Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lumbantobing, S.M.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
616.83 LUM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, S.M.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
616.83 LUM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Rekawati
"Proses menua adalah suatu peristiwa yang wajar dan tak terhindarkan atau yang biasa disebut alami sifatnya. Bertambahnya usia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satu masalah yang sering terjadi adalah kepikunan. Kepikunan ditandai adanya kemunduran daya ingat yang berangsur-angsur makin berat dan disertai penurunan fungsi mental lainnya seperti psikis, perilaku dan mengganggu fungsi sosialnya. Proyeksi dari populasi usia lanjut di Scotland pada tahun 2003-2013 adalah, pada tahun 2003 diproyeksikan sebesar 59.301 usia lanjut akan mengalami kepikunan dan pada tahun 2013 sebanyak 65.051 usia lanjut akan mengalami kepikunan. Angka ini menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah usia lanjut yang mengalami kepikunan sebesar 9,41 % dalam kurun waktu 10 tahun Hasil studi investigasi kepikunan di rumah sakit diperoleh data bahwa klien dengan kepikunan rata rata lama perawatan 10,4 hari, senientara klien tidak dimensia rata-rata perawatan 6,5 hari. Biaya perkapita untuk penderita kepikunan 4000 dolar leblh tinggi dibanding penderita lainnya.
Tulisan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor sosio demografi yang berhubungan dengan terjadinya kepikunan pada usia lanjut di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional atau potong lintang, dimana semua variabel diambil sekaligus dalam waktu yang sama sehingga tidak luput dani kelemahan-kelemahan. Populasi daan sampel dalam penelitian ini adalah usia lanjut (kelompok umur lebih atau sama dengan 60 tahun) yang tinggal di wilayah kesatuan Republik Indonesia. Dan 10.518 usia lanjut, terdapat 236 usia lanjut yang mengalami kepikunan.
Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa usia lanjut yang menderita kepikunan mencapai 2,2% dari seluruh populasi usia lanjut. Faktor-faktor sosio demografi yang berhubungan dengan terjadinya kepikunan pada usia lanjut adalah umur (kelompok umur ) 80 tahun mempunyai risiko sebesar 6,436 kali (95% CI: 4,478-9,251) dibandingkan dengan kelompok usia lanjut 60-75 tahun, dan kelompok usia lanjut 76-80 tahun berisiko terjadinya kepikunan sebesar 2,733 kali (95% CI: 1,877-3,980) dibandingkan kelompok usia lanjut 60-69 tahun], jenis. kelamin [usia lanjut perempuan mempunyai risiko sebesar 1,393 kali (95% CI: 1,075-1,806) dibandingkan dengan usia lanjut laki-laki], status perkawinan [usia lanjut yang berstatus kawin merupakan faktor pencegah terhadap terjadinya kepikunan sebesar 0,794 kali (95% CI: 0,110-5,758) dibandingkan dengan usia lanjut yang tidak kawin, dan usia lanjut yang berstatus cerai hidup/mati mempunyai risiko terjadinya kepikunan sebesar 2,187 kali (95% CI: 1,685-2,840) dibandingkan dengan usia lanjut yang tidak kawin], riwayat pendidikan [usia lanjut yang berpendidikan < = SD mempunyai risiko terjadinya kepikunan sebesar 2,025 kali (95% CI: 1,267-3,236) dibandingkan dengan usia lanjut yang berpendidikan > SD], riwayat stroke/kelumpuhan [usia lanjut yang mempunyai riwayat stroke/kelumpuhan mempunyai risiko terjadinya kepikunan sebesar 6,345 kali (95% CI: 3,793-10,614) dibandingkan dengan usia lanjut yang tidak mempunyai riwayat stroke/kelumpuhan], status rural urban [usia lanjut yang bertempat tinggal di wilayah rural mempunyai risiko sebesar 1,343 kali (95% CI: 1,016-1,775) dibandingkan dengan usia lanjut yang tinggal di wilayah urban], perilaku merokok [usia lanjut yang merokok mempunyai risiko terjadinya kepikunan sebesar 0,486 kali (95% CI: 0,353-0,671) dibandingkan dengan usia lanjut yang tidak merokok], penggunaan pelayanan kesehatan [usia lanjut yang menggunakan pengobatan tradisional mempunyai risiko terjadinya kepikunan sebesar 0,480 kali (95% CI: 0,364-0,635) dibandingkan dengan usia lanjut yang menggunakan pengobatan modem]. Umur dan riwayat stroke/kelumpuhan merupakan faktor yang paling berhubungan dengan terjadinya kepikunan pada usia lanjut di Indonesia.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prevalensi kepikunan pada usia lanjut kemungkinan akan terus bertambah setiap tahunnya sehingga diperlukan upaya antisipasi baik dari pengambil kebijakan ataupun masyarakat untuk bersama-sama melakukan tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup usia lanjut terutama usia lanjut yang menderita kepikunan.

