Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didi Setiadi
"Ketatnya persaingan dalam industri wireless di Indonesia membuat para operator berfikir untuk mencari sumber revenue yang lain bersama dengan VAS. Dalam penelitian tesis didapat banyak potensi bisnis yang didasari oleh kapabilitas bisnis wireless ini sebagai lansekap bisnis jika dilakukan bersama pemain-pemain dari industri lain. Salah satunya, industri periklanan yang kebetulan sedang mengalami fenomena bergesernya perhatian konsumen pada kanal media baru akibat kanal media lama yang sudah jenuh. Transisi pergeseran perhatian konsumen pada media dijital menyebabkan advertiser pun mencoba mengalihkan belanja komunikasi pemasarannya pada media dijital termasuk media mobile. Pemain lain yang telah diidentifikasi menjadi enabler bagi terbentuknya lansekap bisnis ini berhasil menyelesaikan faktor penghambat berkembangnya berbagai macam potensi bisnis dalam lansekap tersebut karena pemanfaatan inovasi yang menciptakan value proposition yang menguntungkan konsumen. Setelah proses identifikasi para pemain, dilakukan identifikasi hubungan-hubungan antar pemain yang kemudian membentuk dan merespons peta lansekap bisnis yang baru sehingga berdampak pada pembentukan model bisnis yang cocok bagi masing- masing pemain. Mobile advertising sebagai fokus masalah menjadi potensi bisnis baru dalam kancah industri periklanan dan industri telekomunikasi di Indonesia.

Due to fierce of competition among wireless players in Indonesia, hence force them to figure out where the other revenue sources can be generated instead of their existing VAS. The research unfold many business opportunities in which underlying on wireless resource capability that form a business landscape altogether with other player from different industries. In other side, advertising industry recently have to extend new channel since there is a transition attention from audience into new media ie. digital media that is caused by clutter effect and fragmentation. This phenomena encourage advertisers and brands to spend their advertising budget into digital media including mobile media. Another player identified that may shape the new business landscape is the enabler or technology platform provider. They actually resolve a barrier by exploiting wireless resources become a value innovation as technology platform that creating value proposition for customers and consumers. After we identified the players and the relations, next come to adapting to new business landscape mapping and then how it forms business models for every players. Therefore, mobile advertising, as a main topic of thesis, become a iuture business opportunity that capitalize all players coming from telecom industry and advertising industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26530
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Shatila
"ABSTRAK
Presentase pendapatan atas penyediaan layanan konektivitas oleh operator seluler masih memiliki kontribusi revenue yang kecil dari total revenue opportunity dalam Internet of Things (IoT) value chain. Sementara munculnya teknologi berbasis IoT pada umumnya menandai evolusi teknologi di sektor telekomunikasi yang memungkinkan gelombang baru layanan yang memberikan peningkatan value di berbagai sektor yang mendorong perekonomian. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, operator perlu melakukan revitalisasi model bisnis sebagai upaya untuk bertahan dalam ekosistem IoT. Tulisan ini bertujuan untuk memperoleh kondisi eksisting model bisnis IoT oleh operator seluler dan mengetahui strategi inovasi model bisnis penyediaan IoT oleh operator seluler di Indonesia kedepan dengan mengadopsi metode berfikir soft system yang membandingkan kondisi eksisting dengan kondisi yang diharapkan kedepan untuk dapat mengambil langkah perbaikan menuju kondisi kedepan. Adapun model bisnis yang akan digunakan adalah dengan menggunakan model bisnis St. Gallen Magic Triangle sebagai tools untuk melakukan analis komponen model bisnis dalam pengembangan bisnis IoT. Data diperoleh dari berbagai sumber literatur beserta hasil wawancara dari beberapa operator seluler di Indonesia atas implementasi IoT. Secara umum model bisnis IoT yang diimplementasikan oleh operator seluler telah mengarah kepada penyedia platform sebagai langkah awal untuk mengembangkan ekosistem IoT secara bertahap. Dalam menuju ke kondisi ideal untuk dapat menjadi penyedia end-to-end dibutuhkan strategi dalam komponen bisnis model yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya penguatan terhadap pengembangan platform yang saat ini telah dibangun dengan memperkuat pengembangan strategi untuk revenue model yang diinginkan sebagai upaya untuk menerapkan berbegai strategi monetisasi bisnis IoT serta upaya peningkatan value proposition yang ditawarkan kepada pelanggan. Rekomendasi yang dapat disampaikan adalah operator seluler secara berkala melakukan analisis investasi dari sisi internal ataupun eksternal dalam rangka meningkatkan kapabilitas perusahaan dalam mengakselerasi peran khususnya dalam bisnis penyediaan IoT serta analisa melakukan technology roadmap dan pengembangan platform dalam menuju terbentuknya ekosistem dengan penyelenggara telekomunikasi sebagai digital hub enabler.

