Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48558 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gultom, Jenny Rumondang
"Persaingan bisnis rumah sakit yang semakin kompetitif saat ini menuntut rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya. Hal ini dilakukan agar mampu bersaing dengan rumah sakit lain. Salah satunya dengan memberikan jasa pelayanan yang sesuai dengan keinginan pasien yang dapat memberikan kepuasan tersendiri.
Saat ini peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik rumah sakit Azra, dimana sampai saat ini belum tersedia data yang bisa dijadikan informasi untuk rumah sakit. Adapun metodologi yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dimana nantinya kuesioner ini diberikan pada pasien yang telah memakai jasa poliklinik minimal 2 kali kunjungan. Jumlah responden yang diharapkan ada 210 responden. Setelah data diperoleh mulai dilakukan pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi dan data disajikan dalam bentuk narasi dan tabulasi juga dalam bentuk diagram kartesius.
Hasil yang diperoleh adalah rata-rata pasien atau penggunjung sudah puas dengan pelayanan yang diberikan, hal ini bisa dilihat pada tabel 7.1 . Ada dua jenis pelayanan yang dianggap masih kurang memuaskan pelayanannya yakni ketepatan jam praktek dokter (Tki 62,77) dan kecepatan petugas pendaftaran dalam melayani (Tki 69,50). Karena Tingkat Kepuasa yang diperoleh atau cut of point- nya 71,87 yang artiny bila Tki dibawah 71,87 masih tidak puas, sedangkan bila Tki > 71,87 maka dinyatakan puas.
Adapun saran yang diberikan untuk penyelesaian masalah tersebut adalah denagn melakukan komunikasi yang baik dengan para dokter mengenai ketepatan jam praktek dan memberikan punishment bagi para dokter yang terlambat mulai praktek. Tapi pada kenyataannya sangat susah melakukan. Sedangkan untuk para petugas pendaftaran diadakan pendekatan pada mereka agar pihak manajemen bisa mengetahui apa yang menjadi penyebabnya. Diadakan penambahan unit komputer bisa dijadikan solusi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Nugraha
"Penyelenggaraan kesehatan pada sarana kesehatan harus memperhatikan mutu dari pelayanan yang diberikan, demikian juga rumah sakit. Rumah sakit harus selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanannya kepada pasien, untuk menjadi yang terbaik di era globalisasi saat ini. Untuk memperoleh hasil yang baik, diperlukan sistem keuangan yang baik, kepuasan pelanggan, melaksanakan bisnis dengan profesional dan meningkatkan sumber daya manusia. Pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja keempat aspek tersebut adalah dengan menggunakan balanced scorecard. Penelitian ini dilakukan di Unit Gawat Darurat Pelayanan Kesehatan St. Carolus untuk mengetahui gambaran kinerja Unit Gawat Darurat Pelayanan Kesehatan St. Carolus dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dimana data primer diperoleh dari responden dan data sekunder diperoleh dari laporan Unit Gawat Darurat Pelayanan Kesehatan St. Carolus.
Dari hasil penelitian diperoleh : 1) Kinerja keuangan sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan penerimaan yang meningkat dari tahun 2008 sampai tahun 2010, Cost Recovery Rate (CRR) diatas 100% yaitu tahun 2008 sebesar 131,04%, tahun 2009 sebesar 124,26%, tahun 2010 sebesar 112,31%. 2) Kinerja pelanggan secara umum baik dengan tingkat kepuasan pelanggan sebesar 83,09. 3) Kinerja proses bisnis internal secara umum cukup, tetapi masih perlu perbaikan, hal ini dilihat dari AKPGD dan persentase jumlah pasien yang meninggal di UGD yang masih belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal menurut Depkes RI. 4) Kinerja pembelajaran dan pertumbuhan secara umum cukup, dilihat dari tingkat kepuasan kerja pegawai adalah sebesar 52,8% merasa tidak puas dan 47,2% merasa puas, tingkat turn over pegawai yang meningkat di tahun 2010, tingkat absensi pegawai yang menurun dari tahun 2008-2010, tingkat pendapatan per pegawai yang menurun pada tahun 2010 dan akses terhadap pelatihan dan pendidikan yang berkurang di tahun 2010.
