Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharto Suyatna
"Analisisinteraksisosialyang bercirikan Poshlost' dalam cerita pendek Baju Mantel, bertujuan untuk menjabarkan suatu interaksi sosial yang mengandung ciri negatif di dalam kegiatan-kegiatan dan tingkah laku manusia yang berhubungan dengan situasi-situasi sosial. Untuk mencapai tujuan ini penulis berupaya menguraikan dan menjelaskanya dengan menelusuri rangkaian peristiwa dan situasi sosial yang terjadi di dalam cerita pendek Baju Mantel. Dalam penulisan di atas, penulis mempergunakan metode deskriptif analitis yang didasarkan pada studi kepustakaan. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan intrinsik, yaitu pembahasan unsur-unsur yang hanya terdapat di dalam karya sastra itu sendiri. Teori yang penulis gunakan selain teori sastra, juga teori psikologi sosial sebagai ilmu bantu. Hasil analisis menunjukkan bahwa cerita pendek ini sarat dengan ciri Poshlost', yaitu ciri yang menampilkan penghinaan terhadap harkat manusia yang luhur, seluruhnya bersifat nista, rendah dan memuakkan, serta mengungkapkan sesuatu yang tidak pantas menurut tatanan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Ciri Poshlost' tersebut menyebabkan tokoh utama dalam cerita pendek Baju Mantel terjerumus ke dalam duka cita dan ketidakberuntungan, akibat perlakuan sosial yang diterimanya dalam interaksi sosial yang bercirikan Poshlost'. sari basil analisis ini Juga ternyata interaksi sosial bercirikan Poshlost' tersebut lebih banyak terungkap di batik perlakuan sosial terhadap tokoh utama, dan di batik rangkaian peristiwa dan situasi sosial yang terjadi dalam cerita pendek Baju Mantel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Anca S.
"Penelitian ini berisi tentang pengkaijan analisis tokoh dan penokohan Акакий Акакиевич/Akakij Akakievič/ dalam cerita pendek Шинель /Šinel’/ ‘Baju Mantel’ karya Николай Васильевич Гоголь /Nikolaj Vasil’evič Gogol’/.
Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis dan penulis menganalisisnya dengan teori sastra yang digunakan untuk membahas unsur-unsur karya sastra yang akan diteliti, yaitu unsur tokoh dan penokohan. Tokoh adalah individu yang menyebabkan atau menimbulkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam cerita rekaan. Segi-segi penokohan terbagi menjadi tiga, yaitu: asal-usul, keadaan lahiriah dan perwatakan tokoh pada karya sastra.

This research contains analysis of character and characterization Акакий Акакиевич /Akakij Akakievič/ in the short story Шинель /Šinel’/ ‘Baju Mantel’ by Николай Васильевич Гоголь/Nikolaj Vasil’evič Gogol’/.
The method used was a descriptive analytical and writers analyzed with literary theory is used to discuss the elements of literature to be researched, the character elements and characterizations. The character is individuas who cause or give rise to the events that occur in the fictional story. Aspects of the characterizations are divided into three, namely: the origins, physical circumstances and disposition to literary character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Risanti Amalia
"Analisis terhadap tiga cerita karya Nikolaj Vasil'evid Gogol' ini ditakukan untuk menemukan keberadaan grotes pada ketiga karya dan peranannya dalam mengkritik kehidupan masyarakat Rusia pada masa itu. Konsep yang digunakan dalam analisis ini meliputi konsep-konsep grates yang kemudian disimpulkan menjadi susunan unsur-unsur yang menjadi ciri khas grotes. Secara singkat grotes dapat dijelaskan sebagai suatu gaya yang digunakan dalam komedi atau satir untuk menunjukkan kontradiksi dan ketidaktetapan dalam hidup.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis yakni menggabungkan konsep penjabaran dan penganalisisan. Sedangkan metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intrinsik, yang menggunakan tokoh. Penokohan untuk menelaah karya berhubungan dengan goates dari segi struktural serta pendekatan ekstrinsik yang rnenghubungkan keberadaan grotes dengan kritik terhadap masyarakat Rusia.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa Nikola Vasil'evid Gogol' menggunakan grotes sebagai penguat satir yang diberikan untuk mengkritik perilaku negatif masyarakat Rusia pada saat itu, yang salah satunya tampak dalam kerumitan birokrasi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S15073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunka Da Ferry
"Sebagai reaksi atas adanya aliran Romantisme, di dalam kesusastraan berkembang sebuah aliran baru, yakni Realisme. Aliran ini pertama kali berkembang di Eropa Barat. Ia menolak mimpi-mimpi, serta angan-angan kebesaran di masa datang seperti yang terdapat pada aliran Romantisme. Bagi penganut aliran yang berkembang pada awal abad ke 19 ini, penyajian yang nyata adalah yang Paling penting, bukannya angan-angan. Penggambaran kehidupan yang rill adalah tujuan utamanya, karena bagi mereka manusia hidup bukan hanya untuk bermimpi dan berangan-angan, tapi untuk berusaha dan berbuat sesuai dengan keadaan dan kenyataan yang ada. Di Rusia,aliran Realisme ini baru berkembang dan mempengaruhi karya sastra sekitar tahun 1820-an. Salah seorang pelopor yang mengembangkan aliran ini di Rusiaadalah Nikolay Vasielevich Gogol (1809-852). Ia mengem_bangkan aliran ini, karena melihat bahwa norma etika yang baik hanya dapat dijelaskan melalui penggambaran secara vulgar figur manusia yang picik, buruk, dan lemah pada pembacanya.
