Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27732 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Zamora Bardah
"Tesis ini membahas Implementasi Kebijakan Akreditasi dan Sertifikasi Pelatihan di Bidang Kesehatan. Dalam rangka meningkatkan mutu, profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan diperlukan berbagai upaya melalui pendidikan dan pelatihan. Salah satu upaya yang ditempuh Kementerian Kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas institusi pendidikan dan pelatihan, serta kualitas tenaga kesehatan yang dihasilkannya adalah menerapkan standar dan melaksanakan akreditasi dan sertifikasi terhadap institusi pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan.
Implementasi kebijakan akreditasi dan sertifikasi pelatihan di bidang kesehatan telah dilakukan berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725 Tahun 2003, akan tetapi masih banyaknya pelatihan di bidang kesehatan yang tidak terakreditasi disebabkan karena berbagai hal. Desain penelitian ini adalah kualitatif eksplanatoris.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan kebijakan Akreditasi dan Sertifikasi Pelatihan di Bidang Kesehatan, antara lain: kurangnya kompetensi para pelaksana kebijakan dari unit penyelenggara pelatihan dan unit program dan lebih meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Disarankan kepada pihak yang berwenang untuk segera melakukan perbaikan-perbaikan dalam implementasi kebijakan akreditasi dan sertifikasi pelatihan di bidang kesehatan serta membuat usulan kepada pemerintah untuk meningkatkan kebijakan tingkat Keputusan Menteri menjadi Peraturan Pemerintah.

This thesis discusses the implementation of Training Certification and Accreditation Policy in the Health Sector. In order to improve the quality, professionalism and competence of health personnel required numerous attempts through education and training. One of the efforts taken by the Ministry of Health in order to improve the quality of education and training institutions, and the resulting quality of health workers is to apply and implement the standards of accreditation and certification of education and training institutions in the health sector.
Implementation of policies of accreditation and certification training in the health sector have been carried out based on the Decree of the Minister of Health No. 725 of 2003, but still much training in the health field that is not accredited due to various things. The design of this study is qualitative explanatory.
The results showed that there are still weaknesses in the implementation of the Accreditation and Certification Training in the Field of Health, among others: competence of the executive policy of the unit operator and unit training programs are still lacking and further improve coordination between central and local governments. Advised to authorities to be improvements in policy implementation accreditation training and certification in health and make a proposal to the government to improve policy level ministerial decision shall become government regulation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31320
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Mayasari
"ABSTRAK
Mata merupakan indera yang berfungsi dalam menerima informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai aktivitas sehari-hari.Tujuan dari penulisan adalah memberikan gambaran implementasi Health Education dan Exe Exercise Latihan senam mata melalui asuhan keperawatan kelurga dan komunitas sebagai upaya dalam meningkatkan kesehatan mata pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Metode yang digunakan menggunakan evidence based practice. Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan terkait upaya pencegahan dalam menjaga kesehatan mata, serta peningkatan kesehatan mata pada anak usia sekolah setelah diberikan intervensi. Saran pada petugas kesehatan bahwa intervensi dapat diterapkan sebagai bentuk layanan kesehatan yang diberikan kepada keluarga maupun sekolah dalam meningkatkan kesehatan mata pada anak usia sekolah.

ABSTRACT<>br>
ABSTRACTEyes are a very important senses that received visual information used to perform daily activities. The purpose of the research was to provide an overview of family and community health nursing implementation of the health education and eye exercise to improve visual health in elementary school age children in Madrasah Ibtidaiyah Cimanggis District Depok City. The method used evidence based practice. The results showed an increasing of the knowledge, attitudes and skills related eye health maintenance behavior as preventive strategy, as well as improving eye health status in Elementary school age children after given intervention. It is recommended for healthcare profesional to apply the interventions as improved eye health in elementary school age children. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Permatasari
"Pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis yaitu penyebab dan gejala yang ditimbulkannya penting untuk diketahui masyarakat supaya kasus pedikulosis bisa dideteksi dan ditangani secara dini Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan responden mengenai pedikulosis kapitis Bentuk penelitian ini adalah studi pre post Data penelitian diambil pada 22 Januari 2011 di Pesantren X Jakarta Timur Seluruh santri diikutsertakan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai penyebab dan gejala pedikulosis Survei dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan Data diolah menggunakan program SPSS versi 11 5 dan diuji dengan marginal homogeneity Responden terdiri atas 151 orang berusia 11 18 tahun Responden laki laki 88 orang 58 3 dan perempuan 63 orang 41 7 Sebelum penyuluhan 13 orang 8 6 responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 138 orang lainnya 91 4 memiliki tingkat pengetahuan kurang Setelah penyuluhan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik menjadi 3 orang 2 0 sedang 47 orang 31 1 dan tingkat pengetahuan kurang menjadi 101 orang 66 9 Melalui uji marginal homogeneity didapatkan nilai p.