Dari hasil penelitian keempat aspek dengan pendekatan balanced scorecard dapat dikatakan bahwa kinerja Unit Gawat Darurat Pelayanan Kesehatan St. Carolus sudah cukup baik. Untuk itu diharapkan agar adanya komitmen dari tenaga di UGD dalam memberikan pelayanan yang bermutu terhadap pasien dengan menjalankan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh Depkes RI dan menggunakan hasil penelitian yang didapat sebagai dasar untuk melakukan evaluasi kinerja selanjutnya di Unit Gawat Darurat demi tercapainya visi dan misi Pelayanan Kesehatan St. Carolus.

Health implementation of medical equipments should concerns about the service quality provided, and the hospital as well. Hospital should keep on improving service quality to the patient in achieving the excellence in this currently global era. In order to achieve better input, good financial system is necessary, customer satisfaction,professionally business implementation and human resource improvement. The available approach to improve the performance of those four aspects applies balanced scorecard. This resource executed in Emergency Unit of St. Carolus Medical Service to describe the performance of Emergency Unit St. Carolus Medical Service applying balanced scorecard approach. This research is analytically descriptive research, in which the primary data obtained from the respondents and the secondary data from the Emergency Unit report of St. Carolus medical service.
From the research acquired : 1) Sufficiently financial performance, this can be seen by the level of the increasing revenue growth from 2008 to 2010, Cost Recovery Rate (CRR) over 100% in 2008 as of 131,04%, in 2009 of 124,26%, and in 2010 of 112,31%. 2) Customer performance is generally good with the level of customer satisfaction is 83,09. 3) The performance of internal business processes generally is sufficient, however some corrections required, this can be seen from AKPGD and total percentage of dead patients in UGD that has not qualified to the Minimum Service Standard of Department of Health of Republic Indonesia. 4) The performance of Study and Growth in general is sufficient, as seen by the level of staff working performance 52,8% is unsatisfied and 47,2% is satisfied, turn over level of the staff increased in 2010, the level of staff attendance decreased during 2008-2010, the level of the income per staff decreased in 2010 and the access to the training and education decreased in 2010.
Based on the research of these four aspects with balanced scorecard approach might be said that the performance of Emergency Unit of St. Carolus medical service is relatively good. Therefore, it is expected for the medical staff of UGD a commitment to provide a good quality of medical service to the patient by conducting a minimum service standard stipulated by Depkes RI and applying the research input as the basis to evaluate further performance of Emergency unit in order to achieve the vision and mission of St. Carolus medical service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29747
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Pratiwi
"Penelitian pada tesis ini berfokus pada para pengunjung website yang membuat janji dengan dokter melalui website RS MH Thamrin Salemba pada bulan Maret - Oktober 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya gambaran mengenai pengalaman pengunjung dengan website rumah sakit dan hubungannya dengan penilaian terhadap citra rumah sakit. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam perencanaan strategis pemasaran melalui internet RS MH Thamrin Salemba sehingga diperoleh strategi yang efektif dan efisien dalam menarik pelanggan. Penelitian ini merupakan penelitian survey lapangan (noneksperimental) dimana data diambil secara cross-sectional. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tindakan konfirmasi yang dilakukan oleh pihak rumah sakit terhadap janji dokter melalui website dengan perubahan penilaian citra terhadap rumah sakit.

