Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9677 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Washington, DC: American Psychological Association, 1995
150.287 PSY
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Namira Pertiwi Isma
"Penelitian ini dilakukan pada 66 pasien yang sedang menjalani program rehabilitasi medik. Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran optimisme dan subjective well-being serta hubungan keduanya pada pasien yang sedang menjalani program rehabilitasi medik. Dari pengukuran menggunakan Life Orientation Test-Revised dan Subjective Happiness Scale,hasil menunjukkan tidak terdapat hubungan yan signifikan antara optimimse dan subjective well-being pada pasien yang sedang menjalani program rehabilitasi medik. Secara umum, mereka memiliki optimisme yang sedang dan tinggi, serta termasuk ke dalam kategori orang yang bahagia. Optimisme serta subjective well-being tidak ditemukan berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status pernikahan, serta jenis program rehabilitasi mereka.

This research is conducted with 66 medical rehabilitation patients. The purposeis to describe optimism, subjective well-being, and the relationship between the two in patients within a medical rehabilitation program. Using the Life Orientation Test-Revised and Subjective Happiness Scale, the result showed that optimism is not significantly correlated with subjective well-being among patients in a rehabilitation program. Generally, the patients’optimism are moderate and high, and so does their subjective well-being. There was no optimism and subjective well-being diferrences found in patients, based on their age, gender,occupation, education, marital status, and medical rehabilitation program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Groth-Marnat, Gary
New York: Van Nostrand Reinhold Company, 1984
150.287 GRO h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Groth-Marnat, Gary
New York: John Wiley &Sons, Inc, 2004
150.287 GRO h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasi, Anne
New York: Macmillan, 1964
150.287 ANA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasi, Anne
Jakarta: Prenhallindo, 1998
150.287 ANA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rikwan Yuda Pratama
"Alasan penghapus pidana merupakan alasan-alasan yang memungkinkan seseorang tidak dijatuhi hukuman terhadap orang yang melakukan perbuatan pidana. Adanya alasan penghapus pidana dalam KUHP merupakan cara untuk mengubah persepsi pandangan tersebut jika benar memenuhi syarat-syaratnya. Alasan Noetoestand dapat digunakan untuk membantu pasal 48 KUHP sebagai bentuk untuk menjalankan hukum yang tidak kaku agar suatu putusan dapat benar-benar terasa adil. Pada kasus Fidelis seorang yang menggunkan Ganja untuk alsan medis yang merupakan Narkotika Golongan-I untuk mengobati istrinya yang telah didiagnosa mengidap penyakit Syringomyelia. Fidelis dikenakan pasal 116 ayat (1) UU Narkotika divonis hukuman 8 bulan penjara serta dedenda Rp. 1.000.000.000 subsider 1 bulan penjara tanpa menghiraukan adanya noodtoestand (keadaan darurat) yang dialami oleh Fidelis. Kemudian pada kasus serupa yang dialami oleh Rossy dipidana penjara selama 10 bulan karena dianggap melanggar pasal 127 ayat (1) huruf a UU Narkotika karena mengkonsumsi racikan tanaman ganja untuk mengobati penyakit syaraf terjepit yang dialaminya. Rehabilitasi baik secara medis dan sosial diharapkan dapat dijadikan terobosan hukum yang dapat diterapkan bagi pelaku ganja medis sebagai bentuk hukuman yang bertujuan untuk memberikan manfaat kepada pelaku. Dalam memahami kebijakan penanggulangan kejahatan melihat tujuan pemidanaan dengan berbagai teori yang ada seharusnya dapat membuka pemikiran baru bagi para penegak hukum dalam hal menanggulangi kejahatan. Kemudian tujuan pemidanan pada KUHP Baru juga kedepannya perlu diperhatikan pada pelaksaannanya, karena jika hakim tidak mendalami dalam menggali suatu permasalahan maka pertauran yang ada pada KUHP Baru hanya merupakan tulisan kaku.