Socio Demographic Factors of Dementia (Kepikunan) among Elderly in The aging process is normal and natural that no one can avoid it. Aging will create several problems, including dementia Dementia is characterized by a decrease in memory, and signed by a continued decrease of mental, social and behavior status. There is a projected increase of the elderly population who will have dementia in Scotland from 2003-2013, about 59.301 in 2003 and 65.051 in 2013. Actually, based on these values, there is an increase of dementia among the elderly population of about 9.14% during 10 years. The result of the study about dementia in the hospital indicated that clients who had dementia stayed in hospital for 10.4 days, however, clients who had no dementia spe'zt more than 4000 dollars than the other.
The objectives of this study were to explore the information about the socio demographic factors that contributed to dementia for the elderly in Indonesia_ The study used a cross-sectional method in which all of the variables were taken at the same time. The population and sample in the study ware elderly (more than 60 years old) who living in Indonesia.
From 10.518 elderly, there were 236 who had dementia It covered about 2,2% of all elderly population. The factors that contributed to an occurrence of dementia on the elderly were age [more than 80 years had risk about 6,436 times (95% Cl: 4,478-9,251) compared with 60-75 years old; 76-80 years old had risk about 2,733 time (95% CI: 1,877-3,980) compared with 60-75 years old], gender [women had a risk of about 1,393 times (95% CI: 1,075-1,806) compared with men], marital status [un-marriage had risk about 0,794 times (95% CI: 0,110-5,758) compared with married; divorce by live/died had risk about 2,187 times (95% CI: 1,685-2,840) compared with married], educational background [less than elementary school had risk about 2,025 times (95% Cl: 1,267-3,236) compared with more education], stroke history/paralyzed [ stroke history/paralyzed had risk about 6,345 times (95% CI: 3,793-10,614) compared with no stroke history/paralyzed], a rural urban status (live in an rural setting having a risk of 1,343 times (95% CI: 1,016-1,775) compared with those who live in a urban setting], smoking habit [smokers had a risk of about 0,486 times (95% CI: 0,353-0,671) compared with no smoking habit], health care services [ traditional method had risk about 0,480 (95% CI: 0,364-0,635) compared with modem method]. Age and stroke history/paralyzed were the most dominant contributing factor to the risk of dementia for the elderly people in Indonesia.
In conclusion a prevalence of dementia in the elderly in Indonesia will increase every year. The implications are that efforts are needed in anticipation of this problem from either policy makers or the community to conduct an action for the elderly who have dementia.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Heru Arie Edytia
"Tesis perancangan ini membahas tentang pembongkaran film Inception (2010) karya Christopher Nolan untuk menelusuri potensi ruang insepsi dalam perancangan ruang arsitektural. Konsep ruang arsitektural ini diharapkan dapat mempengaruhi target (mark) sebagai pengguna ruang melalui penanaman ide secara diam-diam di mana target tidak menyadari adanya intervensi dari ruang yang didesain serta menganggap ide yang ditanam melalui konsep-konsep utama adalah ide yang muncul dengan sendirinya. Target (mark) yang akan mengalami proses insepsi adalah penderita demensia, penderita yang memiliki penurunan progresif fungsi kognitif dan kelakuan. Konsep utama sebagai bagian dari proses inception adalah persepsi, memori, scenario, layer, dan labyrinth. Metode desain yang dilakukan adalah kajian teknis terhadap nursing home, pembongkaran dan pengembangan slayer oranye, dan arah kiblat. Pengembangan metode ini dilakukan melalui model series House of Ariadne dan diintervensi pada konteks perumahan dosen sektor Timur lama Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Hasil yang diperoleh dari penelitian desain ini adalah sebuah konsep ruang insepsi sebagai wayfinding bagi penderita demensia yang mengalami penurunan kemampuan memori dan visual-spasial.

