Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185343 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Adelina
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi bayi usia 1,5-8 bulan di Jakarta Selatan dan hubungannya dengan jenis kelamin bayi, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, penghasilan ibu, usia ibu saat melahirkan, morbiditas diare dan Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 88 responden yang memiliki bayi usia 1,5 hingga 8 bulan di Jakarta Selatan. Data didapatkan berupa status gizi bayi, jenis kelamin bayi, usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, penghasilan ibu, morbiditas diare dan ISPA, dan pemberian ASI yang akan diteliti hubungannya dengan status gizi bayi yang diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05). Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi wasted sebesar 4,5 % dan status gizi non-wasted sebesar 95,5 %. Dengan proporsi jenis kelamin bayi laki-laki 51,1%, dan perempuan 48,9%, pemberian ASI sebesar 30,7%, ibu bekerja 11,4%, diare dan ISPA bayi dalam kurun waktu 2 minggu terakhir masing-masing 14,8 % dan 60,2%, tingkat pendidikan ibu rendah 54,5%, sedang 34,1 %, dan tinggi 11,1%, tingkat penghasilan keluarga sedang 48,9% dan tinggi 51,1 %, semuanya tidak memiliki hubungan yang bermakna.

Nutritional Status described how great individual physiological requirement has met. Nutritional stauus is corelated to many factors. This research’s aims are first, to know the frequency distribution of infants 1,5-8 months of age in South Jakarta and its corelation with babies’ sex, maternal education level, woking mother, familiy annual income, maternal age of giving birth, dierhea and upper respiratory track infection and eksclusive breast milk in infants.The study design of the research iscross sectional. The number of the respondent is 88. The respondents are mother who have baby 1,5-8 months of age in South Jakarta. The data that were collected are infants’ nutritional status, babies’ sex, maternal age of giving birth, maternal educational level, working mother, familiy annual income level, diarhea and upper respiratory track infection in infant and eksclusive breast milk in infants. All those variables were analyzed with Chi-square test (p<0,05). From this research, the percentage of infants with non-wasting nutritional status is 95,5 % and the percentage of wasting is 4,5 %. The percentage of boys is 51,1 % and girls is 48,9 %. Percentage of babies receiving eksclusive breast milk is 30,7%, working mother 11,4%, Dhiarhea and upper respiratory track infectin in infants rea 14,8% and 60,2%. And all of them show no significant correlation to nutriotional status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Anggarani Idham
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi bayi usia 1,5 - 8 bulan di Jakarta Barat dan hubungannya dengan jenis kelamin bayi, morbiditas diare dan Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, pendidikan terakhir ibu, ibu yang bekerja, penghasilan ibu, dan usia ibu saat melahirkan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional yang menggunakan pendekatan studi cross-sectional dan dilakukan pada 92 responden yang memiliki bayi usia 1,5 – 8 bulan di Jakarta Barat. Data yang didapatkan berupa jenis kelamin bayi, morbiditas diare dan ISPA dalam 14 hari terakhir, pemberian ASI, usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan terakhir ibu, penghasilan ibu, dan ibu yang bekerja yang akan diteliti hubungannya dengan status gizi bayi dengan uji Chi-Square (p<0.05). Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 92 sampel bayi 1,5 – 8 bulan pada penelitian ini, 97,8% mengalami non wasted, 2,2% mengalami wasted dan dari hasil uji statistik didapatkan hasil bahwa jenis kelamin(P = 0,503), pemberian ASI eksklusif (P = 1,000), diare dalam 14 hari terakhir(P = 1,000), ISPA dalam 14 hari terakhir (P = 1,000), usia ibu saat melahirkan(P = 1,000), tingkat pendidikan ibu (P = 1,000), ibu yang bekerja (P = 1,000), dan penghasilan keluarga (P = 0,548) semuanya tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi bayi.