Nuansa Realis pada karya-karya Gogol amat menonjol pada paruh kedua periode kepengarangannya (Periode St Peterseburg, 1336-1852), meskipun secara tidak disadarinya pada periode sebelumnya, karya-_karyanya sudah cenderung Realis (sebagai contoh pada karyanya yang berjudul Wecera Na Hutore 61iz Dikanki / Senja Hari di dekat Desa Dikakanka , yang rnenggambarkan secara baik nuansa daerah pedesaan di Ukraina). Sebagai salah seorang pelopor Aliran Realis di Rusia, dalam karya-karyanya, Gogol tidak hanya mengang_kat masalah kenyataan semata, tapi juga memberikan pemikiran yang kritis terhadap masalah-masalah tersebut. Inilah yang menjadi ciri khas dari karya-karyanya, sehingga tidak berkelebihan jika kritikus sastra Rusia mengangapnya sebagai tokoh Realisme Rusia yang kritis Menurut Belinsky, Gogol adalah seorang Realis yang menggambarkan kemunduran kehidupan sosial dan politis masyarakat Rusia, dan merupakan penemu dan inspirator dari gerakan Realis Rusia. Karya-karyanya yang berisi masalah-masalah tersebut bisa kita lihat antara lain pada : Revizor (Inspek_tur Jenderal), SinYel (Baju mantel), dan Myertvie Dyushi (Jiwa-jiwa Mati). Karya-karya tersebut memperlihatkan berbagai tokoh yang penuh dengan perasaan kecur_angan, kebodohan bahkan terlalu berlebihan. Lewat karya_karyanya itu, Gogol kemudian dikenal sebagai kritikus satire.
Gogol menganggap masyarakat Rusia telah terkikis, bahkan terasing dari kebudayaannya sendiri, meski is sangat yakin pula akan keistimewaan dan kelebihan dari bangsanya itu. Salah satu yang menjadi keinginan Gogol adalah mengangkat masalah kemerosotan moral (dekadensi moral) yang terjadi pada masyarakat Rusia waktu itu latar belakang kehidupannya yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat kelas bawah, membekali dirinya untuk mengang_kat berbagai masalah moral masyarakat Rusia yang dianggapnyanya sudah demikian buruk. Untuk menggambarkan masalah tersebut, Gogol banyak menghadirkan tokoh-tokoh yang berwatak dan perilaku picik, licik, bodoh dan sok tahu. Watak yang demikian menurutnya, disebabkan oleh adanya kemerosotan moral dart etika yang terjadi pada masyarakat Rusia pada masa itu. Dalam tulisan-tiulisannya, Gogol seakan-akan mengejek kekurangan orang lain, meski ia menyadari bahwa terkadang ia pun melakukan hal yang sama seperti mereka.
Kritikan-kritikan tajam yang serjng dilontarkan Gogol itu, membuat dirinya terkenal di mata masyarakat Rusia, tapi berbahaya bagi birokrat-birokrat istana. Salah satu contoh karya Gogol yang banyak berisi kritikan, dapat kita lihat pada karyanya yang berjudul Myertvie Dyushi (Jiwa-Jiwa Mati). Karya yang menceritakan perjalanan seorang pemuda yang bersama Chicikov itu, banyak berisi sindiran-sindiran terhadap kehidupan sosial masyarakat Rusia pada masa itu. Dan Chicikov yang dalam petualangannya membeli jiwa-jiwa mati itu, banyak menemui orang-orang terpandang yang bisa dikelabuinya. Setiap orang berusaha untuk memanfaatkan kelemahan orang lain, dan ini sesuai dengan kenyataan masyarakat Rusia pada masa itu. Materi seakan menjadi ukuran yang mutlak, dan nilai kemanusiaan tersingkirkan karenanya. Karyanya yang mempunyai nuansa seperti karya terakhirnya tersebut, salah satunya adalah Zapiski Sumasshedshewo (Catatan Orang Gila). Karya yang berbentuk cerita pendek ini, diterbitkan bersama dengan dua buah cerita pendek lainnya, yakni : Nyevsky Praspyek (Jalan-Nyevsky), dan Potryet (Potret). Dalam Catatan Orang Gila. Gogol menghadirkan seorang tokoh pegawai rendah yang patah hati karena cintanya terhadap puteri atasannya bertepuk sebelah tangan. Sang tokoh gemar menca_tat segala pengalaman hidupnya dalam sebuah buku harian. Sebagai akibat cinta yang tak terbalaskan, menyebabkan jiwanya menjadi terganggu, dan secara perlahan akhirnya menjadi gila. Sepintas karya tersebut hampir menyerupai tulisan seorang gila, tidak berkelebihan bila Harskin menganggapnya sebagai sebuah studi klinis tentang perkembangan penyakit jiwa.
