Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Argabudhy Sasrawiguna
"Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang perbankan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selalu memiliki tujuan untuk dapat mengembangkan bisnisnya secara cepat dan tepat sehingga dapat sustain dalam percaturan bisnis. Dalam dunia perbankan saat ini, teknologi informasi dan sistem informasi sudah merupakan salah satu pilar keberhasilan untuk mencapai tujuan bisnis. Hal ini berarti semua kebutuhan perkembangan bisnis harus dapat ditunjang oleh teknologi infornasi Dengan kebutuhan bisnis yang berkembang maka kebutuhan akan sistem informasi perbankan juga ikut berkembang dan membutuhkan teknologi informasi. Sehingga perkembangan teknologi informasi bergerak dengan sangat cepat. Untuk dapat mengatasi perkembangan kebutuhan teknologi informasi yang terkait dengan infrastruktur, maka diperlukan suatu perencanaan infrastruktur yang handal. Infrastruktur yang handal tidak hanya dibangun untuk keperluan dari setiap sistem informasi namun dibangun dengan menggunakan konsep adaptif yang memiliki kemampuan untuk dapat melakukan share resource dengan cara memanfaatkan sumber daya infrastruktur untuk berbagai sistem informasi sehingga investasi yang dikeluarkan dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam membuat perencanaan infrastruktur yang adaptif perlu dibuat suatu kerangka panduan pembuatan rancangan infrastruktur adaptif dengan membuat modeling yang dapat diterapkan sebagai suatu layanan infrastruktur. Modeling layered adaptif berorientasi pada layanan yang dapat diberikan oleh infrastuktur kepada sistem infromasi. Penulis mencoba memberikan Modeling ini untuk memperlihatkan hubungan antara application-pattern-service-paltform dan modeling infrastruktur adaptif yang memperlihatkan hubungan interaksi layanan infrastruktur adaptif.

As the moving company, PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk always had the aim of could expand his business quickly and exactly so as could sustain in the business arena. In the world of banking at this time, information technology and the information system have been one of the pillars of the success in achieving the aim of the business. This meant all the requirements for the development of the business must be able to be supported by information technology with the requirement for the developing business then the requirement would the system of banking information also was developing and needed information technology. This makes the development of information technology growt very fast. To be able to overcome the development of the information technology that related to the infrastructure, it was needed by a planning the competent infrastructure. The competent infrastructure was not only built for the need from each information system but was built by making use of the concept adaptif that had the capacity to could do share resource by means of making use of infrastructure resources for various information systems so as investment that was spent could be made use of optimally In making of planning of adaptive infrastructure, it must be made by a framework of the planning of adaptive infrastructure by making modelling that could be applied as an infrastructure service. This modelling was service oriented that could be given by infrastuktur to the information system. The writer tried to give modelling layered adaptif to show relations between application-pattern-service-platform and modeling of adaptive infrastructure that showed interaction relations of the adaptive infrastructure service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
TA101
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
P. Iksam Widjaja
"Perkembangan teknologi komunikasi sangat berpengaruh dalam kegiatan bisnis pada saat ini. Teknologi komunikasi khususnya teknologi komunikasi data sangat membantu dalam menunjang kegiatan bisnis suatu organisasi. Dalam mencapai tujuan bisnisnya, suatu organisasi bisnis mti:manfaatkan teknologi komunikasi sebagai sarana pendukung. Teknologi komunikasi telah memungkinkan unit-unit bisnis sating berinteraksi, berkomunikasi dengan mudah. Teknologi komunikasi khususnya teknologi komunikasi data memungkinkan dilakukan penyebaran informasi secara cepat dan akurat. Teknologi komunikasi memungkinkan kegiatan bisnis baru diciptakan. Penerapan teknologi dalam suatu orgarusas1 bisnis memerlukan perencanaan yang matang, sehingga penggunaan teknologi tersebut nantinya benar-benar memenuhi kebutuhan serta manfaatnya bagi kegiatan organisasi bisnis tersebut. Dalam implementasi penggunan teknologi komunikasi di suatu organisasi bisnis sering terjadi bahwa sistem jaringan komunikasi yang dibangun tidak dapat memenuhi kebutuhan bisnisnya. Dalarn tesis 1ru, penulis akan melakukan studi kasus perencanaan infrastruktur jaringan komunikasi untuk mendukung kegiatan bisnis mikro di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau selanjutnya disebut BRI. Sesuai dengan bisnisnya, kegiatan bisnis mikro di BRI memiliki karakteristik yang agak berbeda dibandingkan dengan kegiatan bisnis bank pada umumnya. Karakteristik bisnis mikro dapat dilihat dari segi :
• Ukuran transaksi bisnis ini yang relatifkecil tetapi jumlahnya banyak.