ABSTRACT
The percentage of revenue from the provision of connectivity services by cellular operators still has a small contribution to revenue from the total revenue opportunity in the Internet of Things (IoT) value chain. While the emergence of IoT-based technology in general marks the evolution of technology in the telecommunications sector which allows a new wave of services that provide increased value in various sectors that drive the economy. To be able to take this opportunity, operators need to revitalize the business model as an effort to survive in the IoT ecosystem. This paper aims to obtain the existing conditions of the IoT business model by cellular operators and find out the strategy of providing IoT business model innovation by cellular operators in Indonesia in the future by adopting a soft system thinking method that compares existing conditions with expected conditions in the future to be able to take corrective steps towards future conditions . The business model that will be used is using the St. business model. Gallen Magic Triangle as a tool for analyzing business model components in IoT business development. Data is obtained from various literary sources along with interviews with several cellular operators in Indonesia for IoT implementation. In general, the IoT business model implemented by cellular operators has led to platform providers as a first step to developing the IoT ecosystem in stages. In heading to the ideal condition to be an end-to-end provider, a strategy is needed in the business components of the model used. The results of the study show that there is a need to strengthen the development of the platform that has now been developed by strengthening the development of the strategy for the desired revenue model in an effort to implement various IoT business monetization strategies and efforts to increase the value proposition offered to customers. Recommendations that can be conveyed are cellular operators that regularly carry out internal or external investment analysis in order to improve the company's capability to accelerate its special role in the IoT supply business and analyze technology roadmaps and platform development towards the establishment of ecosystems with telecommunications operators as digital hub enablers."
2019
T54201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Nathalia
"Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji apakah variabel entertainment, informativeness, irritation, credibility, personalization memiliki pengaruh terhadap variabel attitude dan berdampak pada intention to use dari konsumen provider selular Telkomsel, Indosat, dan XL. Jumlah responden yang bersedia untuk mengisi kuisioner dari penelitian ini sebanyak 130 responden. Data penelitian dianalisa dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel entertainment, informativeness, irritation, credibility, dan personalization berpengaruh terhadap variabel attitude, dan variabel attitude berpengaruh terhadap variabel intention to use.