The criminal elimination ground is the reason that allows a person not to be convicted of the perpetrator of a crime. The existence of a criminal abolition rationale in the Code of Criminal Procedure is a way of changing the perception of such views if correctly fulfilling the conditions. Noetoestand's argument can be used to help enforce article 48 of the Covenant as a form of enforcing a law that is not rigid so that a judgment can really feel fair. In the case of Fidelis, a man who uses Ganja for medical purposes that are Group I Narcotics to treat his wife who has been diagnosed with Syringomyelia. Fidelis was sentenced to 8 months in prison and a fine of Rp. 1,000,000,000 subsider of 1 month in jail, regardless of the emergency situation experienced by Fidelis. Later in a similar case, Rossy was sentenced to 10 months in prison for allegedly violating article 127, paragraph 1, letter a of the Narcotic Drugs Act for consuming cannabis plants to treat the severe nervous disease he suffered. Rehabilitation, both medically and socially, is expected to be a legal breakthrough that can be applied to medical marijuana perpetrators as a form of punishment (sanctions/acts) aimed at benefiting the perpetrator. In understanding the crime policy, looking at the purposes of mediation with the various existing theories should open up new thoughts for law enforcement in terms of combating crime. Then the purposes of the investigation on the New Covenant should also be taken into account in the prosecution, because if the judge is not thorough in digging a problem then the statements in the New covenant are only rigid writing."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayi Adila Paramita
"Layanan rehabilitasi medik menghadapi permasalahan dalam hal keberlangsungan durasi dan intensitas terapi yang terbatas. Implementasi Internet of Things (IoT) pada unit rehabilitasi medik dapat membantu dokter dan perawat untuk memberikan perawatan yang akurat serta pemulihan yang lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk memilih alternatif terbaik IoT yang dapat diimplementasikan pada unit rehabilitasi medik di rumah sakit dengan memperhatikan kriteria penerapan Internet of Things dan kemampuan keuangan rumah sakit. Opini dari delapan orang ahli digunakan untuk mengidentifikasi dan memilih kriteria dan subkriteria yang mendukung proses penerapan IoT pada rehabilitasi medik di rumah sakit. Metode Best Worst Method (BWM) digunakan mendapatkan bobot prioritas dari kriteria dan subkriteria penerapan IoT. Metode Additive Ratio Assessment (ARAS) digunakan untuk mendapatkan tingkat utilitas setiap alternative IoT. Metode Zero One Goal Programming digunakan untuk memilih penerapan Internet of Things berdasarkan limitasi seperti tingkat utilitas ARAS dari setiap alternatif, biaya pengadaan dan instalasi, biaya pelatihan, dan biaya pemeliharaan. Hasil akhir didapatkan bahwa virtual reality adalah penerapan Internet of Things yang terpilih berdasarkan kriteria penerapan Internet of Things dan kemampuan keuangan rumah sakit.

Medical rehabilitation services face problems in terms of limited duration and intensity of therapy. The implementation of the Internet of Things (IoT) in medical rehabilitation is expected to help doctors and nurses to provide accurate care and faster recovery. This study aims to choose the best alternative IoT that can be implemented in medical rehabilitation units in hospitals by taking into account the factors of Internet of Things implementation and hospital financial capability. The opinions of eight experts were used to identify and select factors and sub-factors that support the process of applying IoT in medical rehabilitation in hospitals. The Best Worst Method (BWM) method is used to get priority weighting from the criteria and sub-criteria for applying IoT. The Additive Ratio Assessment (ARAS) method is used to obtain the utility level of each alternative IoT. The Zero One Goal Programming method is used to choose the implementation of Internet of Things based on limitations such as the ARAS utility level of each alternative, procurement and installation costs, training costs, and maintenance costs. The final result is that virtual reality is chosen based on the factors of Internet of Things implementation and the financial capability of the hospital."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swerdlik, Mark E.
"Buku ini merupakan panduan bagi pengajar yang menggunakan buku Psychological Testing and Assesment : an Introduction to Test and Measurement karangan Cohen dan Swerdlik dalam mengajar atau memahami teori dan konsep."
London: Mayfield Publishing Company, 1999
150.287 SWE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Minarti
"Stroke merupakan penyakit yang mulai menyerang usia produktif. Dampak yang ditimbulkan adalah kecacatan, sehingga mengakibatkan ketergantungan klien kepada keluarganya. Upaya yang dilakukan adalah memberikan pelaayanan rehabilitasi fisik melalui pemberdayaan klien dan keluarga dengan harapan ketergantungan klien kepada orang lain menjadi minimal dan klien mampu mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan klien dan keluarga dalam melakukan rehabilitasi fisik di rumah terhadap kemandirian aktivitas sehari-hari klien pasta stroke. Desain penclitian adalah kuasi eksperimen pre tes - pas tes dengan kelompok kontrol. Besar sampel adalah 54 responden, dengan rincian 27 responden kelompok kontrol dan 27 responden kelompok intervensi. Cara pemilihan sampel adalah non probability sampling jenis consecutive sampling.
Uji statistik yang digunakan adalah uji beda dua mean dependent samples test paired t test dan uji beda dua mean independent sample t test. Uji regresi Iinier ganda digunakan untuk menganalisis pengaruh karakteristik klien dan keluarga terhadap kemandirian aktivitas klien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok intervensi yang dilakukan pendampingan 8 kali, peningkatan kemandirian lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang dilakukan pendampingan 4 kali (p=0,000). Peningkatan kemandirian klien pasca stroke dipengaruhi oleh pendidikan klien dan pendidikan keluarga yang merawat klien (p),000).
Saran untuk perawat komunitas adalah pemberdayaan klien dan keluarga perlu dikembangkan lebih lanjut sehingga potensi yang dimiliki oleh klien dan keluarga dapat digali dan ditingkatkan. Perawatan berkelanjutan perlu dibentuk oleh perawat komunitas dengan meningkatkan kemitraan antar pclayanan keperawatan dan antar profesi kesehatan yaitu antara perawat di rumah sakit dengan perawat yang berada di Puskesmas."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>