• Kegiatan bisnis mikro berorientasi pada segmen sektor ekonomi kecil.
• Kegiatan bisnis mikro di BRI sebagian bes.ar berada di rural area, mulai dari tingkat kecarnatan sampai tingkat desa di seluruh Indonesia . . Mengingat karakteristik bisnis mikro tersebut, diperlu-kan perencanaan yang baik dalam membangun jaringan komunikasi11.ya. Dengan perencanaan yang baik ini diharapkan akan didapatkan jaringan komunikasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan serta kegiatan bisnisnya yang selanjutnya diharapkan akan memberikan kontribusi pada keuntungan bisnisnya.

Today the business activity 1s m line with the development of the technology itself In some cases the technology support is mandatory, in order to respond customer needs and compete with the other services. Communication technology especially in data communication technology, is one of the key support for business activity in the organization. This technology enabled business units to interact each other in the simple and easy ways. Data communication technology has enabled distribute informations faster dan more acurate. In this thesis, the author will take the case study of the network infrastructure planning for supporting micro banking business in the PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). According to the BRI's environment, the micro banking business activity have different characteristics of the ordinary banking activity. The characteristics of the micro banking business as follows :
• The size of the business transaction is relatively small but the quantity of transaction is large.
• The orientations of the micro banking activity is in the small market segment.
• The most micro banking activity is on the rural area, from the level kecamatan area until desa of all Indonesia regions.
According to that characteristics of the micro banking business, we need to plan for building a communication networks which spans to the rural area. Unfortunately the public telecommunication infrastructure in the remote area is very poor or it is not existed yet. In BRI case, trying to develop and invest in setting up the tlecommunication network reaching remote area is one of the critical success factor for micro banking business. The good planning will protect .the investment in the communication network that fi,1 the need of the business activity. We start the micro business network plan with a hierarchical network plan. In this plan, we explore the possibility of using cost effective technology to implement data communication network such as dial ;Jp link, packet radio network, etc. We identify and propose scheme for integrating micro business network with corporate and retail network.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2000
T40240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baran Abdaha
"Suatu organisasi memerlukan infrastruktur teknologi informasi (TI) untuk mendukung kebijakan sistem informasi diatasnya sebagai bagian dari peningkatan keunggulan kompetitif organisasi tersebut. Dalam pemenuhan keunggulan kompetitif organisasi, TI dituntut sejalan dan mampu mendukung (support) bahkan diharapkan menjadi pendorong (key enabler) bisnis. Kebutuhan bisnis sendiri bergerak lebih dinamis dan selayaknya mampu diikuti oleh infrastruktur TI. Perusahaan PT XYZ adalah salah satu korporasi terkemuka tingkat nasional bidang jasa dan produk TI yang telah mengimplementasikan infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun rancangan infrastruktur TI yang bersifat adaptif sebagai sebuah enterprise architecture berdasarkan kerangka kerja The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development Menthod (ADM) pada organisasi dimana penelitian dilakukan. Konsep penelitian yang dilakukan adalah kualitatif melalui studi literatur dan pengumpulan data melalui wawancara serta observasi.
Enterprise architecture yang dibangun pada penelitian adalah representasi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi dipandu oleh prinsip-prinsip yang diinginkan oleh organisasi. Pada arsitektur bisnis disimpulkan perlu penerapan tata kelola TI. Arsitektur data mengusulkan pemanfaatan tingkat lanjut terhadap aset data yang dimiliki perusaahan untuk menunjang pencapaian bisnis dan pada bagian arsitektur aplikasi menghasilkan beberapa usulan peningkatan atau implementasi aplikasi baru berdasar identifikasi masalah yang ditemukan. Di bagian arsitektur teknologi, untuk mendukung konsep infrastruktur yang adaptif, penelitian merekomendasikan penerapan infrastruktur berbasis layanan dengan virtualisasi, penggunaan layanan cloud computing dan unified communication.

