Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165345 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Tjahjani Dwirini R.
"Dalam skripsi ini diperlihatkan bagaimana tokoh utama dalam lakon-lakon yang dibahas sebagai tokoh antihero. Lakon-lakon ini dapat digolongkan sebagai karya realis, yang menganggap karya sastra adalah interprestasi dari kehidupan nyata. Pendekatan yang dilakukan adalah telaan sosio kultural dengan memaparkan mitos American Dream yang dalam kehidupan masyarakat Amerika dan melihat aspek penokonan anti heroik dari tokoh utama. Skripsi ini memperlihatkan bahwa sejumlah aspek anti heroik yang dimiliki oleh kedua tokoh utama dimanfaatkan oleh pengarang Arthur Miller untuk menunjukkan sisi negatif dari mitos American Dream."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryunany
"Satu hal yang menarik dari drama All My Sons dan Death of a Salesman karya Arthur Miller adalah bahwa kedua drama itu saling melengkapi dalam menyampaikan sebuah kritik so_sial. Kritik sosial terhadap masyarakat Amerika pada masa setelah Perang Dunia kedua tersebut, menyoroti kehidupan dunia usaha. Kritik berupa kesalahan persepsi dari tokoh utama yang menjadikan kesuksesan materi sebagai tolok ukur bagi kesuksesan seseorang. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuktikan bahwa berbagai peristiwa sosial yang terjadi dalam drama tersebut mencerminkan sebagian dari keadaan sosial masyarakat Amerika yang sesungguhnya. Keadaan masyarakat sesudah Perang Dunia kedua yang ditandai dengan dominasi bidang industri dan perdagangan dalam perekonomian negara, membentuk masyarakat yang materialistis dan korisumtif. Mereka memiliki persepsi bahwa kebahagiaan dan kesuksesan dapat diraih dengan kekayaan materi. Kritik Miller disampaikannya dengan menceritakan bahwa semua persepsi yang dimiliki tokah utama dalam drama tersebut pada akhirnya terbukti salah. Dengan menggunakan pendekatan sosiologis yang berdasar pada teori sosiologis karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri, seperti klasifikasi yang dibuat oleh We11ek dan Warren, saya berusaha menelaah apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa yang menjadi tujuannya. Dari hasil telaah tersebut, saya sampai pada kesimpulan bahwa peristiwa sosial yang tersirat dalam kedua drama tersebut merupakan cerminan dari sebagian kehidupan masyarakat Amerika."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiq Shofy Ramadhan
"ABSTRAK
Sementara studi lain berfokus pada nilai materialisme dalam naskah Death of a Salesman karya Arthur Miller, tulisan ini mengkaji kasus bunuh diri dari tokoh Willy Loman dalam naskah tersebut yang disebabkan oleh mitos American Dream dan American Adam. Lebih jauh lagi tulisan ini akan menelisik perbedaan antar generasi dalam menilai American Dream. Penelitian ini akan menggunakan metode analisis tekstual. Dengan menggunakan konsep American Dream, American Adam, dan konsep bunuh diri milik Durkheim, tulisan ini menunjukkan adanya altruism dalam kasus bunuh diri yang disebabkan oleh mitos American Dream.