This study focused on the website visitors who had made medical appointments with doctors through the website of MH Thamrin Salemba Hospital in March until October 2011. The aim for this study is to get information about their experiences with hospital website and its relationship with the hospital image assessment. This study hopefully can give some considerations in hospital internet marketing planning to attract more consumers. This study is a survey-field (nonexperimental) study where the data was taken in cross-sectional manner. This study concludes that there is relationship between confirmations toward appointments made through the website with the changes in hospital image assessment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30112
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Andri Junaidi
"Rumah sakit merupakan suatu institusi pemberi pelayanan jasa kesehatan dengan sumber daya dan sarana prasarana yang spesifik dalam bidang kesehatan. Salah satu syarat klasifikasi dan perijinan rumah sakit sesuai dengan undang undang rumah sakit no. 44 tahun 2009 pasal 24, yang kemudian diatur lebih lanjut dalam Permenkes No. 56 tahun 2014 jelas disebut bahwa rasio perawat : bed adalah 2 : 3. Dengan jumlah proporsi terbanyak di rumah sakit, maka perawat merupakan salah satu sumber daya manusia terpenting yang dimiliki rumah sakit yang sangat berpotensi menentukan keberhasilan pencapaian visi misi suatu rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan tenaga perawat secara ilmiah menggunakan metode Ilyas dan Douglas dengan metode work sampling pada ruang perawatan dewasa di Rumah Sakit Islam At-Taqwa Gumawang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian operasional yang tergolong penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif. Bila yang menjadi dasar pembagiannya adalah waktu kontak peneliti/pengamat dengan populasi/ sampel penelitian maka penelitian ini termasuk penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di ruang perawatan dewasa Rumah Sakit Islam At-Taqwa Gumawang yang berjumlah 25 orang, terdiri dari 18 orang perempuan dan 7 orang laki-laki.
Hasil penelitian dengan tekhnik work sampling terhadap kegiatan perawat terbagi menjadi empat jenis kegiatan, yaitu kegiatan produktif langsung (40%), kegiatan produktif tidak langsung (32%), kegiatan tidak produktif (9%) dan kegiatan pribadi (19%). Berdasarkan data, maka dapat diketahui seberapa besar persentase beban kerja tiap-tiap shift jaga, yaitu shift pagi (88,88 %), shift sore (83,92 %) dan shift malam (57,84 %). Dari hasil penelitian, formula Ilyas dan Douglas pada awalnya terdapat perbedaan hasil pada formula Ilyas didapatkan kebutuhan perawat 25 orang, sedangkan menggunakan metode Douglas didapatkan kebutuhan perawat hanya 18 orang. Akan tetapi setelah dilakukan koreksi pada kedua metode tersebut, didapatkan hasil yang sama, yaitu 30 perawat. Perlu dilakukan penelitian lain mengenai kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh perawat di ruang tersebut, sehingga dapat diketahui dengan pasti apakah beban kerja yang tinggi disebabkan memang karena tingginya beban kerja atau dikarenakan kegiatan yang dilakukan tidak efisien.

The hospital is an institution providing health services with resources and infrastructure specifically in the health sector. One of the conditions for classification and licensing of hospitals is in accordance with article 24 of act number 44 of 2009 on hospital, which was further regulated in Minister of Health Regulation number 56 of 2014 on Classification and Licensing of Hospital, clearly stated that nurse: bed ratio is 2 : 3. With the highest proportion in hospitals, nurses are one of the most important human resources owned by hospitals that have the potential to determine the success of achieving a hospital vision and mission. The purpose of this study was to determine the needs of nurses scientifically using the Ilyas and Douglas method with a work sampling method in the adult care room at the At-Taqwa Gumawang Islamic Hospital. This research is a type of operational research classified as descriptive research with quantitative data analysis. If the basis for the division is the time of contact of the researcher/ observer with the population/ sample of the study, this study is a cross sectional study. The population in this study were nurses in the adult care room at the At-Taqwa Gumawang Islamic Hospital, which numbered 25 people, consisting of 18 women and 7 men.
The results of research with work sampling techniques on nurse activities are divided into four types of activities, namely direct productive activities (40%), indirect productive activities (32%), unproductive activities (9%) and personal activities (19%). Based on the data, it can be seen how much the percentage of workload each shift, namely the morning shift (88.88%), the afternoon shift (83.92%) and the night shift (57.84%). Based on the results of the research, the Ilyas and Douglas formulas have different results. In the Ilyas formula, there were 29 nurses needs, while the Douglas reguires only 18 nurses needs. But after correction, they had the same results (30 nurses). Other research needs to be done about the quality of work carried out by nurses in the room, so that it can be known with certainty whether a high workloads is due to high workloads or because the activities carried out are inefficient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Nagiot Cansalony
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan bentuk kelembagaan RS Pasar Rebo dari Unit Swadana menjadi PT terhadap pelayanan rumah sakit. Perubahan akan dilihat melalui tingkat pemanfaatan sarana, tingkat efisiensi dan mutu pelayanan serta tingkat kunjungan pasien.