The purpose of this study is to verify whether 5 variables; entertainment, informativeness, irritation, credibility, and personalization, have effect to attitude variable and effect to intention to use Mobile Advertising of Telkomsel, Indosat, and XL cellular provider consumer. The number of respondents who are willing to fill the questionnaire of this study is 130 respondents. The data of this study is analyzed with Simple Regression and Multiple Regression Analysis methods. The output of this study shows that 5 variables; entertainment, informativeness, irritation, credibility, personalization, have effect towards attitude variable, and attitude variable has effect to intention variable."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Maulana
"ABSTRAK
Startup dengan model bisnis berbasis platform dan jenis layanan on-demand tidak hanya menyebabkan disrupsi namun juga memunculkan istilah pengusaha mandiri yang dimana secara teknis merupakan pekerja yang bekerja secara mandiri dalam ldquo;gig economy rsquo;. Gig economy telah berperan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang diharapkan dapat menekan angka pengangguran. Mengingat angka pengangguran di Indonesia pada 7 Agustus 2017 mencapai 7,03 juta orang. Pada tahun 2016, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mencanangkan visi agar Indonesia menjadi ldquo;The Digital Energy of Asia rdquo; lalu dibentuk Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Commerce dengan harapan pada tahun 2020 dapat melahirkan 1000 startup dengan total valuasi mencapai US 10 miliar. Meskipun telah mendapat pendanaan dari investor, beberapa startup mengalami kegagalan dan harus gulung tikar. Tercatat pada tahun 2015 ada 20 startup di Asia yang mengalami kegagalan dan harus tutup, tujuh diantaranya berasal dari Indonesia. Sementara pada tahun 2017 tercatat ada enam startup yang harus tutup.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apa saja hal yang memengaruhi keberlanjutan startup dengan model bisnis berbasis platform di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakan model wawancara semi terstruktur ke para pendiri founders sekaligus c-level pada startup dengan model bisnis berbasis platform di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah enam tema utama yang memengaruhi keberlanjutan startup dengan model bisnis platform yakni dukungan dari ekosistem startup, kolaborasi dan kemampuan dari sumber daya manusia, dukungan investor, keadaan finansial, pengembangan produk berkelanjutan yang berfokus ke pelanggan serta kolaborasi dan kompetisi yang sehat.
ABSTRACT
Startups with platform-based business models and on-demand service types not only cause disruption but also generate self-employed terms which are technically workers who work independently in a gig economy . Gig economy has been instrumental in creating new jobs that are expected to reduce the unemployment rate. Given the unemployment rate in Indonesia on August 7, 2017 reached 7.03 million people. In 2016, the President of the Republic of Indonesia, Joko Widodo launched a vision for Indonesia to become The Digital Energy of Asia and then formed the National Movement 1000 Startup Digital Commerce in the hope that in 2020 can give birth to 1000 startup with total valuation reached US 10 billion. Although it has received funding from investors, several startups have failed and must be closed. Recorded in 2015 there are 20 startup in Asia that failed and must close, seven of which come from Indonesia. And during 2017 there are six startups that must be closed.The purpose of this research is to produce startup sustainability analysis with platform based business model in Indonesia. This research is conducted by qualitative method by using semi-structured interview model to founders or C-level at startup with platform based business model in Indonesia. The results of this study are six main themes that affect the startup sustainability with the platform business model ie the support from startup ecosystems, collaboration and capabilities from human resources, investor support, financial circumstances, sustainable customer-focused product development and healthy collaboration and competition."
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Firmansyah
"Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki tujuh wilayah besar dengan karakteristik yang berbeda dalam system kelistrikan, perkembangan kebijakan kelistrikan di Indonesia dimulai pada abad ke-19 dan mulai berkembang dengan adanya pemberian hak konsesi oleh Pemerintah kolonial Hindia Belanda kepada swasta di beberapa daerah, kemudian ketika Jepang menguasai Indonesia, sektor kelistrikan berubah fungsi sebagai alat pertahanan dalam peperangan. Indonesia memperoleh kemerdekaan pada tahun 1945 dibarengi dengan proses nasionalisasi aset-aset yang dimiliki oleh Hindia-Belanda dan Jepang, kemudian sektor kelistrikan dikuasai sepenuhnya oleh Negara yang diamanahkan melalui Badan Usaha Milik Negara yaitu PLN. Pada tahun 1966, sektor ketenagalistrikan merupakan bagian dari proses pembangunan yang digaungkan dalam RPLT (Rencana Pembangunan Lima Tahun), di era tahun 1998 terjadilah pergolakan reformasi, yang berdampak pada kebijakan ketenagalistrikan, dimana porsi swasta/Independent Power Producer (IPP) meningkat signifikan menjadi 3.169 MW pada tahun 2003, rentan waktu era reformasi kebijakan sektor ketenagalistrikan mengalami 2 kali perubahan, konsepnya masih sama yaitu demonopolisasi, namun ada beberapa konsep yang diluruskan oleh Mahkamah Konstitusi, sehingga sektor ketenagalistrikan tetap menjadi bagian dari kontrol negara. Indonesia telah meratifikasi Paris Agreement, dimana konsep perencanaan kelistrikan akan berbasis pada energi baru terbarukan, berbagai skenario telah dipersiapkan pemerintah namun baru bersifat pemenuhan kebutuhan supply-demand dengan mengoptimalkan pemanfataan energi terbarukan untuk kebutuhan pembangkit listrik, belum ada kebijakan yang mengatur terkait agregasi energi terbarukan sehingga diperlukan proyeksi kebutuhan energi dengan alat bantu perangkat lunak Powersim dan Arena untuk menghitung kebutuhan energi secara skenario BAU (Business As Usual) dan skenario penambahan supply dari 20% dari PLTS Atap dan variabel lainnya dari PLT Energi Terbarukan sebesar 10 s.d 15 TWh dan penambahan demand dari adanya peningkatan penggunaan electric vehicle, kompor induksi dan ekspor listrik ke Singapura dan Timor Leste.

