-saham yang dapat dibentuk portfolio optimal jugs sebanyak 5 wham yaitu :Antra International (ASII) dengan proporsi sebesar 33,69%, Bank Dagang Nasional Indonesia (BDN1) 21,690%0, Lippo Securities(LPPS) 17.29%, Matahari Putra Prima (MPPA), 11,30% dan Bank International Indonesia (BNII) 16,03%. Portfolio yang dibentuk dengan methode constant correlation ini menghasilkan expected return portfolio sebesar 1,90446 dengan variance dan standar deviasi masing-masing 14,44787 dan 3,80103.
Dari kedua model tersebut terlihat baik pada model Single Index maupun model Constant Correlation pada periode observasi yang lama didapat saham yang sama untuk dibentuk portfolio optimal, yang membedakannya hanyalah proporsi masing-masing wham Proporsi saham ditentukan oleh tingkat risiko (β). Untuk saham saham yang mempunyai nilai β kurang dari 1 akan mendapat porsi lebih besar dibanding dengan saham-saham yang mempunyai nilai diatas 1 hal ini sesuai dengan konsep teori portfolio."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T 3541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Bambang Dharyanto
"Perkembangan penyaluran kredit oleh perbankan nasional saal ini cukup meningkat dan berdasarkan data dari Bank Indonesia, kredit perbankan tumbuh cukup signifikan dari Rp 365,410 Triliun pada akhir tahun 2002 meningkat menjadi Rp 437.942 Triliun pada tahun 2003 atau terjadi peningkatan sekitar 19.8%. Namun pertumbuhan kredit tersebut dirasakan masih belum bisa meningkatkan perekonomian nasional, apalagi dikaitkan dengan masih besarnya jumlah pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang kurang menggembirakan. Kondisi ini diakibatkan oleh beberapa sebab diantaranya pertumbuhan kredir perbankan dipasok oleh adanya pembelian aset-aset kredit dari BPPN dan hal ini jeias tidak akan menghasilkan lapangan kerja baru. Selain itu, saat ini perbankan nasional cenderung menyalurkan kreditnya ke sektor-sektor konsumsi, seperti misalnya untuk pembelian rumah, mobil ataupun barang-barang elektronik dengan alasan lebih aman dan mudah. Namun demikian tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loans) pada perbankan di Indonesia masih cukup tinggi dan belum dapat mencapai ketentuan yang disyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 5% pada akhir tahun 2003.
Portfolio kredit Bank Mandiri secara keseluruhan mengalami perkembangan yang cukup pesat selama tiga tahun terakhir. Sampai dengan 31 Desember 2003, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp 73.311 M atau meningkat 14,65% dibandingkan dengan tahun 2002 atau meningkat 54,81% dibandingkan dengan tahun 2001 dalam periode yang sama. Sementara itu tingkat NPL pada posisi 31 Desember 2003 sebesar 8,8% juga mangalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2002 yang hanya sebesar 7.4%.
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa dari kumpulan portfolio kredit yang efisien dalam valuta rupiah, sektor yang potensial atau mempunyai prospek yang paling baik dalam menghasilkan return yang maksimal dengan tingakt risiko tertentu dalam portfolio kredit yang efisien adalah sektor Pertanian, sektor Pertambangan, sektor Perindustrian, sekror Listrik, Gas & Air, serta sektor Lain-lain. Sedangkan dari kumpulan portfolio kredit yang efisien dalam valuta asing sektor Pertambangan dan sektor Kosntruksi merupakan sektor ekonomi yang potensial atau mempunyai prospek yang paling baik dibandingkan sektor ekonomi lainnya.
Kumpulan portfolio kredit berdasarkan sektor ekonomi yang dihasilkan dari analisis merupakan suatu pilihan bagi manajemen Bank Mandiri dalam menyalurkan kreditnya, sehingga manajemen dapat memilih salah satu kumpulan portfolio kredit berdasarkan sektor ekonomi, dengan memperhatikan rencana bisnis khususnya kredit baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perlu mendapat perhatian juga bahwa penyaluran kredit kepada sektor ekonomi tidak hanya berdasarkan perhitungan statistik semata, namun juga melihat kondisi makro ekonomi secara keseluruhan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudent banking)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setyanto
"Penelitian ini bertujuan mencari kombinasi portofolio investasi yang optimal, sehingga reksadana syariah mampu menampilkan kinerja yang baik. Fokus penelitian diarahkan pada empat instrumen syariah yang telah ada, yakni obligasi syariah, deposito syariah, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index.
Hasil penelitian ini menunjukkan, kebijakan investasi Batasa Syariah yang baru mengarah pada dua instrumen, obligasi dan deposito, belumlah pada keseimbangan yang optimal. Model yang dibangun dengan pendekatan Teori Markowitz berhasil mendapatkan komposisi yang lebih balk, yakni return yang lebih tinggi dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Proporsi yang dihasilkan adalah 74% pada obligasi syariah dan 26% pada deposito syariah.
