Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maxwell, John C.
Jakarta: Mitra Media, 2002
155.3 MAX r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Vidiyanto
"Cara seseorang memandang masa depannya seringkali diistilahkan sebagai orientasi masa depan. Trommsdorff (1983) mendefinisikan orientasi masa depan sebagai fenomena kognisi-motivasional yang kompleks dimana seseorang melakukan antisipasi dan evaluasi terhadap masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Nurmi (1989) membagi orientasi masa depan kedalam 3 proses dasar yakni motivasi (motivation), perencanaan (planning) dan evaluasi (evaluation) yang berinteraksi dengan skemata kognitif' nlengenai tugas perkembangan yang diantisipasi. Proses motivasi mengacu pada apa yang menjadi minat individu di masa depan, sedangkan proses perencanaan mengacu pada bagaimana sescorang merencanakan perwujudan minatnya. Adapun proses evaluasi memfokuskan pada sejauhmana seseorang berharap agar minatnya dapat terwujud.
Remaja merupakan usia dimana seseorang mengalami suatu masa peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa (Papalia, Olds & Feldman. 2001). Hal ini menjadikan masalah pencarian identitas diri sebagai tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh setiap remaja. Identitas diri tidak hanya terkait dengan apa yang ada dalam diri seseorang saat ini, tetapi juga berkaitan dengan masa depan seseorang, termasuk harapan, cita-cita dan berbagai rencana untuk mencapai tergetan individu di masa depan (Trommsdorf, 1986). Sebagaimana dikatakan oleh Havighurst (dalam Nurmi. 1994) bahwa keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan tugas perkembangannya akan menjadi dasar bagi penyelesaian tugas perkembangan sclanjutnya.
Mengingat pentingnya penyusunan orientasi masa depan yang jelas dan realistis bagi remaja, maka modul ini menawarkan sebuah alternatif pelatihan yang bertemakan "Planning Your Future". Pelatihan merupakan kumpulan aktivitas formal atau informal yang dirancang untuk memberikan kontribusi terhadap tingkat pengetahuan, kcterampilan dan sikap peserta pelatihan (Lucas, 1994).
Subyek yang menjadi sasaran dalam pelatihan ini adalah usia remaja akhir. yakni mereka yang sedang duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Pada penyusunan modul pelatihan ini, analisis kebutuhan dilakukan melalui pemberian kuisioner sebagai metode utama. dan wawancara sebagai metode pelengkap.
Tujuan pelatihan ini adalah untuk menyadarkan remaja akan pentingnya mempersiapkan masa depan dan membekali mereka dengan pemahaman serta berbagai keterampilan untuk menyusun rencana masa depan yang jelas dan realistis. Tujuan pelatihan ini kemudian diturunkan menjadi sasaran-sasaran yang termanifestasi di dalam setiap sesi pelatihan. Isi pelatihan dirangkum dalam sebuah modal yang terdiri alas 7 sesi. Pelatihan ini nlembutuhkan waktu 2 hari. dimana setiap harinya berlangswig selama 7 - 8 jam. Evaluasi yang akan digunakan dalam pelatihan ini terdiri dari 2 jenis, yakni evaluasi terhadap program pelatihan dan evaluasi terhadap pemahaman peserta. Kedua macam evaluasi ini akan disajikan dalam bentuk kuisioner.
Sebelum modul pelatihan ini dilaksanakan, sebaiknya diujicobakan terlebih dahulu kepada beberapa remaja untuk melihat apakah program ini sudah efektif untuk membekali mereka dengan kemampuan menyusun orientasi masa depan. Selain itu, ada baiknya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada remaja mengenai pentingnya mempersiapkan masa depan, melalui seminar atau buletin-buletin karena hal ini seringkali menjadi suatu hal yang tidak disadari oleh remaja. Seusai pelatihan sebaiknya ditindaklanjuti dengan pembentukan komunitas. sehingga proses pencapaian terget yang telah dibuat peserta dalam pelatihan dapat terus terpantau.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhiya Adristi Bratandari
"Kesulitan psikologis rentan dialami oleh remaja, terlebih di masa pandemi COVID-19 yang menyebabkan perubahan pada berbagai aspek kehidupan. Hal ini membuat remaja menghadapi berbagai tantangan baru. Ketidakmampuan dalam menghadapi tantangan tersebut dapat mengakibatkan remaja memiliki kesulitan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap kesulitan psikologis remaja dengan menggunakan pendekatan biopsikososial. Penelitian ini merupakan one-shot study berskala nasional yang melibatkan 13.226 siswa SMP dan SMA/sederajat di Indonesia. Hasil analisis multiple linear regression menunjukkan bahwa secara bersama-sama, faktor biologis (usia dan jenis kelamin), psikologis (kesejahteraan psikologis), dan sosial (interaksi dengan teman, status pekerjaan ayah, status pekerjaan ibu, dan tingkat pendidikan ibu) berkontribusi secara signifikan terhadap kesulitan psikologis remaja (F(7, 13218) = 649,234, p <,05, R2 = ,255). Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor biopsikososial dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor yang penting dalam berkontribusi terhadap kesulitan psikologis remaja di masa pandemi COVID-19.

