Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3685 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stevens-Long, Judith
Palo Alto, California: Mayfield, 1984
305.24 Ste a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Melina Santoso
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gaya humor dan kualitas hubungan romantis. Responden dalam penelitian ini merupakan emerging adult yang sedang menjalin hubungan romantis berjumlah 317 orang berusia 18 sampai 25 tahun. Gaya humor diukur dengan menggunakan Daily Humor Styles Questionnaire DHSQ yang dimodifikasi oleh Caird dan Martin 2014, sedangkan kualitas hubungan romantis diukur dengan menggunakan Partner Behavior as Social Context PBSC yang disusun oleh Ducat dan Zimmer-Gembeck 2010.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara positif antara gaya humor affiliative r = 0,387, p < 0.05 dan gaya humor self-enhancing r = 0,244, p < 0.05 dengan kualitas hubungan romantis. Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan secara negatif antara gaya humor self-defeating r = -0,118, p < 0.05 dan gaya humor aggressive r = -0,381, p < 0.05 dengan kualitas hubungan romantis.

This study was conducted to examine the correlation between humor styles and romantic relationship quality among emerging adult. Respondents in this study were 317 emerging adults, aged 18 to 25 currently in a romantic relationship. Humor styles was measured by Daily Humor Scale Questionnaire DHSQ modified by Caird and Martin 2014, and romantic relationship quality was measured by Partner Behavior as Social Context PBSC made by Ducat and Zimmer Gembeck 2010.
The result indicated there was significant positive correlation between affiliative humor style r 0,387, p 0.05 and self enhancing humor style r 0,244, p 0.05, and romantic relationship quality. Then, there was significant negative correlation between self defeating humor style r 0,118, p 0.05 and aggressive humor style r 0,381, p 0.05, and romantic relationship quality.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S69097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daeng Azizah Rahmatia
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan trait kepribadian dengan motivasi kerelawanan yang dimiliki oleh para relawan yang berada pada rentang usia tahap perkembangan emerging adulthood di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Volunteer Functions Inventory VFI untuk mengukur motivasi kerelawanan dan Big Five Inventory 2 Extra Short Form untuk mengukur trait kepribadian. Dimensi motivasi kerelawanan yang diukur yaitu dimensi protective, values, career, social, understanding, dan enhancement. Trait kepribadian yang dikur mencakup extraversion, agreeableness, conscientiousness, negative emotionality, dan open-mindedness.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa trait kepribadian extraversion memiliki hubungan positif secara signifikan dengan dimensi motivasi values, social, understanding, dan enhancement. Trait kepribadian agreeableness dan conscientiousness memiliki hubungan positif secara signifikan dengan dimensi motivasi values, social, dan understanding. Trait kepribadian negative emotionality memiliki hubungan positif yang signifikan dengan dimensi motivasi protective, namun memiliki hubungan negatif signifikan dengan dimensi motivasi social dan understanding. Trait kepribadian open-mindedness memiliki hubungan positif secara signifikan dengan dimensi motivasi values dan understanding, serta memiliki hubungan negatif signifikan dengan dimensi motivasi enhancement.

This research discusses about the correlation between personality traits and volunteer motivation among volunteers who are in emerging adulthood developmental stage in Indonesia. This is a quantitative research. Volunteer Functions Inventory VFI was used to measure volunteer motivation and Big Five Inventory 2 Extra Short Form was used to measure personality traits. There are six dimensions of volunteer motivation that are measured by VFI which are protective, values, career, social, understanding, and enhancement dimensions. Personality traits that are measured were extraversion, agreeableness, conscientiousness, negative emotionality, and open mindedness.
The results show that there were significant positive correlations between trait extraversion and values, social, understanding, and enhancement dimensions of volunteer motivation. Both traits agreeableness and conscientiousness significantly correlate positively with values, social, and understanding dimensions of volunteer motivation. Trait negative emotionality significantly correlate positively with protective dimension of motivation, but significantly correlate negatively with social and understanding dimensions of volunteer motivation. There were significant positive correlation between trait open mindedness and values and understanding dimensions of volunteer motivation. There was also significant negative correlation between trait open mindedness and enhancement dimension of volunteer motivation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Artasari
"Usia jelang dewasa merupakan masa ketika individu sedang mengeksplorasi dan mengekspresikan cinta, termasuk melalui hubungan seksual. Ada kalanya kerelaan seksual terjadi pada hubungan romantis mereka. Literatur terdahulu menunjukkan bahwa kerelaan seksual merupakan salah satu bentuk pengorbanan individu yang dapat terjadi apabila individu tersebut memiliki komitmen dan motif berkorban pada hubungan yang dijalaninya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kerelaan seksual dan komitmen, dan peran motif berkorban mendekat dan motif berkorban menghindar dalam memediasi hubungan tersebut. Penelitian korelasional dengan analisis mediasi parallel multiple mediation ini dilakukan kepada 365 individu usia jelang dewasa yang sedang menjalani hubungan romantis. Instrument penelitian ini adalah Investment Model Scale: Commitment Level, Motives of Sacrifice, dan Sexual Compliance.
Hasil analisis korelasi menunjukkan komitmen dan kerelaan seksual berhubungan positif dan signifikan. Selanjutnya, hasil analisis mediasi menunjukkan motif mendekat dan motif menghindar tidak signifikan memediasi hubungan antara komitmen dan kerelaan seksual secara paralel, namun ditemukan bahwa total kedua motif berkorban tersebut signifikan memediasi hubungan yang ada. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif mendekat dan motif menghindar secara bersamaan saling mempengaruhi dalam memediasi hubungan antara komitmen dan kerelaan seksual.

