Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emma Nurrahmah
"Skripsi ini membahas mengenai sejauh mana para siswa SMAN 14 menggunakan internet sebagai sumber belajar. Serta menjelaskan alasan apa yang memotivasi mereka untuk menggunakan internet sebagai tempat pemenuhan kebutuhan informasi sekolah daripada menggunakan perpustakaan sekolah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para siswa lebih memilih internet karena mencari informasi di internet dinilai lebih mudah, cepat, dan lengkap. Dalam mencari informasi di internet para siswa masih mengandalkan bantuan search engine.

This thesis discusses the extent to which the 14 high school students use the internet as a source of learning. And explain the reasons for what motivates them to use the internet as a place to meet the needs of school information instead of using the school library. This research is quantitative descriptive design. Results showed that students prefer the Internet for seeking information on the Internet are considered cheaper, faster, and complete. In searching for information on the Internet the students still rely on the help of search engines."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S15241
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Latul, Hengky
"Penelitian mengenai perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar ini telah dilakukan di sejumlah perpustakaan Sekolah Menengah, Atas Negeri di Jakarta Pusat pada bulan April sampai bulan Juni 1990. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui sampai sejauh manakah keterlibatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar-mengajar bagi guru dan murid di sekolah. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan di 7 perpustakaan Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Jakarta Pusat. Tehnik pengolahan data menggunakan prosentase dan Skala sikap Likert. Proses pengolahan data di.jelaskan. Hasi1 penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman akan fungsi dan tujuan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar-mengajar cukup baik. Namun guru masih bersikap negatif terhadap perpustakaan. Di samping itu fasilitas sarana dan prasarana di perpustakaan sekolah sangat memprihatinkan serta ketrampilan dalam mengelola perpustakaan sama sekali belum dimiliki oleh petugas perpustakaan karena tidak mempunyai latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan. Layanan perpustakaan sekolah juga belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada serta koleksi perpustakaan sekolah yang pada umumnya masih lemah dan belum terarah. Eksistensi perpustakaan sekolah juga sangat tergantung pada sikap kepala sekolah se1aku pemegang kebijaksanaan dalam pendanaan serta sumber dana yang terbatas. Kesempatannya ini merupakan faktor penghambat yang mengakibatkan perpustakaan sekolah tidak dapat menjalankan fungsi dan peranannya dengan baik. Akhirnya beberapa rekomendasi dan usul penulis ajukan sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di perpustakaan sekolah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Mayangsari
"Penelitian ini menggambarkan implementasi usaha kesehatan jiwa sekolah oleh Sekolah Menengah Atas Negeri X Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan pada September 2020 sampai dengan Desember 2020. SMAN X Jakarta sebagai sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk mempromosikan kesehatan jiwa remaja melalui berbagai layanan kesehatan jiwa yang dapat disediakan di sekolah. Hasil dari penelitian ini menggambarkan berbagai kegiatan dan layanan usaha kesehatan jiwa sekolah yang dilakukan oleh SMAN X Jakarta yang berdasarkan pada Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah Terintegrasi UKS dalam bentuk pendidikan kesehatan jiwa di sekolah, pelayanan kesehatan jiwa di sekolah, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat jiwa.

This research discusses an overview of school mental health implementations by Sekolah Menengah Atas Negeri X Jakarta. This research is a qualitative research with descriptive design that was done by September 2020 until December 2020. Sekolah Menengah Atas Negeri X Jakarta as an educational institution has very broad opportunities in promoting adolescents’ mental health through various mental health services that can be provided at school setting. The result of this research describes the various activities and services as implementations of school mental health by Sekolah Menengah Atas Negeri X Jakarta, which are, based on UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) Integrated School Mental Health Services in the form of mental health educations, mental health services, and the development of mentally healthy school environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Zuraida
"Dalam disertasi ini penulis meneliti tentang tawuran antar pelajar SLTA di Jakarta yang dari tahun ke tahun terus menerus terjadi. Sudah banyak upaya penanggulangannya, namun mengapa masih banyak tawuran antar pelajar? Penulis tidak ingin meneliti ?mengapa terjadi tawuran?, karena sudah banyak penelitian tentang masalah itu. Di Jakarta Selatan, terdapat beberapa pelajar SLTA tertentu yang hampir setiap tahun terlibat dalam tawuran antar pelajar, namun ada pula suatu sekolah yang tadinya sering terlibat tawuran, dalam kurun waktu tertentu menjadi tidak tawuran lagi. Akan tetapi di sisi lain, ada sekolah yang awalnya tidak pernah tawuran, menjadi terlibat tawuran antar pelajar pada beberapa tahun terakhir. Hal tersebut ditengarai adanya permusuhan kolektif yang berbentuk laten berubah menjadi permusuhan yang sifatnya aktual, sehingga timbul tawuran antar pelajar.