The unitary state of the Republic of Indonesia has seven large regions with different characteristics in the electricity system, the development of electricity policy in Indonesia began in the 19th century and began to develop with the granting of concession rights by the Dutch East Indies colonial government to the private sector in some areas, then when Japan controlled Indonesia, the electricity sector changed its function as a means of defense in warfare. Indonesia gained independence in 1945 coupled with the process of nationalization of assets owned by the Dutch East Indies and Japan, then the electricity sector was fully controlled by the State mandated through state-owned enterprises, namely PLN. In 1966, the electricity sector was part of the development process echoed in the RPLT (Five-Year Development Plan), in the era of 1998 there was a reform upheaval, which had an impact on electricity policy, where the portion of private / Independent Power Producer (IPP) increased significantly to 3,169 MW in 2003, vulnerable when the era of electricity sector policy reform experienced 2 changes,  The concept is still the same as demonopolisation, but there are several concepts straightened out by the Constitutional Court, so that the electricity sector remains part of state control. Indonesia has ratified the Paris Agreement, where the concept of electricity planning will be based on new renewable energy, various scenarios have been prepared by the government but only meet the needs of supply-demand by optimizing the utilization of renewable energy for electricity generation needs, there is no policy that regulates the aggregation of renewable energy so that it requires the projection of energy needs with Powersim and Arena software tools for electricity generation.  Calculate the energy needs in the BAU (Business As Usual) scenario and the scenario of increasing supply from 20% of roofing power plants and other variables of renewable energy power plants of 10 to 15 TWh and the addition of demand from the increased use of electric vehicles, induction stoves and electricity exports to Singapore and Timor Leste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar gas (BBM) di Indonesia,
pemerintah mengeluarkan kebijakan diversifikasi energi yang salah satunya
adalah menggunakan gas alam atau compressed natural gas (CNG) di sektor
transportasi. Program penggunaan CNG untuk sektor transpostasi mengalami
beberapa kendala meskipun program ini telah lama berlangsung. Salah satu
kendala tersebut adalah minimnya jumlah stasiun pengisian ulang bahan bakar gas
atau SPBG di Indonesia. Minimnya jumlah SPBG ini disebabkan oleh sudah
padatnya pembangunan di area perkotaan sehingga sulit untuk mencari lahan
dengan lokasi yang strategis untuk pembangunan SPBG. Untuk mengatasi
kendala tersebut, Pemerintah meluncurkan infrastruktur mobile refueling unit atau
MRU yang merupakan SPBG yang bersifat mobile atau dapat berpindah tempat.
Mengingat pentingnya peran MRU untuk memajukan program penggunaan CNG
untuk sektor transportasi, diperlukan manajemen risiko pada proyek pengadaan
dan pengoperasian MRU agar risiko-risiko yang ada dapat diminimalisir efeknya.
Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang mungkin
terjadi pada proyek pengadaan MRU di DKI Jakarta secara kualitatif dan
kuantitatif untuk mengetahui dampak dari risiko menggunakan metode Project
Risk Management. Hasil dari penelitian ini adalah risiko yang terangkum dalam
Risk Register, nilai Value-at-Risk (VaR) dari risiko kategori tinggi atas parameter
kelayakan proyek (NPV dan IRR), serta perencanaan respon risiko terhadap risiko
dengan kategori yang tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan atau referensi dalam memitigasi risiko khususnya pada proyekproyek
mengenai stasiun pengisian ulang bahan bakar gas., In order to reduce the dependency on fossil fuel in Indonesia, the government
issued an energy diversification policy, where one of the policy is to use
compressed natural gas (CNG) in the transportation sector. The CNG for
transportation program has meet a couple obstacles although the program has
been running for a long time. One of the obstacle is the lack of CNG refuelling
station in Indonesia. The small number of CNG refuelling station is caused by the
saturated development in the city area that makes it difficult in finding an area
with a strategic location for a CNG refuelling station. To solve this problem, the
government launches a Mobile Refuelling Unit or MRU, a CNG refuelling station
that can be moved or mobile. Because the MRU is an important factor to improve
the CNG for transportation program, there is a need for a risk management in this
infrastructure so the effect of the risks associated with MRU can be minimised.
This research identify and analyse possible risks that can occur in the MRU
project in Jakarta using Project Risk Management method. The result of this
research is a database of the risks in a Risk Register, Value-at-Risk value of the
risk with high impact on the project’s financial feasibility parameter (NPV and
IRR), and a risk responses planning of the risks with high impact. Hopefully, this
research can be a reference or consideration in mitigating or managing risk
especially on project about gas refuelling station.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Evan
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan hasil penelitian dan analisa dari proses business coaching yang dilakukan pada PT. Isra Presisi Indonesia PT. IPI yang berlokasi di Lippo Cikarang dengan melakukan wawancara dan observasi secara langsung kepada pemilik UKM. Permasalahan pertama yang ditemukan adalah belum adanya alur proses bisnis yang jelas atas seluruh kegiatan yang terdapat di PT. IPI. Kemudian permasalahan yang ditemukan berikutnya adalah belum adanya model bisnis yang jelas atas sumber daya dan strategi yang dimiliki, serta pemaparan value proposition yang ingin ditawarkan oleh PT. IPI pada konsumennya. Dari analisa proses bisnis, ditemukan bahwa permasalahan UKM di bidang keuangan yang saat ini sedang dihadapi oleh perusahaan adalah bahwa PT. IPI masih belum memiliki Harga Pokok Produksi HPP untuk produk yang selama ini mereka buat. Selama ini perusahaan melakukan penetapan harga jual untuk produk yang diproduksi hanya didasarkan pada harga kompetitor, kecepatan penyelesaian produk serta kerumitannya, sehingga penetapan harga jual untuk produk selama ini tidak didasarkan pada perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan pembuatan produk mulai dari material mentah, pemrosesan material dengan menggunakan mesin,serta biaya-biaya lain yang dikeluarkan perusahaan hingga produk jadi. Tujuan dari business coaching ini adalah melakukan analisa proses bisnis, formulasi model bisnis kanvas, serta melakukan penghitungan HPP. Tujuan dari dilakukannya penghitungan HPP adalah agar PT. IPI dapat menetapkan harga jual untuk produk yang mereka produksi secara tepat dan didasarkan pada seluruh biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan Full Costing . Dalam penelitian ini, penghitungan