Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77704 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nio Angkuw
"Penelitian mengenai apakah teori 'Sekundenstil' yang merupakan ciri khas zaman Naturalisme tercermin secara 100% di dalam drama Die Familie Selicke. Karena ada pendapat yang mengatakan, bahwa teori tersebut diterapkan dengan sangat konsekuen di dalam drama itu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan penerapan teori itu di dalam drama Die Familie Selicke. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan intrinsik, yaitu dengan mencari ciri-ciri khas 'Sekundenstil' di dalam drama tersebut dan metode penelitian kepustakaan. Hasil yang didapat memperlihatkan, bahwa masih ada beberapa hal yang luput dari pengamatan pengarang. Inilah yang menunjukkan ketidakmampuan pengarang dalam menggambarkan kenyataan secara 100%. Dengan kata lain teori 'Sekundenstil' belum tercermin sepenuhnya di dalam drama Die Familie Selicke."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arliza
"ABSTRAK
Skripsi ini berisikan analisis dilema ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Melalui skripsi ini ingin dibuktikan bahwa masalah dilema yang dihadapi oleh para ilmuwan dapat dicegah apabila setiap unsur dalam masya_rakat mau bekerja sama dengan ilmuwan. Setelah membaca uraian seluruh bab dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa drama Die Physiker merupakan gambaran keadaan sosial yang sesungguhnya dan juga merupakan refleksi pandangan Friedrich Durrenmatt terhadap ilmu pengetahuan dan ilmuwan, serta peranannya terhadap kelestarian manusia, nilai-nilai kemanusiaan dan lingkungannya.
Johann Wilhelm Mobius (selanjutnya disebut Mobius) adalah seorang ilmuwan hebat yang telah berhasil menemu_kan 3 buah formula di bidang Gravitasi. Formula-formula tersebut merupakan lanjutan dari penemuan seorang fisika_wan bernama Albert Einstein yang telah berhasil menemukan formula di bidang Gravitasi pula. Namun formula tersebut diterapkan untuk pembuatan bom atom yang pada umumnya bersifat menimbulkan bencana bagi umat manusia.
Mobius merupakan ilmuwan idealis. Sebagai ilmuwan ia sadar akan kewajiban moralnya, yaitu kewajiban untuk menjalankan kode etik ilmuwan, tepatnya untuk mengembang_kan ilmu pengetahuan. Rasa ingin tahunya sangat besar untuk melanjutkan penemuan yang telah didapatkannya. Namun demikian dalam usaha memuaskan rasa ingin tahunya sebagai ilmuwan, ia tidak pernah sekalipun melupakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungannya. Dia selalu berusaha menyelaraskan kedua hal tersebut. Namun pada kenyataannya amat sukar untuk menjalankan kedua hal tersebut secara bersamaan karena keduanya bersifat saling bertolak belakang. Bila ia menjalankan tanggung jawab moralnya, maka ia akan mengorbankan tanggung jawab sosialnya. Sebaliknya bila ia menjalankan tanggung jawab sosialnya, maka ia akan mengorbankan tanggung jawab moralnya. Dalam keadaan seperti ini mau tidak mau ia harus memilih salah satu di antara kedua tanggung jawab tersebut. Akan tetapi bila ia hanya menjalankan salah satu tanggung jawab tersebut maka akan terjadi keadaan buruk seperti di atas. Keadaan ini tidak diinginkannya. Dengan kata lain ia mengalami dilema dalam mengembangkan ilmunya.
Sebagai seorang pengarang yang sering mengamati gejala sosial di sekitarnya Friedrich Durrenmatt melihat bahwa sebenarnya dilema seperti yang dihadapi Mobius bukan untuk pertama kalinya menimpa seorang ilmuwan. Jauh sebelum itu banyak ilmuwan lain yang juga disudutkan oleh keadaan seperti itu. Kita dapat mengamati keadaan tersebut mulai pertama kalinya ilmu pengetahuan ada hingga jaman Gallileo Gallilei, Isaac Newton, Albert Einstein dan sampai sekarang ini.