ABSTRACT
While other studies focus on the materialism in Arthur Miller rsquo;s Death of a Salesman, this paper examines the suicide case of Willy Loman that presumably causes by the myth of American Dream and Adam. Even fewer tries to acknowledge the inter-generation gap in perceiving American Dream. This is what this study tries to accomplish by doing textual analysis of the play. This study uses the concept of American Dream, and American Adam, and delves into the Durkheim 39;s concept of suicide. At the end, this study would like to state the altruism in the suicide caused by the myth of American Dream. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karen Winardi
"Game Among The Sleep (2014) yang menyoroti perjalanan seorang bayi mencari kenangan- kenangan bersama ibunya ini memiliki ulasan beragam dari segi kesederhanaan teka-tekinya dan acaknya peletakkan simbolisme. Akan tetapi, gaya penceritaan dan aspek visual untuk membangun momentum cerita hingga mencapai resolusi penuh emosi dari game ini masih menuai pujian. Berkebalikan dari anggapan umum bahwa bayi sama sekali tidak dapat memahami kejadian di lingkungan sekitar mereka, tokoh utama bayi dalam game Among The Sleep mampu melakukan hal tersebut dengan bantuan mimpi dan fantasi. Menurut Freud, kedua hal tersebut akan mempengaruhi kepribadian bayi saat bertumbuh besar dari alam bawah sadar. Penelitian ini bertujuan memahami makna dari simbolisme mimpi tokoh utama game dengan teori tafsir mimpi Freud. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa elemen-elemen mimpi yang muncul bertujuan untuk memenuhi keinginan terpendam sang tokoh utama, dan hal tersebut merupakan wujud dari kemampuan kognitif bayi tersebut untuk bertahan di lingkunannya. Selain itu, dengan konsep abjeksi dan histeria, diketahui bahwa sosok ibu dari kenangan sang tokoh utama seringkali dipenuhi oleh elemen horor feminin demi memenuhi hasratnya memiliki sebuah penis dengan berupaya mengkastrasi anaknya. Seperti video game pada umumnya, elemen intrinsik penceritaan Among The Sleep membawa pesan untuk meyakinkan audiensnya mereka mampu melalui trauma yang mereka alami.

Among The Sleep (2014) follows an infant in his quest to search for memories of his mother. The game receives mixed opinions regarding its overly simple puzzles and confusing juxtaposition of the dream symbols; nevertheless, it is still praised for its storytelling and visuals used to build the momentum leading up to the resolution invoking strong emotions in players. Contrary to a popular belief that infants are incapable of understanding the events around them, in this game the infant can process his surroundings with the help of dreams and fantasies. In Freudian perspective, they will unconsciously affect an infant’s personality when growing up. This research aims to understand the infant’s dreams using Freud’s interpretation of dreams. The findings show that the dream elements are the wish-fulfilment part of the infant’s cognitive ability to cope with his surroundings. Moreover, using the concepts of abjection and hysteria, it is revealed that memories of his mother are often filled with feminine monstrosity to satiate her desire for having a penis by attempting to castrate him. Similar to many other video games, Among The Sleep carries a message through its storytelling elements, and it is to encourage the audience to tackle their own trauma."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Fakhrani Poetry
"
ABSTRACT
Frontier films like The Martian (2015), often presents the idea of the frontier as the American dream of reaching and conquering new lands in seek of unfulfilled hopes and threats. It creates a notion that exploring and colonizing the frontier are essential for the American national identity, and often move around the utopian ideal through the reconstruction of the history of the American frontier. This paper addresses the representation of the idea of Mars colonization as a representation of the new American dream by analyzing the movie The Martian (2015). This article focuses on how the film depicts Mars as a conquerable and habitable land with unfulfilled hopes and threats which makes it an ideal space to be colonized."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Wahyu T.