Metode yang digunakan adalah statistik nonparametris untuk menguji hipotesis komparatif 2 sampel yang berkorelasi. Alasan dari penggunaan statistik nonparametris karena distribusi data tidak normal (asymetris). Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs (WMP) dengan bantuan SPSS. Alasan dari penggunaan uji WMP karena uji ini dapat membuat penilaian tentang ?lebih besar dari" antara dua perbedaan dalam masing-masing sarnpel yang berkorelasi, juga dapat membuat penilaian antara dua skor yang berbeda yang timbul dari setiap dua sampel yang berkorelasi.
Hasil yang didapatkan adalah secara keseluruhan berdasarkan variabel tingkat pemanfaatan sarana, tingkat efisiensi dan mutu pelayan tidak ada perbedaan secara signifikan. Perbedaan terjadi pada beberapa indikator dari 3 variabel. Pada instalasi rawat inap terdapat 2 perbedaan yang meningkat, 2 perbedaan yang menurun dan 8 tidak ada perbedaan. Pada kunjungan di instalasi rawat jaian, pasien Askes meningkat di 10 klinik, rnenurun di 1 klinik dan tetap di 6 klinik. Pasien Karyawan meningkat tidak ada, menurun di 8 klinik dan tetap di 9 klinik. Pasien DKK meningkat di 4 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 13 klinik. Pasien Kartu Sehat meningkat di 15 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 2 klinik. Pasien Jaminan Perusahaan meningkat di 13 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 6 klinik. Pasien umum meningkat tidak ada, menurun di 14 klinik dan tetap di 6 klinik. Selain itu, secara bermakna ada perbedaan dalam tingkat kunjungan seluruh pasien di Klinik Mata serta Klinik Gigi dan Mulut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halifia Zukhrina
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan layanan rumah sakit yang berguna memberikan feedback bagi pihak manajemen, karena dengan mutu pelayanan yang baik akan dapat memberikan kepuasan. Kepuasan pasien sendiri akan memberikan dampak minat beli ulang pasien dan promosi bagi rumah sakit.
Latar belakang penelitian ini adalah kinerja rawat inap RS. Bella yang menurun dan belum adanya informasi mengenai kepuasan pasien beserta hubungannya dengan minat pemanfaatan ulang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap dan minat pemanfaatn ulang serta hubungan keduanya.
Desain penelitian adalah cross sectional dengan dengan analisis deskriptif dan merupakan penelitian survey terhadap 120 orang pasien yang dirawat di RS. Bella dengan menggunakan kuisioner Parasuraman dkk yang telah disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. Kuisioner berisi lima dimensi mutu Servqual yaitu tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel mutu Servqual mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Metode Servqual bisa digunakan sebagai alat ukur kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan di rumah sakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tertinggi dari kepuasan responden terdapat pada dimensi assurance, dimana 62.5 % responden menyatakan puas dan 37.5% menyatakan tidak puas. Kepuasan tertinggi kedua ada pada dimensi emphaty (51.7%), urutan selanjutnya adalah kepuasan dimensi tangibility (46.7%), dan dimensi reliability (45.8%). Kepuasan terendah ada pada dimensi responsiveness yaitu hanya 40.8% responden yang menyatakan puas sedangkan 59.2% menyatakan tidak puas. Responden yang berminat untuk pemanfaatan ulang pelayanan rawat inap sebanyak 82 orang (68.3%) orang, dan yang tidak berminat sebanyak 38 responden (31.7%). Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh Rumah Sakit sebagai salah satu alat untuk menyusun strategi dalam perbaikan mutu pelayanan.

Patient satisfaction is one of the indicators for measuring hospital service and giving feedback for management, because of good service quality will give satisfaction, in the other hand patient satisfaction will give effect for reutilization interest and hospital promotion.
Background : Hospital effort achievement still low. Surely it’s a challenge for hospital in its effort facing competitions. And ther is no informationabout patient satisfaction related to reuse interest.
Objectives of this research is to describe patient satisfaction and inpatient reutilization interest and the relationship between both.
Method : descriptive analysis with cross sectional design and interviewing to 120 patients. Research methodology is quantitative analysis with univariate analysis, and bivariate analysis (Fisher Test and Parasuraman Corelations).