Nutritional status described how big individual physiological requirement fulfilled. Nutrition status influenced by various factors. The aim of the study was to determine the prevalence of infant’s nutritional status aged 1,5 – 8 months at West Jakarta associated with infant’s gender, diarrhea, Upper Respiratory Tract Infection (URTI), exclusive brest feeding, maternal education level, working mother, family’s income, and maternal age at giving birth. This research is an observational analytic research that using cross sectional study conducted to 92 respondents who has infants aged 1,5 – 8 months in West Jakarta. Data obtained from infant’s gender, diarrhea, Upper Respiratory Tract Infection (URTI), exclusive brest feeding, maternal education level, working mother, family’s income, maternal age at giving birth will be related to nutritional status of infants tested with chi square test (p<0,05). The results of this research show that among 92 sample, there were 97,8 % infants wasted and 2,2 % non wasted. At the end of statistic test we obtained that infant’s gender (P = 0,503), exclusive breast feeding (P = 1,000), diarrhea in last 14 days (P = 1,000), URTI in last 14 days (P = 1,000), maternal age at giving birth (P = 1,000), maternal education level (P = 1,000), working mother (P = 1,000), and family’s income (P = 0,548), all of these factors do not have significant relationship with nutritional status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Matthew Mindo Parsaoran
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi bayi usia 1,5-8 bulan di Jakarta Utara dan hubungannya dengan jenis kelamin bayi, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, penghasilan ibu, usia ibu saat melahirkan, morbiditas diare dan Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 86 responden yang memiliki bayi usia 1,5 hingga 8 bulan di Jakarta Utara. Data didapatkan berupa status gizi bayi, jenis kelamin bayi, usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, penghasilan ibu, morbiditas diare dan ISPA, dan pemberian ASI yang akan diteliti hubungannya dengan status gizi bayi yang diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05).
Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi wasted sebesar 2,3%, dengan proporsi jenis kelamin bayi laki-laki 45,3%, dan perempuan 54,7%, pemberian ASI sebesar 32,6%, ibu bekerja 11,6%, diare dan ISPA bayi dalam kurun waktu 2 minggu terakhir masing-masing 3,5% dan 32,6%, tingkat pendidikan ibu rendah 61,6%, sedang 38,4%, dan tidak ada yang tinggi, tingkat penghasilan keluarga sedang 53,5% dan tinggi 46,5, semuanya tidak memiliki hubungan yang bermakna (p>0,05).

Nutrition status of someone showing how big the individual physiological needs have been met. Nutritional status is influenced by various factors. This study aims to know the nutritional status of infants aged 1,5-8 months in East Jakarta and the relationship with the infant?s gender, history of breast feeding , maternal education level, working mother, family?s income, maternal age at giving birth, diarrhea, and upper respiratory tract infection (URTI). Research used crosssectional study conducted on 86 and respondents who have an infants aged 1.5 to 8 months in East Jakarta. Data obtained form the nutrition status of the baby, the baby's gender, maternal age at giving birth, maternal education level, working mother, family?s income, morbiditas diarrhea and URTI, and the breast feeding will be related to the nutritional status of infants tested with the Chi-Square test (p<0,05).
Research results obtained from the proportion of wasted nutritional status of 1.1%. With the proportion of boy 45.3%, and girl 54.7%, 32.6% breastfeeding, maternal age at giving birth less than 20 years and more than 35 years 26.7%, working mother 11.6%, diarrhea URTI over the last 2 weeks each 3.5% and 32.6%, low maternal education level are 61.6%, moderate family income levels are 53.5% and high are 46,5% , all does not have a meaningful association (p>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09053fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denis Apriyanto
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antara nutrisi yang masuk dan energi dikeluarkan untuk mencapai kesehatan optimal sangatlah penting, termasuk bagi seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu menyusui antara lain usia, genetik, status hormonal, tingkat pendidikan, penghasilan, morbiditas, praktek pemberian ASI eksklusif, dan asupan makanan. Dengan berubahnya faktor-faktor tersebut dapat membuat status gizi ibu menyusui menjadi kurang. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dan dilakukan pada 86 ibu yang mempunyai bayi berusia 1,5 bulan atau lebih yang tinggal di beberapa RW/Posyandu terpilih di Jakarta Utara pada tahun 2009. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian ”Survei Cepat Ibu Menyusui” pada beberapa Kelurahan di DKI Jakarta tahun 2005. Untuk status gizi, responden dibagi menjadi dua bagian berdasarkan indeks massa tubuh menjadi kurang dan tidak kurang dengan batasan 18,49 kg/m2. Lalu dilakukan uji statistik untuk menilai hubungan usia, tingkat pendidikan, penghasilan, morbiditas, praktek menyusui Asi secara eksklusif dengan status gizi ibu menyusui. Pasien memiliki IMT rerata 22.86 ± 3,79 kg/m2, terdiri dari ibu dengan IMT lebih 47,7%, IMT kurang 11,6%, dan IMT normal 40,7%. Dengan uji Chi-Square dan uji Fisher tidak didapatkan hubungan bermakna antara masingmasing variabel yang diteliti dengan status gizi ibu menyusui (p<0,05). Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara antara status gizi subyek dengan usia, tingkat pendidikan, penghasilan, morbiditas, dan praktek pemberian ASI eksklusif di Jakarta Utara pada tahun 2009.

