Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dendi Ramdani
"Sejak dilakukan deregulasi dibidang usaha jasa pelayaran melalui melalui Inpres Nomor 4 tahun 1985, penguasaan pangsa pasar perusahaan pelayaran nasional mengalami penurunan. Dibukanya 136 pelabuhan di Indonesia bagi kapal asing telah mengakibatkan pasar jasa pelayaran menjadi sangat kompetitif. Struktur pasar yang jasa pelayaran yang kontestable telah mengakibatkan pasar, yaitu jasa pelayaran berdasarkan jalur dan jenis kapal, mencapai tingkat laba normal. Yakni, kondisi dimana tingkat laba antar satu pasar dengan pasar lain sama sehingga tidak ada rangsangan bagi perusahaan untuk masuk atau keluar pasar. Obyek penelitian ini membatasi diri pada jalur pelayaran samudra dekat untuk kapal kontainer, karena memang kapal-kapal nasional hanya beroperasi pada jalur ini tidak pada jalur pelayaran samudra jauh yaitu pelayaran ke Afrika, Eropa dan Amerika. Berdasarkan sampel pasar yang diambil yaitu jalur pelayaran Tg. Priok/Tg. Perak/Tg. Emas-Singapore; Hongkong dan Jepang, kinerja kapal yang menggunakan indikator load factor kapal perusahaan nasional lebih rendah daripada kapal perusahaan asing. Rendahnya load factor ini dengan menggunakan metode Analitical Hierarchy Process disebabkan oleh ketepatan waktu, kecepatan, kontinuitas supply dan keamanan kapal nasional lebih rendah daripada kapal asing. Sedangkan untuk tarif, antara kapal nasional dengan kapal asing sama."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
S19206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafri Habib
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana Setjokusumo
"PT Emdeki Utama adalah satu-satunya produsen karbit di Indonesia. Jaraknya yang dekat dengan konsumen lebih memungkinkan PT Emdeki Utama untuk melayani konsumen dengan sebaik-baiknya. Tujuan skripsi adalah untuk mengkaji strategi dan program pemasaran PT Emdeki Utama dalam memanfaatkan keungggulan jarak dekat tersebut. Salah satu caranya adalah membuat produk baru yaitu karbit dalam kemasan plastik yang dapat memberikan kemudahan- kemudahan bagi konsumen. Faktor-faktor yang mendorong PT Emdeki Utama membuat karbit dalam kemasan plastik adalah Persaingan yang ketat. Agar dapat lebih bersaing dengan karbit impor PT Emdeki Utama harus dapat menekan harga pokok produksi karbitnya Salah satu unsur yang membuat tingginya harga pokok produksi karbit HDQ adalah tingginya harga baja. Selain itu PT Krakatau Stesl sebagsi sstu-satunya produssn baja di Indonesia kurang memperhatikan pelayanannya dalam hal menjaga kesinambungan pasokan bajanya ke PT Emdeki Utama. Sehingga PT Emdeki Utama terpaksa mencari pengganti drum sebagai kemasannya. Keadaan diatas mendesak PT Emdeki Utama untuk secepat mungkin dapat merealisasikan ide-ide yang ada menjadi produk baru. Jadi bagi PT Emdeki Utama waktu yang terbaik untuk melempar produk baru adalah secepatnya. Keberhasilan PT Emdeki Utama dalam mengembangkan karbit dalam kemasan plastik banyak dibantu oleh posisi PT Emdeki Utama sebagai satu-satunya produsen karbit di Indonesia serta sebagai market leader dalam industrinya. Hal ini membuat PT Emdeki Utama memiliki posisi yang lebih kuat dari pesaingnya, sehingga dalam usaha mengembangkan produk barunya, reaksi pesaing relative dapat diabaikan. Produk baru memegang peranan yang semakin penting, karena itu PT Emdeki Utama harus lebih tanggap dalam pencarian ide-ide baru. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan seluruh jajaran personnel PT Emdeki Utama untuk lebih peka dalam mencari peluang-peluang yang ada."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Anton Akrab
"Penulisan Skripsi ini bertujuan: Pertama, untuk menjelaskan penerapan metode pengakuan pendapatan pada perusahaan jasa pelayaran, khususnya PT Samudera Indonesia. Kedua, untuk memberikan alternatif metode pengakuan pendapatan yang lebih balk bagi PT. Samudera Indonesia. Metode penelitian yang digunakan antara lain dengan mengumpulkan informasi serta bahan referensi dan menelaah buku-buku bacaan, makalah, majalah/jurnal dan berbagai literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu penulis juga mengumpulkan data dengan cara mengadakan penelitian lapangan, yaitu pengamatan langsung penerapan metode pengakuan pendapatan pada PT. Samudera Indonesia serta wawancara dengan pihak manajemen maupun pihak-pihak lain yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian kepustakaan disimpulkan ada tiga saat penetapan waktu pengakuan pendapatan. Lazimnya pendapatan diakui pada saat penyerahaan barang/jasa. Selain itu pendapatan diakui sebelum saat penyerahaan barang/jasa serta pendapatan diakui setelah saat penyerahaan barang/jasa. PT. Samudera Indonesia melakukan pengakuan pendapatannya sebelum penyerahan barang/jasa, yaitu pada saat keberangkatan kapal, dengan adanya dukungan yang kuat bagi realisasi pendapatan tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono Notosudiro
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Farida
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S17030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahadiat Zulfajriansyah Lamid
"Dalam bisnis perkapalan, galangan kapal harus bisa memperkirakan harga kapal secara akurat. Perkiraan harga diperlukan dalam proses penawaran, perubahan pesanan, dan studi penjualan. Banyak pendekatan perkiraan harga yang ada, berdasarkan pada perhitungan dari kapal-kapal yang dibangun sebelumnya, parameter secara keseluruhan, dan analisa fisika. Perkiraan harga merupakan hal yang cukup sulit di dunia perkapalan. Estimator harga bisa saja kekurangan informasi teknis aktual dan mendapat data yang tidak konsisten.