An organization needs infrastructure of information technology (IT) to support information systems policies thereon as part of improving the organization's competitive advantage. In fulfillment of the organization's competitive advantage, IT prosecuted in line and able to support (support) even expected to be the driving force (a key enabler of) business. Own business needs and should move more dynamically capable followed by IT infrastructure. PT XYZ is one of the leading national IT services and products that have implemented the information technology infrastructure to support business processes.
This study aims to establish design adaptive IT infrastructure as an enterprise architecture framework based on The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development menthod (ADM) in the organization where the study was conducted. The concept is a qualitative research conducted through the study of literature and data collection through interviews and observation.
Enterprise architecture is built on research is a representation of the business architecture, data architecture, application architecture and technology architecture guided by the principles desired by the organization. In business architecture inferred need IT governance implementation. Data architecture proposes the use of advanced data assets owned perusaahan to support the achievement of business and on the application architecture produces some of the proposed improvement or implementation of new applications based on the identification of problems found. In the technology architecture, to support the concept of adaptive infrastructure, the study recommends the implementation of service-based infrastructure with virtualization, the use of cloud computing services and unified communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juliardi Indra Ferdianto
"PT. Aplikanusa Lintasarta melakukan transformasi bisnisnya dari penyedia layanan telekomunikasi menjadi penyedia solusi ICT (Information Comunication Technology) sesuai yang tercantum di dalam dokumen IT Strategic Plan tahun 2015. Kategori layanan ICT yang dikelola oleh PT. Aplikanusa Lintasarta saat ini adalah Data Center Services, Cloud Services dan Managed Services, membutuhkan infrastruktur yang handal untuk dapat menjalankan kegiatan operasional setiap harinya.
Penelitian ini mencoba untuk memberikan solusi perancangan infrastruktur yang handal untuk PT. Aplikanusa Lintasarta dengan menggunakan metodologi Architecture Development Method (ADM) dari The Open Group Architecture Framework (TOGAF) untuk perancangan infrastruktur TI yang adaptif dan dipetakan dengan kerangka kerja Information Technology Infrastructure Library (ITIL) terkait manajemen layanan TI.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah cetak biru infrastruktur TI adaptif untuk pengelolaan layanan TI, yang dapat digunakan untuk mengakomodir kebutuhan bisnis PT. Aplikanusa Lintasarta sebagai penyedia solusi ICT.

PT. Aplikanusa Lintasarta now is transforming from telecomunnication service provider into an ICT (Information Communication Technology) service provider as stated in the document IT Strategic Plan 2015. Categories ICT services managed by PT. Aplikanusa Lintasarta is currently the Data Center Services, Cloud Services and Managed Services, require a reliable infrastructure to be able to run operational activities everyday.
This research goal is to provide reliable infrastructure design solution for PT. Aplikanusa Lintasarta using the methodology of Architecture Development Method (ADM) from The Open Group Architecture Framework (TOGAF) for the design of adaptive IT Infrastructure and mapped in the framework of the Information Technology Infrastructure Library (ITIL) management-related IT Services.
Data collection techniques used to compile this research was the observation, interview, and literature study. Results from this research is an adaptive IT Infrastructure blueprint for the management of IT Services, which can be used to accommodate the needs of the business of PT. Aplikanusa Lintasarta as ICT solution provider."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Untari
"Dampak dari terjadinya krisis moneter sejak 1998 bagi BRI antara lain adalah penurunan jumlah kantor cabang yang melayani transaksi trade finance dan penurunan jumlah nasabah BRI yang melaksanakan transaksi trade finance. Hal tersebut menimbulkan rendahnya angka realisasi transaksi trade finance di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Rendahnya angka realisasi tersebut menyebabkan rendahnya peran BRI dalam melayani transaksi devisa, yaitu ekspor lcurang dari 1% dan impor kurang dari 2% dibandingkan dengan total transaksi ekspor dan impor nasional Indonesia.