"Pemilihan novel Supernova (Akar) karya Dewi Lestari sebagai objek penelitian didasarkan pada temuan adanya gambaran punk, sesuatu yang hingga kini masih diapandang negatif oleh sebagian masyarakat. Lebh jauh, pemilihan novel tersbeut juga didasari karena adanya penggambaran bahwa Bodhi, sebagai tokoh yang sebelumnya tidak mengenal punk, disebut sebagai seorang punk dan penganut ideologi anarki. Pemilihan novel ini pun terkait dengan ciri tema-tema sekuel Supernova tentang kaum muda dan hubungannya dengan religiusitas atau spiritualitas dalam bentuk yang menyesuaikan zaman. Novel Supernova Akar bab _Akar_ dan _Selamat Menjadi S_ berkisah tentang perjalanan hidup tokoh Bodhi dalam mencari kesejatian. Latar belakang hidupnya yang tidak jelas, tanpa tahu data diri dan siapa orang tuanya, dan adanya kisah karma yang harus dijalani memicu Bodhi untuk mengembara dan mencari apa yang disebutnya sebagai _kesejatian diri._ Kisah ini dimulai dengan penceritaan Bodhi sebagai seorang punk yang juga hidup di lingkungan punk. Sebuah kilas balik memperlihatkan latar belakang Bodhi dimulai dari saat ia masih bayi, tinggal di lingkungan vihara, kemudian bertemu seorang backpacker dan bergabung bersama para backpacker lain, hingga akhirnya bertemu dengan lingkungan punk dan memilihnya sebagai jalan hidup. Dari tinjauan psikologi sosial telah penulis simpulkan bahwa, melalui interaksi sosial, tokoh Bodhi cenderung mengidentifikasi seseorang atau kelompok di dalam sebuah lingkungan sosial jika ia bersimpati kepada seseorang atau kelompok tersebut. Proses identifikasi itu pun mencakup proses mengimitasi budaya (mulai dari cara berpakaian, cara hidup, hingga cara pikir) di lingkungan tempat seseorang atau kelompok yang diidentifikasikannya itu. Selama pengembaraan, Bodhi memperoleh banyak pemahaman, baik terhadap individu, masyarakat, hingga peristiwa-persitiwa di dalam kehidupan manusia. Latar dan tokoh yang Bodhi temui selama perjalanan memberi pengaruh pada sikapnya. Pemahaman-pemahaman itu bersinambung dengan nilai-nilai di dalam kehidupan punk, seperti anarki, konsep egaliter, dan konsep bertahan hidup secara mandiri (do it yourself atau DIY)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajang M. Najmuddin
"Menurut teori tindak tutur, jika seorang penutur menyampaikan ujaran yang membuat pendengarnya merasa terhina, dapat dikatakan bahwa penutur tersebut melakukan perlokusi menghina. Tujuan skripsi ini adalah untuk mendapatkan pemerian dan penjelasan mengenai bagaimana dan mengapa perlokusi menghina terjadi dalam 10 data korpus yang dianalisis. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan pemecahan masalah (problem-salving) dan teknik analisis heuristik.
Hasil yang didapatkan memperlihatkan bagaimana keterkaitan aspek-aspek situasi tutur (aspects of speech situation) menurut Leech dalam mempengaruhi penafsiran pendengar atas ujaran penutur sehingga ia menafsirkan ujaran tersebut sebagai tindakan yang menghinanya. Dua faktor diketahui sebagai penyebab ditafsirkannya ujaran penutur oleh pendengar sebagai tindakan yang menghinanya: Faktor eksternal yang berkenaan dengan petunjuk yang ditemukan pendengar dari kaitan antara ujaran penutur dan aspek-aspek situasi tutur. Faktor internal, yang berkenaan dengan pengaruh psikologis yang ada dalam diri pendengar ketika menafsirkan ujaran yang di dengarnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Ruth Vania Christine
"Skripsi ini melihat bagaimana “American dream” dari tokoh utama kulit putih Max Clack dan Caroline Channing, yang merupakan ide utama serial sitkom 2 Broke Girls (2011), menjadi pemicu untuk menunjukkan adanya keterlibatan tokoh-tokoh etnis minoritas dalam perwujudan “American dream” kedua tokoh kulit putih tersebut. Menggunakan konsep “American dream” sebagai pendekatan, penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya rasisme yang terkandung dalam sitkom ini. Pengamatan atas episode-episode dalam sitkom dilakukan untuk melihat keterlibatan, penokohan, dan hubungan para tokoh etnis minoritas dengan tokoh WASP. Analisis tekstual didukung juga dengan konteks stereotip dan rasisme di tengah masyarakat Amerika, terutama dalam media televisi sitkom. Skripsi ini menunjukkan bahwa “American dream” lebih berlaku untuk tokoh kulit putih daripada yang lain. Setiap individu, apapun latar belakangnya, dapat mencapai sukses di Amerika (rasisme). Dalam sitkom ini, yang lebih mendominasi adalah cita-cita dua orang gadis W.A.S.P., sedangkan tokoh-tokoh dengan latar belakang minoritas hanya menjadi pendukung.

