Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pratiwi Rapih Astuti Natsir
"Musik klasik diduga memengaruhi fisiologis modulasi melalui nafsu makan. Namun, belum ada penelitian yang secara langsung membahas efek musik klasik terhadap nafsu makan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental pada 36 tikus galur wistar dewasa dibagi dalam dua kelompok. Satu kelompok tikus dipajankan musik klasik selama lima belas hari dan kelompok lainnya tidak dipajankan musik. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah makanan yang dikonsumsi perhari antara kedua kelompok (p = 0,148). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tidak terdapat hubungan antara pajanan musik klasik dan nafsu makan pada tikus galur Wistar.

Classical music is hypothesized influence physiology through appetite modulation. But, there hasn`t been a study directly investigating the effect of classical music on food appetite. This study was conducted experimentally to 36 adult Wistar-Strained rats into two groups. One group rats was exposed to classical music for fifteen days and other group didn`t get music exposure. The result showed no significant difference on mean of food consumed per day between two groups (p = 0,148). The conclusion of this study is that there is no association between classical music exposure and food appetite in Wistar-Strained rats."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09135fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Suraya
"Musik dapat mempengaruhi emosi dan beberapa fungsi tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pajanan musik rock terhadap nafsu makan pada tikus galur Wistar jantan dengan metode eksperimental. Selama 15 hari, tikus diberi pajanan musik rock selama empat jam per hari, dan diukur jumlah makanan yang dikonsumsi tiap tiga hari. Data dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan dan didapatkan bahwa pajanan musik rock secara signifikan berhubungan dengan perubahan nafsu makan pada tikus galur Wistar; nilai p = 0,007. Kesimpulannya, Pajanan musik rock selama empat jam dalam waktu 15 hari berpengaruh terhadap peningkatan nafsu makan tikus galur Wistar.

Music affects emotion and some body functions. The aim of this research is to know whether rock music exposed to Wistar-strained rats is linked to their appetite using experimental method. Each rat was exposed to rock music four hours a day in 15 consecutive days and measured for their food consumption every three day. The data were analyzed statistically with independent-t test. In conclusion, rock music was significantly linked to the change of appetite on Wistar-strained rats; p value: 0.007. Rock music exposure to Wistar-strained rats for four hours in 15 consecutive days resulted in the increase of their appetite."
2009
S09046fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendy Kristyanto
"Musik dapat memodulasi emosi melalui pengeluaran neurohormon. Modulasi ini berakibat pada perubahan masukan dan penggunaan energi sehingga berpengaruh terhadap berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pajanan musik rock terhadap berat badan tikus galur Wistar. Kelompok variabel diberi pajanan musik rock selama empat jam dalam 15 hari. Tiap tiga hari berat badan tikus ditimbang. Data tersebut dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Didapatkan bahwa pajanan musik rock secara signifikan meningkatkan berat badan tikus (P=0,028). Pajanan musik rock selama empat jam dalam 15 hari meningkatkan berat badan tikus galur Wistar.

Music can modulate emotion through neurohormones secretion. This modulation affects energy input and output, and thus body weight. This research aimed to know whether rock music influenced rats’ body weight. The variable group was exposed to rock music for four hours in 15 consecutive days. Every three days, rats’ body weight was measured. The data were analyzed using unpaired-t test. This study resulted in that rock music significantly increase rats’ body weight (P=0.028). Rock music exposure to Wistar-strained rats for four hours in 15 consecutive days resulted in the increase of their body weight."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christ Billy Aryanto
"ABSTRAK
Penelitian Mozart effect telah banyak dilakukan di negara-negara barat, tetapi belum diketahui pengaruhnya pada partisipan di Asia, khususnya Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik klasik barat dan musik tradisional Indonesia terhadap kemampuan penalaran spasial mahasiswa Indonesia. 37 partisipan mengerjakan tiga borang tugas spasial setelah mendengarkan Sonata for Two Pianos in D, KV. 448 karya Mozart, musik Gamelan Bali, dan hening selama 10 menit. Mood, arousal, dan kesukaan serta kelaziman terhadap lagu yang didengarkan juga diukur untuk mengetahui apakah hal tersebut memengaruhi skor penalaran spasial. Ditemukan bahwa musik karya Mozart dan musik Gamelan Bali secara signifikan meningkatkan penalaran spasial dibandingkan keadaan hening. Musik karya Mozart diketahui dapat meningkatkan mood dan arousal, sedangkan musik Gamelan Bali hanya meningkatkan arousal saja. Analisis dari kesukaan dan kelaziman lagu menunjukkan musik karya Mozart lebih disukai dibandingkan musik Gamelan Bali, meskipun kedua lagu sama-sama lazim bagi partisipan. Hasil dan saran penelitian akan didiskusikan lebih lanjut untuk mengeksplorasi hasil yang tidak konsisten dari penelitian Mozart effect sebelumnya.