HPP akan dilakukan pada tiga produk utama yang paling sering diproduksi oleh PT. IPI yaitu produk precision parts jenis Die Blank, Punch Blank, dan Die Forming. Tesis ini merupakan hasil penelitian dan analisa dari proses business coaching yang dilakukan pada PT. Isra Presisi Indonesia PT. IPI yang berlokasi di Lippo Cikarang dengan melakukan wawancara dan observasi secara langsung kepada pemilik UKM. Permasalahan pertama yang ditemukan adalah belum adanya alur proses bisnis yang jelas atas seluruh kegiatan yang terdapat di PT. IPI. Kemudian permasalahan yang ditemukan berikutnya adalah belum adanya model bisnis yang jelas atas sumber daya dan strategi yang dimiliki, serta pemaparan value proposition yang ingin ditawarkan oleh PT. IPI pada konsumennya. Dari analisa proses bisnis, ditemukan bahwa permasalahan UKM di bidang keuangan yang saat ini sedang dihadapi oleh perusahaan adalah bahwa PT. IPI masih belum memiliki Harga Pokok Produksi HPP untuk produk yang selama ini mereka buat. Selama ini perusahaan melakukan penetapan harga jual untuk produk yang diproduksi hanya didasarkan pada harga kompetitor, kecepatan penyelesaian produk serta kerumitannya, sehingga penetapan harga jual untuk produk selama ini tidak didasarkan pada perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan pembuatan produk mulai dari material mentah, pemrosesan material dengan menggunakan mesin,serta biaya-biaya lain yang dikeluarkan perusahaan hingga produk jadi. Tujuan dari business coaching ini adalah melakukan analisa proses bisnis, formulasi model bisnis kanvas, serta melakukan penghitungan HPP. Tujuan dari dilakukannya penghitungan HPP adalah agar PT. IPI dapat menetapkan harga jual untuk produk yang mereka produksi secara tepat dan didasarkan pada seluruh biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan Full Costing . Dalam penelitian ini, penghitungan HPP akan dilakukan pada tiga produk utama yang paling sering diproduksi oleh PT. IPI yaitu produk precision parts jenis Die Blank, Punch Blank, dan Die Forming. Tesis ini merupakan hasil penelitian dan analisa dari proses business coaching yang dilakukan pada PT. Isra Presisi Indonesia PT. IPI yang berlokasi di Lippo Cikarang dengan melakukan wawancara dan observasi secara langsung kepada pemilik UKM. Permasalahan pertama yang ditemukan adalah belum adanya alur proses bisnis yang jelas atas seluruh kegiatan yang terdapat di PT. IPI. Kemudian permasalahan yang ditemukan berikutnya adalah belum adanya model bisnis yang jelas atas sumber daya dan strategi yang dimiliki, serta pemaparan value proposition yang ingin ditawarkan oleh PT. IPI pada konsumennya. Dari analisa proses bisnis, ditemukan bahwa permasalahan UKM di bidang keuangan yang saat ini sedang dihadapi oleh perusahaan adalah bahwa PT. IPI masih belum memiliki Harga Pokok Produksi HPP untuk produk yang selama ini mereka buat. Selama ini perusahaan melakukan penetapan harga jual untuk produk yang diproduksi hanya didasarkan pada harga kompetitor, kecepatan penyelesaian produk serta kerumitannya, sehingga penetapan harga jual untuk produk selama ini tidak didasarkan pada perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan pembuatan produk mulai dari material mentah, pemrosesan material dengan menggunakan mesin,serta biaya-biaya lain yang dikeluarkan perusahaan hingga produk jadi. Tujuan dari business coaching ini adalah melakukan analisa proses bisnis, formulasi model bisnis kanvas, serta melakukan penghitungan HPP. Tujuan dari dilakukannya penghitungan HPP adalah agar PT. IPI dapat menetapkan harga jual untuk produk yang mereka produksi secara tepat dan didasarkan pada seluruh biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan Full Costing . Dalam penelitian ini, penghitungan HPP akan dilakukan pada tiga produk utama yang paling sering diproduksi oleh PT. IPI yaitu produk precision parts jenis Die Blank, Punch Blank, dan Die Forming.

