Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Junita Diah A.
"Bila sebuah novel diangkat ke layar lebar, akan terjadi beberapa perubahan. Perubahan dapat terjadi dalam kisah cerita yang disampaikan, dalam cara penyajiannya, ataupun keduanya. Hal tersebut tidaklah dapat dihindari, karena di sini terjadi perubahan media, yaitu dari, media cetak ke media visual. Novel Hersenschimmen karya J. Bernlef adalah sebuah novel yang telah diadaptasi ke layar putih oleh sutradara Heddy Honnigman dengan judul yang sama. Novel dan film tersebut mengisahkan tentang proses kepikunan seorang laki_laki setengah baya. Walaupun terdapat kesamaan dalam kisah cerita yang disampaikan, karena novel dan film merupakan dua media yang berbeda, berbeda pula cara penyajiannya. Dalam skripsi ini saya membandingkan novel dan film Hersenschimmen. Dari perbandingan itu, dapat ditemukan persamaan dan perbedaan di antara kedua karya tersebut serta dapat mengetahui bahwa kenyataan membaca novel terlebih dahulu sangat mempengaruhi pandangan pada waktu menonton film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Marta Jaya
"De Uityreter merupakan novel pertama Nescio, yang diterbitkan tahun 1911. Novel tersebut mengisahkan kehidupan sekelompok pemuda seniman Belanda, dengan latar alam dan masyarakat negeri itu pada permulaan abad ke 20. Pemilihan tokoh seniman dan latar alam dalam cerita tersebut merupakan ciri yang banyak ditemukan dalam karya Romantik. Hal itu menimbulkan pertanyaan apakah cirri Romantik ditemukan dalam elemen struktur cerita tersebut. Untuk menjawab pertanyaan di ataxy diperlukan suatu analisis struktural terhadap unsur yang membangun struktur cerita De Uitvreter. Analisis structural dilakukan terhadap latar, tokoh, fokalisasi dan tema cerita. Setelah analisis tersebut dijabarkan cirri Romantik. Berdasarkan kedua hal itu dapat diketahui bahwa cirri Romantik ditemukan dalam cerita, seperti yang tercermin pada penggambaran tokoh, latar dan pemilihan tema cerita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursidah
"Novel dan drama suiker ditulis Hugo Claus pada tahun yang berbeda, tetapi kisah dalam kedua karya itu terjadi pada sebuah latar yang kurang lebih sama, yakni di sebuah pabrik gula di Perancis Utara. Cerita bersumber dari kehidupan para buruh dari berbagai kebangsaan yang bekerja secara musiman di tempat tersebut. Di dalam skripsi ini akan dianalisis bagaimana sebuah cerita diolah ke dalam dua genre sastra yang berbeda, yaitu novel dan drama. Novel dan drama ditulis untuk publik yang berbeda. Masing-masing mempunyai perangkat sendiri dalam me_nyampaikan kisahnya. Perbedaan dan persamaan menyangkut struktur, penyajian dan tema dalam novel dan drama Sulker merupakan pokok-pokok bahasan yang akan dibahas dalam skripsi ini. Pertama akan dideskripsikan perbedaan dan persamaan keduanya, kemudian akan dibahas mengapa perbedaan itu bisa terjadi. Hasil analisis perbandingan ini juga akan memberikan gambaran perbedaan novel dan drama secara umum."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meira Setiawati
"Klan Metsiers hidup terasing dari dunia luar. Keterasingannya didukung oleh letak pertanian mereka yang terpencil dan sikap tertutup para anggota keluaganya, Kecendrungan yang ada dalam Klan Metsiers membentuk Kaln-klan kecil diantara mereka sendiri dengan tokoh Bennie sebagai sentral. Tokoh Mon, Moeder, Ana dan Julles masing-masing berusaha untuk membentuk ikatan yang kuat dengan Bennie. Konflik timbul pada saat masuknya orang luar ke dalam Klan mereka ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewajani Razif
"Setiap karya sastra pada dasarnya dapat dievaluasi dan dinilai. Kriteria penilaian yang dimiliki setiap orang untuk suatu karya sastra amat beragam sehingga penilaian setiap orang jadi berbeda-beda. Penilaian dan pendapat kritisi dan para esais yang amat beragam, penuh dengan pro dan kontra untuk karya-karya sastra Jan Wolkers, telah mendorong saya untuk membuat penelitian. Penelitian tersebut mencakup hal yang menonjol dalam karya Jan Wolkers serta penilaian tentangnya. Hal-hal menonjol dalam dua karya Wolkers, Serpentine's petticoat dan De Walgvogel - dua buku yang saya anggap dapat mewakili karya Wolkers secara keseluruhan - terdapat dalam tataran cerita, penggunaan bahasa tokoh utama