ABSTRACT
Research on Mozart effect have been widely researched in western countries, but it is not known the influence on participants in Asia, especially Indonesia. This study aims to determine the effect of western classical music and Indonesian traditional music on Indonesian students rsquo spatial reasoning abilities. 37 participants did three spatial task rsquo s forms after listening to Sonata for Two Pianos in D, KV. 448 works by Mozart, Balinese Gamelan music, and silence for 10 minutes. Mood, arousal, and liking also familiarity of the songs were also measured to determine whether this affects the score of spatial reasoning. It was found that Mozart music and Balinese Gamelan music significantly improve spatial reasoning compared to the state of silence. Music by Mozart are known to improve mood and arousal, while the Balinese Gamelan music only enhances arousal. Analysis of liking and familiarity of the songs show that by Mozart music is preferred over Balinese Gamelan music, although both songs were equally familiar for participants. Results and recommendations will be discussed to explore the inconsistent results from previous studies Mozart effect."
2016
T47462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhyarjon
"Ruang lingkup dan Cara penelitian: Buah merah merupakan tanaman yang kaya akan bahan-bahan antioksidan seperti beta karoten dan alfa tokoferol. Baik buah maupun minyaknya sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan diyakini memiliki khasiat dalam pengobatan berbagai penyakit, salah satunya adalah kanker. Meskipun buah merah sudah digunakan secara luas oleh masyarakat, namun penelitian ilmiah tentang khasiat buah merah masih sangat terbatas. Penelitian pengaruh minyak buah merah terhadap karsinogenesis hati pada tikus yang diinduksi N-2-Fluroenilasetamida (FAA) bertujuan untuk menganalisis perlindungan minyak buah merah terhadap karsinogenesis akibat FAA pada tikus. Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor tikus jantan galur Wistar, berumur ± 3 bulan dengan berat badan berkisar 150-200 gram, yang dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu: kelompok kontrol, merupakan kelompok yang mendapatkan akuades, kelompok BM, adalah kelompok yang diberi minyak buah merah 10μl/gram BB/hari, kelompok FAA, merupakan kelompok yang diinduksi karsinogenesis FAA 40μg/hari dan kelompok BM+FAA, merupakan kelompok yang mendapatkan minyak buah merah dan FAA dengan dosis yang sama dengan kelompok BM dan kelompok FAA Perlakuan diberikan dengan sonde lambung setiap had selama ± 8 minggu. Pada minggu ke 8 tikus dikorbankan kemudian diambil hati dan darab dari jantung. Sebagai parameter karsinogenesis adalah kadar asam sialat, kadar proteasom dan skor karsinogenesis berdasarkan pemeriksaan histopatologis. Disamping itu juga diukur parameter untuk menilai fungsi hati seperti: albumin, protein total dan pola elekroforesis protein plasma serta aktivitas glutamatepiruvate transaminase (GPT) plasma. Data penelitian kemudian diolah secara statistik.