ABSTRACT
This thesis is the output of business coaching that is conduct at PT. Isra Presisi Indonesia PT. IPI which is locate in Lippo Cikarang. The data collection method that is use in this paper are interviews and observation with SME rsquo s owner as an interviewees. The first problem that arise is the unavailability of company business process flow and the next one is the unavailability of appropriate business models for company rsquo s resources , strategy, and the explanation of company rsquo s value propositions. From business process analysis, the main problems that arise from finance division is, that PT. IPI do not have cost of goods manufactured calculations for all of the products that produce by the company. Currently, the company set their selling price based on competitor price as their benchmark, speed of completion, and also the complexity of the products. That kind of price settlement method is not relevance since it is not considered all of the production cost which includes direct material cost, direct labor cost, and fixed overhead cost until it transforms into finished goods. The objective of this business coaching is to analyze company rsquo s business process, formulate company rsquo s business model, and calculate company rsquo s cost of goods manufactured. The objectives of COGM calculation at PT. IPI is to help PT. IPI setting their selling price based on all of the production cost that they incur to produce the products Full Costing . In this thesis, the calculation of COGM will be conduct on three main products that most frequently produces in PT. IPI, which are Die Blank, Punch Blank, and Die Forming."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imran Aulia
"Industri telekomunikasi di Indonesia mengalami penurunan revenue growth di beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh pergesaran tren transformasi digital yang mengakibatkan kebutuhan legacy service bergeser ke digital service. Sementara itu, pendapatan dari digital service saat ini belum dapat menggantikan pendapatan dari legacy service. Internet of Things menjadi sebuah solusi yang dapat dimanfaaatkan oleh operator selular untuk menaikan kembali bisnis telekomunikasi di Indonesia. Internet of things merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektifitas internet yang tersambung secara terus menerus. IoT terdiri dari sensor, jaringan telekomunikasi, dan aplikasi yang mampu berbagi data, kontrol jarak jauh dari sebuah benda atau perangkat. IoT merupakan salah satu entitas di era 5G. selain itu IoT juga merupakan teknologi kunci dalam revolusi industri 4.0. Telkomsel merupakan salah satu operator selular di Indonesia yang mengalami masalah yang sama. Untuk dalam penelitian ini akan dibahas bagaimana strategi Telkomsel dalam mengimplementasikan bisnis berbasis IoT. Analisis strategi dilakukan Dengan menggunakan konsep kerangka analitis  strategis yaitu dengan metode SWOT,Matriks evaluasi internal dan eksternal dan Pemilihan alternatif strategi dengan menggunakan metode QSPM. Hasil penelitian menunjukan bahwa Telkomsel dalam posisi Growth Oriendted Strategi dimana strategi yang cocok adalah pengembangan produk dan penetrasi pasar. Strategi yang dipilih adalah Melakukan pengembangan produk IoT untuk sektor industri dengan menggunakan teknologi dan infrastruktur eksisting dimulai dari daerah urban seperti IoT untuk sektor manufacturing, transportasi, smartmatering, lalu layanan IoT di daerah rural seperti di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi IoT.