Results : The results of study are the highest patient satisfaction is dimension of assurance and the lowest satisfaction is dimensions of responsiveness. The results of statistic test are dimension tangibility, responsiveness, assurance and emphatyhave significantly relationship to re- use interest of inpatient care services. Beside that patient satisfactions survey as a tool for observing hospital service quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cici Lia Nopita
"RSUD Haji Abdul Manap merupakan satu-satunya rumah sakit tipe C yang memberikan pelayanan CST (Care, Support and Treatment) untuk ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS) di Kota Jambi, namun 5 tahun terakhir trend utilisasi klinik CST cenderung menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pelayanan klinik CST yang perperan dalam penurunan utilitas layanan klinik CST RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi yang akan dijadikan dasar rekomendasi pemecahanan masalah terkait Penelitian mengunakan desain kualitatif dengan metode deskriftip analitik. Pengambilan sampel dengan purposive sampling, data primer dari observasi dan wawancara mendalam dengan key informan yaitu tim menajemen (3 orang), tim klinik CST (7orang), ODHA(18 orang) dan konselor sebaya (8 orang) serta FGD (Focus Group Discussion). Data sekunder diperoleh dari telah dokumen terkait Klinik CST. Validitas dan realibilitas data dilakukan Triangulasi metode dan sumber. Hasil yang didapat adalah komitmen, monitoring dan evaluasi terutama dari pimpinan RS terhadap klinik CST belum maksimal. Program PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Kerja) belum berjalan. Alokasi anggaran masih terbatas, pemeriksan CD4(Helper-T- cell) sudah ada tapi catrige expired, ruang CST nyaman. Kebijakan terkait layanan CST belum jelas. SPO (Standar Prosedur Operasional) layanan belum lengkap, tidak ada indikator kinerja, sosialisasi SPO belum baik, pelaksanakan SPO belum optimal terutama pelaksanaan SPO pengobatan ARV(Anti Retro Viral) dan konseling. Waktu tunggu lama (> 2 jam) terutama di rekam medis, manajemn belum memahami prosedur pengklaiman layanan CST melalui JKN(Jaminan Kesehatan Nasional) sehingga ODHA peserta JKN masih membayar karcis, koordinasi dengan mitra terkait (Konselor Sebaya, Kelompok ODHA, PKVHI (Persatuan Konselor VCT/(Voluntary counselling and testing ) HIV Indonesia) dan dinas kesehatan belum maksimal. Menurunnya utilisasi Klinik CST disebabkan kurangnya komitmen, monitoring dan evaluasi terutama dari pimpinan rumah sakit terhadap klinik CST. Implementasi kebijakan dan prosedur layanan CST belum optimal dan sumber daya manusia belum sesuai standar kompetensi. Perlunya monitoring dan evaluasi terjadwal dan kontinyu terhadap pelaksaan SPO bekerjasama dengan tim PMKP, koordinasi dengan dinas kesehatan dan PKVHI untuk pelatihan petugas CST, analisis beban kerja perawat dan petugas rekam medis, merevisi Surat Keputusan Direktur RS terkait nama ketua tim CST, advokasi Pemda untuk kejelasan kebijakan terkait layanan CST dan meningkatkan anggaran layanan HIV di rumah sakit, perlu pemahaman prosedur pengklaiman layanan CST bagi ODHA peserta JKN. Meningkatkan kerjasama dengan mitra kerja terkait.

