Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Yanti
"Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan dimana ditemukan peninggian kadar gula darah kronik yang dapat menimbulkan komplikasi akut dan kronik. Perawatan DM harus meliputi aspek emosional, sosial, perilaku, spiritual dan psikologis serta perubahan fisik dengan menerapkan lima pilar manajemen DM yakni kontrol gula darah, diit, latihan, pengobatan, dan pendidikan kesehatan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan pasien dalam perawatan diri dan mencegah komplikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kesadaran diri pasien dengan kejadian komplikasi DM di RSUD dr. Adnan W.D Payakumbuh Sumbar. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 69 responden yang terdiri dari pasien rawat inap dan pasien rawat jalan bagian penyakit dalam di RSUD dr. Adnan W.D Payakumbuh. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan kesadaran diri berhubungan dengan kejadian komplikasi DM (p=0,000). Pasien dengan kesadaran diri kurang berisiko 20 kali untuk terjadi komplikasi dibanding pasien dengan kesadaran diri baik setelah dikontrol variabel usia, jenis kelamin, tipe DM, pendidikan, pekerjaan, dan penyuluhan. Diperoleh juga ada hubungan antara penyuluhan dengan kejadian komplikasi DM (p=0,027). Pasien yang tidak mendapatkan penyuluhan berisiko 9 kali untuk terjadi komplikasi dibanding dengan pasien yang pernah mendapat penyuluhan. Faktor konfonding hubungan kesadaran diri dengan kejadian komplikasi DM pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, tipe DM, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penyuluhan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya meningkatkan kesadaran diri pasien sebagai salah satu intervensi mandiri perawat dalam mencegah komplikasi DM dan perlu penelitian lebih lanjut terkait strategi yang efektif dalam meningkatkan kesadaran diri pasien DM dengan komplikasi.

Diabetes mellitus (DM) is a condition manifested by chronic high level of blood sugar that resulting in acute and chronic complications. Nursing care of DM must be concern to emotional, social, behavior, spiritual, psychological, and physical problem by applying five keys of DM management which consists of blood sugar control, diet, exercises, insulin treatment, and health education. These can help to increase patient?s self care and prevent from complications.
The purpose of this study was to analyse the relation between self awareness and DM complications at Adnan Hospital Payakumbuh West Sumatera. A design cross sectional study was used in this research. The total samples were 69 DM patients who selected from outpatient and inpatient of Medical Unit Adnan Hospital. The sample was selected by a consecutive sampling method.
The result showed that self awareness was correlated to DM complications (p=0,000). The patients which low self awareness have risk 20 times to complications after controlled by age, gender, DM type, level of education, occupation, and health education. Health education was correlated to DM complications too (p=0,027). The patients who never got health education have risk 9 times to complications after controlled by other variables. Confounding factors of correlated self awareness to DM complications in this study were age, gender, type of DM, level of patient education, occupation, and health education. This study recommended on the needs to improve patient self awareness as one of the independent nursing interventions and need future research about the effective strategy to increase patient self awareness with diabetes complications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ismansyah
"Stroke adalah kumpulan gejala klinis akibat hilangnya fungsi otak sebagian atau keseluruhan, secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. Salah satu penyebab kematian pasien stroke adalah aspirasi pneumonia yang berhubungan dengan disfagia. Penanganan yang baik terhadap disfagia dapat membantu mencegah komplikasi, mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh latihan mengunyah dan menelan terstruktur terhadap kemampuan mengunyah dan menelan dalam konteks asuhan keperawatan pasien stroke dengan disfagia.di RSUD. Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Desain penelitian ini adalah quasy eksperiment, khususnya control group pretest-posttest design. Sampel berjumlah 64 orang (32 orang kelompok intervensi yang diberikan perawatan standar dan latihan mengunyah dan menelan terstruktur 7 hari dan 32 orang kelompok kontrol yang diberikan perawatan standar ), yang diambil dengan metode consecutive samling. Evaluasi kemampuan mengunyah dan menelan dilakukan pada hari pertama dan hari ketujuh baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.
Hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan kemampuan mengunyah dan menelan secara bermakna (p=0,000, α=0,05), artinya latihan mengunyah dan menelan terstruktur berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan mengunyah dan menelan pasien stroke dengan disfagia. Manfaat penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi mandiri keperawatan dalam menangani pasien stroke dengan disfagia sehingga meningkatkan mutu asuhan keperawatan, mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi serta memperkaya keilmuan keperawatan. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar.

Stroke is a group of clinical symptomps due to total or partial brain function loss, caused by blood supply disruption to the brain. One of the cause of death in patient with stroke is pneumonia aspiration related to dysphagia. A good management of dysphagia can prevent complications, makes healing process faster and also improve the quality of patient?s life.
This research was aimed to identify the effect of structured swallowing and chewing exercise on the ability of swallowing and chewing of stroke patient with dyshagia at Abdul Wahab Sjahranie Hospital Samarinda. A quasi experiment with pretest - posttest control group design was used in this study. 64 samples are selected by consecutive sampling method (32 samples in intervention group given standard treatment and structured swallowing and chewing exercise for 7 days and 32 samples in control group given standard treatment only). Evaluation was conducted on the first and seventh day for both group.
The result showed that the ability of swallowing and chewing increased significantly in intervention group (p=0,000, α=0,05) after the intervention. It is concluded that structured swallowing and chewing exercise has an effect on improving the swallowing and chewing ability of stroke patients with dysphagia. The implication of this research are to use this exercise as one of the independent nursing interventions in caring stroke patients with dysphagia and to improve the quality of nursing care, makes healing process faster, prevent complications and also enrich nursing science. It is recommended for the future research to conduct research with bigger sample. "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jon Hafan Sutawardana
"Hipoglikemia adalah komplikasi akut diabetes melitus yang seringkali terjadi secara berulang yang ditandai dengan gula darah kurang dari 70 mg/dl. Kondisi tersebut akan berdampak secara psikologis yaitu ketakutan akan serangan ulang yang menciptakan perasaan traumatis pada penyandang diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman penyandang diabetes melitus yang pernah mengalami episode hipoglikemi di Persadia Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi terhadap enam partisipan. Hasil penelitian didapatkan enam tema utama yaitu penurunan fungsi fisik sementara sebagai respon hipoglikemia, perasaan traumatis ketika mengalami hipoglikemia, pemahaman partisipan terhadap penyebab hipoglikemia, kesadaran untuk pencegahan hipoglikemia, keyakinan internal menjadi sumber koping utama dalam menghadapi hipoglikemia, kebutuhan pelayanan keperawatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan edukasi pada pasien yang mengalami hipoglikemia.

Hypoglycemia is an acute complication of diabetes mellitus which frequently occur repeatedly marked by blood glucose less than 70 mg/dl. The condition will affect the psychological fear of repeated attacks that create a traumatic feelings in people with diabetes mellitus. This study aims is to gain an in depth understanding of experiences of persons with diabetes mellitus who had experienced of hypoglycemia episodes in Persadia Depok. Qualitative descriptive phenomenology approach was applied to 6 participants. The findings revealed 6 themes: decline in physical function while in response to hypoglycemia, traumatic feelings when experiencing hypoglycemia, participants understanding that caused of hypoglycemia, awareness of hypoglycemia prevention, internal beliefs became the main source of coping to faced of hypoglycemia and nursing care needs. The results of this study suggest a need of improvement in nursing education for patients with hypoglycemia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yesi Ariani
"Efikasi diri diperlukan bagi pasien DM tipe 2 untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam mengelola penyakitnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pasien DM tipe 2 di RSUP H. Adam Malik, Medan. Desain dalam penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 110 pasien DM tipe 2. Analisa data menggunakan Chi square, uji t independen dan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik responden tidak ada yang berhubungan dengan efikasi diri kecuali status sosial ekonomi (p value 0.046; α 0.05). Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan efikasi diri (p value 0.010, α: 0.05), ada hubungan antara depresi dengan efikasi diri (p value 0.026; α: 0.05) dan motivasi berhubungan dengan efikasi diri (p value 0.031; α: 0.05). Individu yang memiliki motivasi yang baik berpeluang 3.736 kali menunjukkan efikasi diri yang baik dibandingkan dengan individu yang memiliki motivasi kurang baik setelah dikontrol depresi (CI 95% OR: 1.35-10.32).