This design thesis explains about the idea of inception space from Inception (2010), a movie directed by Christopher Nolan to explore the inception space potential in designing architectural space. The concept of architectural space is expected to affect the target (mark) as user by planting the idea 'secretly' in which the target is unaware of the intervention of a space and considers the idea planted through the main concepts is presented itself. Target (mark) which will undergo a process of inception is the person with dementia, people who have a progressive decline in cognitive function and behavior. The main concept as part of the inception process are perception, memory, scenario, layer, and labyrinth. The design method are studies on the nursing home, the development of "slayer oranye", and Qiblah direction. The development of this method is done through the series model House of Ariadne and intervened in old East sector of Universitas Syiah Kuala lecturer housing context, Banda Aceh. Results obtained is a concept of space inception as wayfinding for dementia with memory and visuospatial deficit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Istiqomah
"ABSTRAK
Salah satu masalah kesehatan lansia yang disebabkan oleh perubahan fisiologis yaitu penurunan fungsi kognitif yang merupakan bagian dari demensia. Demensia merupakan hilangnya kognitif secara progresif ditandai dengan penurunan kemampuan mengingat, memahami, menilai, membuat keputusan, dan perubahan perilaku. Masalah keperawatan yang menggambarkan penurunan kognitif yaitu kerusakan memori. Tujuan dari penulisan yaitu menjelaskan asuhan keperawatan kerusakan memori pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha dengan instrumen evaluasi berupa Mini Mental State Examination, dan Clinical Dementian Rating. Kerusakan memori merupakan ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau keterampilan perilaku yang ditandai dengan disorientasi waktu dan tempat, ketidakmampuan mempelajari dan mengingat informasi lama dan baru, serta mudah lupa. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kerusakan memori pada lansia yaitu stimulasi kognitif dengan senam Gerak Latih Otak GLO . Senam GLO dilakukan selama enam minggu dengan frekuensi tiga kali seminggu selama 30 menit. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan skor MMSE dari 17 kerusakan kognitif sedang menjadi 26 kerusakan kognitif ringan dan CDR dari 1 demensia ringan menjadi 0,5 demensia sangat ringan . Peningkatan komponen kognitif terdapat pada orientasi, memori, dan perhatian.

ABSTRACT
One of the most common health problems in older adult caused by physiological changes is the decline in cognitive function which is part of dementia. Dementia is a progressive cognitive los characterized by the decrease of ability to remember, understand, judge, make decisions, and change behavior. Nursing problems that explains cognitive decline is impaired memory. The purpose of this case study is to describe the result of nursing care for older adult at Panti Sosial Tresna Werdha, using instruments such of Mini Mental State Examination, and Clinical Dementia Rating to evaluate cognitive status. Impaired memory is inability to remember or recall bits of information or behavioral skills characterized by disorientation of time and place, inability to learn and remember old and new information, and forgetfullness. One of the nursing interventions to solve impaired memory is with cognitive stimulation with brain gym GLO method. Brain gym has been done for six weeks with frequency three times a week during 30 minutes. The result obtained indicate that the client experiencing an increase in MMSE score form 17 moderate cognitive impairment to 26 mild cognitive impairment , and CDR score form 1 mild dementia to 0,5. very mild dementia . Increased cognitive components are orientation, memory, and attention."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Debi
"Demensia adalah keadaan di mana seseorang mengalami penurunan atau gangguan kognitif. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah memperoleh prevalensi demensia serta menganalisis faktor risiko mana yang paling dominan terkait demensia pada lansia di Jakarta Barat pada tahun 2014. Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan kepada lansia (berusia ≤60 tahun) vegetarian dan non vegetarian pada vihara terpilih di Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama bulan April - Mei 2014. Jumlah responden yang diperoleh yaitu 130 orang. Demensia diukur dengan menggunakan Standardized Mini Mental Examination (SMMSE), di mana skor ≤24 dikatagorikan menjadi demensia. Prevalensi demensia pada lansia di Jakarta Barat pada tahun 2014 cukup besar, yaitu 42,3%. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p value = 0,02), pola diet vegetarian (p value = 0,001), asupan vitamin B2 (p value = 0,042), vitamin B6 (p value = 0,048), Vitamin B12 (p value = 0,032), dan riwayat penyakit jantung (p value = 0,008) dengan demensia pada lansia di Jakarta Barat tahun 2014. Pola diet vegetarian merupakan faktor protektif yang paling dominan terhadap demensia. Lansia dengan pola diet nonvegetarian memiliki risiko 4,5 kali terkena demensia dibandingkan dengan lansia yang menganut pola diet vegetarian setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, asupan vitamin A, asupan vitamin B2, asupan vitamin B6, asupan asam folat, asupan vitamin B12, asupan seng, aktivitas fisik, riwayat penyakit stroke, dan riwayat penyakit jantung. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan desain studi yang berbeda.