Adulthood is a time when individuals are exploring and expressing love, including through sexual contact. There are times when sexual compliance occurs in their romantic relationships. Previous literature shows that sexual willingness is one form of individual sacrifice that can occur if the individual has the commitment and motive to sacrifice for the relationship he is living.
This study aims to look at the relationship between sexual willingness and commitment, and the role of approaching sacrificial motives and avoidance sacrifice motives in mediating these relationships. Correlational research with parallel multiple mediation mediation analysis was conducted on 365 individuals nearing adulthood who are undergoing romantic relationships. The instruments of this study are the Investment Model Scale: Commitment Level, Motives of Sacrifice, and Sexual Compliance.
The results of correlation analysis show that sexual commitment and willingness are positively and significantly related. Furthermore, the results of the mediation analysis showed that the approaching motives and avoidance motives did not significantly mediate the relationship between commitment and sexual willingness in parallel, but it was found that the total of the two sacrificial motives significantly mediated the existing relationships. This shows that the motive for approaching and avoiding motives simultaneously influence each other in mediating the relationship between sexual commitment and commitment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatira Aurelia
"Emerging adulthood (EA) adalah masa transisi seseorang dari remaja ke dewasa. Dengan karakteristik identity exploration dan instability, EA terdorong untuk berinteraksi dengan banyak orang, di mana memahami emosi ekspresi wajah lawan berbicara menjadi sangat penting. Terdapat serangkaian studi terdahulu yang mengkaji terkait bias atensi ekspresi wajah Marah dan Senang dalam sebuah kerumunan (Anger vs Happiness Superiority Effect/ ASE vs HSE). Disayangkan, hasil dari studi terdahulu tidak konsisten menjelaskan ekspresi wajah mana yang lebih kuat dalam menangkap atensi seseorang. Untuk menjembatani hal tersebut, penelitian ini menguji pengaruh Kepuasan Hidup terhadap ASE. Penelitian ini menggunakan Kepuasan Hidup (SWLS) dan pengukuran waktu reaksi saat partisipan (N = 91, 18-29 tahun, belum menikah) merespon ekspresi wajah Marah dan Senang yang dikemas dalam modified emotional stroop task (Preston & Stansfield, 2008). Hasil analisis ANOVA menunjukkan ekspresi wajah marah secara implisit diprioritaskan dalam pemrosesan informasi bila dibandingkan dengan emosi senang. Ditemukan juga bahwa kelompok Kepuasan Hidup rendah menunjukkan ASE yang lebih besar ketimbang kelompok Kepuasan Hidup tinggi. Temuan ini menjelaskan mengapa informasi berisikan emosi marah mendapatkan lebih banyak atensi dari khalayak, daripada emosi senang. Dengan temuan ini, diharapkan EA di Indonesia dapat lebih sadar akan emosi yang ada dalam informasi yang mereka terima dan meningkatkan Kepuasan Hidup mereka.