Adolescents are vulnerable to psychological difficulties, especially during the COVID-19 pandemic that causes changes in many aspect of lives. This makes adolescents deal with various new challenges. Inability to face those challenges could cause adolescents to have psychological difficulties. This study aims to identify factors that contribute to adolescents’ psychological difficulties using a biopsychosocial approach. This research is a one-shot study on a national scale involving 13.226 secondary school students in Indonesia. The result of multiple linear regression analysis showed that simultaneously, biological (age and gender), psychological (psychological well-being), and social factors (interaction with friends, father's employment status, mother's employment status, and mother's education level) had significant contribution in predicting adolescents’ psychological difficulties (F(7, 13218) = 649.234, p<.05, R2 = .255). This study shows that biopsychosocial factors can help to identify important factors that contribute to adolescents’ psychological difficulties during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarlito Wirawan Sarwono
Jakarta: Rajawali, 2012
155.5 SAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Gustian
"Sejak tahun 1984 sistem pemasyarakatan digunakan untuk menggantikan sistem kepenjaraan sebagai institusi pembinaan bagi pelaku tindak kriminal. Tujuan ideal lemba- ga pemasyarakatan sampai saat ini ternyata belum sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain program yang sangat sukar dijalani juga kondisi yang terbentuk dalam lembaga pemasyarakatan, baik situasi sosial dan lingkungan fisik, menjadikan lembaga pemasyarakatan sukar mencapai tujuan- nya. Kondisi ini memberikan dampak negatif bagi perkembangan aspek psikologis penghuninya.
Lembaga pemasyarakatan tidak hanya diperuntukkan bagi orang dewasa namun juga untuk remaja. Pada masa remaja ini, konsep diri adalah aspek terpenting dalam diri remaja yang harus diperhatikan.
Kehidupan dalam lembaga pemasyarakatan mempengaruhi tiga proses yang terjadi dalgm pembentukan konsep diri, yaitu "reflected appraisal", "social comparison" dan "role internalization". Lingkungan lembaga pemasyarakatan yang unik dengan norma dan penghuninya yang pernah melakukan tindak kejahatan serta kecilnya berhubungan dengan pihak luar mempengaruhi konsep diri yang terbentuk dalam diri remaja delinkuen.
Lamanya masa hukuman menjadi faktor yang menentukan dalam proses pembentukan konsep diri, karena faktor-faktor dalam lembaga pemasyarakatan akan semakin berperan berdasarkan lamanya kehidupan dalam lembaga pemasyarakatan yang dijalani. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilihat konsep diri yang terbentuk pada remaja yang menjalani masa hukuman dalam lembaga pemasyarakatan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross-sectional dengan metode kuantitatif. Alat ukur berbentuk kuesioner, yaitu TSCS (tennesse Self Concept Scale). Subyek yang digunakan berjumlah 137 subyek.
Hasil penelitian menunjukkan subyek nemiliki konsep diri yang negatif. Konsep diri yang dimiliki oleh subyek juga cenderung semakin negatif selama menjalani masa hukumannya. Pendekatan cross-sectional yang digunakan memiliki kelemahan, yaitu tidak diikutinya seluruh proses yang terjadi untuk itu disarankan untuk melakukan studi dengan pendekatan "longitudinal"."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annelia Sari Sani
"Remaja adalah salah satu tahapan dalam kehidupan yang harus di jalani oleh setiap manusia. Tahapan ini bukanlah masa yang mudah untuk dijalani. Ini merupakan masa yang penting dalam kehidupan. Karena masa ini mempakan masa peralihan dari kanak-kanak menjadi orang dewasa. Segala halyang dibutuhkan oleh seseorang pada masa dewasa, dipelajari dan ditentukan kualitasnya pada masa ini (Stone, 1975). Stanley Hall (dalam Powell 1963) menyebutkan masa ini sebagai masa storm and stress.
Menurut Havighurst (dalam Rice, 1990) salah satu tugas perkembangan remaja adalah mengembangkan kemandirian. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan. Karena kemandirian bukanlah sesuatu yang unidimensional melainkan meliputi dimensi-dimensi yang berbeda. Dimensi-dimensi tersebut meliputi dimensi kemandirian dalam bertingkah laku, secara emosi, dan secara kognitif (Sprinthal & Collins, 1995). Dimana kemandirian dalam bertingkah laku berbcntuk fungdi independcn yang aktif dan nyata (Sessa & Steinberg, dalam Collins dan Sprinthall, 1995). Kemandirian secara emosi berupa berkembangnya perasaan individuasi terhadap orang tua dan usaha untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orang tua untuk kebutuhan dasar (Steinberg & Shverberg dalam Sprinthall & Collins, 1995). Sedangkan kemandirian kognitif berbentuk rasa mampu membuat keputusan tanpa perlu mendapat persetujuan dari orang lain (Sessa & Steinberg dalam Sprinthall & Collins, 1995).
