Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Dhamayanto
"Latar belakang penulisan penelitian karya akhir ini di timbulkan oleh rasa ketertarikan penulis terhadap kepuasan Pelanggan, kesetiaan Pelanggan terhadapsuatu merek atau produk dan faktor- faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen seperti kepuasan pelanggan dan swithing barrier. Sejak hadirnya jasa on-line recruitment pada tahun 1994 dan selanjutnya menyebar secara cepat ke seluruh dunia, sekarang ini sudah sangat maju, canggih, ditandai dengan kemajuan demi kemajuan layanan teknologi ditawarkan, yang mana tentunya semua itu tidak terlepas dari permintaan pasar yang tinggi. Kebutuhan akan loyalitas konsumen sebagai keunggulan kompetitif di industri ini cukup vital.

The writer was intrigued by switching customer, customer satisfaction, and customer loyalty, in relation with the dynamic of a product or a brand and the factors which effecting customer loyalty and other factors which also support customer loyalty, such as customer satisfaction and switching barrier. Since the online recruitment appearance at 1994 and then spreading very fast throughout the whole world, nowadays technologies are highly advance, sophisticated, progress-by progress the technology they offer, obviously all of that are related from the high demand from the market. The needs for customer loyalty as competitive advantage are vital in this industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, R. Bonasari L.
"Transportasi udara berkembang dengan pesat pada saat ini dan dipastikan akan berkembang terus untuk jangka waktu yang panjang, karena paling sesuai digunakan dalam dunia yang semakin modern dan global ini. Berkembangnya transportasi udara diikuti dengan bertambahnya jumlah pesawat udara dan meningkatnya penggunaan pesawat udara. Dalam hal ini peranan pilot sebagai pengemudi pesawat udara, semakin penting.
Di Indonesia sejalan dengan pulihnya krisis ekonomi banyak muncul perusahaan penerbangan baru. Keadaan ini cenderung mendorong pilot lebih mudah pindah ke perusahaan lain bila sudah merasa tidak betah lagi di perusahaannya. Hal ini tentu akan sangat merugikan perusahaan.
Melihat hal diatas penulis tertarik untuk melihat faktor -faktor yang berhubungan dengan intensi meninggalkan organisasi pada pilot. Dalam hal ini, peneliti menggunakan komitmen organisasi dan kepuasan kerja untuk merprediksi intensi meninggalkan organisasi pada pilot. Partisipan pada penelitian ini adalah pilot dari beberapa perusahaan penerbangan di Indonesia sejumlah 114 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur komitmen organisasi dari Allen Meyer ( 1991), alat ukur kepuasan kerja dari Spector (1997) dan alat ukur intensi meninggalkan pekerjaan dari Mobley dkk (1978) berupa kuesioner dengan beberapa modifikasi.
Hasi1 penelitian menunjukkan, komitmen organisasi tidak memberikan sumbangan yang signifikan sedangkan kepuasan kerja memberikan sumbangan negative sebesar 63,8%. Dilihat dari hubungannya, baik komitmen organisasi maupun kepuasan kerja mempunyai hubungan yang signifikan negative terhadap intensi meninggalkan organisasi. Komitmen organisasi menunjukkan nilai korelasi - 0,2 pada level signifikan 0,01 dan kepuasan kerja menunjukkan nilai korelasi - 0,6 pada level signifikan 0,01 terhadap intensi meninggalkan organisasi.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi perusahaan penerbangan dalam mengelola SDM pilot diperusahaannya. Selain itu penelitian seperti ini juga dapat dimanfaatkan pada berbagai perusahaan untuk menghindari para karyawannya meninggalkan perusahaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rachman
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari job characteristic, rewards and recognition, perceived organizational support, perceived supervisor support, procedural justice, dan distributive justice sebagai anteseden terhadap job engagement dan organization engagement sebagai employee engagement serta job satisfaction , organization commitment, intention to leave dan organizational citizenship behavior sebagai konsekuensi pada karyawan di wilayah DKI Jakarta. Hipotesis diuji menggunakan data yang diambil dari 356 sampel karyawan yang berdomisili dan bekerja di wilayah DKI Jakarta melalui online survey. Hasil yang didapatkan melalui structural equation modelling menunjukkan bahwa variabel job characteristic, rewards and recognition, procedural justice dan distributive justice yang memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap job engagement. Variabel job characteristic, rewards and recognition, perceived supervisor support, procedural justice dan keadilan distributive memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap organization engagement. Selain itu, job engagement dan organization engagement terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap job satisfaction , organization commitment, intention to leave dan organizational citizenship behavior. Namun hanya job enagement yang memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan. Saran yang ditawarkan kepada perusahaan yang ada di Wilayah DKI Jakarta diantaranya yaitu penilaian kinerja yang lebih efektif, sistem reward yang memperhitungkan masa kerja karyawan, dan adanya briefing untuk memantau pekerjaan dan menjalin komunikasi antara atasan dan karyawan