Hasil dan kesimpulan: Pada pemeriksaan asam sialat ditemukan bahwa kadar asam sialat hati kelompok FAA secara statistik lebih tinggi dibandingkan kontrol, namun demikian kadar asam sialat plasma belum ditemukan perbedaan yang bermakna. Uji statistik yang dilakukan terhadap kadar proteasom plasma dan jaringan hati menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Sedangkan pemeriksaan histopatologis memperlihatkan skor karsinogenesis kelompok FAA lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kontrol. Sementara itu pemeriksaan asam sialat, proteasom maupun histopatologis kelompok BM+FAA tidak berbeda bermakna dibandingkan kelompok FAA. Dari basil-basil tersebut dapat disimpulkan bahwa karsinogenesis yang terjadi masih pada tahap dini dan belum ditemukan perlindungan minyak buah merah terhadap karsinogenesis. Pada penilaian fungsi hati tidak ditemukan perbedaan bermakna kadar protein total, kadar albumin dan pola elektroforesis protein plasma. Hal ini menunjukkan bahwa FAA walaupun sudah menimbulkan karsinogenesis tapi tidak menggangu fungsi hati. Pada pemeriksaan GPT plasma ditemukan aktivilas pada kelompok BM dan FAA Iebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol atau kelompok FAA. Hal ini memberikan kesan bahwa minyak buah merah, walaupun tidak menyebabkan karsinogenesis hati namun dapat menimbulkan kerusakan hati. Hal ini didukung oleh pemeriksaan histopatologis jaringan hati yaitu ditemukannya gambaran degenerasi hidropik yang menandai awal kerusakan sel hati.

Red fruit (Pandanus conoideus Lam) is an endemic plant in Eastern Indonesia especially in Papua. This fruit has been used traditionally since many years ago for various purposes such as daily food consumption, traditional medicine, handycraft etc. As traditional medicine it is believed that this fruit can cure many diseases like cancer, AIDS, arthritis and many others. This advantage might be due to it's rich antioxidant substances such as carotene and a tocopherol. This study was conducted to investigate the effect of red fruit oil on FAA induced carcinogenesis in rat Twenty four male Wistar rats, approximately 3 months old, weighing 150-200 g were equally divided into 4 groups. The first (control) group, received distilled water. The second (BM) group received 10pLIg body weight/day of red fruit oil. The third (FAA) group received 40µg FAAIday. The fourth (BM+FAA) group received red fruit oil as well as FAA with similar dose as BM and FAA group_ The treatments were given for eight weeks and at the end of S~' weeks the animal were sacrificed, liver and the blood were collected. To analyzed liver carcinogenesis, the level of sialic acid, proteasome and histopathological based carcinogenesis score were measured To asses liver function, glutamate-pyruvate transaminase (GPT) activity, albumin and total plasma level protein were measured, and plasma protein electrophoresis pattern were also determined. The data were statistically analyzed using ANOVA and Tukey test.
This study showed that liver sialic acid level of FAA rats was significantly higher than those in the control group but there was no statistically difference between sialic plasma level of FAA group compared to the control. The liver and proteasome plasma level found to be similar among the groups. Histopatological finding showed that carcinogenesis scores in FAA group was higher than the control group. Moreover, there were no differences in sialic acid level as well as carcinogenesis scores between BM+FAA group compared to FAA group. The analysis of liver function showed that liver function of all groups were still in normal range.
It can be concluded that the FAA induced liver carcinogenesis was still in early stage and red fruit oil supplementation has no protection effect on liver carcinogenesis. Surprisingly, the plasma GPT activity of BM and BM+FAA group were significantly higher than control group or FAA group_ This result showed that red fruit oil supplementation it self, even though couldn't induce carcinogenesis, lead to liver cells changes, a cloudy swelling degeneration, which reflecting an early liver injury.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T17673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Rudhiati
"Kurang nafsu makan merupakan masalah makan pada anak usia 1-3 tahun yang sering dikeluhkan ibu, dan dapat mempengaruhi berat badan anak serta status gizi anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur terhadap nafsu makan anak usia 1-3 tahun yang mengalami gizi kurang.
Desain penelitian yang digunakan randomized controlled trial dengan jumlah responden 38 orang. Baik pada kelompok kontrol maupun intervensi sama-sama menunjukkan peningkatan pada nilai nafsu makan, akan tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada selisih rerata nafsu makan sesudah fase terapi baik pada kelompok kontrol maupun intervensi (P>0,05).
Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan penelitian ulang dengan menggunakan desain randomized controlled trial cluster dan melakukan pengontrolan yang lebih ketat terhadap variabel perancu nafsu makan anak.