Knowledge about pediculosis capitis especially about the causative agent and the symptoms generated are important for public in order to detect and manage pediculosis early if it happened This research is purposed to observe the effectivity of health promotion in increasing respondents rsquo knowledge about pediculosis capitis This research is a pre post study The data was taken on January 22 2011 at lsquo X rsquo Islamic High School East Jakarta All of the students were included in this study by filling the questionnaire about pediculosis capitis causative agent and symptoms The survey was taken before and after the health promotion The data was processed using SPSS program version 11 5 and checked using marginal homogeneity test There were 151 respondents aged between 11 18 years old The respondents consisted of 88 boys 58 3 and 63 girls 41 7 Before the health promotion 13 respondents 8 6 had fair knowledge and the remaining 138 91 4 had poor knowledge After the health promotion the amount of respondents who had good knowledge increase to 3 respondents 2 0 fair knowledge 47 respondents 31 3 and poor knowledge decreases to 101 respondents 66 9 Using marginal homogeneity test the value of p."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Rachmania
"Permasalahan mengenai kesehatan reproduksi banyak dialami oleh hampir semua negara di dunia seperti Angka Kemarian Ibu (AKI), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, perilaku seks bebas, Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome), dan lain-lain.
Permasalahan rnengenai kesehatan reproduksi tersebut tidak terlepas dari Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Saat ini remaja membutuhkan sumber informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi remaja. Dan di sekolah yang akan berperan dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja adalah guru. Di Indonesia terdapat beberapa program yang mendukung program-program kesehatan reproduksi remaja yang akan melibatkan para guru dalam hal ini Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dikembangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Dcpkes RI) pada tahun 2002 dan Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR) yang dibuat oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) RI pada tahun 1998. Di SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor, program PKPR dan PKRR belum berjalan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor terhadap pendidikan kesehatan reproduksi remaja.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor. lnforman pada penelitian ini adalah guru biologi, guru agama, guru Bimbingan Konseling (BK), kepala sekolah dan siswa-siswi. Pengumpulan data diambil dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam dan djskusi kelompok terarah yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh asisten peneliti. Selanjulnya data dianalisis dengan menggunakan analisis isi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi menyatakan bahwa PKRR itu merupakan pendidikan atau pengenalan mengenai alat-alat reproduksi. Dan hampir semua informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi menyatakan bahwa sekolah merupakan tempat di mana PKRR dapat diberikan, mereka juga menyatakan bahwa PKRR bisa diberikan di Iuar sekolah seperti di rumah dan di masyarakat. Mengenai tujuan PKRR, hampir semua informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi menyatakan bahwa tujuan PKRR adalah agar remaja mengetahui alat dan fungsi reproduksi. Menurut informan guru dan kepala sekolah, siswa-siswi atau remaja merupakan sasaran yang paling utama.
Informan guru dan kepala sekolah berpendapat bahwa guru biologi merupakan guru yang dapat berperan dalam PKRR, selain guru biologi mereka juga menyebutkan guru lain seperti guru BK/BP, agama, Bahasa Indonesia, PPKN, dan sosiologi. Mengenai bentuk dan cara penyampaian, diskusi merupakan jawaban yang banyak disebutkan oleh informan guru dan siswa-siswi dalam pelaksanaan PKRR di sekolah. Menurut informan guru dan siswa-siswi, pembahasan mengenai kesehatan reproduksi remaja bisa berupa alat-alat dan sistem reproduksi, perubahan fisik, gangguan-gangguan pada alat reproduksi, cara menjaga reproduksi, penyakit-penyakit reproduksi, menstruasi, perubahan hormon, onani, asupan gizi, pergaulan remaja, pacaran, seks bebas, kehamilan, dan aborsi.