Salah satu sekolah yang tingkat keterlibatan siswanya dalam tawuran adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri T (SMK N T) Jakarta Selatan, namun keadaan menjadi berubah pada tahun 2006, disebabkan banyaknya kegiatan sekolah yang membanggakan berakibat waktu luang berkurang dan melupakan tawuran. Sebaliknya pada Sekolah Menengah Atas Negeri C (SMA N C) Jakarta Selatan yang siswanya semula tidak tawuran, sejak tahun 2007 terlibat tawuran. Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas disebabkan menurunnya aktifitas patroli oleh para guru, sehingga waktu luang bertambah dan timbul tawuran.
Analisis dan Pengujian yang telah dilakukan pada aspek Pengalaman Tawuran, kelompok pelajar SMK Negeri T mempunyai musuh yang jumlahnya lebih kecil dibanding kelompok pelajar SMA Negeri C. Dari hasil analisis pada aspek Tindakan Sekolah, kelompok SMK Negeri T membiasakan konsisten dalam penerapan tata tertib dan sanksi, sehingga para guru mempercayai siswanya untuk menghindar dari tawuran. Sedangkan pihak Sekolah kelompok SMA Negeri C mengetahui siswanya yang melakukan tawuran, maka dalam mengatasinya diperbanyak kegiatan sekolah seperti kesenian dan olahraga. Dari penjelasan tersebut, ada hubungan antara kegiatan sekolah dan guru sebagai bentuk pengendalian sosial siswa dengan keterlibatan siswa dalam tawuran antar pelajar.

In this dissertation the author examines the brawl between high school students in Jakarta that continually occur. There have been many efforts to overcome, but why is still a lot of fighting between students? The author does not want to investigate "why does brawl happen? because it has a lot of research on the matter. In South Jakarta, there are some specific high school students almost every year are involved in the brawl between students, but there is also a school which was often involved brawl, within a certain time becomes no longer brawl. But on the other hand, there are schools that initially was never brawl, became involved fighting between students in recent years. It is considered the collective hostility in the form of latent hostility turned into an actual character, so that the resulting brawl between students.
One of the schools that the level of involvement of students in the brawl is T Vocational High School (SMK NT) South Jakarta, but the situation changed in 2006, because of too many school activities that boast result in reduced free time and forgets the brawl. On the other hand C Senior High School (SMA NC) South Jakarta that students initially did not brawl, since 2007 involved in brawl. According to Deputy Head of the School of Public Relations patrols due to decreased activity by the teachers, so that their leisure times increases and the resulting brawl.
Analysis and Testing that has been done on this aspect Fighting Experience, a group of students SMK T has an enemy whose numbers are smaller than the group of high school students of State C. From the result of analysis on aspects of school actions, group SMK T familiarize consistent in the application of rules and sanctions, so that the teachers believe their students to avoid the clash. Meanwhile, the SMA Group C schools know their students who do brawl, then the reproduced overcome school activities such as arts and sports. From these explanations, there is a link between the activities of schools and teachers as a form of social control students with student involvement in the brawl between students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D2515
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Utami
"Perpustakaan sekolah, yang dalam sistem pendidikan dewasa ini semakin penting kedudukannya telah diselenggarakan dengan baik. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini kendala umum yang dihadapi, seperti keterbatasan dana, kurangnya jumlah koleksi, ataupun rendahnya minat siswa terhadap perpustakaan, dan sebagainya masih dihadapi oleh sebagian besar perpustakaan sekolah , khususnya yang bernaung dibawah sekolah negeri.