H Abdul Manap Public Hospital is the only type-C hospital which provides CST (Care, support and Treatment) service to PLWHAs (People Live With HIV-AIDS) in Jambi City. However, in the past five years, the trend of CST clinic utilization has tended to decrease. This research aims to analyze the CST clinic service system which affecting the decrease in the utilization of the CST Clinic of H. Abdul Manap Regional Public Hospital, Jambi City to be used as a basis for problem solving recommendations. This research utilized qualitative design, descriptive analytical method with purposive sampling technique. The primary data sources from observation and in-depth interviews with Key informants included the management team (3 people), CST Clinic team (7 people), PLWHAs (18 people) and peer counselors (8 people) as well as FGDs (Focus Group Discussions). The secondary data were obtained from the relevant documents of the CST Clinic. The data validity and reliability were examined by the triangulation method and source. Results is the comitment, monitoring and evaluation especially from the chairman of the hospital to the CST service, has not been maximum. Safety and quality program has not run. The budget allocation was limited. CD4 test was available, but the CD4(Helper-T-cell) catrige was not available. The CST room was convenient, the policies related to CST service were not yet clear. The service SOP was incomplete, lacking performance indicators, and its socialization had not been conducted well. Therefore, not all staffs implemented the SOP(Standar Opertional Procedure) properly, especially the SOP on ARV (Anti Retro Viral) treatment, and counseling. The average waiting time was more than 2 hours, and the hospital had not known the procedure to claim CST service. Therefore, PLWHA with JKN (National Health Insurance) still needed to pay the ticket to access CST service. Coordination with related partners (Peer Counselors, PLWHA Groups, PKVHI (Association of Indonesian HIV VCT(Voluntary, Counselling and Testing) Counselors) and health services has not been maximum. Decreasing utilization of CST Clinic due to lack of the comitment, monitoring and evaluation especially from the chairman of the hospital to the CST service. As well as the scheduled and continuous monitoring on SOP implementation are required in collaboration with the PMKP (Safety and quality program) team. The local government needs to make advocacy to the clarity of regional policies related to CST service, increase HIV service budget in the hospital, management teams should understand the procedure for claiming CST service for PLWHAs with National Health Insurance. Last, improvement in cooperating with work partners is required."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirin
"Seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan kebutuhan masyarakat khususnya dalam hal pelayanan kesehatan, yang diikuti oleh adanya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang Iebih balk, maka institusi pelayanan kesehatan dituntut untuk selalu merespon perubahan yang terjadi. Kebijakan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta memberikan kesempatan kepada rumah sakit daerah menjadi unit swadana adalah sebagai upaya pemerintah daerah dalam memperhatikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar rumah sakit daerah dapat dikelola secara mandiri dan profesional sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit sebagai unit swadana adalah berdasarkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan yang mereka berikan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan mengadakan penelitian tentang tingkat kepuasan pelanggan yaitu masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan poliklinik rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Budhi Asih. Penelitian ini akan difokuskan kepada persepsi atau tanggapan pengguna jasa terhadap layanan yang diberikan dan harapan pengguna jasa terhadap layanan yang berkualitas. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan adalah dengan Cara membandingkan antara tingkat kinerja dan harapan dari pelanggan dengan menggunakan metode Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja. Sementara untuk rekomendasi tentang faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dipetakan dalam diagram kartesius. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai terhadap 100 pasien poliklinik rawat jalan yang diambil secara acak dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Budhi Asih ini, didasarkan pada dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dan : reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi pasien terhadap tingkat pelayanan di poliklinik rawat jalan RSUD Budhi Asih sebagian besar berada pada kontinum cukup memuaskan, demikian pula berdasarkan rata-rata untuk setiap dimensi juga berada pada kontinum cukup memuaskan. Sementara dari 18 indikator yang dinilai, maka berdasarkan hasil analisis sebagaimana tergambar pada diagram kartesius berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien, terlihat bahwa terdapat 4 faktor yang berada di kuadran A yang berarti faktor tersebut dinilai sangat penting oleh pelanggan, akan tetapi tingkat pelaksanaannya masih belum memuaskan. Dikuadran B terdapat 7 faktor, hal tersebut menggambarkan bahwa antara tingkat pelaksanaan dengan harapan pelanggan sudah sesuai. Sementara dikuadran C terdapat 5 faktor, artinya bahwa faktor-faktor tersebut dianggap kurang penting oleh pelanggan sementara tingkat kualitas pelaksanaannya dianggap biasa. Terdapat 2 faktor yang berada dikuadran D, hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut dianggap tidak terlalu penting oleh pelanggan sementara pelaksanaannya dilakukan dengan balk oleh rumah sakit. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang.