Lack of appettite is an eating problem in children age 1-3 years, which is often complained by mothers. Lack of appettite affects children‟s weight and their nutritional status. This study aimed to identify the effect of acupressure therapy on children age 1-3 years with undernutrition.
The research design randomized control trial was used. Involving 38 respondent. The result of this study showed that there was no significant diferences between appetitte score before and after intervention among control and intervention groups (p control= 0,08; p intervention= 0,41; α= 0,05).
This research recommends that acupressure therapy can be used to support the intervention in therapeutic feeding center program at puskesmas.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri
"ABSTRAK Bising merupakan dampak yang timbul mengikuti kemajuan industri yang dapat dirasakan termasuk oleh ibu hamil. Pajanan bising saat kehamilan diketahui dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Sebaliknya musik dapat memberikan efek positif dalam berbagai reaksi fisiologis, yaitu kognisi, emosi, dan imunitas. Akan tetapi, belum diketahui dampak gabungan pajanan keduanya saat prenatal, serta pengaruhnya terhadap fungsi otak, khususnya hippocampus yang berperan dalam kognisi dan memori spasial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pajanan suara gabungan (musik dan bising) dapat mengkompensasi dampak negatif bising pada perkembangan hippocampus. Penelitian dilakukan dengan membandingkan pengaruh pajanan suara musik, bising dan kombinasinya selama perkembangan prenatal terhadap fungsi hippocampus neonatus Gallus gallus domesticus. Telur yang telah difertilisasi diinkubasi dalam mesin tetas yang dilengkapi pengeras suara untuk tiga jenis suara, yaitu musik, bising dan gabungan, serta sebuah kelompok kontrol. Pajanan suara diberikan sejak embrio berusia 10 hari sampai menetas. Selanjutnya dilakukan penilaian memori spasial menggunakan labirin T, penimbangan berat otak, penghitungan jumlah neuron dengan pewarnaan Hematoxylin eosin, serta penilaian ekspresi protein BDNF pada hippocampus dengan pewarnaan imunohistokimia. Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna berat otak pada masing-masing kelompok. Selain itu, pajanan musik dapat memfasilitasi pembentukkan memori spasial didukung dengan peningkatan jumlah neuron dan ekspresi protein BDNF pada hippocampus; sebaliknya pajanan bising menginhibisi konsolidasi memori spasial, menurunkan jumlah neuron dan ekspresi BDNF di hippocampus. Pajanan gabungan memberikan hasil yang tidak berbeda dengan kelompok kontrol pada tiap parameter. Disimpulkan bahwa pajanan gabungan dapat mengkompensasi

ABSTRACT
Noise has become a critical issue following industrial evolution, especially pregnant women. Noise exposure during prenatal period may disrupt fetal growth and development. Otherwise, music gives various positive physiological responses to the development of cognition, emotion, and immunity. However, the effect of combination of both sound during prenatal to brain, especially hippocampus that manage cognition and spatial memory has never been studied. This research aimed to know whether combination of music and noise exposures can compensate negative effect of noise in hippocampus development. Research conducted by comparing the effect of music, noise and combination of both exposures during prenatal development to the function of Gallus gallus domesticus neonate hippocampus. Fertilized eggs were incubated in hatchery machine equipped with a loud speaker for three exposures groups, i.e. music, noise and combination, and a control group; given from E10 until hatching. Data collected for evaluation were spatial memory assessment that was done using T-maze, brain weight, total hippocampus neuron number and BDNF expression in hippocampus. As result, there was no significant difference in brain weight among these groups. Furthermore, prenatal music stimulus enhanced spatial memory formation supported by the increasing number of total neuron and BDNF expression in hippocampus. Besides, prenatal noise stimulus elicited spatial memory inhibition, decreased of total neuron number and BDNF expression in hippocampus. Combination group showed no significant result compare to control group in each measurements. In conclusion, combination of both music and noise stimulus during prenatal period could compensate the negative effect of prenatal noise exposure.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Chondro
"Latar Belakang : Komunikasi antar sel otot jantung terjadi dengan bantuan protein connexin, terutama connexin43, yang merupakan protein utama penyusun gap junction pada sel otot jantung. Pada penyakit jantung yang disertai dengan hipertrofi, adanya perubahan ukuran pada jantung ini akan mempengaruhi produksi dan distribusi protein connexin43 pada sel otot jantung. Semakin besar ukuran sel, maka ekspresi connexin akan meningkat disertai dengan peningkatan distribusi connexin ke lateral. Lateralisasi connexin ini dapat mengganggu hantaran impuls listrik antar sel otot jantung. Latihan fisik erobik juga dapat mengakibatkan timbulnya adaptasi organ jantung berupa peningkatan ukuran dan kerja ventrikel kiri dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan metabolisme tubuh yang meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh keadaan hipertrofi fisiologis yang terjadi akibat latihan fisik, dalam hal ini latihan fisik erobik, terhadap produksi dan distribusi protein connexin43.