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of job characteristics, rewards and recognition, perceived organizational support, perceived support of superiors, procedural justice and distributive justice as an antecedent to job engagement and organization engagement as employee engagement and job satisfaction, organizational commitment, a desire to get out and organizational citizenship behavior as a consequence of the employees in the Jakarta area. The hypothesis was tested using data taken from a sample of 356 employees who live and work in Jakarta area through an online survey. The results obtained through structural equation modeling showed that the variables of job characteristics, rewards and recognition, procedural justice and distributive justice has a significant and positive effect on job engagement. Variable job characteristics, rewards and recognition, perceived supervisor support, procedural justice and distributive justice has a significant and positive influence on the organization engagement. In addition, job engagement and engagement organization shown to have positive and significant impact on job satisfaction, organizational commitment, a desire to get out and organizational citizenship behavior. But the only job enagement who have significant and negative effect on the willingness of employees to leave the company. Suggestions are offered to companies that are in the Jakarta area among which more effective performance appraisal, reward systems that take into account the period of employment, and their briefings to monitor the work and establish communication between supervisors and employees"
2016
S64468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indiska Nafla Zirasqy
"Karyawan Generasi Z merupakan salah satu generasi potensial yang akan menjadi suksesor dengan usia yang mulai memasuki dunia kerja. Namun, karakteristik dari Generasi Z sendiri diketahui sering berpindah dari satu tempat ke tempat kerja lainnya dengan tingkat loyalitas yang rendah, sehingga perusahaan harus berusaha untuk mampu meningkatkan keinginan karyawan untuk menetap. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh proporsi nilai karyawan (employee value proposition) sebagai nilai yang ditawarkan oleh perusahaan terhadap keinginan karyawan untuk menetap di perusahaan (employee’s intention to stay) dengan peran psychological contract dan social identity sebagai variabel moderasi yang memperkuat pengaruh tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan melakukan penarikan sampel melalui purposive sampling dengan menyebarkan kuesioner berupa google form kepada 241 responden sebagai karyawan Generasi Z yang lahir pada tahun 1995-2010. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara employee value proposition terhadap employee’s intention to stay. Lebih jauh lagi, inspirational value, economic value, dan work life balance merupakan tiga komponen dari employee value proposition yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap keinginan karyawan Generasi Z untuk menetap di perusahaan saat ini. Sedangkan, psychological contract dan social identity tidak memperkuat atau memoderasi pengaruh tersebut, namun dapat menjadi variabel bebas yang mempengaruhi employee’s intention to stay sebagai variabel dependen.