The nutritional status of an individual shows how far the physiological needs have been fulfilled. The balance between the income nutrition and the outcome energy to achieve an optimum health is very important, including for a lactating woman. Factors contributing to the nutritional state of a lactating woman are the age, genetics, hormonal state, level of education, the mother’s income, the mother’s morbidity, the exclusive breastfeeding, and the intake of food. Changing those factors can lead the nutritional state of the lactating mother below the normal range. The design used was the cross-sectional study and had been done in 86 lactating mothers at North Jakarta in the year of 2009. This research uses the secondary data from the ”Quick Survey of Lactating Mother” rersearch at Jakarta in the year of 2005. For the nutritional state, all the respondents are divided into two groups acording to the body mass index, one is underweight group and the other is non-underweight group with the cut off point 18,49 kg/m2. We had been done the statistical test to assess the correlation of the age, level of education, the income, the morbidity, exclusive breastfeeding with the nutritional state of lactating mother. The result is, all the resopndents have a mean of BMI 22.86 ± 3,79 kg/m2, this includes the mothers within the overweight range 47,7%, the mothers within the underweight range 11,6%, and the mothers within the normoweight range 40,7%. With the Chi-Square test and the Fisher test, we did not find the significant relationship between those variables with the nutritional state of lactating mother (p<0,05). So we conclude that there is no significant relationship between the nutritional state of lactating mother with the age, level of education, the income, the morbidity, and the exclusive breastfeeding at North Jakarta in year 2009."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Saifah
"Anak usia sekolah adalah kelompok yang berisiko terhadap masalah gizi. Salah satu penyebab masalah gizi adalah faktor perilaku. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan peran keluarga, guru, teman sebaya, dan media massa dengan perilaku gizi anak usia sekolah. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasional pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan cluster proportional 174 anak usia sekolah kelas 4,5, dan 6. Hasil menunjukkan ada hubungan bermakna peran keluarga dan media massa dengan perilaku gizi anak usia sekolah (p<0,05), tidak ada hubungan bermakna peran guru dan teman sebaya dengan perilaku gizi anak usia sekolah (ρ>0,05), media massa merupakan faktor dominan. Rekomendasi penelitian adalah integrasi pendidikan gizi dengan kurikulum, pelatihan guru UKS, peningkatan promosi kesehatan, asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah, penelitian selanjutnya tentang faktor predisposisi dan pemungkin perilaku gizi.

School-age children are the group at risk for nutritional problems. One cause nutritional problems are behavioral factors. This study aims to determine the relationship of families, teachers, peers, and mass media in nutrition behavior of school-age children. The design used was a descriptive correlation approach cross sectional. Proportional cluster sampling with 174 school age children grade 4,5,dan 6. The results showed no significant relationships family roles and the mass media with nutritional behavior of school-age children (p <0.05), there was no significant relationship roles of teachers and peers with nutritional behavior of school-age children (ρ> 0.05), the mass media is dominant factor. Recommended research is the integration of nutrition education with curriculum, teacher training school health, increased health promotion, family nursing care with school-age children, further research on predisposing and enabling factors of nutrition behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 1987
363.8 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Septianingsih
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi yang baik diperoleh dari keseimbangan antara nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal, terutama ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi ibu menyusui di Jakarta Barat tahun 2009 dan hubungannya dengan kelompok usia, pendidikan terakhir, penghasilan ibu, morbiditas ibu, dan praktik pemberian ASI. Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 92 ibu menyusui di Jakarta Barat pada tahun 2009. Data didapatkan berupa status gizi, usia, tingkat pendidikan, penghasilan ibu, morbiditas ibu, dan praktik pemberian ASI. Hubungan antara kelompok usia, tingkat pendidikan, penghasilan ibu, morbiditas ibu, dan praktik pemberian ASI dengan status gizi ibu diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05). Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi kurang pada ibu menyusui sebesar 9,8%. Dengan proporsi usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 39 tahun 4,4%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dengan proporsi ibu berpenghasilan 10,9%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dengan proporsi morbiditas ibu dalam kurun waktu 2 minggu terakhir 55,4%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dengan sebaran data ibu menyusui dengan tingkat pendidikan terakhir ibu rendah dan menengah 82,6%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Dan dengan proporsi ibu dengan praktik pemberian ASI eksklusif 38%, tidak didapatkan hubungan yang bermakna juga.