Dementia is a condition which cognitive has decreased or a condition which someone had cognitive impairment. The objective of this research was to know prevalence of dementia and to find which of the risk factor is the dominant factor that is related to dementia in elderly at West Jakarta in 2014. The design of this study is cross sectional. The population of this study is elderly (≤60 year) which is vegetarian dan non vegetarian at four chosen temple which located in West Jakarta. This study was conducted in April - Mei 2014. Total respondent in this research was 130 respondent. Dementia was measured using Standardized Mini Mental Examination (SMMSE), which score ≤24 been categorized into dementia. Prevalence of dementia in Elderly in West Jakarta in 2014 is 42,3%.Statistical test showed that dementia has significantly associated with age ( p value = 0,02), vegetarian dietary pattern (p value = 0,001), vitamin B2 intake (p value = 0,042), vitamin B6 intake (p value = 0,048), Vitamin B12 intake (p value = 0,032), dan history of heart disease (p value = 0,008). Vegetarian dietary pattern was the most dominant protective factor that related with demensia. Elderly with nonvegetarian dietary pattern is 4,5 times at risk of dementia than elderly with vegetarian dietary pattern, after controlled with age, gender, level of education, vitamin A intake, vitamin B2 intake, vitamin B6 intake, folate intake, vitamin B12 intake, zinc intake, physical activity, stroke history, and heart disease history. Futher research should be done by using different study design."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatisina, Cut Mutia
"Perawatan lansia dengan demensia dapat menimbulkan dampak bagi keluarga atau caregiver yang dirasakan sebagai beban keluarga karena membutuhkan waktu yang lama dan pendampingan secara terus menerus.Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara beban keluarga dalam merawat lansia dengan demensia di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku tengah. Desain penelitan ini menggunakan cross sectional, Populasi dalam penelitian adalah keluarga yang memiliki lansia demensia dengan jumlah 247 keluarga. Alat ukur yang digunakan MMSE (Mini Mental State Examination) dan ZBI (Zarit Burden Interview). Data dianalisis menggunakan Chi Square, analisa multivariate (regresi logistik berganda). Hasil menunjukan ada hubungan antara beban keluarga baik secara psikologi, sosial, fisik dan finansial (p value= 0,000). Variabel beban keluarga yang paling berhubungan dalam perawatan lansia dengan demensia dalah beban psikologi (OR = 8,711). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk menentukan program pelayanan keperawatan jiwa yang sesuai dengan kebutuhan keluarga dalam merawat lansia dengan demensia.

The caring of elderly with dementia might had an impact for the family or caregiver, was perceived as family burden because this needed for along times and they provided caring and assisting to the elderly continuously in a life time. The purpose of this research was to determined the relationship between of burden of caring for elderly relatives with dementia in District Leihitu, Central Maluku. The design of this research was using cross sectional. The population were families who have elderly with dementia as much as 247 families. Instruments were measured by MMSE (Mini Mental State Examination) and ZBI (Zarit Burden Interview). Data were analyzed using Chi square and multiple logistic regression. The results of this research depicted that there were relationship between burden family psychologically, socially, physically and financially (p value = 0.000). The most pertinent factor was the psychological burden (OR = 8.711). The findings of research was expected as a source to determined the suitable programme of mental health nursing care according with the family needed in caring elderly with dementia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriani Valentina
"

Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbaikan fungsi kognitif pada usia lanjut dengan demensia setelah pemberian terapi musik dengan metode interaktif secara berkala. Musik dapat meningkatkan fungsi memori melalui mekanisme aktivasi jalur dopaminergik, aktivasi hipotalamus dan konektivitas neuron. Musik telah terbukti dapat mengakses dan mengaktifkan sistim otak yang terkait dengan penghargaan dan emosi sehingga dapat meningkatkan kemampuan memori melalui perbaikan proses atensi. Penelitian ini merupakan studi intervensional dengan desain kontrol acak yang melibatkan subjek usila yang berada di panti wredha Pusaka 41 sebagai kelompok intervensi (n = 29) dan Santa Anna sebagai kelompok kontrol (n = 35). Subjek dari kedua kelompok diambil secara konsekutif. Para subjek kemudian dilakukan skrining dan pemeriksaan medis. Pada kelompok intervensi diberikan terapi musik menggunakan metode interaktif sebanyak 2x/ minggu dengan durasi 45 menit selama 6 minggu oleh terapis musik yang tersertifikasi internasional, sedangkan pada kelompok kontrol subjek diminta untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang dijadwalkan dan kegiatan rekreasi. Karakteristik subjek penelitian ini didominasi oleh jenis kelamin perempuan (79,3% pada kelompok intervensi dan 65,7% pada kelompok kontrol), berusia usia rata-rata 73,77± 9,93 tahun dan pada kelompok terapi musik 69,41 ± 7,29 tahun. Pada kelompok kontrol, tingkat pendidikan terbanyak adalah >SMA berjumlah 28 orang, sedangkan pada kelompok terapi musik tingkat pendidikan terbanyak adalah SD-SMP berjumlah 24 orang. Median nilai MoCA-Ina pada kelompok kontrol adalah 20 (14-24), sedangkan pada kelompok terapi musik adalah 18 (14-24). Perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan terapi musik ditemukan pada karakteristik usia (p=0,049) dan tingkat pendidikan (p=0,001). Hasil analisa uji Anova repeated measurement yang dikontrol dengan faktor usia, perbedaan yang signifikan hanya terdapat pada skor total MoCA-Ina (p <0,001), sub bagian memori (p=0,020) dan fungsi abstraksi (p=0,681) sub bagian atensi (p=0,003). Sedangkan pada sub bagian orientasi (p=0,133) dan fungsi abstraksi (p=0,681) tidak terdapat perbedaan yang signifikan bermakna. Pemberian intervensi terapi musik selama 6 minggu terbukti dapat meningkatkan fungsi atensi dan memori sebagai sub-bagian dari fungsi kognitif. Fungsi atensi merupakan mekanisme dasar dalam fungsi kognitif sehingga dalam praktik pemberian intervensi yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi kognitif, atensi seharusnya menjadi sasaran pertama yang harus ditingkatkan. Dengan adanya fungsi atensi yang baik diharapkan proses input sensorik dapat menjadi lebih baik sehingga dapat mendukung proses rehearsal memori.