Tujuan : Melihat bagaimana pengaruh latihan fisik erobik dan detraining terhadap ekspresi dan distribusi protein connexin43.
Desain : Penelitian ini menggunakan studi eksperimental in vivo pada tikus.
Metode : Pada jaringan jantung tikus dilakukan pemeriksaan imunohistokimia untuk melihat bagaimana jumlah dan distribusi dari protein connexin43 serta dilakukan perbandingan antara tikus yang tidak diberi latihan fisik dengan tikus yang diberi latihan fisik erobik dan detraining.
Hasil : Pada perbandingan antara kelompok kasus dan perlakuan, terdapat perbedaan bermakna pada parameter total Cx43, Cx43 diskus interkalatus, Cx43 lateral, dan presentase Cx43 diskus interkalatus dan Cx43 lateral (p<0,05). Pada perbandingan antara kelompok kontrol, perbedaan bermakna hanya ditemukan pada perbandingan antara kelompok 8 dan 12 minggu untuk parameter total Cx43 dan jumlah Cx43 diskus interkalatus. Pada perbandingan antara kelompok perlakuan, ditemukan perbedaan bermakna untuk parameter total Cx43 pada kelompok latihan erobik 4 minggu dengan kelompok latihan erobik 4 minggu yang diikuti proses detraining 4 minggu.
Kesimpulan : Latihan fisik erobik memberikan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan. Pada perbandingan antara perlakuan, diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antar kelompok latihan fisik yang disertai/tidak disertai proses detrain.

Background: Communication between cardiomyocyte happens in the gap junction located on intercalated disk. In patologically hypertrophied heart, the bigger cardiomyocyte become, the more protein expressed and distributed to lateral side of cardiomyocyte. It will cause disturbance in electrical and metabolic coupling between cardiomyocyte. Aerobic training will also cause hypertrophy, especially left ventricle, because the heart has to pump more blood that carry oxygen that is needed in the cell. This research is done in order to analyze the effect of physiologically hypertropied heart, cause by aerobic training, on the expression and distribution of connexin43.
Objective : To see the effect of aerobic training and detraining to the expression and distribution of connexin43 in heart.
Design : This research is using experimental study on rat.
Methods : Expression and distribution of connexin43 from rat's ventricle tissue is detected using immunohistochemistry then analyzed with imageJ program. The results are compared between control group and group that’s given aerobic training and detraining.
Results : Significant differences in the amount of total Cx43, Cx43 in intercalated disc, lateralized Cx43, Cx43 intercalated disc percentage, and lateralized Cx43 percentage was found in all the aerobic groups compared with controls. Comparison between control groups show significant differences of total Cx43 and Cx43 in intercalated disc only between 8 weeks control and 12 weeks control group. Comparison between aerobic groups shows significant differences in amout of total Cx43 between 4 weeks aerobic training and 4 weeks aerobic training followed by 4 weeks detraining period.