Human nutritional status has showed how big individual physiological needs fulfilled. Good nutritional status is a balance between nutrition that entered and used for optimal well-being, especially lactating mothers. The objective of the study is to know the nutritional status proportion of lactating mothers in West Jakarta 2009 and the correlation with age's group, education level, mother's income, mother’s morbidity, and exclusive breastfeeding. The design used was cross-sectional study and had been done in 92 lactating mothers at West Jakarta in the year of 2009. The collected data were nutritional status, age, education level, mother's income, mother’s morbidity, and exclusive breastfeeding. The association between age, education level, mother's income, mother’s morbidity, and exclusive breastfeeding with mother's nutritional status were tested using Chi- Square test (p<0,05). Based on the result, prevalens of lactating mothers with proportion of the underweight lactating mother is 9,8%. With 4,4% subject aged less than 20 year or more than 39 year, there is no significant relationship. With 10,9% subject had their own income, there is no significant relationship. For 55,4% subject with morbidity in range of 2 latest weeks, there is no significant relationship. For 82,6% subject with low and intermediate level of education there is no significant relationship. And with mother's proportion with exclusive breastfeeding is 38%. There is also no significant relationship."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Salim S Alatas
"Status gizi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah asupan nutrien, baik makronutrien dan mikronutrien. Dalam penelitian ini, saya ingin mengetahui bagaimana tingkat status gizi dan hubungannya dengan asupan kalsium harian pada anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids. Penelitian ini menggunakaan desain cross sectional analitik. Data diambil pada 18 Oktober 2009 dengan jumlah repsonden sebesar 73 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat asupan kalsium harian pada anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids yang tergolong kurang sebanyak 64 responden (87,67%), normal sebanyak 8 responden (10,96%) dan tergolong lebih 1 orang (1,37%). Berdasarkan tingkat status gizi, sebanyak 35 responden (47,9%) memiliki status BB/U kurang, sebanyak 37 responden (50,7%) memiliki status BB/U baik dan sebanyak 1 responden (1,4%) memiliki status BB/U yang tergolong lebih. Sedangkan berdasarkan indikator TB/U, sebanyak 21 responden (28,8%) memiliki status TB/U kurang dan sebanyak 52 responden (71,2%) memiliki status TB/U baik. Berdasarakan BMI (BB/TB), sebanyak 27 responden (37%) memiliki status BMI kurang dan sebanyak 46 responden (63%) memiliki status BMI yang tergolong baik. Dengan menggunakan uji two-sample Kolmogorov-Smirnov test dan uji Fisher?s Exact Test, didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara status gizi berdasarkan BB/U (p=1,000), TB/U (p=1,000), dan BB/TB (p=1,000) dengan tingkat asupan kalsium harian.

The nutritional status is influenced by many factors, such as the balanced intake of macronutrient and micronutrient. In this study, I would like to do research about the nutritional status level and its association with the calcium daily intake level at school aged children at Yayasan Kampung Kids. The design of this study was analytical cross sectional. This study was held on 18th October 2009 and involving about 73 respondent. The result showed that the number of students with low calcium daily intake level were 64 people (87,67%), with normal calcium daily intake level were 8 people (10,96%), and with high calcium daily intake level only 1 people (1,37%). According to the level of nutritional status (weight for age), children in Kampung Kids, there were 35 people (47,9%) categorized underweight, there were 37 people (50,7%) in normal range, and there was 1 people (1,4%) categorized overweight. In addition, according to the height for age status, there were 21 people (28,8%) categorized short stature but most of them ( 71,2%) were in normal range and for weight for height status (BMI), most of them also were in normal range (63%) and the less were categorized into underweight (37%). The data retrieved and then processed by using Two-sample Kolmogorov-Smirnov Test and Fisher?s Exact Test, which gave result that weren?t have significant correlation between nutritional status indicators (weight for age, p= 1,000), height for age (p=1,000), and weight for height (p=1,000) and the calcium daily intake level among school aged children at Yayasan Kampung Kids."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurly Hestika Wardhani
"ABSTRAK
Modernisasi kota-kota besar di Indonesia terutama Jakarta meningkatkan jumlah
perempuan bekerja dengan pcrubahan terhadap gaya hidup terutama dalam jumlah
dan komposisi asupan makanan. Hal tersebut bila disertai dengan mulai
meourunnya honnon estrogen pada perempuan di awal masa klimakterlum,
dikhawatirkan telah teljadi perubahan profil lipid dan distribusi lemak. Tujuan
pcnalitian ini adalah diketahuinya asupan total energi dan asupan makronutrien
serta profit lipid karyawati di awal rna.- klimakterium yaitu usia 35-45 tahun,
serta hubungannya dengan ukuran lingkar pinggang. Stodi ini adalah studi potong
lingtang yang dilakukan di Poliklinik Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RJ.