 

 


The telecommunications industry in Indonesia has experienced a decline in revenue growth in recent years. This is due to a shift in the trend of digital transformation which has caused a shift in the need from legacy service to digital service. Meanwhile, revenues from digital services currently cannot replace revenue from legacy services. Internet of Things (IoT) is a solution that can be utilized by Mobile Network Operators (MNO) to boost the telecommunications business in Indonesia. Concept of IoT aims to expand the benefits of internet connectivity that is continuously connected. IoT consists of sensors, telecommunications networks, and applications that are able to share data, control remotely from a device or thing. IoT is one of the entities in the 5G era, that is also a key technology in the industrial revolution 4.0. Telkomsel is one of the cellular operators in Indonesia that faces the same problem. In research, we will discuss how Telkomsel`s strategy in implementing IoT-based business. Strategy analysis is carried out using analytical analysis strategies, namely the SWOT method, internal and external evaluation matrix and selection of alternative strategies using the QSPM method. The results of the study indicate that Telkomsel is in a position of Maintained Growth Strategy where the strategies are suitable for product development and market purchases. The chosen strategy is to develop IoT products for the industrial sector using existing technology and infrastructure starting from urban area such as IoT for manufacturing, transportation, smartmetering, then IoT services in rural areas such as in agriculture, plantations and fisheries to get great benefit from IoT economic value.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Patra Anggaredho
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan model bisnis terhadap risiko bank pada bank syariah di Indonesia. Risiko bank direpresentasikan dengan Z-score, sedangkan model bisnis direpresentasikan ke dalam dua hal, yaitu porsi fee based income pada struktur pendapatan dan porsi non deposit funding pada struktur pendanaan. Penelitian ini dianalisis melalui data panel yang mengobservasi 33 data bank syariah di Indonesia pada tahun 2005 hingga tahun 2015. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pada keseluruhan data besarnya porsi fee based income berpengaruh terhadap risiko bank, sedangkan untuk besarnya porsi non deposit funding tidak berpengaruh terhadap risiko bank. Kemudian, guna kepentingan robustness, peneliti melakukan regresi antar variabel dengan mengkategorikan bank syariah menjadi bank syariah besar dan bank syariah kecil. Pada kategori bank besar, hasil penelitian baik fee based income dan non deposit funding tidak berpengaruh terhadap risiko bank sedangkan untuk bank berkategori kecil, besarnya porsi fee based income memiliki pengaruh terhadap risiko bank, sedangkan untuk besarnya porsi non deposit funding tidak memiliki pengaruh terhadap risiko bank.

This study aimed to analyze the relationship between business model of bank 39 s risk in Islamic banks in Indonesia. Bank risk is represented by Z score, while business model is represented in two ways, namely the portion of fee based income in income structure and the portion of non deposit funding in funding structure. This study analyzed panel data observed through the data 33 Islamic banks in Indonesia in 2005 to 2015. The results of this study concluded that the overall size of data portion of fee based income effect on the risk of bank, while the magnitude of portion of non deposit funding is not effect on bank 39 s risk. Then, for robustness checks, We conducted a regression between variables to categorize Islamic banks into large and small Islamic banks. In the category of large banks, both fee based income and non deposit funding did not affect bank rsquo s risk, while for banks categorized as small, the magnitude of portion of fee based income has an influence on risk of bank, while the magnitude of portion of non deposit funding has no effect the bank 39's risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47207
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ramadhan
"Perkembangan teknologi mendorong munculnya media baru dalam mengkomunikasikan suatu pesan iklan. Mobile advertising merupakan salah satu media jenis baru yang memanfaatkan media telepon genggam untuk secara langsung menyampaikan suatu pesan terhadap konsumen atau target market. Dari sinilah keunggulan dari mobile advertising muncul dibandingkan oleh media lain. Mobile advertising dengan cepat di adaptasi oleh para marketer.
Untuk mengetahui respon penerimaan dari konsumen, penelitian menelti bagaimana faktor internal beliefs dari konsumen mempengaruhi attitudes mereka terhadap mobile advertising. Dengan berdasarkan pada theory of planned behaviour, attitude dengan dibantu oleh subjective norms dan perceived behavioral control nantinya akan mengukur bagaimana pengaruhnya terhadap intention dapat menjadi indikator penerimaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari beliefs, attitude, intention.

Technological developments have encouraged the emergence of new media in communicating an advertising message. Mobile advertising is one of the new type, this type of advertising is to use the media cell phones to directly delivering a message to consumers or target market. From this emerged the advantages of mobile advertising than by other media. Mobile advertising quickly adapted by the marketer.
To determine the responses acceptance from consumers, the study examined how the internal factors beliefs of consumers affect the attitude towards mobile advertising. On the basis of the theory of planned behaviour, by the support of subjective norms and perceived behavioural control, attitude will show an impact on intention which can be an indicator of acceptance.
The results of this study indicate that there is a significant positive effect from the beliefs, attitude, and up to the intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>