Dari catatan-catatan yang ditulis oleh sang tokoh dalam Catatan Harian Orang Gila, terlihat bahwa Gogol usaha menghadirkan seorang tokoh yang babas berfikir tanpa harus takut bahwa pemikiran-pemikirannya tidak sesuai dengan pemikiran orang banyak. Dengan menghadirkan tokoh yang terganggu kejiwaannya itu, Gogol dapat mewakilkan segala luapan mimpi dan keinginan perasaan yang tertekan, yang mungkin bagi orang lain dianggap sebagai sesuatu yang tidak wajar. Tokoh 'Aku' tidak dapat hidup dalam dua dunia yang dilematis (antara dunia mimpi dan kenyataan), dan akhirnya memilih hidup dalam salah satu dunia tersebut. yaitu dunia mimpi. Dan dapat dikatakan bahwa Catatan Orang Gila merupakan karya yang mengangkat masalah mimpi dan kenyatan hidup, antara kewajaran dan ketidakwajaran. Di dalam dalam penyajian cerita Catatan Orang Gila ( Zapiski Sumasshedshewo) ini, Gogol memilih suatu bentuk baru yang belum pernah ia garap sebelumnya, yaitu bentuk Epistalar (bentuk rangkaian surat menyurat). Bentuk ini memungkinkan seorang pengarang menyajikan ceritanya dari berbagai sudut pandang, tanpa harus menampilkan dirinya sendiri di dalam cerita tersebut.
Di dalam cerita Catatan Orang Gila (Zapiski Sumasshed-sewo), Gogol banyak menampilkan sudut pandang tokoh 'Aku' terhadap masyarakat sekitarnya, dan ia sendiri seakan-akan ingin bebas bersembunyi di dalam ceritanya tersebut. Bentuk Epistolar ini kemudian juga mempengaru_hi Dostayevsky (Catatan Dari. Bawah Tanah / Zapiski iz Podpoliya), don Turgenev (Catatan Seorang Pemburu / Zapiski)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Yulianto
"The purpose of this study is to find out the forms of social criticism in the short stories of the Angin Besar Menggerus Ladang-ladang Kami by Hajriansyah and Hitam Putih Kotaku by Rismivana The problems in this study are how the form of social criticism in the short stories ofAnstin Besar Menggerus Ladang-ladang Kami by Hajriansyah and Hitam Putih Kotaku by Rismiyana. The methodology used m analyzing the short stories is descriptive qualitative by using sociology of literature as the approach of this research. Based on the results of the analysis, it can be seen that there are many social criticism in both short stories as the object of study. Social critics include-criticism of the destruction of nature, criticism of the attitude of art, and criticism of promiscuity."
Jakarta: Kantor Bahasa Banten, 2017
400 BEBASAN 4:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Sartuni
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Silmina
"Xiao Hong adalah salah satu penulis wanita Cina yang terkenal akan novel dan cerita pendeknya pada 1930-an. Sebagai penulis ia berperan bersar dalam membangun kembali semangat bangsa Cina melalui karya sastra. Dalam menulis karyanya Xiao Hong lebih banyak menyampaikan kritik kelemahan moral manusia sebagai tema utama dalam karyanya. Salah satu karyanya yang berjudul `Tangan` (手Shǒu) yang terbit pada tahun 1936 menceritakan perjuangan seorang gadis yang mendapat diskriminasi dari teman-teman dan gurunya di sekolah karena memiliki tangan yang hitam. Dalam cerita pendek手, Xiao Hong memberikan gambaran mengenai tokoh Wang Yaming yang berasal dari keluarga miskin berusaha untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Tangan hitamnya yang disebabkan oleh pekerjaan mewarnai pakaian memberikan gambaran status sosial yang menjadi penyebab utama semua permasalahan yang dihadapinya di sekolah. Penelitian ini akan menganalisis makna tangan yang kerap muncul dalam cerita pendek手dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Dari penelitian ini penulis ingin melihat bahwa tangan dan warna memiliki makna yang dapat merujuk pada status sosial dalam masyarakat Cina. Hasil analisis dalam penelitian ini akan memberikan makna serta gambaran tentang pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Xiao Hong is one of chinese female writer known for her novels and stories in the 1930s. As a writer she played a major role in rebuilding the spirit of chinese nation .Through her literary works. In writting her works, Xiao Hong delivered more about criticism of human moral weakness as main theme. One of her novels entitled " Hand" ( 手Shou ) was published in 1936 tells about the struggle of the girl who get discrimination from his friend and teacher at school because she has dark hand. In her shortstory 手,, Xiao Hong gives description of Wang Yaming who is always obedient, enterprising and patient in facing obstacles to be able to complete her education. This research will analyze the meaning of 手 that often appear in short stories by using descriptive analytical methods. From this research, the writer wants to see that ' hand and colors ' have meaning that can refer to the social status of chinese society.The result of the analysis in this study will provide meaning and an overview of the message to be conveyed by the author."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Wahyu T.