Sebanyak 66 orang karyawati menandatangani lembar persetujuan menjadi
subyek pcnelitian, dengan 52 orang (78,8%) subyek menyelesaikan studi ini.
Pengumpulan data ditakukan dengan wawancara, pcngukuran antropometri dan
pcaitaian asupan makanan menggunakan merode food record 3x24 jam.
Dilakukan juga pemeriksaan tahoratorium untuk mengukur kadar kolesterol LDL,
HDL dan trigliserida serum. Rerata ulruran lingkar pinggang subyek adalah 84,8 ±
9,42 em dengao sebagian besar subyek (67,3%) tennasuk dalarn kategori lebih.
Rerata asupan total energi subyek penelitian adalah 1571 ± 303,2 kkal, dengan
sebagian besar subyek tennasuk dalarn kategori cukup jika dibandingkan dengan
kebutoba energi total. Rerata asupan makronutrien untuk karbohidrat adalah 213,7
± 40,73 gr (54,7 ± 6,24 o/oE), sera! 11,2 ± 4,52 gr, protein 54,0 ± 13,25 gr (13,7 ±
1,89 %E), lemak 56,0 ± 17,76 gr (31,6 ± 5,62 %E), SAFA 25,8 ± 8,84 gr (14,6 ±
3,44 %E), MUFA 14,1 ± 5,07 gr (8,0 ± 2,02 %E), PUFA 12,3 ± 5,85 gr (6,9 ±
2,84 %E) dan kotesterol 242,2 ± 118,36 mg per hari. Berdesarkan aujuran asupan
oleh PERKENI, asupan kaibohidrat, protein, MUF A dan PUF A sebagian besar
subyek dikategorlkan cukup. Sementara asupan lemak, SAP A dan kotesterol
sebagian besar subyek dikategorikan lebih dan asupan serat kurang. Kadar
kolesterol LDL, HDL dan trigliserida subyek berturut-turut adalah 126,3 ± 29,71
m8fdL, 58,2 ± 9,46 mg/dL dan 84,7 ± 35,81 mg/dL. Kadar ko1esterol LDL dan
trigliserida serum sebagian besar subyek dalam kategori normal. Kader kolesterol
HDL serum seluruh subyek dahun kategori normal. Tidak terdapat hubungan
bermakna antara jumlah asupan energi total dan masing-masing makronutrien
terhadap ukuran lingkar pinggang. Namun terdepat korelasi derajat lemak
antara kadar trigliserida serum dan ukuran lingkar pinggang.

Abstract
Modernization on some major cities in Indonesia specially Jakarta bas raised the
number of working women from year to year, and alter their !!restyle including
their total nutrition intake and macronutrient composition. Accompanied with
decreasing estrogen level in early climacteric women, there was big concern that
there had been alteration on lipid profile and fat distribution among these women.