Pada saat perkemibangan remaja ini, orang tua remaja juga mengalami berbagai perkembangan dan prubahan. Orang tua remaja pada umumnya berusia sekitar awal tiga puluhan dan sampai akhir empat puluhan. Masa ini sering dianggap sebagai masa penentuan kehidupan mereka selanjutnya. Pada rentang usia ini seseorang mulai menilai kepuasan perkawinannya, kebahagiaan rumah tangganya, dan perjalanan karirnya. Sehingga masa ini juga merupakan masa yang sulit. Karena selain harus melakukan penyesuaian diri dan perencanaan untuk masa mendatang, orang tua ternyata juga harus berhadapan dengan masalahmasalah seputar anak remajanya.
Pada masa-masa seperti ini, berbagai hal dapat menjadi sumber konflik antara orang tua dan anak remajanya. Salah satunya adalah mengenai kemandirian tersebut. Hal ini dapat dimaklumi mengingat adanya perbedaan pengalaman dan penghayatan antara orang tua dan anak remaja terhadap berbagai hal yang mereka alami. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai konsep kemandirian menurut orang tua dan remaja. Hasil penelidan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap masalah-masalah seputar kemandirian.
Subyek dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 18-20 tahun beserta kedua orang tuanya yang tinggal di Jakarta sebanyak 8 keluarga. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan pertimbangan bahwa penelitian kualitatif dapat menggali lebih dalam mengenai konsep kemandirian yang dimiliki oleh para subyek. Pemilihan subyek dilakukan secara purposif. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara semi terstruktur di tambah dengan observasi terhadap subyek dan tempat dilakukannya wawancara.
Dari hasil wawancara di temukan bahwa seluruh subyek memiliki pengertian yang sama terhadap kemandirian, namun tingkat pemahaman dan penghayatannya berbeda. Subyek-remaja yang berjenis kelamin perempuan lebih mengembangkan dimensi emosi dan kognitif dari kemandirian. Sedangkan yang berjenis kelamin laku-laki lebih mengembangkan dimensi tingkah laku dan kognitif dari kemandirian. Subyek-bapak lebih mengembangkan dimensi kemandirian kognitif dan ibu mengembangkan dimensi kognitif dan tingkah laku. Diskusi terhadap hasil peneUtian ini dilakukan berdasarkan sudut pandang teori psikologi perkembangan, gender, dan budaya. Sedangkan saran dari penelitian ini adalah agar dilaksanakan penelitian mengenai kemandirian dengan sudut pandang budaya, dan menggunakan metode peneltian gabungan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhuhita Karima
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat psychological well being antara remaja laki-laki dan perempuan yang ditinggal oleh orangtua bekerja di luar negeri sebagai buruh migran. Metode penelitian ini adalah non-eksperimental dan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur 18-item Ryff Psychological Well-Being Scale. Partisipan penelitian ini adalah 163 remaja berusia 11-16 tahun berdomisili di Desa Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Hasil dari penelitian ini terdapat perbedaan psychological well-being yang signifikan antara remaja laki-laki dan perempuan. Remaja perempuan memiliki tingkat psychological well-being yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan remaja laki-laki.

The aim of this research is to see psychological well-being difference between male and female adolescent left behind by migrant worker parent. This research is non-experimental using 18-item Ryff Psychological Well-Being Scale. The respondents of this research are 163 adolescents between 11-16 years old who live in Cilamaya, Karawang, West Java. The results of this research shows that there is a significant psychological well-being difference between left behind male and female adolescent by parent?s migration where female adolescent scored higher psychological well-being compare to male adolescent."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diptya Ratri Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara parentification dan autonomy pada remaja dari keluarga miskin perkotaan. Parentification diukur dengan menggunakan Parentification Inventory (Hooper, 2009) yang telah diadaptasi oleh Fivi Nurwianti. Adapun Autonomy diukur dengan menggunakan Index of Autonomous Functioning (Weinstein, Przybylski, & Ryan, 2012) yang diadaptasi oleh peneliti. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 210 remaja usia 11-20 tahun yang berasal dari keluarga miskin perkotaan di Jabodetabek.
Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parentification dan autonomy pada remaja dari keluarga miskin perkotaan di Jabodetabek (r = 0.158, p < 0.05, two-tailed). Artinya semakin tinggi parentification pada remaja dari keluarga miskin perkotaan di Jabodetabek, maka semakin tinggi juga autonomy pada remaja tersebut.

The aim of this study was to find out the relationship between parentification and autonomy in adolescents from poor urban families. Parentification was measured using Parentification Inventory (Hooper, 2009) which has been adapted by Fivi Nurwianti. Autonomy was measured using the Index of Autonomous Functioning (Weinstein, Przybylski, & Ryan, 2012) that was adapted by the researcher. Respondents in this research were 210 adolescents aged 11-20 years who came from poor urban families in Jabodetabek.
The main result of this study indicates that there is a significant positive relationship between parentification and autonomy in adolescents from poor urban families in Jabodetabek (r = 0.158, p < 0.05, two-tailed). It means that when the parentification in adolescents from poor urban families in Jabodetabek are high, the autonomy of the adolescents will be high too.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrianda Bachtiar
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>