"Pemilihan novel Supernova (Akar) karya Dewi Lestari sebagai objek penelitian didasarkan pada temuan adanya gambaran punk, sesuatu yang hingga kini masih diapandang negatif oleh sebagian masyarakat. Lebh jauh, pemilihan novel tersbeut juga didasari karena adanya penggambaran bahwa Bodhi, sebagai tokoh yang sebelumnya tidak mengenal punk, disebut sebagai seorang punk dan penganut ideologi anarki. Pemilihan novel ini pun terkait dengan ciri tema-tema sekuel Supernova tentang kaum muda dan hubungannya dengan religiusitas atau spiritualitas dalam bentuk yang menyesuaikan zaman. Novel Supernova Akar bab _Akar_ dan _Selamat Menjadi S_ berkisah tentang perjalanan hidup tokoh Bodhi dalam mencari kesejatian. Latar belakang hidupnya yang tidak jelas, tanpa tahu data diri dan siapa orang tuanya, dan adanya kisah karma yang harus dijalani memicu Bodhi untuk mengembara dan mencari apa yang disebutnya sebagai _kesejatian diri._ Kisah ini dimulai dengan penceritaan Bodhi sebagai seorang punk yang juga hidup di lingkungan punk. Sebuah kilas balik memperlihatkan latar belakang Bodhi dimulai dari saat ia masih bayi, tinggal di lingkungan vihara, kemudian bertemu seorang backpacker dan bergabung bersama para backpacker lain, hingga akhirnya bertemu dengan lingkungan punk dan memilihnya sebagai jalan hidup. Dari tinjauan psikologi sosial telah penulis simpulkan bahwa, melalui interaksi sosial, tokoh Bodhi cenderung mengidentifikasi seseorang atau kelompok di dalam sebuah lingkungan sosial jika ia bersimpati kepada seseorang atau kelompok tersebut. Proses identifikasi itu pun mencakup proses mengimitasi budaya (mulai dari cara berpakaian, cara hidup, hingga cara pikir) di lingkungan tempat seseorang atau kelompok yang diidentifikasikannya itu. Selama pengembaraan, Bodhi memperoleh banyak pemahaman, baik terhadap individu, masyarakat, hingga peristiwa-persitiwa di dalam kehidupan manusia. Latar dan tokoh yang Bodhi temui selama perjalanan memberi pengaruh pada sikapnya. Pemahaman-pemahaman itu bersinambung dengan nilai-nilai di dalam kehidupan punk, seperti anarki, konsep egaliter, dan konsep bertahan hidup secara mandiri (do it yourself atau DIY)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlailani
"Myortvie Dushi karya Nikolai V Gogol adalah novel komedi satiris hasil karya seorang pengarang yang realis. Novel ini dianalisis dari sisi tokoh dan penokohannya, karena kedua faktor inilah yang dianggap sebagai yang paling menonjol. Chichikov sebagai tokoh utama dan tokoh-tokoh bawahan lainnya didiskripsikan sebagai tokoh-tokoh yang mewakili jamannya. Karakteristik yang ditampilkan Gogol melalui tokoh-tokohnya itu adalah simbol dari kebobrokan masyarakat Rusia pada waktu itu. Analisis penokohan yang terdiri dari asal-asul, keadaan lahiriah dan perkembangan watak merupakan suatu formulasi terpadu yang pada akhirnya memberikan gambaran kepada kita seorang tokoh yang utuh dan menyeluruh. Myortvie Dushi adalah salah Satu karya Masterpiece Nikolai V Gogol, disamping Revizor. Dalam karyanya ini, secara eksplisit Gogol menghadirkan tema sentral yang mewakili jaman_nya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>