Oleh karena itu Friedrich Durrenmatt menunjukkan bahwa dilema ini dapat diatasi apabila dalam kehidupan terdapat hal berikut: adanya kesalahan pertimbangan nilai dalam ilmu, kerja sama ilmuwan dengan masyarakat, dan keterlibatan penguasa, pemerintah dan kebijaksanaan politiknya. Ketiga hal ini harus dijalankan secara bersamaan. Dalam drama Die Physiker ditunjukkan bagaimana usaha Mobius untuk memecahkan masalah dilema yang menimpa dirinya, yaitu menyadari perlu adanya pertimbangan nilai nilai dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, dan menggalang kerja sama di antara sesama ilmuwan. Namun ternyata kedua hal tersebut tidak dapat memecahkan masalah yang ada.
Dalam kehidupan sekarang ini sering terlihat banyak ilmuwan yang hanya mengutamakan kepentingan pribadinya saja, atau kepentingan kelompok/penguasa/negara tertentu. Dengan kata lain masih banyak ilmuwan yang memandang masalah sosial dengan sebelah mata saja. Mereka hanya memikirkan masalah perkembangan ilmu pengetahuan saja.
Oleh karena itu tidak berlebihan kiranya apabila kita sebagai pembaca mau menarik pengalaman dan merenung_kan perjalanan hidup para pelaku dalam drama ini, terutama Mobius, agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Selain itu dengan memahami masalah yang menimpa Mobius dalam mengembangkan ilmunya, maka kita akan memahami bagaimana beratnya tanggung jawab seorang ilmuwan terhadap dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan juga terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena Tuhan menciptakan ilmu pengetahuan bukan untuk kemaslahatan, tetapi untuk kesejahteraan seluruh manusia di dunia.

"
1990
S14585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Erwin
"Bahasa yang dipergunakan oleh Wolfgang Borchert dalam drama DrauBen vor der Tur sangat khas. Penggunaan bahasa yang demikian itu melahirkan gaya yang khas pula. Dalam skripsi ini akan diteliti jenis-_jenis pola gaya yang dipergunakan oleh Wolfgang Borchert. Mula-mula diinventarisir jenis-jenis pola gaya yang terdapat dalam drama ini. Kemudian pola gaya yang ada dikelompokkan menjadi kelompok yang lebih kecil menurut sifat-sifatnya. Dalam skripsi ini pola gaya yang terdapat dalam drama DrauBen vor der Tur dideskripsikan dan sekaligus dianalisis. Pola gaya yang ada tidak hanya diteliti kuantitasnya, tetapi juga diteliti kualitasnya. Arti_nya, di samping menghitung berapa jumlah kemunculan suatu pola gaya, juga diteliti peranan pola gaya tersebut dalam keseluruhan drama DrauBen vor der Tur. Berdasarkan hasil penelitian, pola gaya yang terdapat dalam DrauBen vor der Tur meliputi tataran grafologis, tataran fonologis, tataran sintaktis dan tataran semantis. Dari hasil penelitian itu juga diperoleh gambaran pola gaya yang menonjol dan dominan secara keseluruhan dalam drama DrauBen vor der Tur ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Rimny Rohana
"Konflik batin akibat dua peran yang saling bertentangan menarik perhatian untuk mengupasnya lebih lanjut dalam skripsi. Saya melihat adanya kecenderungan manusia, yang hidup di jaman modern seperti dewasa ini, mempunyai peran lebih dari satu dan manusia dituntut untuk dapat menyelaraskan peran-peran tersebut secara harmonis, karena jika tidak akan timbul konflik dalam dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa yang dituntut dari pemilikan banyak peran ini bukan saja kecakapan manusia dalam menjalankan peran tersebut, namun sekaligus manusia harus mampu menjalankan kehidupannya sebagai makhluk sosial, yang juga terikat oleh peraturan-peraturan yang berlaku dalam masyarakat di mana ia hidup. Seandainya gagal, manusia akan mengalami nasib tragis yang membawanya ke kehancuran. Sehubungan dengan tujuan di atas, digunakan dua pendekatan, yakni pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Kedua pendekatan ini berkaitan erat, karena aspek yang akan dibahas dalam drama adalah cerminan kehidupan pengarang dan masyarakat pada jaman Realisme. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara peran-peran yang ada pada diri seseorang. Seorang penguasa tidak mungkin melepaskan statusnya sebagai individu karena sekali pun ia menjalankan statusnya sebagai seorang penguasa, karakter-karakter yang dimilikinya sebagai seorang individu akan selalu menyertainya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elah Amatillah
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pemikiran Schiller mengenai makna kebebasan melalui karya drama perdananya berjudul Die Räuber. Melalui pendekatan sosiologi sastra berdasarkan strukturalisme genetik milik Lucian Goldman, ditemukan bahwa ide kebebasan dalam drama ini dipengaruhi oleh dua semangat zaman kesusastraan Jerman yaitu: aliran kesusastraan Aufklärung (1700-1780) dan aliran kesusastraan Sturm und Drang (1770-1830).