Ketika analisis diperluas dengan empat instrumen yang tersedia, dengan target return sebesar 17%, kondisi optimal dicapai pada komposisi obligasi syariah 92,5%, deposito syariah 6,4% dan SWBI 1,1% dan saham JII 0%. Sedangkan komposisi yang menghasilkan coefficient of ratio (CV) yang lebih baik adalah, obligasi syariah 83,4%, deposito syariah 13% dan SWBI 3,6%.
Berbagai skenario kondisi optimal ternyata selalu menolak kehadiran saham M. Selain karena volatilitas returnnya yang sangat tinggi, korelasi di antara return saham tersebut sebagian besar positiĀ£ Akibatnya, saham-saham tersebut risikonya tidak saling hedging (menghilangkan). Untuk menghasilkan portofolio saham yang optimal, sebaiknya diupayakan terbentuk hubungan korelasi negatif di antara return saham, dan volatilitasnya returnnya dicari yang serendah mungkin.

Developing an Optimum Investment Portfolio of Batasa Syariah Mutual Funds Using Markowitz TheoryThis research has a goal to find a combination of an optimum investment portfolio, aiming For sharia mutual funds to provide a good performance. The research is focused on four existing sharia instruments: sharia bonds, sharia deposits, Wadiah Certificate of Bank Indonesia (SWB1) and stocks, which are listed in the Jakarta Islamic Index.
Result of this research shows that having just two instruments - the sharia bonds and the sharia time deposits - the investment policy of Batasa Sharia has not been in optimum balance. A model built using the Markowitz. Theory succeed to get a better composition, i.e. higher return and lower level of risks. The resulted proportion is 74% of sharia bonds and 26% of sharia deposits.
When analysis was expanded using four existing instruments, with a return target of 17% as directed by the investment, an optimum condition was achieved at the composition of sharia bonds 915%, sharia deposits 6.4%, and SWB1 1.1%, and stocks ill 0%. The composition that gives a better result of coefficient of variation (CV) is 83.4% of bonds, 13% of sharia deposits and 3.6% of SWBI.
In fact, various scenario of an optimum condition always rejected the presence of Jll stocks. Besides, because of the high volatility of its return, the correlation of stock return is mostly positive. As the result, all stocks run the risk of unable to be inter-hedging. In order to get an optimum portFlio of stocks. there should be an effort to set up a negative correlation between stock return, and the lowest volatility of return should be found.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswantri Heri Singgih
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pola otokorelasi return pada portofolio industri, profitabilitas strategi momentum dan hubungan antara pola otokorelasi return dan profitabilitas strategi momentum di Bursa Efek Jakarta periode Januari 2001 sampai dengan Desember 2004.
Metode analisis dipakai dekomposisi profit dari Lo and MacKinlay (1990) dengan menguji otokorelasi return portofolio industri berdasarkan data indeks harga saham sektoral mingguan dengan periode lag k = 1, 2, 4, 12 dan 26 minggu. Uji one sample t test untuk mengetahui profitabilitas strategi momentum pada tiap-tiap periode lag. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara otokorelasi return dan profitabilitas strategi momentum dipakai uji korelasi Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan adanya otokorelasi return pada tiap-tiap portofolio industri yang signifikan pada lag k=2, 4, 12, dan 26 minggu. Otokorelasi return juga memberikar kontribusi yang besar bagi terbentuknya momentum profit. Strategi momentum berdasarkan portofolio industri menghasilkan keuntungan yang signifikan pada periode lag k = 12 minggu, tetapi tidak menunjukkan adanya keuntungan pada periode lag yang lebih kecil. Strategi kontrarian berdasarkan portofolio industri memberikan keuntungan pada periode lag k = 26 minggu.

The aim of this research is to reveal the existence of return autocorrelation in industry portfolio, profitability of momentum strategies and the pattern of return autocorrelation in the Jakarta Stock Exchange in the period of January 2001 to December 2004.
Analysis method implemented in this research is the profit decomposition Lo and MacKinlay (1990) by examining the return autocorrelation in the portfolio industry based on weekly industrial index with lag k = 1,2,4,12 and 26 weeks. One sample of t test is conducted to explore the profitability of momentum strategy in each lag period. To explore how closed the correlation between return autocorrelation and profitability of momentum strategy is author utilize Pearson's correlation test.
Research show the existence of return autocorrelation in each industry portfolio is significant on lag k = 2, 4, 12 and 26 weeks. Return outocorrelation also shares significant contribution in constructing the profit momentum. Momentum strategy based on industry portfolio yield significant profit in lag period of k = 12 weeks, but show no gain profit in smaller lag period. Contrarian strategy based on industry portfolio is proved also to yield profit in lice lag period of k = 26 weeks.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>