Diharapkan perawat dapat meningkatkan motivasi dan efikasi diri pasien DM tipe 2 dengan memberikan pendidikan kesehatan terstruktur, memfasilitasi pemberian dukungan sosial dan memberian intervensi untuk mencegah munculnya depresi.

Self-efficacy is required for patient with type 2 diabetes in managing the disease independently. This study aimed to identify the relationship of motivation with selfefficacy in patient with type 2 diabetes in H. Adam Malik Hospital Medan. This study was a cross sectional analytic, recruited 110 respondents. Statistical analysis used for this study was chi-square, independent t-test and multiple logistic regression.
The results showed that the characteristic of respondents were not associated with self-efficacy, except sosioeconomic state (p value 0. 046, α: 0.05). There were relationships between family support and self efficacy (p value 0.010, α: 0.05), depression and self-efficacy (p value 0.026, α: 0.05) and motivation and self-efficacy ( p value 0.031, α: 0.05). People with good motivation had chance 3.736 times more to show a good self-efficacy than people with average motivation as this condition had been controlled by depression (CI 95% OR: 1.35;10.32).
It is recommended that nurses would be able to enhance motivation and selfefficacy of type 2 diabetes patients through developing structrured educational programmes, facilitating the social support and providing intervention to prevent depression symptoms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunisman Roni
"ABSTRAK
Hipoglikemia bisa terjadi selama pasien dirawat di rumah sakit yang disebabkan oleh iatrogenic. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplor pengalaman perawat dalam pemantauan, penanganan dan penggunaan protokol hipoglikemia di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam pada 10 perawat tentang pengalaman mereka dalam pemantauan, penanganan, dan penggunaan protokol hipoglikemi, sehingga memperoleh enam tema yakni: perawat memahami hipoglikemia berdasarkan gejala fisik dan nilai gula darah; kecemasan perawat menghadapi hipoglikemi; ketidakberadaan dokter dan hambatan komunikasi dalam penanganan hipoglikemi; perawat melakukan pemeriksaan gula darah dan keluhan pasien untuk mengkaji hipoglikemia; memutuskan untuk melakukan tindakan medis secara mandiri sesuai kebiasaan; dan merasa tidak familiar dengan keberadaan protocol hipoglikemia. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa dalam penanganan hipoglikemia perawat masih mengalami kecemasan dan cenderung memberikan intervensi sesuai dengan kebiasaan.

ABSTRACT
Patients may experience hypoglycemia during hospitalization which is caused by Iatrogenic. This study aimed to describe experience of nurses in monitoring, treating and using guideline of Hypoglycemia in patients with diabetes mellitus. An indepth interview was conducted that involved 10 nurses. There were six themes identified through this method, they were nurses anxiety facing hypoglycemia the absence of physician and communication barriers in the treatment of hypoglycemia nurses undertaking blood glucose check and complains of patients in monitoring hypoglycemia deciding to follow medical treatment independently based on routine and found unfamiliar with the existence of protocol. The conclusion indicates that nurses are still struggling with anxiety and tend to apply their routine in dealing with hypoglycemia. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Chandra Isabella H.
"ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan heterogen ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah. Penyakit ini bisa dikelola dengan mematuhi 4 pilar penatalaksanaan DM meliputi pendidikan kesehatan, perencanaan diet, latihan fisik dan minum obat OHO yang harus dipatuhi seumur hidup. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, bertujuan menggali berbagai pengalaman ketidakpatuhan pasien terhadap penatalaksanaan DM. Delapan Partisipan dipilih sesuai kriteria dengan metoda convenience sampling di RSUPN Dr. CM Jakarta. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam yang dilengkapi catatan lapangan, direkam kemudian dibuat transkrip verbatim, selanjutnya dianalisis menggunakan metoda Collaizz. Hasil penelitian mengidentifikasi tujuh tema utama yaitu: makanan diit tidak menyenangkan, tidak memahami manfaat diit menyebabkan ketidakpatuhan, tidak memahami manfaat latihan fisik untuk penatalaksanaan DM, alasan usia sudah lanjut, keterbatasan fisik menyebabkan tidak melakukan latihan fisik, pemahaman yang salah tentang manfaat obat, gagal mematuhi minum obat karena alasan ekonomi. Penelitian menyimpulkan bahwa pasien DM tidak patuh terhadap penatalaksanaan DM dengan alasan terbanyak adalah karena tidak memahami manfaat penatalaksanaan DM. Hasil penelitian mengimplikasikan perlunya pemberian pendidikan kesehatan berkelanjutan khususnya di area keperawatan medikal bedah untuk meningkatkan kepatuhan pasien DM. Peneliti menyarankan perlunya peningkatan kemampuan perawat memberikan pendidikan kesehatan, merancang program untuk meningkatkan kepatuhan pasien dan penelitian lanjutan dengan fenomenologi untuk menggali kepatuhan masing-masing pilar secara khusus
Diabetes Mellitus (DM) is a heterogeneous disorder with improvement of blood glucose. The disease can be treated by using 4 pillars of handling of DM. The pillars are health education, planning of diet, physical exercise, and the using of medicine which have to use for a lifetime. This qualitative study adopted phenomenological approach which goal was to explore various experiences of patient’s non-adherence to the treatment of diabetes mellitus. Participants were selected according to certain criteria by using convenience method. Eight participants who participated in this study had experience of non-adherence to the treatment of diabetes mellitus in RSUPN Dr. CM Jakarta. Data were collected through in depth interview process in two phases and accompanied by field notes. The interview was recorded and converted in to verbatim transcript and then analysed by using Collaizz’s method. The results identified seven major themes which consist of unhappiness diet, not understand about the benefit of diet which made non-adherence, not understand about the benefit of physical exercise for the treatment of diabetes mellitus, the age is old, physical disability makes patient didn’t do physical exercise, incorrect understanding about the benefit of medicine, fail to adhere taking medicine because of economic’s reason. This study concludes that the most reasons of patient’s non-adherence to the treatment of diabetes mellitus is “not understand the benefit of adhering the treatment of diabetes mellitus”. The results of this research give implication about the necessary of giving health education continuously, especially in medical surgical nursing area to improve the adherence of patient with diabetes mellitus. Researcher suggests the need of nursing skills improvement about how to give a good health education, make a program to improve patient’s adherence, and make other research to explore patient’s adherence with 4 pilars specificly.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24821
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hedista Rani Pranata
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas konsep inklusif tentang lanskap pangan skala komunitas serta hubungannya dengan keruangan, dengan menjabarkan beberapa ruang yang perlu diciptakan dan dijaga dalam rangka mempertahankan lanskap pangan yang berkelanjutan. Diskursus tentang lanskap pangan dan ruang tidak dapat dipisahkan, karena lanskap pangan di lokasi tertentu memiliki keunikan dan berbeda dengan lokasi lainnya. Ruang-ruang tersebut dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu ruang ekologis dan ruang sosial, yang dimaknai dalam ruang fisik maupun nonfisik. Dusun Kalisusuh yang berlokasi di tepi Waduk Cacaban, menunjukkan dialog terus menerus antara komunitas dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelusuri mekanisme konteks spasial (ekologis dan sosial) yang mempengaruhi terbentuknya dan terjaganya lanskap pangan. Pendekatan fenomenologi dipilih pada penelitian ini untuk mengetahui struktur ruang pembentuk lanskap pangan dalam komunitas. Data diperoleh dengan observasi dan wawancara: observasi lapangan dilakukan pada tiap 2 musim yang berbeda, yaitu kemarau dan hujan; sedangkan wawancara dilakukan terhadap para aktor pangan yang terlibat dalam komunitas. Pada komunitas ini, konteks spasial yang paling kuat adalah ruang ekologis, ruang ekonomi dan ruang budaya-ruang sosial, ruang politik, dan ruang intelektual masih terbatas pengembangannya. Setiap ruang saling bergantung antara satu sama lain dan tidak mungkin berdiri sendiri dalam mempertahankan keberlanjutan lanskap pangan. Pemahaman konteks spasial tersebut dapat menjadi pengetahuan awal dalam menyiapkan strategi pengembangan untuk mencapai lanskap pangan yang berkelanjutan.