Sebagai upaya untuk meningkatkan peran BRI dalam pelayanan transaksi ekspor dan impor tersebut diperlukan upaya berupa pengenalan produk yang berkaitan dengan bisnis trade finance. Karenanya studi ini bertujuan untuk memberi masukan mengenai pengembangan bisnis refinancing yang telah mulai dilakukan pads tahun 2003 berdasarkan pads hubungannya dengan penarikan atau pengggunaan kredit di BRI sehubungan dengan tingginya suku bungs pinjaman valuta asing.
Metode penelitian yang dilakukan adalah mengamati dan mengolah data primer per bulan pada periode 2003 - 2005 dengan melakukan regresi. Untuk memastikan kestasioneran data dilakukan uji stasioner dengan program Eviews. Selain data primer, dalam penulisan karya akhir ini juga digunakan studi literatur dan wawancara. Studi literatur dengan mempelajari berbagai macam sumber informasi yang tersedia, teori, data, dan informasi transaksi, sedangkan wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang dapat menjadi nara sumber bagi penyusunan studi ini.
Dari data bungs pinjaman valas dan refinancing dapat dilihat bahwa tingkat suku bunga valas BRI selalu lebih tinggi dari pads tingkat bunga refinancing. Dampak dari tingginya suku bunga pinjaman tersebut bagi BRI adalah mengalami kesulitan dalam menyalurkan fasilitas pinjaman, khususnya fasilitas pinjaman bagi nasabah korporasi. Data menunjukkan bahwa realisasi kredit korporasi BRI hanya mencapai 13.37% dari rencana portofolio 20% pads tahun 2005 . Dan portofolio 13.37% tersebut tingkat penggunaan kredit hanya mencapai rata-rata kurang dari 70%. Hal ini menunjukkan bahwa BRI hares mencari solusi untuk mengoptimalkan penggunaan kredit sehingga memperoleh pendapatan yang maksimal, dan pendapatan bunga maupun dad fee yang diperoleh dari bisnis lain di luar kredit.
Sampai scat ini fasilitas refinancing L/C impor hanya diberikan oleh BRI secara terbatas kepada nasabah yang memiliki fasilitas KMKI. Dengan sosialisasi yang masih terbatas menyebabkan perkembangan nasabah pengguna fasilitas refinancing belum optimal. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah sosialisasi kepada pihak internal BRI untuk meningkatkan penguasaan transaksi trade finance dan turunannya maupun kepada nasabah secara intensif agar lebih dikenal.
Dari basil regresi dapat disimpulkan bahwa baki debet pinjaman pads nasabah pengguna fasilitas refinancing LIC impor memiliki hubungan dengan variabel-variabel babas berupa nilai bald debet bulan sebelumnya, suku bunga refinancing dan suku bunga pinjaman valas. Dengan fasilitas refinancing tersebut BRI memperoleh pendapatan ganda, yaitu berupa pendapatan bunga dari penggunaan fasilitas KMKI dan pendapatan dari selisih antara bunga refinancing (SIBOR + 4%) yang dibebankan kepada nasabah dengan biaya dana dari funding bank (SIBOR +1.25%).
Fasilitas refinancing merupakan ditujukan untuk membantu nasabah agar memperoleh dana murah untuk membiayai transaksi trade finance-nya. Dibandingkan dengan suku bunga pinjaman vales yang berkisar antara 7.5% hingga 10% maka nasabah dapat memperoleh selisih bunga sebesar minimal 1%. Dengan nilai lebih tersebut dapat dikatakan bahwa refinancing trade finance dapat dijadikan insentrf untuk peningkatan transaksi trade finance BRI sekaligus untuk meningkatkan penggunaan kreditnya di BRI. Dan selisih suku bunga antara beban kepada funding bank dan bunga yang dibebankan kepada nasabah Berta peningkatan penggunaan bald debet pinjaman valuta asingnya maka BRI akan memperoleh pendapatan ganda.

Impacts of monetary crisis in 1998 to BRI are decreasing both sum of office branch that serve trade finance transaction and customer of trade finance. Both problems make realization for trade finance transaction has been at a low level. Compared to trade finance transaction in Indonesia national level, BR! share was small. Data showed export transaction less than 1 % and import transaction less than 2%.