ABSTRACT
This thesis analyzes the thoughts of Schiller regarding the meaning of freedom through his first drama, Die Rauber. By using sociological approach based on Genetic Structuralism by Lucian Goldman, the researcher found that concept of freedom in this drama was influenced by the spirit of two German Literary Periods, Aufklarung (1700-1780) and Sturm und Drang (1770-1830)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T50126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakara: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1993
899.222 09 CIT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lilia Sari
"Tennessee Williams (1911-1983) adalah seorang dramawan Amerika yang mulai dikenal namanya pada sekitar pertengahan abad dua puluh. Bersama-sama dengan Arthur Miller, ia dianggap oleh para kritikus sebagai dramawan besar yang mewarnai dan mendominasi dunia lakon dan panggung teater Amerika pada masa pasca Perang Dunia ke Dua(Weales, 1979:404). Tennessee Williams merupakan seorang pengarang yang cukup produktif dan berbakat. Banyak di antara lakon-lakonnya berhasil dipentaskan di atas panggung teater bergengsi Broadway dan memperoleh sukses besar. Di samping itu, beberapa lakon-lakonnya juga berhasil memperoleh penghargaan tinggi dalam dunia sastra. Lakon The Glass Menagerie (1945) merupakan salah satu dari empat karyanya yang dianggap terbaik dan paling banyak memperoleh pengharhgaan (Jackson, 1986:vi). Tiga karyanya yang lain adalah A Streetcar Named Desire (1947), Cat on..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitla Taslima
"ABSTRAK
Drama televisi adalah bentuk karya sastra yang sangat dekat dengan masyarakat, tak
terkecuali dorama atau drama Jepang. Skripsi ini membahas penokohan tokoh utama
dorama Gomenne Seishun! (2014), Hara Heisuke, yang diperankan oleh Nishikido
Ryo. Analisis penokohan Heisuke dilakukan dengan melihat interaksinya dengan
tokoh-tokoh lain yang berinteraksi aktif dengannya. Hasil penelitian menunjukkan
tokoh Hara Heisuke adalah tokoh yang lemah namun dapat diandalkan, penakut
namun tegas, lari dari kesalahan namun pada akhirnya berani mengakui
perbuatannya; sehingga dapat disumpulkan bahwa Heisuke adalah tokoh bulatberkembang-
netral

ABSTRACT
Television drama is one of literature works that very close to society, not least the
Japanese drama or used to be called dorama. This thesis discusses the
characterization of Gomenne Seishun! (2014)?s main lead, Hara Heisuke, played by
Nishikido Ryo. The research is based on Heisuke?s interaction with other characters
who do interactions with the main lead regularly. The result shows that Heisuke is
weak yet dependable, a coward yet firm, run from his own problem but have a nerve
to do the confess by the end; which means, his characterization is complexdeveloping-
neutral."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Fauziah