ABSTRACT
Food landscape has a strong spatial context-every food landscape in a particular geographical context is unique and may differ from the other. This study discussed an inclusive concept about community food landscape and its relationship with spatiality by exposing several spaces that needs to be generated and protected in order to accomplish sustainable food landscape. Those spaces were social spaces and ecological spaces, in which may not only be perceived as something physical. Kalisusuh Village was an interesting community located by the Cacaban Reservoir, showed a continuous dialogue between the community and their environment. Phenomenological approach was chosen in this study, to find out what is generally experienced by the community. Data obtained through field observation and interviews. The field surveys were conducted on two different seasons of the village, which were dry and rainy seasons. Open-ended interviews were also conducted with some food actors involved in the community in order to get a complete depiction of food landscape. In this community, the strongest spatial context were ecological spaces, economic spaces, and cultural spaces-where social, political, and intellectual spaces were underdeveloped. Every spaces mentioned were intertwined and interdependent to maintain the sustainability of the food landscape. This understanding could be a potent starting point to formulate further sustainable development strategies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Tahan Adrianus
"Terapi air putih merupakan metode perawtaan dan penyembuhan dengan menggunakan air untuk mendapatkan manfaat terapis dalam penanganan penyakit. Diabetes melitus adalah salah satu penyakit degeneratif yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan datang. Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya untuk menkan terjadinya peningkatan insiden penyakit tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh terapi air putih terhadap penurunan kadar gula darah seaat pada pasien DM tipe 2. Dengan demikian terapi air putih berpengaru terhdap penurunan kadar gula darah sesaat pada pasien DM tpe 2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang terapi air secara internal dengan setting yang berbeda seperti jumlah sampel yang lebih besar, dilakukan pada pasien yang tidak menggunakan insulin atau pada kelompok-kelompok di masyarakat yang berisiko tinggu untuk kejadian DM
Water therapy is a method of treatment and healing by using water to obtain therapeutic benefits in treating disease. Diabetes mellitus is a degenerative disease that will increase in number in the future.
For this reason, it is necessary to make an effort to suppress the increase in the incidence of the disease. This study aims to explain the effect of water therapy on reducing temporary blood sugar levels in type 2 DM patients.
It is necessary to do further research on internal water therapy with different settings such as a larger sample size, carried out in patients who do not use insulin or in groups in the community who are at high risk for the incidence of DM.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendria Putra
"Endurance exercise merupakan aktifitas fisik aerobic yang dapat meningkatkan denyut jantung dan pernafasan bila dilakukan dalam waktu yang direkomendasikan pada pasien Diabetes Mellitus. Ketidaktahuan perawat tentang bentuk, intensitas, durasi, dan frekuensi latihan fisik yang diperbolehkan pada pasien tersebut akan menyebabkan tidak terlaksananya manajemen asuhan keperawatan yang baik dan benar pada pasien Diabetes Mellitus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristlk, nilai HDL darah, nilai HDL darah sebelum dan sesudah endurance execise, nilai HDL darah antara kelompok kontrol dan intervensi sesudah endurance exercise serta variabel yang paling berpengaruh terhadap nilai HDL sesudah endurance exercise.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperirnen dengan pendekatan the untreated control group design with pretest and positest. Populasi penelitian sebanyak 388 orang. Sampel penelitian adalah 47 responden (23 responden pada kelompok kontrol dan 24 responden kelompok intervensi) dengan menggunakan teknik random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan nilai HDL darah sebelum dan sesudah endurance exercise (p=0.000), adanya perbedaan signifikan nilai HDL darah sesudah endurance exercise antara kelompok kontrol dan intervensi (p=0.042), serta keteraturan kontrol merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap nilai HDL darah sesudah endurance exercise (Beta=0.370).
Kesimpulan penelitian ini adalah endurance exercise dapat meningkatkan nilai HDL darah pasien Diabetes Mellitus. Dari hasil penelitian ini disarankan endurance exercise dapat menjadi salah satu intervensi dalam asuhan keperawatan pasien Diabetes Mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>