Conclusion : Aerobic training causes an increase in amount of total Cx43, Cx43 in intercalated disc, lateralized Cx43. The increase in the amount of Cx43 will diminish during detraining period.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"A study on the effect of solvent extract of pomegranate pericarpium towards the appitite,body weight and leptin serum level of 15 male albino rats had been carried out....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmah Furqaani
"Latihan fisik merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan kemampuan belajar dan memori. Latihan fisik dapat meningkatkan kadar serotonin pada otak, termasuk hipokampus, dengan cara meningkatkan transpor triptofan yang merupakan prekursor serotonin menuju otak. Serotonin merupakan neurotransmiter yang diketahui dapat mempengaruhi berbagai fungsi otak, termasuk proses belajar dan memori.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik aerobik intensitas ringan terhadap kemampuan belajar dan memori serta kadar serotonin pada hipokampus. Latihan fisik dilakukan menggunakan treadmill pada kecepatan 15 m/menit selama empat minggu, dengan durasi latihan 15 menit untuk minggu ke-1 dan 25 menit untuk tiga minggu berikutnya. Pada akhir masa perlakuan, hewan coba didekapitasi, jaringan hipokampus diisolasi dan ditimbang. Kemudian serotonin dan triptofan diekstraksi dari jaringan hipokampus, pengukuran kadar serotonin dan triptofan dilakukan dengan menggunakan HPLC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik aerobik intensitas ringan dapat meningkatkan performa hewan coba dalam menyelesaikan uji belajar dan memori pada perangkat water-E maze. Pada kelompok perlakuan, penurunan waktu tempuh yang signifikan terlihat pada minggu ke-1, namun hal tersebut baru terlihat pada minggu ke-4 pada kelompok kontrol. Penurunan jumlah kesalahan yang signifikan pada kelompok perlakuan terlihat pada minggu ke-2, tetapi penurunan jumlah kesalahan yang signifikan belum terlihat sampai dengan minggu ke-4 pada kelompok kontrol.
Analisis statistik komparatif hasil belajar dan memori antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal waktu tempuh yang diperlukan untuk menyelesaikan uji belajar dan memori baik oleh kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Jumlah kesalahan yang dilakukan oleh hewan coba pada kelompok perlakuan lebih sedikit secara signifikan pada uji belajar dan memori minggu ke-3 dan ke-4 (p<0,05). Berat total hipokampus kelompok perlakuan lebih berat secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05). Kadar serotonin pada hipokampus kelompok perlakuan lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05). Kadar triptofan lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol, namun perbedaan tersebut tidak signifikan secara statistik.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa peningkatan kadar serotonin pada hipokampus yang diinduksi oleh latihan fisik terlibat dalam meningkatkan fungsi dan struktur hipokampus sehingga berperan dalam meningkatkan kemampuan belajar dan memori spasial.

Physical exercise is one of the most important factors that can improve learning and memory. Physical exercise can enhance serotonin level in the brain by increasing tryptophan (serotonin precursor) transport to the brain, including the hippocampus. Serotonin is a neurotransmitter that influencing many brain functions, including learning and memory.
The objective of this research was to investigate the effect of low intensity of aerobic exercise on learning and memory ability and serotonin level in adult male wistar rats hippocampus. Physical exercise was done for four weeks using animal treadmill at 15 m/min in speed, 15 minutes for 1st week and 25 minutes for the next three weeks in duration. At the end of the treatment period, animals were decapitated, the hippocampus tissues were isolated and weighed. Then serotonin and tryptophan extracted from hippocampal tissue, the measurements of hippocampal serotonin and tryptophan levels were done using HPLC.
The results showed that low intensity of aerobic exercise can improve animal performance in completing the learning and memory tests on the water-E maze. The duration time to finish learning and memory test was significantly decrease at 1st week in exercised group, but it was seen at 4th week in the control group. The number of errors was significantly decrease at 2nd week in exercised group, but significant decrease in the number of errors have not been seen until the 4th week in the control group.
Statistical comparative test of learning and memory between the control group and the exercised group showed that there was no significant difference in terms of duration time needed by both groups to complete learning and memory tests (p>0,05). Statistically significant difference of error numbers had ben shown by exercised group at 3rd and 4th week (p<0,05). The total weight of the hippocampus of exercised group was significantly heavier than the control group (p<0,05). Serotonin levels in the hippocampus of exercised group significantly higher than that in control group (p<0,05). Meanwhile, triptofan levels was also higher in the hippocampus of exercised group although not significantly different.
These results indicate that the enhancement of serotonin levels in the hippocampus induced by low intensity of aerobic exercise was involved not only in improving the function and stucture of the hippocampus but also spatial learning and memory ability as well.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>