Perpustakaan SMA Negeri 34 yang memiliki kendala yang sama dengan sebagian perpustakaan sekolah di Indonesia telah dimanfaatkan oleh sebagian siswa baik sebagai tempat belajar untuk menambah pengetahuan ataupun sarana untuk mendapatkan bahan bacaan hiburan. Koleksi perpustakaan telah dimanfaatkan. Tetapi pemanfaatan koleksi ini tidak rutin, sehingga dapat dikatakan bahwa perpustakaan belum sepenuhnya menjadi pusat belajar dan sumber informasi bagi siswa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Rosinde Frida
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S7305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlambang Saleh
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas Sikap Pelajar SMA Negeri 14 Jakarta Terhadap Pelarangan Penggunaan Jilbab 1982_1991. Sikap yang disebabkan oleh keluarnya Surat Keputusan No. 052/C/Kep/D.82 yang merupakan pedoman mengenai pemakaian seragam secara nasional untuk seluruh sekolah di lingkungan pendidikan dasar dan menengah (dikdasmen). Surat Keputusan No. 052/C/Kep/D.82 tersebut yang dijadikan pedoman oleh Kepala Sekolah untuk tidak memperbolehkan para siswinya untuk menggunakan jilbab. Hasil penulisan menunjukan bahwa dengan keluarnya SK No. 100/C/Kep/D/1991 yang memperbolehkan para pelajar menggunakan jilbab merupakan hasil perjuangan para pendahulunya guna mendapatkan kebebasan berjilbab. Serta pihak-pihak terkait yang mendukung gerakan perlawanan siswi berjilbab yang ditandai dengan semakin banyak siswi yang mengenakan jilbab tanpa menghalangi aktivitas kegiatan mereka selama di sekolah.

Abstract
This undergraduate thesis discusses on the reaction of SMA Negeri 14 Jakarta students on the ban of veil using during 1982_1991. The reactions were caused by a decree No. 052/C/ Kep/D.82 released as a guidance on school uniform rule nationally to all schools and under The Department of Education. The decree was used by headmaster to ban veil using toward students. This study shows that by the release of The Decree No. 100/C/Kep/D/1991 which allowed student to use veil was the result of moslem and their movements_ struggle to get freedom of veil using without disturbing students_ activities when they are studying at school."
2010
S12463
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dekky
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang gambaran Sarana Penyelamatan Jiwa di Sekolah Menengah
Atas Negeri 40 Jakarta. Variabel-variabel yang dibahas dalam skripsi ini meliputi sarana
jalan keluar berupa pintu dan tangga yang umumnya dimiliki sekolah, pencahayaan darurat,
tanda arah jalan keluar, komunikasi darurat, prosedur dan rute evakuasi dan tempat
berkumpul sementara. Penelitian ini memakai pendekatan semi kuantitatif dengan desain
studi deskriptif. Didapatkan bahwa sekolah belum memiliki sarana penyelamatan jiwa yang
memadai. Diharapkan agar sekolah dapat mempertimbangkan saran yang diberikan peneliti
untuk meningkatkan kualitas dalam hal sarana penyelamatan jiwa.

ABSTRACT
This thesis discuss the description of Life Saving Facility at Senior High School 40 Jakarta.
The variables are discussed in this thesis are means of escape, for example doors and stairs
that are generally owned by the school, emergency lighting, exit direction signs, emergency
communications, procedures and evacuation routes and temporary gathering place. This study
use semi-quantitative approach to the design of a descriptive study. It is found that the school
does not have adequate means of life saving facilities. It is expected that schools can consider
the advice is given by researcher to improve the quality in terms of life saving facilities."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kadarwati Mardiutama
"Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup semakin nyata sejak diselenggarakannya Konferensi PBB mengenai lingkungan hidup di. Stockholm pada tahun 1972, sampai dengan diadakannya KTT Bumi di Rio de Janeiro 1992 oleh United Nations Conference on Environment and Development (UNCED). Hasil dari konferensi-konferensi tersebut adalah bahwa sumberdaya manusia merupakan inti segala persoalan lingkungan. Hal tersebut dapat diatasi melalui program pendidikan (Soerjani, 1992:2).
Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Sekolah Menengah Umum (SMU) 66 Jakarta Selatan. Siswa-siswa SMU dijadikan obyek penelitian mengingat bahwa:
1. Dari tahap perkembangan: merupakan kelompok remaja yang sedang mencari dan membentuk jatidiri, sebelum usia dewasa.
2. Dari jenjang pendidikan:
SMU berada pada tahap pengembangan bakat dan minat yang bersifat mendasar, sebagai persiapan menuju pendidikan tinggi.
3. Dari sudut hukum: mencapai status dewasa dalam arti hukum (Silalahi, 1993:3)
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode survei. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner, untuk menentukan tingkat pengaruh dan tingkat hubungan yang terjadi antara variabel-variabel bebas berupa kesadaran, pengetahuan, sikap dan kemampuan evaluasi. Sedangkan variabel terikat berupa upaya peningkatan perilaku positif siswa SMU terhadap Pendidikan lingkungan Hidup (PLH).
Jenis sampling yang dilakukan adalah non probabilitas-purposif. Sejumlah 355 siswa {50,559% dari jumlah murid seluruhnya) dijadikan responden: 234 siswa (65,915%) jawabannya dapat dianalisis, dan terakhir 118 siswa {50,427%) memenuhi syarat karena konsisten jawabannya.
Masalah penelitian yang ingin diketahui dari hasil kajian ini adalah:
Faktor apakah yang paling berpengaruh, bagaimana kontribusi masing-masing variabel bebas dan bagaimana hubungan antara variabel-variabel bebas tersebut yang mempengaruhi peningkatan perilaku positif siswa SMU atas pendidikan lingkungan hidup?
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan individu merupakan faktor penentu (nilai eigenvektor, terbesar: 0,2152) tercapainya motivasi (nilai eigenvektor, terbesar: 0,3388) dalam keberhasilan pendidikan lingkungan hidup. Dari analisis selanjutnya diperoleh data bahwa kesadaran merupakan faktor dominan dalam upaya peningkatan perilaku positif siswa atas pendidikan lingkungan hidup (nilai prioritas menyeluruh, terbesar dengan total angka 0,5580), hipotesis diterima.
Korelasi positif terdapat antara peningkatan pengetahuan dan peningkatan sikap (ditunjukkan oleh koefisien korelasi 0,08111), hipotesis diterima.
Sedangkan kontribusi masing-masing variabel bebas atas upaya peningkatan perilaku positif siswa terhadap PLH ditunjukkan oleh nilai eigenvektor berturut-turut 0,65; 0,11; 0,12; 0,12. Dalam persentase, berarti bahwa faktor kesadaran menyumbang 65% bagi peningkatan perilaku positif siswa terhadap PLH. Faktor Pengetahuan menyumbang 11% dan faktor Peningkatan sikap serta faktor peningkatan kemampuan evaluasi, masing-masing menyumbang bagian yang sama, sebesar 12%.
Studi ini dapat menyegarkan kembali ingatan para pendidik dalam menyusun rencana pengajaran sekaligus menyajikan materi PLH, agar selalu mengembangkan kemampuan individu, sehingga siswa termotivasi dan tumbuh kesadarannya dalam memproses perolehannya di bidang PLH. Hal ini sesuai dengan tujuan utama pendidikan lingkungan, yaitu meningkatkan kesadaran, meningkatkan kemitraan dan penanaman etika lingkungan (Soerjani, 1992:2).

The increase of awareness within the society towards environmental functions has been established since the United Nations Conference on Environmental Issues took place in Stockholm in 1972, until the occurrence of the Summit Conference on Earth in Rio de Janeiro in the year 1992 which was organized by the United Nations Conference on Environment- and Development (UNCED). The result of.--the conferences mentioned, stated that human resources ate the core' of innermost of a11 the environmental issues;-These can be prevented through educational training programs (Soerjani, 1992:2).
This research forms -a case study carried out at the - Public High School-SMU -65-in Jakarta.- The SMU students have served as the objects of the research with a view to the following:
1. From developing or growing phase:
This group of youngsters are searching for and trying to identify their personality, prior to becoming adults.
2. From educational strata:
SMU or the Public High School is located at the talent and interest development phase and is basic and fundamental in nature. So it can be referred to as a preparation leading to the academic education.
3. From legal aspect:
From the legal point of view or aspect the group has reached the adult status (Silalahi, 1993:3).