The aim of the study was to evaluate daily intake of total energy, macronutrients
and lipid profile among healthy female government employee on early
climacteric phase (aged 35-45 years), and their association with waist
circumference. This cross sectional study took place in Cultural and Tourism
Department of Republic Indonesia. Sixty six women have provided consent,
while 52 subjects (78.8%) have completed the study. Data collection were
conducted from interviews, anthropometric measurements and dietary assessment
using 3 x 24 hours food record. Serum triglyceride, LDL, HDL cholesterol level
were assessed as well. Mean value of waist circumference was 84.8 ± 9.42 em,
and categorized as high, as well as on the majority of subjects (67.3 %).Mean
value and standard deviation of to!al energy intake was 1571 ± 303,2 kcal, and
categorized as moderate. The mean intake value of carbohydrate was 213,7 ±
40,73 g (54,7 ± 6,24 %E), fiber 11,2 ± 4.52 gr, protein 54.0 ± 13.25 g (13.7 ± 1.89
%E), fut 56.0 ± 17.76 g (3L6 ± 5.62 %E), SAFA 25.8 ± 8.84 gr (14.6 ± 3.44
%E), MUFA 14.1 ± 5.o7 gr (8.0 ± 2.02 %E), PUFA 12.3 ± 5.85 gr (6.9 ± 2.M
%E) and cholesterol 242.2 ± 118.36 mg!day. Based on PER.KENI
recommendation for macronutrient intake, majority of subject's intake of
carbohydrate, protein, MUFA and PUF A were categorized as moderate, the intake
of daily fat, SAFA and cholesterol were high, and all subject's intake of fiber was
low. Subject's serum LDL and HDL cholesterol level were 126.3 ± 29.71 mg/dL
and 58.2 ± 9.46 mg/dL respectively, while serum triglyceride level was 84.7 ±
35.81 mg!dL. Majority of subject's lipid profile categorized as normal. No
significant associations were found among total energy as well as macronutrients
with waist circumference. Nevertheless, there was weak significant association
between triglyceride serum level and waist circumference."
2009
T32811
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinantya Ratnasari
"Tesis ini mengkaji hubungan intensi ibu terhadap asupan dan status gizi anak di dua sekolah dengan status sosial menengah ke atas dan ke bawah. Tujuannya untuk mengetahui gambaran faktor-faktor pembentuk intensi dan tingkah laku serta hubungannya dengan asupan dan status gizi anak. Faktor-faktor itu terdiri atas sikap, norma subjektif, perceived behavioral control (PBC). Asupan gizi mencakup asupan energi, protein, frekuensi konsumsi buah dan sayur. Status gizi anak diukur menggunakan indikator indeks antropometri TB/U dan BB/U.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cros sectional. Responden penelitian terdiri atas 67 orang, mencakup 33 orang dari sekolah X dan 34 orang dari sekolah Y. Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Spearman Rank Order dan uji perbedaan menggunakan teknik Mann-Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap, norma subyektif, dan intensi ibu dengan asupan dan status gizi, tetapi ada korelasi positif antara PBC dan asupan energi anak. Hasil juga menunjukkan bahwa intensi ibu dari Sekolah Y lebih tinggi dari ibu di Sekolah X. Hasil menunjukkan bahwa ibu yang memiliki intensi memberi makanan sehat lebih tinggi memiliki kecenderungan memberikan makanan sehat yang lebih tinggi daripada ibu yang memiliki intensi memberi makanan sehat yang lebih rendah.
Peneliti menyarankan untuk meningkatkan persepsi kontrol pada para ibu untuk memberi makanan sehat melalui peningkatan self-efficacy, mengembangkan strategi penyediaan bahan mentah, dan meningkatkan keterampilan memasak.

This thesis examines the relationship among mother’s behavioral intention, child food intake and nutritional status children in two schools in South Jakarta, using the theory of planned behavior approach. The goal is to describe the factors forming intentions and behavior and its relationship with the nutritional status of children. These factors consist of attitude, subjective norm, PBC. Food Intake includes intake of energy, protein, frequency of consumption of fruits and vegetables. Nutritional status was measured using anthropometric indicators of HFA and WFA.
This study used quantitative methods with cross sectional study design. The respondents consisted of 67 people, including 33 people from school X and 34 people from school Y. Data were analyzed using Spearman's Rank Order Correlation technique and mean difference test using the Mann-Whitney technique.
The results showed no significant relationship between attitudes, subjective norms, and intentions to food intake and nutritional status of children, but there is a positive correlation between perceived behavioral control and children’s intake of energy. The results also indicate that mother’s behavioral intention of the Preschool Y is higher than mother’s behavioral intention of the Preschool X. Results showed that mothers who have higher intention of giving healthy food has a higher tendency to give healthy foods than mothers who have lower intention.
Researchers suggest to improve mother’s perception of control on providing healthy food through increased self-efficacy, modeling, developing strategies to supply raw material food, and improve their cooking skills.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>