This thesis sees how “American dream” of the white character Max Black and Caroline Channing, which is the main idea of the sitcom 2 Broke Girls (2011), becomes the trigger for the participation of ethnic minority characters in realizing the dream. Using the “American dream” concept, this thesis aims to seeunderlying racism in this sitcom. Analysis on selected episodes was done to examine the participation, characteristics, and relationship between the ethnic minority and the WASP characters, which show inequality and racial stereotyping. The textual analysis is contextualized through the discernment of the prevalence of stereotyping and racism in American society, especially in television and sitcoms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Saputri Kusuma
"Skripsi ini meneliti unsur-unsur pembangun gagasan kecantikan yang dikonstruksikan melalui tokoh utama perempuan dalam dongeng Allerleirauh, Rapunzel, Dornr_schen, Aschenputtel, dan Schneewittchen. Metode yang digunakan untuk menganalisis kelima dongeng tersebut adalah deskriptif analisis. Teori utama yang digunakan dalam skripsi ini adalah Teori Gender serta Konsep Mitos Kecantikan oleh Naomi Wolf. Unsur-unsur pembangun mitos kecantikan yang dapat ditemukan dari analisis adalah unsur-unsur yang berupa penampilan fisik, daya tarik selain fisik, perilaku, dan moral.

This study investigates elements which establishes the beauty concept constructed through the heroines in the five fairytales of Allerleirauh, Rapunzel, Dornr_schen, Aschenputtel, and Schneewittchen. Descriptive Analysis is used to analyze the data. The main theories used for this study are the Gender Theory and the Beauty Myths Concept by Naomi Wolf. The elements establishing beauty myths that were found were elements in form of physical outlook, non-physical outlook attraction, behaviour and moral."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S14679
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Andaruni Widhiantari
"[ ABSTRAK
Republik Rakyat Tiongkok ( RRT ) adalah negara yang dipimpin oleh presiden dan perdana menteri yang berasal dari partai tunggal di RRT yaitu Partai Komunis Tiongkok. Hal menarik dari RRT adalah setiap pemimpin selalu memiliki slogan. Demikian pula Presiden Xi Jinping yang memerintah sejak tahun 2012. Ia mengeluarkan slogan Chinese Dream ( 中国梦), sebagai arah dan tujuan pemerintahannya. Slogan ini kerap dikaitkan dengan slogan yang sudah terkenal lebih dulu yakni The American Dream, karena kedua slogan ini sama-sama mengandung kata ? dream?. Namun, kedua negara ini memiliki latar belakang yang sangat bertolak belakang sehingga sulit menemukan kesamaan makna antara kedua slogan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis akan membuktikan bahwa slogan kedua negara ini memang memiliki makna yang berbeda.
ABSTRACT People?s Republic of China is a country ruled by both president and prime minister who were elected from the only party in China, Chinese Communist Party ( CCP ) . The interesting fact behind China?s government is every leader who ruled China always has their own slogan. President Xi Jinping who was elected as president since 2012, issued ? Chinese Dream? as a slogan for his regime?s direction and goals. This slogan has been associated with another well-known slogan from United States which known as ?The American Dream?. The main reason is because both slogans contain the word ?dream?, but since People?s Republic of China and The United States are two completely different countries, it was nearly imposible to indentify any similiarity between this two slogans. Thus, in this journal, the author will go through literature sources such as newspaper articles, books and other sources to prove the differences between these two slogans;People?s Republic of China is a country ruled by both president and prime minister who were elected from the only party in China, Chinese Communist Party ( CCP ) . The interesting fact behind China?s government is every leader who ruled China always has their own slogan. President Xi Jinping who was elected as president since 2012, issued ? Chinese Dream? as a slogan for his regime?s direction and goals. This slogan has been associated with another well-known slogan from United States which known as ?The American Dream?. The main reason is because both slogans contain the word ?dream?, but since People?s Republic of China and The United States are two completely different countries, it was nearly imposible to indentify any similiarity between this two slogans. Thus, in this journal, the author will go through literature sources such as newspaper articles, books and other sources to prove the differences between these two slogans, People’s Republic of China is a country ruled by both president and prime minister who were elected from the only party in China, Chinese Communist Party ( CCP ) . The interesting fact behind China’s government is every leader who ruled China always has their own slogan. President Xi Jinping who was elected as president since 2012, issued “ Chinese Dream” as a slogan for his regime’s direction and goals. This slogan has been associated with another well-known slogan from United States which known as “The American Dream”. The main reason is because both slogans contain the word “dream”, but since People’s Republic of China and The United States are two completely different countries, it was nearly imposible to indentify any similiarity between this two slogans. Thus, in this journal, the author will go through literature sources such as newspaper articles, books and other sources to prove the differences between these two slogans]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>