Penelitian ini menghasilkan bahwa sebagian besar informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi mendukung apabila di sekolahnya dilaksanakan PKRR. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat maka diharapkan menjadi bahan masukan bagi pihak sekolah di SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor dan bahan masukan bagi pihak Dinas Pendidikan Kota Bogor. Bagi kepala sekolah SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor hasil penelitian ini dapat menyiapkan guru dan siswa-siswi dalam menerima program PKRR. Bagi pihak Dinas Pendidikan Kota Bogor dapat memberikan pelatihan kepada guru-guru yang berperan dalam program Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di lingkup Dinas Pendidikan Kota Bogor dan sekolah menengah di wilayah Kota Bogor dan menyiapkan perangkat yang dapat mendukung pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di Sekolah khususnya SMA di kota Bogor."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T21115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda
"Anak merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan anak dapat mencapai 80% pada usia 3 tahun apabila dilakukan stimulasi perkembangan dengan teratur. Ibu merupakan orang paling tepat melakukan stimulasi perkembangan anak. Oleh karena itu pengetahuan ibu perlu ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental, dengan pretest-posttest non-equivalent control group design yang bertujuan mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler yang diberikan dan tidak diberikan intervensi pendidikan kesehatan dengan menggunakan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai anak toddler yang sedang dirawat di ruang perawatan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh. Jumlah sampel 34 orang, 17 orang kelompok intervensi dan 17 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan concecutive sampling. Analisis efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan (p=l,000) dan sikap (p=0,732) ibu sebelum intervensi dan ada perbedaan pengetahuan (p=0,002) dan sikap (p=0,039) ibu setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol. Ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah intervensi pada kelompok intervensi (p=0,002) dan tidak ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah periode intervensi pada kelompok kontrol (p=l,000). Tidak ada pengaruh karakteristik ibu pada pengetahuan dan sikap ibu pada kelompok intervensi. Pemberian pendidikan kesehatan yang teratur diharapkan ibu dapat berpengetahuan baik dan bersikap positif dalam stimulasi perkembangan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara pendekatan terbaik yang dapat diterapkan di masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan sikapnya terhadap program stimulasi perkembangan anak dengan melibatkan berbagai unsur termasuk keluarga. Perawat anak dapat memberikan pendidikan kesehatan dengan tepat, maka perlu bekeijasama dengan berbagai kalangan yang ada di daerah setempat.

Children are the prospect generation of nation. The development of child could come to 80% at the age of 3 if development stimulation is done regulariy. A mother is the best to carry out the child stimulation development. For this reason, the mother’s knowledge needs upgrading through health education. This research was aimed to explore the effectiveness of health education on mother,s knowledge and attitude toward children stimulation development in toddler. The research was quasi experimental design, with pretest-posttest non-equivalent control group design that aimed to explore the difference in mother’s knowledge and attitude toward children stimulation development between control and experimental group. The participants in the intervention group were given health education wheareas the control group were’nt given the health education. The population of this research were mothers in Zainoel Abidin general hospital Banda Aceh whose had sick toddler in hospital. The samples were 34 devided into 2 group, with 17 participants respectively. Data were analized by chi-square test. The result showed that there was no significant difference in mother knowledge (p=1,000) and attitude (p=0,732) toward children stimulation development before intervention and there was significant difference in mother knowledge (p=0,002) and attitude (p-0,039) after intervention in both of groups. There was significant difference in mother knowledge and attitude before and after intervention in intervention group (0,002). There was no significant difference in mother knowledge and attitude before and after time of intervention in control group (p=l,000). There was no influence of characteristic of mother in knowledge and attitude. By regular heath education, it is hoped that the mother will have positive attitude and good knowledge toward children stimulation development in toddler. Health education is one of best approach that can be applied in community in order to improve knowledge and attitude in children stimulation development program by involving various sectors. Pediatric nurse can give the proper health education can collaborate with many sectors including local government."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26565
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurusysyarifah Aliyyah
"Demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius di Kabupaten Bandung. Insiden kejadian penyakit demam berdarah dengue di Kabupaten Bandung pada tahun 2010 yaitu sebesar 37,82 per 1.000 penduduk. Angka Bebas Jentik (ABJ) di beberapa wilayah pun masih dibawah 95 %.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti (di 12 wilayah puskesmas percontohan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta di Kabupaten Bandung). Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner tentang pengetahuan (vektor penular, tempat perkembangbiakan nyamuk, dan upaya pencegahan penyakit), sikap tentang PSN DBD, dan perilaku (pemeriksaan tempat penampungan air dan PSN DBD). Data keberadaan jentik dikumpulkan melalui observasi pada tempat- tempat perkembangbiakan nyamuk. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang upaya pencegahan penyakit DBD dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti dengan nilai p=0,016 (OR: 2,674 95% CI: 1,263-5,658).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel yang memiliki hubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti hanyalah pengetahuan tentang upaya pencegahan penyakit.