dan penyajian cerita. Hasil banding antara hal menonjol menurut kritisi dan para esais Belanda dengan temuan saya menunjukkan bahwa hanya ada satu perbedaan. Mereka tidak melihat adanya ketimpangan fokalisasi dalam cerita. Ternyata, ketimpangan fokalisasi yang telah disebutkan di atas mungkin saja dapat menyebabkan penilaian kritisi, para esais dan juga pembaca lainnya berubah. Pendapat kritisi dan para esais Belanda menunjukkan bahwa mereka banyak memberikan penilaian positif kepada hal-hal menonjol dalam dua karya Jan Wolkers di atas dan kepada dua karya tersebut pada umumnya. Bila kritisi dan para esais itu (dan pembaca lainnya) melihat adanya ketimpangan fokalisasi, mungkin saja mereka akan memberi penilaian yang kurang positif. Dengan demikian telah dibuktikan bahwa konsekuensi perbedaan antara temuan saya dengan temuan kritisi dan para esais Belanda mungkin saja ada."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisnowati Sarono
"Karya sastra, baik yang berupa cerita pendek, cerita bersambung, novel atau lainnya, berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Demikian juga dengan roman De Grote Zaal, yang sarat mengisahkan berbagai kenyataan yang dihadapi manusia dalam mengarungi kehidupan ini. Skripsi ini bertujuan untuk memperlihatkan tema yang terkandung dalam buku De Grote Zaal. Penelitian tersebut menggunakan teori struktural, yaitu suatu teori yang bertolak dari keyakinan adanya elemen-elemen cerita yang saling terkait. Pada akhir penelitian saya dapat menyimpulkan tema buku De Grote Zaa1 yang memperlihatkan keterbatasan manusia dalam menghadapi berbagai kenyataan yang mutlak ada dalam hidup, yaitu kenyataan menjadi tua, kehadiran sesama, dan kematian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Eva Carolina
"Een Beetje Oorlog yang ditulis oleh Rob Nieuwenhuys dan Bonsai-Kinderen; Indie Nederland 1942-1948 karya Betty Roos memiliki latar waktu yang sama yaitu pada saat Jepang menduduki Hindia Belanda, tahun 1942-1945. Kedua tokoh utama mengalami hidup di kamp Jepang selama Jepang berkuasa.Di dalam skripsi ini akan dianalisa bagaimana gambaran kehidupan di kamp Jepang saat itu. Gambaran kehidupan tersebut akan dilihat dari kamp yang berbeda yaitu kamp pria dan kamp wanita. Struktur, tema dan judul buku merupakan pokok - _pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini. Dari elemen-elemen tersebut di atas maka akan didapat kesimpulan mengenai gambaran kamp Jepang dari kedua penulis buku tersebut."
2000
S15792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Rohaya
"Dalam dunia kesusastraan terdapat tiga genre besar karya sastra yaitu prosa, puisi, dan drama. Sejalan dengan perkembangan penulisan setiap genre sastra ini memiliki subgenres masing-masing. Subgenres yang dimiliki oleh prosa antara lain roman, novel, cerita perjalanan, dan cerita detektif. Dalam perkembangannya cerita detektif klasik atau whodunit menghasilkan subgenre lain. Menurut Todorov, seorang sastrawan Prancis, dua subgenre whodunit adalah thriller atau roman noir atau roman tegang dan roman suspense. Kedua subgenre ini-lah yang kemudian lebih menarik perhatian para penulis dihanding bentuk klasik (Todorov, 1966: 7.11). Mike Pavett dalam Crime Writers (1978) menyatakan bahwa pada akhir abaci dua puluh seperempat dari jumlah buku yang tcrjual di Amerika dan Inggris adalah buku detektif. Cerita detektif klasik pertama kali muncul di Inggris pada abad ke-19 dan disebut the whodunit. Cerita jenis ini muncul pertama kali dalam karya-karya Edgar Allan Poe..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S15835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Catarina Tresnawaty
"Tesis ini membahas novel karya Kader Abdolah De reis van de lege flessen yang mengisa ikan perjuangan Bolfazl, imigran asal Persia, untuk dapat diterima dan diakui keberadaannya oleh masyarakat Belanda. Untuk menganalisis novel ini digunakan pendekatan semiotik. Secara semiotik dianalisis alur, tokoh, latar, dan kontlik yang dihadapi tokoh imigran dalam cerita ini. Setelah melakukan analisis semiotik terlihat banyak hal yang dialami oleh tokoh imigran untuk beradaptasi dengan masyarakat Belanda. Para tokoh imigran menghadapi kontlik budaya yang disebabkan adanya perbedaan agama, kebiasaan, bahasa, dan sikap diskriminasi.