Generation Z employees are one of the potential generations who will become successors at the age that is starting to enter the workforce. However, the characteristics of Generation Z itself are known to often move from one place to another with a low level of loyalty, so companies must to be able to increase the intention of employees to stay. In this regard, this study aims to determine how the effect of employee value proposition as the value offered by the company on the employee's intention to stay in the company with the role of psychological contract and social identity as moderating variables that strengthen the influence. This study uses a quantitative approach and draws samples through purposive sampling by distributing a questionnaire to 241 respondents as Generation Z employees who were born in 1995-2010. The results of this study indicate that there is an impact between the employee value proposition on the employee's intention to stay. Furthermore, inspirational value, economic value, and work life balance are three components of the employee value proposition that have a significant impact on the intention of Generation Z employees to stay at the company t"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Prasetya
"Tesis ini berupaya mengisi celah penelitian terkait dengan loyalitas pegawai pada konteks organisasi sektor publik dan dari perspektif komunikasi dengan melihat hubungan antara komunikasi internal dan loyalitas pegawai dengan dimediasi oleh keterlibatan, kepercayaan, dan kepuasan kerja. Penelitian dilakukan di organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang sedang mengalami peningkatan pada tren pengunduran diri pegawai dalam beberapa tahun terakhir. Didasarkan pada Teori Pertukaran Sosial, loyalitas pegawai dilihat sebagai hubungan pertukaran yang terjadi antara pegawai dengan organisasi tempat mereka bekerja. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui survei kepada 376 pegawai DJBC yang tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia. Hasil survei dianalisis dengan metode Structural Equation Modelling-Partial Least Square (SEM-PLS) menggunakan bantuan perangkat lunak SmartPLS 3. Hasil penelitian menemukan bahwa komunikasi internal memiliki hubungan langsung positif yang sangat signifikan dengan keterlibatan, kepercayaan, dan kepuasan kerja. Komunikasi internal juga memiliki hubungan tidak langsung yang signifikan dengan loyalitas pegawai melalui keterlibatan sebagai mediator. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa beberapa aspek pada praktik komunikasi internal DJBC seperti arus informasi, transparansi, dan dukungan interaktif dapat mendorong pertukaran dari pegawai berupa peningkatan loyalitas dan intensi untuk bertahan di organisasi.

This thesis seeks to fill the research gap related to employee loyalty in the context of public sector organizations and communication perspective by determining the relationship between internal communication and employee loyalty mediated by employee engagement, employee trust, and job satisfaction. This research was conducted at the Directorate General of Customs and Excise (DGCE) due to the increasing number of employee’s resignation. Based on the Social Exchange Theory, employee loyalty is seen as an exchange relationship that occurs between employees and the organization. The research used quantitative approach through a survey of 376 DGCE employees from various city and province of Republic of Indonesia. The research method employed was Structural Equation Modelling Partial Least Square (SEM-PLS) using SmartPLS 3 software for data analysis. The findings indicate that internal communication has a direct positive relationship with employee engagement, employee trust, and job satisfaction. Internal communication also has an indirect positive relationship with employee loyalty mediated by employee engagement. The research results revealed that several aspects of DGCE’s internal communication practices such as information flow, transparency, and interactive support can encourage exchanges from employees in the form of increased loyalty and intention to stay in the organization."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ayu Gita Viakarina
"Selama beberapa tahun terakhir, Generasi Milenial atau Generasi Y selalu menjadi topik hangat untuk diteliti dan diperbincangkan karena karakteristiknya yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Salah satunya adalah kebiasaan generasi milenial dalam berpindah-pindah perusahaan yang menciptakan munculnya fenomena job-hopping yang kerap bertentangan dengan konsep loyalitas karyawan yang dipegang teguh oleh generasi-generasi sebelumnya. Fenomena job-hopping yang sering dilakukan oleh karyawan milenial ini menimbulkan persepsi buruk seperti kaum pekerja milenial yang melakukan job-hopping tidak setia atau tidak berkomitmen pada tempat bekerja mereka, hanya karena persepsi yang ada menegenai tujuan mereka melakukan job-hopping yaitu untuk mendapatkan gaji yang lebih besar atau alasan yang berkaitan dengan finansial mereka. Namun kenyataannya banyak generasi milenial yang menentang akan stereotip ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara langsung perspektif milenial akan fenomena job-hopping dan sejauh mana konsep loyalitas yang mereka terapkan saat bekerja. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tematik analisis. Data penelitian dikumpul dari 14 narasumber dengan pengumpulan data menggunakan in-depth interview. Hasil temuan yang didapat pada penelitian ini menentang persepsi umum mengenai makna kaum milenial melakukan job-hopping, bukan hanya untuk mendapatkan gaji yang lebih besar tetapi mereka lebih menginginkan personal development saat bekerja, lingkungan kerja yang nyaman dan career path yang jelas. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stereotip “disloyal” terhadap generasi milenial masih terjadi di lingkungan kerja maupun keluarga dan bahkan sudah dianggap lumrah bagi milenial sendiri. Konsep loyalitas yang sebelumnya terus diterapkan oleh generasi yang lebih tua, kini sudah tidak diterapkan lagi karena milenial melihat loyalitas sebagai komitmen dan tanggung jawab pada pekerjaan bukan pada perusahaan.