This research is of descriptive and explorative nature, and is accomplished by collecting primary data obtained from questionnaires, in order to define the level of effect and the level of relationship, which exist among independent variables. Dependent variables have the form for developing positive behavior among SMU students on environmental education; independent variables comprise: developing awareness, science, and attitude as well as developing evaluation capability.
The kind of sampling carried out is of nonprobability-purposive nature. A large number of students totaling 355 {50.569% of the total number of students) had been appointed as respondents; out of 234 students (65.915%) the responses could be analyzed, and finally 118 students (50.427%) could meet the requirements because of their consistent responses.
The problems and issues in the research that we would like to know from the output of this study is as follows:
- What factor has a great impact?
- What and how is the contribution of the respective independent variable? And how does the relationship among those independent variables influence the development of positive behavior among SMt' students on environmental education? (Table 1 shows us research problems, hypothesis and analysis scheme, used).
The research output has revealed that individual capabilities a decisive factor i valde of eigen vector maximum: 0.2152) in achieving motivation (value of eigen vecfor. maximum: 0.3333) for the success of environmental education.
From further analysis data have been obtained that the increase of awareness forms a dominant factor in developing positive behavior among SMU students on environmental education (entire priority value. maximum with a total figure of 0.5530). hypothesis accepted. A positive correlation has been found between an increase in science and an increase in attitude (shown by a correlation coefficient of 0.08111), hypothesis accepted.
While the contribution of the respective independent variable towards developing positive behavior of students with regard to Environmental Education is shown by the value of eigenvector consecutively 0.65; 0.11; 0.12; 0.12. Percentage wise this means that the' contribution of the awareness increase factor for developing positive behavior on Environmental Education is a share of 65%.
The science increase factor contributes a share of 11% and the attitude increase and the evaluation capability respectively contributes an equal share of 12%.
This study could bring about some refreshment in the minds of teachers and trainers in order to draw up their curricula and simultaneously present their materials for Environmental Education, so as to constantly develop their individual capabilities, so that the students could be motivated and arouse their awareness in processing their findings and output in the field of Environmental Education. All these are in line with the main objective of the environmental education, namely: to develop awareness, to develop partnership and to implant environmental ethics (Soerjani, 1992:2)."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T4246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvyna Trinanda Daeng
"Remaja merupakan kelompok berisiko mengalami berbagai masalah fisik psikologis dan sosial. Salah satu masalah psikososial yang terjadi pada remaja adalah merupakan bentuk bullying yang dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui dunia maya internet. Dampak cyberbullying pada remaja diantaranya menimbulkan rasa malu depresi hingga bunuh diri. Tujuan penelitian ini mengetahui kejadian cyberbullying yang terjadi pada remaja SMA Negeri di Jakarta Timur. Metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan desain cross sectional dengan teknik sampling accidental sampling n 105
Hasil penelitian menemukan angka kejadian cyberbullying 30.5 dengan 20 terlibat sebagai pelaku dan 17 sebagai korban dan 8.6 sebagai pelaku sekaligus korban. Media yang paling banyak digunakan adalah chatrooms 35.2. Lama korban mengalami kejadian cyberbullying beragam dari satu atau dua minggu 10.5 hingga beberapa tahun 7.6. Remaja perempuan berpeluang 2.7 kali terlibat dalam kejadian cyberbullying dibandingkan laki laki.

Teenagers are a group in the society at high risk of experiencing a number of problems such as physical psychological and social problems. One of the psycho social problems among teenagers is cyberbullying. Cyberbullying is a form of bullying that takes action indirectly through virtual world like the internet. Negative impacts of cyberbullying can be shyness depression and suicide. The purpose of this research was to know the phenomenon of cyberbullying that happened to teenagers in State High School in East Jakarta. Method used was quantitative descriptive with cross sectional approach and sampling technique was accidental sampling 105.
The result shows that the incidence of cyberbullying reached the number of 30.5 with 20 claimed to be perpetrators 17.1 victims and 8.6 both. The media that commonly used are chatrooms 35.2 The length of the period of teenagers being victimized varies from a couple of weeks 10.5 up to a few years 7.6. There is a relation between gender and the incidence of cyberbullying where girls are 2.7 times more risky of being involved in cyberbullying compared to boys.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>