As an effort for improving BRI share in servicing an export and import transaction, company needs an enhancement suppose product introduction related to trade finance business. That why this study has a target to give an input about developing refinancing business, based on the relation with withdrawal or utilization of loan in BM when domestic loan rate in foreign currency was high. The developing program has been doing since 2003.
Research method has been done is by exploring and using primary data per month in three years period from 2003 until 2005 with regression analysis. For establishing stationary of data the writer used stationer test with E-Views program. Except primary data, this writing also used literature study and interview. Literature study has done by learning any source of information, theory, data and information of transaction. Interview has done by interviewing management of company related to trade finance business.
From data of domestic loan's rate in foreign currency and refinancing rate can be seen that rate of domestic loan's rate in foreign currency in BRI always higher than refinancing rate from overseas. Impact of the height in domestic loan?s rate in foreign currency for BRI is problem in realizing loan facility, especially loan facility for corporate customers. Data showed that realization in corporate loan BR! only reach 13.37% from 20% has planned in 2005. From that 13.37% portfolio, utilization of loans less than 70%. That was showed that BRI has to find out a solution to optimize loan utilization so that gain maximum income, from the interest income and business's fee from non-loan business.
Until now refinancing facility for LJC import only given by BR1 limited to customer using KMKI facility. With limited socialization, the growth of customer using refinancing facility did not optimum yet. Because of the above problem. socialization program for improving skill of trade finance transactions -and the derivative's transactions are something important for company. The target of the socialization program are both internal company such as for front liner employee, back office employee: operation manager, lending officer, , account officer , branch manager, and for external customer. The program has to be done intensively so that the customer knew well about refinancing facility.
From regression result can be concluded that loan utilization on customer using refinancing facility for L'C import has relation with dependent variable such as amount of loan utilization t-1 period, rate of refinancing and rate of domestic loan in foreign currency. With refinancing facility, BRI possible to get double income, such as interest rate from KMKI facility and from spread between refinancing rate (SIBDR + 4%) as customer charged and cost of fund to funding bank (SIBOR +1.25%).
Refinancing is a facility to facilitate the customer for finding out low cost of fund so the customer able to finance it trade finance transaction. Compared to domestic loan rate in US Currency with range between 7.5% to 10% p.a., by refinancing customer enjoy spread about 1%. With the spread can be explained that refinancing trade finance can he an incentive to increase both trade finance transaction and loan utilization in BM. From both the spread between charge from funding hank and charge to customer, and improvement in utilization of domestic loan in foreign currency, MU will get a double income."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazwar U. Nawawi
"Untuk mengetahui apakah suatu portofolio investasi sudah efisien atau belum, maka dilakukan analisis, salah satunya dengan teori portfolio optimal Markowitz. Teori portfolio optimal Markowitz ini adalah suatu teori portofolio modern yang digunakan untuk menganalisis pembentukan suatu kombinasi proporsi dari beberapa instrumen investasi sehingga dapat menbentuk titik-titik kombinasi portfolio yang efisien pada garis efficient frontier.
Dari hasil perhitungan aplikasi teori portfolio optimal Markowitz yang dibantu dengan program solver pada software excel, dengan menggunakan data selama periode Agusutus 2002 sampai dengan Maret 2005, maka dihasilkan ada 26 kombinasi proporsi dari pembiayaan murabaha, mudharabah, musyarakah dan Sarah yang diberikan oleh UUS BRI berada pada titik-titik garis efficient frontier.
Dari 26 kombinasi portofolio tersebut akan dipilih satu kombinasi portofolio yang paling optimal dengan menggunakan perhitungan reward to variability ratio. Dari basil perhitungan, kombinasi portofolio yang optimal tersebut terdiri dari 58,27% pembiayaan murabaha, 30,23% pembiayaan mudharabah, 11,50% pembiayaan Sarah dan 0% pembiayan musyarakah dengan return sebesar 14,50% dan deviasi standar 4,83%.

To know whether or not any investment portfolio had been established efficiently, we could conduct a portfolio analysis, one of which use the theory of modem portfolio by Markowitz.
The theory of optimal portfolio by Markowitz is a modern portfolio theory used for analyzing the construction of proportional combinations from some investment instruments to form efficient portfolio points at efficient frontier lines.