Dalam cerita ini juga terlihat visi yang berkaitan dengan keberadaan imigran di Belanda: bagaimana orang Belanda memandang kaum pendatang dan sebaliknya. Secara umum dua kelompok ini sating memberikan visi negatif. Orang Belanda melihat imigran sebagai kelompok yang bodoh, miskin, terbelakang. Sementara imigran melihat orang Belanda sebagai kelompok individualis, egois, tidak memperhatikan keluarga. Orang Belanda juga dinilai kaku dalam urusan waktu. Dikaitkan dengan masyarakat multikultur di Belanda dewasa ini terlihat bahwa Bolfazl cukup beradaptasi dan berasimilasi dengan baik. Ia berhasil menyesuaikan diri dengan kebudayaan Belanda dan berbaur dengan masyarakat Belanda.

This thesis is mainly focused on the novel vvritien by Kader Abdolah, rein van de lege /lessen that describes great effort of Bolfazl, Persian immigrant, to be accepted and recognized hiF existence by Dutch community. We use semiotics approach to analyze the novel by observing and elaborating the flow, actors, setting as well as the conflict confronted by the immigrant as the main subject in the novel. From the standpoint of semiotics approach. we observe that the immigrant as the main subject of the novel, experience many difficult situations when adapting with Dutch community. Conflict of culture, concerning about religion, custom, language and discriminative mindset dominate the issues.
In addition, Dutch local perception in seeing the existence of immigrant and vice versa is also one of the issues to be further elaborated in the novel. It can be concluded that both, Dutch local community and the immigrant, give n egative perception. Dutch local community considers immigrant as uneducated and impoverished people whereas immigrant considers Dutch as individualistic and selfish people who is not really concerned about family and inflexible regarding with time management. W also conclude that Bolfazl has properly assimilated with Dutch culture that has multicultural characteristic. He acts well in adapting with local culture without departing his attribute as Persian.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T37424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Garnita
"Om te onderzoeken wat de Bommelstrips zowel voor' kinderen als literatuurliefhebbers interessant maakt, moeten we eerst de eigenschappen van de literaire vertel_lingen en van kinderve'rhalen kennen. Daarom begin ik met de bespreking van een aantal eigenschappen van literaire vertellingen. Daarna bespreek ik de eigenschappen van kinderverhalen. Vervolgens onderzoek ik welke van beide soorten eigenschappen we aantreffen in de Bommelstrips De kwade inblazingen, De tuttlewurm en De wisselschat. Het onderzoek laat zien dat alle drie de verhalen literaire eigenschappen hebben. We verwachten van een literair verhaal dat het ons confronteert met bepaalde thema's van algemeen of historischmaatschappelijke aard. Bij die algemene thema's kunnen we denken aan problemen die samenhangen met de grenzen van het menselijk kunnen. De drie Bommelverhalen confronteren ons met een aantal algemene thema's, zoals de vraag wat de oorzaken zijn van het goede en het kwade, en het probleem dat er tussen mensen voortdurend misverstanden zijn. Maatschappelijke thema's in de verhalen zijn het burocratische karakter van de welvaartsstaat, het autoritaire optreden van de overheid, en de rol en werkwijze. van de wetenschap. Een andere eigenschaap die de Bommelverhalen voor literatuur_liefhebbers interessant maakt, is de originaliteit van het taalgebruik, in het bijzonder het veelvuldig voorko_men van neologismen. Ook zijn de verhalen vaak humorisch en ironisch. Bommelsverhalen bezitten ook veel eigenschappen die hen voor kinderen interessant maken. De verhalen zijn relatief kart, niet meer dan 100 pagina's, en het taalge_bruik is eenvoudig. Er zitten veel dialogen in en er vinden spectaculaire gebeurtenissen plaats, zodat de verhalen