Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150677 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nicholas, Darrel D.
Yogyakarta: Airlangga University Press, 1987
674.38 NIC wt I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Airlangga University Press, 1988
691.12 Kem
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Durean, J.M.
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI , 1990
025.84 DUR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Perpustakaan sebagai unit informasi mutlak memerlukan suatu kegiatan pemeliharaan guna pelestarian berbagai informasi yang berkaitan dengan berbagai koleksi yang dimiliki,mulai dari perbaikan bahan pustakanya....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Suryaningrum
"Penelitian mengenai pelestarian dan pengawetan koleksi peter Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang telah di lakukan pada bulan Oktober 1991 di Perpustakaan Nasional RI dan Arsip Nasional RI Jakarta, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sistem perawatan koleksi peta sebagai salah satu jenis koleksi di Perpustakaan Nasional RI, sudah diterapkan berdasarkan metode yang digunakan perpustakaan tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara beberapa responden serta observasi langsung ke tempat penelitian. Hasil panelitian menunjujkan bahwa perawatan koleksi peta di Perpustakaan Nasional RI pada dasarnya sudah dilakukan dengan baik walaupun masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti, penggunaan Air Conditioning (AC), ruang penyimpanan koleksi, dan proses perbaikan koleksi yang maaih dilakukan di Arsip Nasional RI. Agar kelestarian koleksi peta Perpustakaan Nasional Rl dapat lebih terjaga dengan baik, usaha-usaha yang perlu dipertimbangkan, adalah sebagai berikut: Pengadaan laboratorium pengawetan agar kegiatan pengawetan dapat dilakukan sendiri oleh pihak Perpustakaan Nasional. Perluasan ruang penyimpanan koleksi dengan mempertimbangkan penambahan jumlah peta. Pertimbangan letak ruang koleksi demi kelancaran proses pengalahan koleksi peta berkisarkan alur kerja yang sudah di tentukan. Dengan pemakaian AC secara terus menerus serta peningkatan pengawarsan suhu dan kelembaban di ruang penyimpanan koleksi. Pengadaan katalog kartu sebagai sarana penelusuran koleksi bahkan komputerisasi koleksi jika dana yang dimiliki sudah memungkinkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Purnomo
Jakarta: UI-Press, 1995
641.4 HAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
F. Suhadi
"Tujuan penelitian ini ialah :
(1) Mempelajari aspek C. botulinum pada pengawetan ikan dengan proses radurisasi, khususnya terhadap bahaya keracunan toksin botulinum;
(2) Pengembangan metode penentuan toksin secara in vitro, berdasarkan sifat hambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase oleh pengaruh toksin botulinum;
(3) Sebagai latar belakang dipelajari pula sebaran tipe-tipe C. botulinum di wilayah perairan Indonesia bagian barat.
C. botulinum yang terdapat dalam sampel lumpur dan organisme laut yang berasal dari wilayah perairan Indonesia bagian barat terutama bukan tipe E dan bersifat proteolitik.
Pembentukan toksin pada ikan segar yang disimpan pada suhu 10,5 dan 7,400 terjadi sebelum atau setelah ikan menjadi busuk, bergantung pada perlakuan jenis ikan, dosis iradiasi, strain, dan tingkat inokulasi spora. Sedangkan bila penyimpanan dilakukan pada suhu 5,60C pembentukan toksin terjadi setelah ikan menjadi busuk, tanpa mempertimbangkan perlakuan yang digunakan dalam percobaan. Peranan dosis radurisasi berpengaruh hanya terhadap peningkatan daya simpan ikan; sedang perlakuan suhu rendah, selain.meningkatkan daya simpan, juga menghambat proses pembentukan toksin.
Pembentukan toksin botulinum tipe B proteolitik pada ikan pindang yang mengandung garam kurang dari 1,0 persen terjadi sebelum atau setelah ikan menjadi busuk, bergantung pada tingkat inokulasi spora. Sedangkan pada sampel yang mengandung garam antara 4-6 persen, pembentukan toksin terjadi setelah ikan menjadi busuk, tanpa mempertimbangkan strain dan tingkat inokulasi spora. Proses radurisasi dan penggaraman bersifat sinergis, baik terhadap peningkatan daya simpan ikan pindang, maupun terhadap penundaan pembentukan toksin.
Isolasi dan pemurnian toksin C. botulinum tipe B menghasilkan sekitar 20 ml filtrat, dengan aktivitas spesifik sekitar 1,2x107 MLD per ml (1,0x107 MLD per mg protein). Kromatografi toksin hasil isolasi melalui kolom Sephadex G-200 menunjukkan pola protein berpuncak tunggal, dan mendekati bentuk simetris. Uji electroforesis disk gel poliakrilamid dan uji imunodifusi gel agar, berturut-turut menghasilkan pita protein dan garis presipitasi tunggal.
Toksin botulinum bersifat menghambat aktivitas enzim asetilkolinesterase. Pengaruh toksin tipe E (3,0xlO- 3,OxlO-3 mg) dan tipe B (3,0x10-4 - 3,0x10-3mg) terhadap aktivitas enzim 0,175 unit, berturut-turut mengakibatkan hambatan berkisar antara 10-16 dan 17-20 persen. Metode hambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase dapat digunakan untuk penentuan kuantitatif toksin dalam ekstrak biakan C. botulinum, tetapi tidak dalam ekstrak ikan yang bersifat toksik.

The Aspect of Clostridium Botulinum in Fish Preservation by Irradiation and the development of in Vitro Toxin Assay The objectives of this investigation were:
(1) To study the aspect of C. botulinum in fish preservation by radurization process especially on botulism hazard;
(2) The development of in vitro toxin assay, based on the activity inhibition of acetylcholenesterase, caused by botulinum toxin; (3) distribution of C. botulinum types in western part of Indonesian waters, as the background of the investigation.
The presence of C. botulinum in samples of sediment and marine organisms, collected from fishing areas of the western part of Indonesian waters was especially proteolitic non type E.
Toxin formation by non-proteolitic strain of
C. botulinum type B in fish under storage at 10,5 and 7,4°C was detected before or after the samples were spoiled, depending on fish species, irradiation dose, bacterial strain, and spores inoculum?s level. When the samples were stored at 5,60C, the toxin was detected after the samples was spoiled, regardless the treatments conducted in this experiment. Radurization dose 'caused the extension of storage life, while the effect of storage at low temperatures caused both the extension of storage life and the delayed toxin formation.
The toxin formation by proteolytic strain C. botulinum type B in radurized Pindang fish (the salt content less than 1%) was detected before or after the samples were spoiled, depending on the level of spore?s inoculum. Samples with salt content around 4-5%, the toxin were detected after the samples was spoiled, regardless the bacterial strain and spores inoculum level. Radurization process and salt making synergistically extended the storage life and delayed the toxin formation.
The isolation and purification of type B toxin resulted in filtrate with spesific activity of 1,2x107 MLD per ml (1,0x107 MLD per mg protein). Chromatography of the filtrate through Sephadex G-200 column showed a single peak pattern. Agar gel immunodiffusion test with filtrate G-200 showed a single precipitation line.
Botulinum toxin inhibited the activity of acetylcholenesterase. The effect of type E toxin E (3,0xlO- 3,OxlO-3 mg) and type B toxin B (3,0x10-4 - 3,0x10-3mg) on 0,175-unit enzyme produced the inhibition around 10-16 and 17-20 percent.
The acetyicholenesterase activity inhibition method could be applied for quantitative analysis of botulinum toxin in extract culture, but not for fish extract."
1990
D335
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Desrosier, Norman W.
Jakarta: UI-Press, 1988
664.028 DES t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>