Insinyur perkapalan dan arsitek kapal kebanyakan kekurangan umpan balik dalam konsekwensi harga dari pilihan teknis mereka. Manager sering kekurangan informasi ditandai dari tingkat kepercayaan diri mereka dalam memperkirakan harga dalam pilihan bisnis. Akhirnya, banyak pendekatan dalam memperkirakan harga misterius dan tidak disahkan secara formal (setiap estimator harga mempunyai buku pegangan mereka masing-masing), menyulitkan (memerlukan waktu yang terlalu lama untuk digunakan oleh pembuat pilihan), atau sulit untuk digunakan (kurva yang curam).
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menyediakan pendekatan yang sederhana, yang memudahkan untuk insinyur perkapalan, arsitek kapal dan estimator harga dalam memperkirakan harga kapal. Pendekatan dibuat ini berdasarkan pengamatan dan analisa dari data-data yang didapatkan dari berbagai sumber.

In shipping business, shipyards must be able to accurately estimate costs. Cost estimating is necessary for the bid process, for change orders, and for tradeoff studies. Numerous cost estimating approaches exist. They are based on extrapolations from previously-built ships, detailed bottoms-up parametrics, and integrated physics-based analyses. Cost estimating can be frustrating to shipyard personnel. Cost estimators may lack timely technical information and face data inconsistencies.
Ship engineers and naval architects commonly lack feed-back on the cost consequences of their technical decisions. Managers often lack information denoting the level of confidence in cost estimates upon which they must make business decisions. Finally, many approaches to cost estimating are mysterious and not formally validated (each cost estimator has his own black book), complicated (too time consuming to be of use to decision makers), or difficult to use (steep learning curve).
This paper presents an approach that is simple, yet enables instant sharing of cost and technical data among ship engineers, naval architects and cost estimators; gives confidence measures to managers; and is user friendly. The approach is based on several years' development work in support of shipyard engineers, naval architects, and cost estimators.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51016
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Mahyenny
"Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Berdasarkan Sasaran Pasar yang Dipilih: Studi Kasus pada Lembaga Kursus Bahasa Inggris Eloquence; viii + 112 him; 1993; 10 tabs', 4 gambar. Bibl. 15 (1971 - 1993) UDC Kondisi persaingan untuk produk jasa kursus bahasa lnggris, terutama untuk wilayah Jakarta Barat cukup tinggi, sehingga perlu dijalankan suatu strategi pemasaran yang tepat dan terarah sebagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan atau untuk memenangkan persaingan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui segmen-segmen pasar yang berpotensi bagi perkembangan usaha jasa kursus bahasa Inggris dan mengevaluasi apakah strategi bauran pemasaran yang dijalankan sesuai dengan segmen pasar yang dipilih untuk dilayani. Metode penelitian yang digunakan adalah melalui wawancara dengan pihak-pihak yang berkaitan, observasi penulis secara langsung pada objek yang diteliti serta penelitian kepustakaan dan pengumpulan data dari instansi yang terkait. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara umum strategi bauran pemasaran yang dijalankan perusahaan sudah cukup tepat dan sesuai dengan pasar yang dilayaninya. Namun sejauh ini efektifitas strategi bauran pemasaran tersebut baru sebatas untuk wilayah di sekitar lokasi perusahaan, sehingga perusahaan perlu lebih menekankan strategi communication dan promotion mix untuk menambah efektifitas strategi bauran pemasaran lainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ardjuna Ganesa
"ABSTRAK
Industri Pesawat Terbang sudah lama ditandai oleh kerjasama yang erat an tara swasta
dengan pemerintah. Pemerintah dari negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropah dimasa
yang lalu dan bahkan juga sekarang memberikan subsidi kepada industri pesawat terbangnya
serta terlibat langsung dalam kegiatan penjualan antara lain melalui kedutaan besarnya di luar
negeri.