This study aims to assess the improvement of cognitive function in the elderly with dementia after the provision of music therapy with interactive methods regularly. Music can improve memory function through the activation mechanism of dopaminergic pathways, activation hipothalamus, and neuronal connectivity. Music has been proven to be able to access and activate the brain system associated with appreciation and emotions so that it can improve memory skills through improving attention processes. This research is an interventional study with a randomized control design involving elderly subjects who are in Pusaka 41 nursing home as an intervention group (n = 29) and Santa Anna as a control group (n = 35). Subjects from both groups were taken consecutively. The subjects were then screened and had a medical examination. In the intervention group music therapy was given using an interactive method two times a week with duration 45 minutes for 6 weeks by music therapists who were international certified, while in the control group subjects were asked to carry out scheduled daily activities and recreational activities. The characteristics of the study subjects were dominated by female sex (79,3% in the intervention group and 65,7% in the control group), average age of 73,77 ± 9,93 years and in the music therapy group 69,41 ± 7,29 years. In the control group, the highest level of education was> SMA with 28 people, while in the music therapy group the highest level of education was SD-SMP amounting to 24 people. The median MoCA-Ina score in the control group was 20 (14-24), whereas in the music therapy group it was 18 (14-24). Significant differences between the control group and music therapy were found in the characteristics of age (p = 0,049) and level of education (p = 0,001). Anova repeated measurement test results are controlled by the age factor, significant differences are only found in the total MoCA-Ina score (p < 0,001), memory sub-section (p = 0,020) and abstraction function (p = 0,681) attention sub-section (p = 0,003). Whereas in the orientation sub-section (p = 0,133) and abstraction function (p = 0,681) there were no significant significant differences. The provision of music therapy interventions for 6 weeks has been shown to improve attention and memory functions as sub-parts of cognitive function. Attention function is a basic mechanism in cognitive function so that in the practice of providing interventions aimed at improving cognitive function, attention should be the first target that must be improved. With good attention function, it is expected that the sensory input process can be better so that it can support the memory rehearsal process.

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Rakhmawati Nugraheni
"Demensia merupakan suatu kondisi deteriorasi fungsi kogntif progresif yang sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Meskipun demikian, banyak hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kualitas hidup lansia yang mengalami demensia. Salah satunya yaitu dengan memberikan dukungan keluarga yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada lansia yang mengalami demensia. Desain penelitian ini deskriptif dengan teknik total sampling terhadap 46 responden di Kelurahan Abadijaya, Depok. Hasilnya jumlah keluarga yang memberikan dukungan yang baik sebesar 57% dan yang kurang baik sebesar 43%. Disarankan bagi perawat gerontik atau komunitas agar dapat mengoptimalkan edukasi mengenai demensia dan perawatannya ke masyarakat.

Dementia is a condition that describes progressive deterioration in cognitive function, and it couldn?t be cured yet. Even so, there are many things to do to maintain the quality of life of people with dementia includes giving good family support. This research purposed to describe family support to elderly people who living with dementia. Design of this research is descriptive study using total sampling method, and got 46 samples in Abadijaya village, Depok. The result shows 57% samples give good family support, and 43% samples give less family support. The recommendation for nurse is optimize dementia education and its treatment to community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>