Along with the advancement of knowledge and needs of the society with particular reference to health services, followed by society's demands on better health service quality, health service institution is forced to keep responding to these changes. The policy of the Provincial Government of the Special Territory of the Capital City of Jakarta. allowing the Local General Hospitals to transform themselves to be a self-funded unit, is the manifestation of the provincial government's concern on health services in the hospital. The intention is to enable the Local General Hospitals to manage independently and professionally in congruence with the development of societies' demands. One of the success indicators of the hospital as a self-funded unit is based on the customers satisfaction towards the health services they provide. Based on this, the writer conducts a research on customers' satisfaction level as service users towards on coming-basis polyclinic health services in Budhi Asih Local General Hospital. The research will focus on the customers' perceptions or responses towards the services provided and their expectations towards quality services.
To find out the customer's satisfaction level the writer uses a method of performance and interest analysis by way of comparing between performance level and customer's expectations. As for the recommendations on factors or attributes which influence the customer's satisfaction is outlined in Cartesius diagram. The method of the research uses survey method towards a hundred on coming-basis patients of polyclinic which were randomly taken by using accidental sampling technique. The customer's satisfaction level towards health services in Budhi Asih Local General Hospital is based on service quality dimension comprising of reliability, responsiveness, assurance, emphaty and tangible. Based on the research findings it can be concluded that the patient's perceptions towards health services level in on coming-basis polyclinic of Budhi Asih Local General Hospital the majority stands in the continuum of relatively satisfactory, it is also the case for each dimension based on average. From 18 measured, based on analysis result as illustrated in Cartesius diagram in terms of factors that influences patient's satisfaction, it can been seen that there are four factors in A quadran meaning those factors is considered very important by the customers, however the implementation level remains not yet satisfactory. In B quadran there are seven factors that ilustrated between implementation level and customer's expectations already appropriate. As in C quadran there are five factors meaning that those factors are considered less important by the customers whereas the implementation quality level is considered ordinary. In B quadran there are two factors which show that those factors are considered not too important by the customers whereas the hospital has done it well. The research findings can be considered as an input for the hospital management in an effort to improve service quality in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Dita Irmayani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui standar utilisasi pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama pada puskesmas dan dokter keluarga di Kota Bogor berdasarkan rate kunjungan dan rasio rujukan PPK itu sendiri. Penelitian menggunakan desain cross secsional yang dilakukan pada Desember 2013 dengan data sekunder dari laporan kunjungan dan rujukan PT. Askes (Persero) Kantor Cabang Bogor. Dari hasil didapat ratarata rate kunjungan dan rasio rujukan puskesmas periode Januari hingga Juni 2013 adalah 14% dan 29%. Sedangkan rata-rata rate kunjungan dan rasio rujukan dokter keluarga periode Januari hingga Juni 2013 adalah 11 % dan 16 %.

This study aims to describe the utilization of health services at the first level outpatient on health centres and family doctor in Bogor. This study used a cross sectional design, which was done in December 2013 by using secondary data from PT. Askes (Persero) Bogor reports of visits and referrals. The results showed that the average visits rate and referral ratio of health center in Bogor from January to June 2013 was 14% and 29%. While the average visits rate and referral ratio of primary health care phisician in Bogor from January to June 2013 was 11% and 16%."
2014
S54557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annie Trisusilo Y. Kadarusman
"Unit Rawat Jalan merupakan bagian yang srategis dari suatu rumah sakit. Dalam menjalankan fungsinya akan mencerminkan salah satu penampilan dari rumah sakit tersebut. Beberapa faktor penting yang menentukan penampilan Unit Rawat Jalan adalah faktor kebersihan, pelayanan medik dan manajemen pasien. DaIam manejemen pasien, perlu diusahakan agar waktu tunggu dari pasien dapat dikurangi seminimal mungkin, melalui pengaturan dari arus dan penatalaksanaan dari waktu pelayanan harus benar-benar diperhatikan. Karena hal ini menyangkut aspek petugas, dalam hal ini adalah tenaga dokter di poliklinik dengan masing-masing karakteristiknya dan juga pasien yang datang ke poliklinik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung peningkatan efisiensi waktu pelayanan/penggunaan waktu kerja dari tenaga dokter di Poliklinik Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta, agar dicapai kualitas pelayanan yang optimal dengan mengetahui waktu antar kedatangan dari pasien yang berkunjung ke poliklinik Kesehatan Anak dan menentukan jumlah tenaga yang efisien yang disesuaikan dengan purata kunjungan pasien per hari serta penentuan lama kontak yang efisien antara dokter dan pasien untuk Poliklinik Kesehatan Anak.