Pemerintah dari berbagai negara di dunia menyadari manfaat melakukan investasi dalam
industri pesawat terbang karena limpahan ekonomi dan teknologinya menciptakan puluhan
industri baru dan ribuan peke1jaan baru. (Bartlett, Ghoshal 1995, 256).
Negara di Asia belakangan ini tidak mau ketinggalan dengan Amerika Serikat dan
Eropah dalam pengembangan industri pesawat terbang, yakni disamping IPTN negara sepe11i
Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Cina dan bahkan Malaysia juga ingin memiliki industri pesawat
terbang.
Seiring dengan . berjalannya waktu para produsen pesawat terbang tidak dapat lagi
mengandalkan pesawat terbang yang diproduksinya selama ini karena sudah mulai ketinggalan
zaman, dimana kebutuhan pesawat terbang dimasa mendatang menuntut pesawat terbang yang
lebih besar dan dengan kinerja yang lebih baik.
Pengembangan pesawat terbang baru membutuhkan biaya yang sangat besar yang
diperkirakan mencapai $ 20 juta per tempat duduk, yakni berdasarkan estimasi investasi
AIRBUS A-330 sebesar $ 2.5 miliar. Kebutuhan dana yang sangat besar ini membuat banyak
produsen pesawat terbang yang ragu-ragu mengembangkan pesawat terbang baru, dimana
beberapa diantaranya yang sudah memulai kegiatan rancang bangunnya ternyata akhirnya
membatalkan rencananya.
IPTN pada tanggal 10 Agustus 1995 telah berhasil melaksanakan terbang perdana
pesawat terbang N-250 yang merupakan pesawat terbang regional pertama di dunia yang
menggunakan kendali operasi _fly-by-wire, menggunakan mesin turboprop modern dengan
kecepatan high subsonic, menggunakan konsep pesawat terbang berbadan Iebar dan memiliki
konfigurasi sayap tinggi sehingga dapat beroperasi pada Iandasan pendek.
Masalah yang kami teliti adalah strategi yang perlu ditempuh oleh IPTN untuk merebut
pangsa pasar internasional maupun untuk memproteksi pasar dalam negeri agar dapat berupa
captive market dalam waktu cukup lama.
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, yakni menggunakan data sekunder yang
berasal dari berbagai majalah terbitan luar negeri dan berbagai buku baik yang diterbitkan di
dalam maupun luar negeri, kami menemukan akhir-akhir ini telah terjadi kolaborasi dari
beberapa industri pesawat terbang dari berbagai negara dengan tujuan untuk meningkatkan daya
saing (AIR), dilain pihak terdapat industri pesawat terbang yang mengalami kebangkrutan
(FOKKER) atau yang menghentikan produksi pesawat terbangnya (SAAB), sehingga dimasa
mendatang kami perkirakan produsen pesawat terbang regional yang semula jumlahnya sangat
banyak akan mengalami penciutan secara drastis, dimana kami perkirakan pesaing IPTN di pasar
internasional adalah AIR dan BOMBARDIER.
Dalam persaingan di pasar internasional kami menyimpulkan IPTN jauh Iebih lemah
dibandingkan pesaingnya terutama sekali dari segi posisi keuangan dan pangsa pasar. Posisi
keuangan sangat penting dalam industri pesawat terbang karena titik impas umumnya dicapai
karena menyangkut kurva belajar dan skala ekonomi serta efek berantai. dimana tidak heran hila
AIRBUS dalam menghadapi BOEING menggunakan strategi untuk memenangkan pangsa pasar
walaupun dengan resiko harus menjual dengan merugi.
Dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix kami memilih strategi
IPTN berupa memasuki pasar internasional yang secara geografis dekat dengan Indonesia seperti
negara-negara Asean dan Australia dengan mengandalkan keunggulan teknis dan harga dari N-
250, dimana untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional IPTN harus memproteksi
pasar dalam negeri sehingga menjadi captive market sambil mengembangkan pasar dalam negeri
agar lebih banyak menggunakan pesawat terbang regional seperti N-250 karena lebih ekonomis
dibandingkan pesawat terbang besar dan dapat beroperasi pada landasan yang relatif pendek,
segera melaksanakan restrukturisasi IPTN, menghindari persaingan frontal dengan pimpinan
pasar, menjajagi aliansi strategik dengan pemilik modal berlimpah dan aliansi strategik dengan
satu atau lebih pabrik pesawat terbang luar negeri, mengusahakan mendapatkan peke1jaan
subkontrak dengan nilai signifikan dari BOEING dan AIRBUS.
Dalam melayani captive market Indonesia, IPTN harus berusaha secara terus menerus
berorientasi kepuasan pelanggan; antara lain, memperbaiki kwalitas, waktu penyerahan dan
harga dari produk dan jasanya sehingga dalam waktu relatif tidak lama sudah siap bersaing
tangguh dengan produk luar negeri dipasar Indonesia tanpa perlindungan seperti hambatan tarif
maupun non tarif.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engkos Achmad Kosasih
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012
658.15 ENK m (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>