Over the past few years, Millennial Generation or Generation Y has always been a hot topic to be researched and discussed because of its different characteristics from previous generations. One of them is the habit of the millennial generation in moving companies which creates the emergence of the job-hopping phenomenon and often contradicts to the concept of employee loyalty that was firmly held by previous generations. The job-hopping phenomenon itself is often carried out by millennial employees and most of the times creates a bad perception, such as millennial workers being disloyal or not committed to their workplace, only because of the perception that their goal of doing job-hopping is to get a higher salary or other reasons related to their finances. But the reality is that many millennials are against this stereotype. The purpose of this study is to directly explore the millennial perspective on the job-hopping phenomenon and the extent to which the concept of loyalty is applied at work. This research uses qualitative research methods with thematic analysis. Research data were collected from 14 sources using in-depth interviews. The findings in this study challenged the general perception of what it means for millennials to do job-hopping, not only to get a bigger salary but they prefer personal development at work, a comfortable work environment and a clear career path. In addition, the results of the study also show that the stereotype of "disloyal" to the millennial generation still occurs in the work and family environment and is even considered normal for millennials themselves. The concept of loyalty, which previously continued to be applied by the older generations, is no longer applied to millennials because they see loyalty as a commitment and responsibility to work, not to the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Arief Akbar
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara followership dan komitmen organisasi pada karyawan. Pengukuran followership menggunakan followership questionnaire (Kelley, 1992) dan pengukuran komitmen organisasi menggunakan Commitment scale items (Allen dan Meyer, 1990). Partisipan 75 orang karyawan diperoleh dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara followership dengan komitmen organisasi pada karyawan (r = 0.413; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi followership yang dimiliki oleh seorang karyawan, maka semakin tinggi pula komitmen organisasinya. Selain itu, dimensi followership yang memiliki sumbangan paling besar, yaitu active engagement. Berdasarkan hal tersebut, maka seorang karyawan perlu ditingkatkan followership-nya terutama komponen active engagement sehingga komitmen organisasinya dapat meningkat.

This research was conducted to find the correlation between followership and organizational commitment among employees. Followership was measured using an instrument named followership questionniare (Kelley, 1992) and organizational commitment was measured using an instrument named commitment scale items (Allen and Meyer, 1990). The participants of this research are 75 employees. The main results of this research show that followership correlated with organizational commitment (r = 0.413; p = 0.000, significant at L.o.S 0.05). which means, the higher followership someone?s own, showing the higher organizational commitment. Furthermore, the biggest contribution component of followership toward organizational commitment was active engagement. Based on these result employees need to improve the followership especially active engagement, as one of factor that increasing organizational commitment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Destiana Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis pengaruh employee engagement terhadap kinerja karyawan PT Metra Digital Media. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu employee engagement yang akan diukur berdasarkan teori Hewitt sedangkan variabel dependen dari penelitian ini yaitu kinerja karyawan yang akan diukur dengan berdasarkan teori Herman Aguinis. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel dari penelitian ini sebanyak 66 karyawan tetap PT Metra Digital Media yang telah berkerja minimal satu tahun. Data penelitian ini akan dianalisa menggunakan analisis deksriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian ini merupakan employee engagement berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menyarankan kepada pihak PT Metra Digital Media untuk meningkatkan rasa keterikatan karyawan (employee engagement), karena dengan meningkatkan rasa keterikatan karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan PT Metra Digital Media.