Penelitian ini merupakan penelitian operasional dan bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metoda Modifikasi Patient Flow Analysis dan Queuing System Simulation yang mencatat penggunaan waktu dari petugas dan pasien. Hasil penelitian pada poliklinik Kesehatan Anak menunjukkan adanya variasi dalam hal waktu kontak dan efisiensi waktu pelayanan dari petugas (dokter). Dan dari hasil perhitungan, efisiensi waktu pelayanan dan dokter Spesialis Anak didapatkan nilai 18.56% sampai 64%, sedangkan untuk dokter umum 14.83% sampai 50% dengan nilai purata Efisiensi Waktu Pelayanan berdasarkan empirik adalah sebesar 39.5%.
Dengan bantuan simulasi, dapat ditentukan lama kontak yang efisien, jumlah petugas yang sesuai dan waktu tugas yang efisien untuk tenaga dokter di poliklinik Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa waktu antar kedatangan dari satu pasien ke pasien berikutnya dalah 3.2 menit yang disesuaikan dengan waktu tugas yang efisien dan jumlah purata kunjungan pasien per hari. Jumlah petugas yang efisien (sesuai) untuk poliklinik Kesehatan Anak adalah 3 orang dan waktu tugas selama di poliklinik yang efisien adalah 4 jam (240 menit), serta lama kontak yang efisien antara dokter dan pasien adalah 7 menit. Ini semua dalam rangka pencapaian standar efisiensi waktu pelayanan 65% di poliklinik Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Reba Jakarta. Disarankan kepada pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta, perlu ketaatazasan terhadap waktu tugas dari para tenaga dokter di poliklinik Kesehatan Anak, penempatan petugas disesuaikan dengan kebutuhan yang efisien dan jumlah pasien yang diperkirakan, serta menggalakkan fungsi pengawasan dan pengendalian kepada personil Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Juga disarankan agar jam buka poliklinik lebih awal dari sebelumnya, dengan mengingat pola kedatangan dari pasien dan mencegah terjadinya penumpukan pasien pada Unit Rawat Jalan. Mencoba diterapkannya sistem perjanjian atau penentuan hari pemeriksaan bagi pasien follow up/kontrol.;

Outpatient Unit is a Strategic part of the Hospital. In conducting the function, it reflects one of the appearances of the hospital. Some important factors that influence the appearance of outpatient unit are the hygiene, the medical service and the management of patient. Regarding the management of patients, it is necessary to minimize the waiting time of patients, through the arrangement of flow, and the settlement of service time. Since it is related to the work aspect, it includes the doctors with each characteristic and the patients in the polyclinic.
The objective of this research is to calculate the increase of efficiency of service time or the use of work hours of the doctors at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta, so that the optimal qualified services can be done by knowing the time of patient's arrival and by determining the total of efficient work-force which is suited to the mean value of patients arrival per day and ales by determining the efficient contact length between the doctors and the patients at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta.
This research is operational and is an descriptive analysis by using the modification method "Patient Flow Analysis" and "Queuing system Simulation" which record the time used by the workers and patients. According to the research, there are variation of the contact time and of the service time efficiency from the doctors at the Health Polyclinic of Children from the calculation, the efficiency of service time for the Children Specialist is 56% until 64%, while the one of physician is 14.83% until 50% with the mean value of 39.5%.
By simulation, it can be determined the efficient contact length, the total of suitable workers and the efficient work hours for the doctors at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta.
This research concludes that the arrival time between one patient and another is 3.2 minutes, which is suited to the efficient work hours and the mean value of patient?s arrival per day. The total of efficient workers for the Health Polyclinic of Children are 3 persons and the efficient work hours is 4 hours (240 minutes), and the efficient contact length between the doctors and patients is 7 minutes. All is conducted in order to reach the standard of efficient service time, 65% at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta.
It is suggested to the directors of the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta, to by obey the basic regulation of work hours for the physicians, to place the workers suited to the efficient needs and to control and to manage the personnel of the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta. It is also suggested to make earlier the open hour concerning the patient arrival and in order to avoid the stack of patients in the out patient unit. It should be tried to use the system of appointment at the confirmation of examination day for the follow-up/control patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>