"Korpus yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua drama O'Neill, yaitu Beyond the Horizon dan Desire Under The Elms karena dibandingkan dengan tokoh utama perempuan lain dalam semua dramanya, tokoh utama perempuan dalam kedua drama ini, Ruth Atkins dan Abbie Putnam, menimbulkan dampak yang paling destruktif, yaitu mengakibatkan kehancuran satu keluarga. Ruth Atkins dan Abbie Putnam juga memiliki satu persamaan, yaitu mereka berdua termasuk arketipe wilful woman. yaitu arketipe perempuan yang memberontak terhadap norma-norma yang berlaku dalam masyarakat patriarkal. Selain itu, kedua drama ini memiliki tema., pola dan setting yang sama., yaitu tema cinta segi tiga, kedua tokoh utama perempuan tersebut dicintai oleh dua orang laki-laki yang memiliki hubungan keluarga, dan setting di pertanian New England, Amerika, pada abad-19. Penelitian ini akan menggunakan dua buah argurnen sebagai titik tolak dalam meneliti pencitraan kedua tokoh utama perempuan tersebut, yaitu: 1. argumen arketipe citra perempuan di teater Lesley Ferris, dengan menggunakan pendekatan feminisme, bahwa arketipe wilful woman digambarkan sebagai seorang perempuan jahat dan arketipe tersebut digunakan oleh para dramawan patriarkal untuk meneguhkan norma patriarkal dalam masyarakat 2. argumen oposisi biner Marysia Zalewsky bahwa oposisi biner terdiri dari kategori maskulinitas dan femininitas. Kategori maskulinitas yang digunakan untuk laki-laki mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dan lebih baik daripada kategori femininitas yang digunakan untuk perempuan. Sedangkan landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ideologi gender the cult of true womanhood_. Hasil penelitian menunjukkan kalau O'Neill menampilkan Ruth Atkins dan Abbie Putnam sebagai korban dari ideologi gender the cult of true womanhood. Hal tersebut menunjukkan kalau O'Neill ingin memperlihatkan kekejaman masyarakat patriarkal pada abad-19 di Amerika. O'Neill juga menggunakan oposisi biner, yaitu kategori maskulinitas dan femininitas untuk menunjukkan kalau perempuan manapun yang kuat (maskulin) maupun yang lemah (feminin) dapat menjadi korban dari ideologi gender the cult of true womanhood. Kedua hasil penelitian tersebut menunjukkan kalau O'Neill ingin mengkritik ideologi gender the cult of true womanhood melalui dua karya dramanya Beyond the Horizon dan Desire Under The Elms."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Mia Sari
"ABSTRAK
Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa dalam drama Mann Ist Mann tertuang sikap anti militer Bertolt Brecht. Untuk menunjukkan kritik-kritik Brecht semua perilaku tokoh yang mewakili kaum militer akan dianalisis. Tokoh-tokoh tersebut adalah Uria Shelley, Jesse Mahoney, Polly Baker, Jeraiah Jip, Sersan Charles Fairchild dan Galy Gay. Dari analisis ini akan terlihat bahwa mereka berperilaku jahat, kejam dan tidak manusiawi. Melalui perilaku negatif inilah Brecht menunjukkan kritik-kritiknya kepada kaum militer yang menyalahgunakan seragam militer dan berperilaku seperti mesin pembunuh. Kedua kritik ini akan dihubungkan dengan sikap anti militer Brecht yang diperolehnya dari pengalaman pada masa Perang Dunia 1 dan fanatisme bangsa Jerman terhadap militer pada masa pemerintahan Kaiser Wilhelm II. Selain itu juga akan dibahas sedikit mengenai prinsip-prinsip drama Brecht untuk membantu memahami drama Mann Ist Mann. Analisis drama ini menunjukkan, bahwa melalui drama ini pengarang hendak memaparkan kenyataan yang ada, yaitu keberadaan militer lebih banyak membawa kerugian daripada keuntungan pada masyarakat.

"
1995
S14747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>