Dengue haemorraghic fever is still a serious public health problem in Bandung Regency. Incidence of dengue haemorraghic fever in Bandung Regency in the year 2010 is 37,82 at 1.000 inhabitants. Number of free larvae in some region is still under 95%.
The aims of this study is to know the relationship between knowledge, attitude, and behavior of the community with the presence of Aedes aegypti mosquito larvae (in 12 regions of pilot public health center Large Office of Environmental Health Engineering and Disease Control Jakarta in Bandung Regency). This study using a cross sectional design. Data collected by live interview using a questionnaire. The questionnaire consisted of questions about knowledge (vector transmitter, mosquito breeding site, and disease prevention efforts), attitude about mosquito nest eradication of dengue haemorraghic fever, and behavior (container inspection and mosquito nest eradication of dengue haemorraghic fever). Data about the presence of mosquito larvae collected by a direct observation of mosquito breeding site. Bivariat analysis shows there is a meaningful relationship between knowledge about disease prevention efforts with the presence of Aedes aegypti mosquito larvae with a value of p=0,016 (OR: 2,674 95% CI: 1,263-5,658).
The conclusions of this research is, variable that has a relationship with the presence of Aedes aegypti mosquito larvae in only knowledge about disease prevention efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasri Rina Walastri
"Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan atresia ani pre dan postoperasi tutup kolostomi, dengan penerapan perencanaan pulang berupa edukasi kesehatan untuk menurunkan kecemasan pada orang tua. Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), dimana tidak adanya lubang anus. Tindakan penutupan kolostomi merupakan tindakan operasi ketiga yang dilakukan setelah pembuatan kolostomi dan PSARP (Posterior Sagital Anorektoplasti). Tindakan operasi penutupan kolostomi menimbulkan kecemasan pada orang tua akibat kurangnya pengetahuan orang tua dalam melakukan perawatan setelah operasi. Hasil dari penerapan perencanaan pulang melalui edukasi kesehatan yang dilakukan pada orang tua terbukti dapat menurunkan kecemasan. Penulis menyarankan perlunya penerapan perencanaan pulang dengan edukasi kesehatan serta perlu dilakukannya pengawasan terhadap pelaksanaan perencanaan pulang dari institusi pelayanan.

This paper aims to explain preoperative and postoperative nursing care in children patient with atresia ani who went undergo closed colostomy. The intervention is education as perencanaan pulang to patient’s parents in hope to decrease their anxiety. Atrecia ani is a congenital problem which there is no butt hole or anus. Closed colostomy is the third step, after open colostomy and PSARP (Posterior Sagital Anorectoplasty). Closed colostomy procedure is known to stimulate anxiety patient’s parents due to insufficient knowlegde of postoperative care. Discharge planning is done and proved to decrease anxiety. Therefore, health education as discharge planning is very important to do. In addition, the surveillance of discharge planning is as important as the education itself to make sure nursing care is given therapeutically."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Russell, Robert D.
Washington: National Education Association, 1975
613.071 RUS h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kime, Robert E.
New Jersey: Prentice-Hall, 1977
613.07 KIM h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>