Based on the application of Markowitz's optimal portfolio theory calculation and assisted by solver program of excel program using data from August 2002 through March 2005, it had been resulted 26 proportional combination from murabaha, mudharabah, musyarakah and Sarah given by UUS BRI at efficient frontier lines.
From all 26 portfolio combinations, it will be elected one portfolio, which is the most optimal portfolio combination using reward to variability ratio calculation. This optimal portfolio combination consists of 58.27% for murabaha, 30.23% for mudharabah, 11.50% for ijarah and 0% for musyarakah, with both return and standard deviation is 14.50% and 4.83% respectively.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Isdianto
"Perbankan adalah industri yang paling sering mengubah strategi bisnisnya untuk memenuhi permintaan pelanggan dibandingkan dengan industri lain. Teknologi informasi (TI) yang digunakan sebagai pendukung bisnis dalam meningkatkan keuntungan diharapkan mampu untuk mengakomodir perubahan bisnis yang cepat tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, TI semakin kesulitan untuk menyelaraskan hubungan dengan bisnis. Bank XYZ sebagai salah satu aktor dalam industri perbankan tidak lepas dari permasalahan ini. TI di Bank XYZ dianggap tidak dapat mengakomodir kebutuhan bisnis dengan cepat. Salah satu faktor yang menyebabkan kelambatan ini adalah infrastruktur TI yang tidak adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan cetak biru infrastruktur TI yang adaptif bagi Bank XYZ dengan menggunakan metode pengembangan arsitektur TI yaitu TOGAF ADM. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah cetak biru infrastruktur TI yang adaptif yang dapat digunakan untuk menopang perubahan aplikasi dalam mengakomodir perubahan bisnis yang cepat. Walaupun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan dengan tidak menyertakan prioritas dan roadmap pada cetak biru yang dihasilkan.

Banking has been an industry that most frequently changes its business strategy in order to meet its customer demand compared to other industries. Information Technology (IT) as a support for the business is expected to be able to accommodate the business changes. As business changes become more and more rapidly, aligning IT to business has been more and more difficult. XYZ Bank, one of the actors in the banking industry, also encounters this problem. The IT in XYZ Bank is considered unable to cope with the fast business changes. One of the factors that cause this problem is its non-adaptive IT infrastructure. Therefore, this study aims to propose a blueprint for an adaptive IT infrastructure at XYZ Bank using TOGAF ADM IT architecture development method. The result of this study is a blueprint of an adaptive IT infrastructure that can accommodate application changes in supporting the fast changing banking businesses. However, this study still has limitations for the blueprint does not include prioritization and roadmap.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Liling
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi Enterprise Risk Management (ERM) terhadap nilai perusahaan (firm value). Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah leverage dan Return on Assetes (ROA). Penelitian ini dilakukan terhadap tiga bank BUMN di Indonesia yaitu, BNI, BRI dan Bank Mandiri periode 2005 - 2012. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan dihitung dengan menggunakan Tobin?s Q. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik F dan uji statistik T pada taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian dengan uji statistik F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari implementasi ERM dengan variable kontrol leverage dan ROA terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial dari implementasi ERM. Sedangkan, hasil pengujian dengan uji statistik T menunjukkan bahwa leverage dan ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

This research objective is to find out whether there is an effect of Enterprise Risk Management implementation on firm value. The control variables used in this research are leverage and Return on Assets (ROA). This research was conducted on 3 government banks in Indonesia, BNI, BRI and Mandiri bank in the year 2005 ? 2012. Firm value is measured by Tobin?s Q ratio. Hypotheses were tested with the F-statistic test and T-statistic test by the significant level of 5%.