Emerging adulthood (EA) is the transition from adolescence to adulthood. With the characteristics of identity exploration and instability, EA is encouraged to interact with many people, where understanding the emotions of the other person's facial expressions is very important. Series of previous studies examined attentional bias of Angry and Happy facial expressions in a crowd (Anger vs Happiness Superiority Effect/ASE vs HSE). Unfortunately, the results from previous studies have not consistently explained which facial expressions are stronger in capturing someone's attention. To bridge this, current study examines the effect of life satisfaction on ASE. This study used Life Satisfaction (SWLS) and reaction time measurements when participants (N = 91, 18-29 years old, not yet married) responded to angry and happy facial expressions in modified emotional stroop task (Preston & Stansfield, 2008). Results of ANOVA analysis show that angry facial expressions are implicitly prioritized in information processing when compared to happy emotions. It was also found that the low Life Satisfaction group showed a greater ASE than the high Life Satisfaction group. This findings explains why information containing angry emotions gets more attention from audiences than happy emotions. With this awareness, it is hoped that EAs in Indonesia can be more aware of the emotions in the information they receive and increase their Life Satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Fajriyati Utami
"ABSTRAK
Emerging adult mother merupakan kelompok Ibu berusia 18-25 tahun. Kelompok usia ini rentan terhadap penerapan pola asuh tidak efektif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pola asuh emerging adult mother berdasarkan karakteristik jenis kelamin anak, status pernikahan, pendidikan, penghasilan dan aktivitas. Penelitian potong lintang ini melibatkan 110 responden Ibu berusia 18-25 tahun di wilayah Kecamatan Kosambi yang dipilih secara bebas dan purposif. Pola asuh Ibu diukur menggunakan kuesioner Parenting Style Four Factor Questionnaire (PS-FFQ). Sebagian besar responden penelitian merupakan Ibu bekerja dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi rendah, meskipun demikian pola asuh yang diterapkan oleh responden adalah pola asuh emokratis. Hasil penelitian menunjukkan 71,8 % emerging adult mother menerapkan pola asuh demokratis, 21,8% menerapkan pola asuh permisif, 4,5% menerapkan pola asuh pengabaian dan 1,8% menerapkan pola asuh otoriter. Emerging adult mother tidak selalu menjadi kelompok rentan terhadap pola asuh kurang efektif. Karakteristik dari tahap perkembangan emerging adult dan lingkungan keluarga pada masyarakat rural menjadi beberapa penyebab yang mendukung penerapan pola asuh efektif oleh emerging adult mother.

ABSTRACT
Emerging adult mother is a group of mothers aged 18-25 years. This age group is vulnerable to less effective parenting style. This study aims to see an overview of emerging adult mothers parenting style based on the characteristics such as child sex, marital status, education background, income and activities. This cross-sectional study involved 110 mother respondents aged 18-25 years that is selected randomly and purposively in Kosambi. Mothers parenting style was measured by Parenting Style Four Factor Questionnaire (PS-FFQ). Most of respondents were working mothers with low educational and economic background, even so most respondents applied authoritative parenting style. The results showed that 71,8 % of emerging adult mother applied authoritative parenting style, 21,8% applied permissive parenting style, 4,5% applied neglect parenting style and 1,8% applied authoritarian parenting style. Emerging adult mother were not always a group that is vulnerable to less effective parenting style. The characteristics of emerging adult and family environment in rural communities are some of the causes that support the adoption of effective parenting by emerging adult mothers."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Salsabila
"Beberapa tugas perkembangan yang harus dijalani individu pada usia dewasa muda yaitu melanjutkan pendidikan, bekerja, dan mencari pasangan, namun ada kalanya tuntutan pendidikan dan pekerjaan membuat individu harus berpisah jarak dengan pasangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara trust dan kualitas hubungan romantis pada dewasa muda yang menjalani pacaran jarak jauh. Trust diukur menggunakan Trust dan kualitas hubungan romantis diukur menggunakan Partner Behaviors as Social dan Self Behaviors as Social Context. Sebanyak 127 orang yang terdiri dari 23 laki-laki dan 104 perempuan menjadi responden dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara trust dan kualitas hubungan romantis pada dewasa muda yang menjalani pacaran jarak jauh, serta terdapat pula hubungan pada setiap dimensi trust dan kualitas hubungan romantis pada dewasa muda yang menjalani pacaran jarak jauh. Secara umum dapat disimpulkan bahwa trust dapat memprediksi kualitas hubungan romantis seseorang terhadap pasangannya. Hal ini dikarenakan trust merupakan komponen yang penting dalam sebuah hubungan, terutama pada hubungan pacaran jarak jauh.

Certain developmental tasks that should be passed by a person at young adult age are continuing education, work, and looking for a partner, but occasionally education and job demand that person to undergo a long distance relationship. This research is aimed to find whether or not a correlation between trust and romantic relationship quality among young adult in long distance dating relationship. Trust was measured by Trust Scale, and romantic relationship quality was measured by Partner Behaviors as Social Context and Self Behaviors as Social Context. There are 127 people consist of 23 males and 104 females participated in this research.
The results showed that there was a positive significant correlation between trust and romantic relationship quality among young adult in long distance dating relationship, and there was also a positive significant correlation between the dimension of trust and romantic relationship quality among young adult in long distance dating relationship. In general, we can conclude that trust can predict someone?s romantic relationship quality to their partner. This was because trust is an important component in a relationship, especially in long distance dating relationship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S66490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2008
R 614.42 IND
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hayes, Richard
Washington: The World Bank, 1989
312.23 CAU c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>