heel levendig en spannend zijn. Er zijn relatief weinig beschouwingen en beschrijvingen. De acties worden door plaatjes gevisualiseerd en de conflictontwikkeling wordt eenvoudig weergegeven. Er zijn niet veel fokali-satiewisselingen, complicerende retroversies, antici_paties en open plekken. De verhalen beeindigen altijd met een 'happy end' die gevierd wordt met een gemeenschappe_lijke maaltijd. Bovennatuurlijke versehijnselen spelen bij het ontstaan en oplossen van de problemen een be_langrijk rol. In De kwade inblazingen veroorzaakt een vreemd apparaat een ramp. En in De tuttlewurm kunnen vreemde wormpjes het lot van beer Bommel beinvloeden. De setting van de gebeurtenissen is vaak misterieus, bij_voorbeeld een donker geheimzinnig bos. De personages zijn 'flat characters' die bepaalde eigenschappen representeren. Heer Bommel is meestal dom, Tom Poes is meestal slim en Super en Hyper zijn slecht. De algemene thema's zijn meestal ook vrij gemakkelijk voor kinderen om to begrijpen. Daarom zijn de verhalen ook voor hen leerzaam.;Om te onderzoeken wat de Bommelstrips zowel voor' kinderen als literatuurliefhebbers interessant maakt, moeten we eerst de eigenschappen van de literaire vertel_lingen en van kinderve'rhalen kennen. Daarom begin ik met de bespreking van een aantal eigenschappen van literaire vertellingen. Daarna bespreek ik de eigenschappen van kinderverhalen. Vervolgens onderzoek ik welke van beide soorten eigenschappen we aantreffen in de Bommelstrips De kwade inblazingen, De tuttlewurm en De wisselschat. Het onderzoek laat zien dat alle drie de verhalen literaire eigenschappen hebben. We verwachten van een literair verhaal dat het ons confronteert met bepaalde thema's van algemeen of historischmaatschappelijke aard. Bij die algemene thema's kunnen we denken aan problemen die samenhangen met de grenzen van het menselijk kunnen. De drie Bommelverhalen confronteren ons met een aantal algemene thema's, zoals de vraag wat de oorzaken zijn van het goede en het kwade, en het probleem dat er tussen mensen voortdurend misverstanden zijn. Maatschappelijke thema's in de verhalen zijn het burocratische karakter van de welvaartsstaat, het autoritaire optreden van de overheid, en de rol en werkwijze. van de wetenschap. Een andere eigenschaap die de Bommelverhalen voor literatuur_liefhebbers interessant maakt, is de originaliteit van het taalgebruik, in het bijzonder het veelvuldig voorko_men van neologismen. Ook zijn de verhalen vaak humorisch en ironisch. Bommelsverhalen bezitten ook veel eigenschappen die hen voor kinderen interessant maken. De verhalen zijn relatief kart, niet meer dan 100 pagina's, en het taalge_bruik is eenvoudig. Er zitten veel dialogen in en er vinden spectaculaire gebeurtenissen plaats, zodat de verhalen heel levendig en spannend zijn. Er zijn relatief weinig beschouwingen en beschrijvingen. De acties worden door plaatjes gevisualiseerd en de conflictontwikkeling wordt eenvoudig weergegeven. Er zijn niet veel fokali-satiewisselingen, complicerende retroversies, antici_paties en open plekken. De verhalen beeindigen altijd met een 'happy end' die gevierd wordt met een gemeenschappe_lijke maaltijd. Bovennatuurlijke versehijnselen spelen bij het ontstaan en oplossen van de problemen een be_langrijk rol. In De kwade inblazingen veroorzaakt een vreemd apparaat een ramp. En in De tuttlewurm kunnen vreemde wormpjes het lot van beer Bommel beinvloeden. De setting van de gebeurtenissen is vaak misterieus, bij_voorbeeld een donker geheimzinnig bos. De personages zijn 'flat characters' die bepaalde eigenschappen representeren. Heer Bommel is meestal dom, Tom Poes is meestal slim en Super en Hyper zijn slecht. De algemene thema's zijn meestal ook vrij gemakkelijk voor kinderen om to begrijpen. Daarom zijn de verhalen ook voor hen leerzaam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S5864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>