This research examines the analysis influences of employee engagement on employee performance at PT Metra Digital Media. The independent variable is employee engagement which is scaled with hewitt's theory and the dependent variable is employee performance which is scaled with Herman Aguinis's theory. The research used quantitative method with questionnaire as an research instrument.subject of the research is 66 employees in PT Metra Digital Media for more than a year. Data gathered from research will be analysed using desriptive analysis and inferential analysis. Job satisfaction was significantly related employee turnover intention. This research suggests that PT Metra Digital Media to increase the sense of engagement (employee engagement), because by increasing the sense of engagement will improve the performance of employees of PT Metra Digital Media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Aulia Sari
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh persepsi karyawan mengenai tanggung jawab sosial terhadap employee engagement dengan dimediasi oleh psychological meaningfulness, psychological safety, psychological availability dan compassion. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dan dianalisis dengan Structural Equation Model (SEM). Sampel yang diperoleh sebanyak 216 karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penelitian ini mengungkapkan bahwa persepsi karyawan mengenai tanggung jawab sosial terhadap employee engagement tidak memiliki pengaruh secara langsung dan hanya dapat dipengaruhi jika dimediasi oleh psychological meaningfulness, psychological availability dan compassion. Psychological safety juga terbukti tidak memediasi pengaruh persepsi karyawan mengenai tanggung jawab sosial terhadap employee engagement. Keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang diperoleh dan tingkat objetivitas hasil. Penelitian ini menunjukkan bahwa jika ingin meningkatkan employee engagement, maka perlu dibuat program tanggung jawab sosial yang memperhatikan psychological meaningfulness, psychological availability dan compassion dari karyawan.

This study aims to examine the effect of employee perceptions of social responsibility on employee engagement mediated by psychological meaningfulness, psychological safety, psychologic availability and compassion. Data was collected using a questionnaire and analyzed by using the Structural Equation Model (SEM). The samples obtained were 216 employees of Badan Usaha Milik Negara(BUMN). This study reveals that employees' perceptions of social responsibility on employee engagement do not have a direct influence and can only be influenced if mediated by psychological meaningfulness, psychological availability and compassion. Psychological safety was also proven not to mediate the effect of employee perceptions of social responsibility on employee engagement. The limitations of this study are the sample obtained and the level of objectivity of the results. This study shows that if you want to increase employee engagement, it is necessary to create a social responsibility program that pays attention to psychological meaningfulness, psychological availability and compassion of employees."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhika Vebryto
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pemaknaan atasan dari generasi X dan atasan dari generasi Y terhadap loyalitas pegawainya pada beberapa perusahaan rintisan (startup company) di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi atasan generasi X dan generasi Y terhadap loyalitas pegawai pada perusahaan rintisan di Indonesia dalam kerangka budaya dan generasi lebih condong mengikuti pemaknaan loyalitas yang ditunjukkan oleh generasi Y dimana pegawai yang dimaknai loyal tidak lagi ditunjukkan dengan cara lebih fleksibel dan terbuka sebagaimana atasan generasi Y mengikuti pola kerja para pegawainya yang juga sebagian besar dari generasi Y

ABSTRACT
This thesis discusses the meanings of supervisors from generation X and supervisors from generation Y on the loyalty of their employees in several startup companies in Indonesia. This research is a qualitative research with a descriptive design. The results of this study indicate that the meanings of the X generation and Y generation supervisors on employee loyalty in startups in Indonesia in terms of culture and generation are more inclined to follow the perception of loyalty shown by generation Y where employees who are perceived to be loyal are no longer shown in a more flexible and open way as generation Y's supervisors follow the work patterns of his employees who are also mostly from generation Y."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>