The result of the F-statistic test shows that there is an influence of ERM implementation simultaneously by using leverage and ROA on firm value. The test shows that there is an influence of ERM implementation partially on firm value. Meanwhile, the result of the T-statistic test shows that leverage and ROA has no influence on firm value.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Budidarmo
"ABSTRAK
Peran perbankan memegang peranan yang utama dalam pembangunan di bidang ekonomi. Sejalan dengan itu Pemerintah Melalui Bank Rakyat Indonesia memberikan Kredit kepada pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Dalam kenyataannya, pemerintah yang telah meletakkan dasar bagi pengembangan disektor keuangan tersebut masih terdapat kesenjangan khususnya di bidang perkreditan. Penerimaan kredit usaha kecil masih dirasakan sulit bagi pengusaha kecil karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi serta di lain pihak masih banyak rentenir yang mau mempengaruhi pengusaha kecil untuk mendapatkan kredit dengan proses yang cepat meskipun dengan bunga yang tinggi. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka pokok permasalahan yang dapat diajukan adalah faktor apa saja yang menghambat dalam pelaksanaan pemberian kredit usaha kecil yang dilaksanakan oleh Bank Rakyat Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif yakni penulis menganalisis data menurut hukum yang berlaku yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan pemberian kredit usaha kecil pada Bank Rakyat Indonesia. Penelitian menggunakan tipe penelitian evaluatif yaitu mengevaluasi suatu kegiatan pemberian kredit usaha kecil pada Bank Rakyat Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumen melalui peraturan perundang-undangan, buku, data tertulis hasil perjanjian kredit dan informasi diperoleh dengan wawancara dengan Account Officer Bank Rakyat Indonesia Cabang Cut Mutiah Jakarta. Dalam pelaksanaan kredit usaha kecil yang dilaksanakan oleh Bank Rakyat Indonesia masih banyak pengusaha kecil yang tidak mendapatkan kredit karena agunan merupakan salah satu syarat dalam mendapatkan kredit sedangkan kebanyakan pengusaha kecil tidak mempunyai agunan. Untuk mengadapi kredit macet maka pihak Bank Raktat Indonesia melakukan dengan cara penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning) dan penataan kembali (restructuring) dan apabila upaya tersebut tidak membawa hasil maka dilakukan dengan cara penyelesaian secara yudisial dengan menyerahkan kepada PUPN/BUPLN."
a, 2007
T 18218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gatra Panji Wicaksono
"PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan suatu perusahaan perbankan yang mengedepankan teknologi dalam membantu menjalankan kegiatan proses bisnisnya. Untuk dapat melayani nasabahnya 24 jam, maka dibutuhkan suatu infrastruktur IT yang memiliki availability dan reliability yang tinggi dan dapat dijalani dengan baik tanpa kendala. Selain jaringan interkoneksi, faktor utama dari infrastruktur IT adalah data center (DC). Jika terjadi downtime pada DC, maka kegiatan operasional bisnis berbasis IT akan tertunda sementara dan dapat mengurangi transaksi perbankan saat itu. Untuk menyusun rekomendasi yang terbaik bagi perusahaan, dibutuhkan proses evaluasi seluruh kegiatan operasional data center yang dijalankan oleh PT BRI. Data Center Maturity Model (DCMM) akan digunakan sebagai kerangka kerja dalam mengevaluasi kegiatan operasional data center PT BRI. Metode pengumpulan data akan dilakukan dengan cara wawancara terhadap stakeholder dan user data center yang kemudian akan menghasilkan luaran tingkat kematangan data center PT BRI tersebut. Untuk penyusunan rekomendasi, dilakukan wawancara terhadap internal dan eksternal perusahaan agar mendapatkan expert judgement terhadap rekomendasi yang didapatkan. Hasil rekomendasi akan diterima PT BRI dan dipertimbangkan oleh top management selaku pemangku keputusan agar dijadikan panduan untuk perbaikan kegiatan operasional data center PT BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) is a Banking Company that utilize technology in order to support and assist its business process activity in a daily basis. To be able to serve its customers 24 hours, it requires an IT infrastructure that has high availability and reliability and can be used properly without any problems. Apart from network interconnection, the main factor of IT infrastructure is the data center (DC). If there is downtime at DC, IT-based business operations will be temporarily delayed and can reduce banking transactions at that time. To make the best recommendations for the company, it is necessary to evaluate all data center operational activities carried out by PT BRI. The Data Center Maturity Model (DCMM) will be used as a framework in evaluating the operational activities of PT BRI's data center. The data collection method will be carried out by interviewing stakeholders and data center users which will then produce the output data center for the maturity level of PT BRI. For the preparation of recommendations, interviews were conducted with internal and external companies in order to obtain expert judgment on the recommendations obtained. The results of the recommendations will be received by PT BRI and approved by top management as decision makers to be used as a guide for improving PT BRI's data center operational activities."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>