Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12746 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Fadilah Supari
"Hubungan antara dislipidemia dengan terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner sudah terbukti dalam banyak studi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi perubahan kadar lipid setelah pemberian fenofibrat produksi lokal (trichol) atau lipanthyl supra pada pasien dislipidemia di RSJPD Harapan Kita secara teracak (randomized) dan tersamar (double-blinded). Sebanyak 68 pasien dengan kadar HDL40 mg/dL; trigliserida 200?600 mg/dl; dan/atau LDL130 mg/dL diikutsertakan sebagai subyek penelitian. Subyek dirandomisasi untuk mendapatkan lipanthyl 160 mg satu kali/hari atau trichol 300 mg satu kali/hari. 61 pasien mengikuti uji klinik ini sampai selesai. Kadar lipid sebelum terapi (data dasar) dan 4, 8, 12 minggu setelah terapi diperiksa dan dianalisis. Dibandingkan dengan data dasar, terapi selama 12 minggu mampu meningkatkan kadar HDL sebesar 18.8% dan 14.3% (P<0.001), menurunkan kadar trigliserida sebesar 38.2% dan 37.2% (P<0.001), meningkatkan kolesterol total sebesar 3.1% (P=0.114) dan 8.4% (P<0.005), menurunkan rasio kolesterol total/HDL sebesar 17.6% dan 18.4% (P<0.001), meningkatkan ApoA-1 sebesar 15.0% dan 9.7% dan menurunkan kadar fibrinogen sebesar 13.8% dan 6.4% untuk lipanthyl dan trichol. Tidak ada perbedaan yang bermakna pada kadar LDL untuk kedua grup. Hal yang menarik adalah trichol mampu menurunkan tingkat kolesterol total (P<0.05) lebih baik dibanding lipanthyl. Efek samping yang diakibatkan oleh kedua perlakuan tidak berbeda bermakna. Terapi dengan trichol dan lipanthyl mampu memperbaiki kadar lipid pasien dislipidemia. Kedua obat meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar trigliserida secara bermakna. Selain itu, penurunan kadar kolesterol total secara bermakna dapat dicapai setelah 12 minggu terapi dengan trichol tetapi tidak dengan lipanthyl. (Med J Indones 2007; 16:159-67)

The relation of dyslipidemia with the development and progression of atherosclerosis and coronary artery diseases has been demonstrated. This study compared the lipid modifying effects of locally-manufactured fenofibrate (trichol) versus lipanthyl supra in a randomized double-blind controlled study. A total of sixty-eight patients with levels of HDL cholesterol ≤40 mg/dL; triglyceride of 200?600 mg/dL; or LDL of ≥130 mg/dL were recruited to this study and were randomized to either receive trichol 300 mg once daily or lipanthyl 160 mg once daily. Sixty one patients completed the study. Lipid levels before and 4, 8, and 12 weeks after the treatments were measured and analyzed. Compared to baseline values, 12-weeks treatment with either lipanthyl or trichol significantly increased plasma HDL by 18.8% and 14.3% respectively (P<0.001), decreased triglyceride by 38.2% and 37.2% (P<0.001), but with no significant change in LDL levels. Furthermore, we observed a decreased in total cholesterol levels compare to baseline by 8.4% (P<0.05) and 3.1% (P=0.114), in total cholesterol/ HDL ratio by 17.6% and 18.4% (P<0.001), in fibrinogen level by 13.8% and 6.4% and an increase in ApoA-1 by 15.0% and 9.7% for lipanthyl and trichol, respectively. Interestingly, the decrease in total cholesterol level is significantly higher in trichol than lipanthyl groups (P<0.05).The adverse events of both treatments were comparable. The lipid-modifying effects of 300 mg daily dose of trichol is comparable to that of 160 mg daily dose of lipanthyl. Both drugs efficiently increased the plasma HDL levels and decreased plasma triglycerides concentration. Besides, a significant reduction of total cholesterol was achieved after 12 weeks treatment with trichol, but not lipanthyl. (Med J Indones 2007; 16:159-67)"
Medical Journal of Indonesia, 2007
MJIN-16-3-JulySept2007-159
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tjetjep Sutisna
"ABSTRAK
Pendahuluan: Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler di mana penyakit tersebut adalah penyebab utama mortalitas dan morbiditas di negara-negara maju. Telah ada bukti yang menyatakan adanya hubungan antara stres dengan penyakit kardiovaskular. Beberapa studi mengaitkan antara stres kerja dengan perubahan kadar lipid, hal ini menguatkan tentang adanya hubungan antara stres kerja dengan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stresor kerja dan faktor risiko lainnya dengan timbulnya kecenderungan dislipidemia pada pekerja industri migas.Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan disain potong lintang dengananalisis perbandingan. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang meliputi hasil MCU tahun 2013 dan stres kerja-stresor kerja menggunakan Survey Diagnostik Stres .
Hasil penelitian: Dari 142 responden didapatkan prevalensi dislipidemia sebesar59,9 . Stresor kerja yang berpengaruh terhadap dislipidemia adalah konflik peran OR=3,09; CI=1,52-6,27; p=0,001 , pengembangan karir OR=3,12; CI=1,50-6,47; p=0,002 , dan beban kerja kuantitatif berlebih OR=2,92; CI=1,42-6,02; p=0,003 . Faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap dislipidemia adalah Indeks Massa Tubuh OR=191,83; CI=31,69-1161,33; p?0,001 . Terdapat hubungan yang bermakna antara stressor kerja ? 3 terhadap dislipidemia p=0,001; OR=4,31; CI=1,74 ndash; 10,65 . Operator mempunyai pajanan stressor kerja dan menderita dislipidemia paling banyak dibandingkan area kerja lainnya masing-masing sebanyak 71,4 . Secara statistik hubungan tingkat stres dengan dislipidemia tidak bermakna. Stres kerja mempunyai hubungan yang bermakna terhadap dislipidemia melalui stresor konflik peran, pengembangan karir, beban kerja kuantitatif berlebih dan jumlah stressor kerja ?

ABSTRACT
Dyslipidemia In Workers Introduction Dyslipidemia is a risk factor for cardiovascular disease which is a major cause of mortality and morbidity in developed countries. There is growing evidence of a relationship between stress and cardiovascular disease. Some studies have associated job stress with altered lipid levels, it reinforces the existence of a relationship between job stress to cardiovascular disease. This study aimed to determine the job stressors and other risk factors with the incidence trend of dyslipidemia in the oil and gas industry workers.Research methodology This study conducted a cross sectional design with comparative analysis. This study used secondary data of the GME results in 2013 and job stress job stressor using the Stress Diagnostic Survey .
Research result The prevalence of dyslipidemia from 142 respondents was59.9 . Job stressors that influence dyslipidemia are role conflict OR 3.09 CI 1.52 to 6.27, p 0.001 , career development OR 3.12 CI 1.50 to 6.47 p 0.002 , and quantitative excessive workload OR 2.92 CI 1.42 to 6.02, p 0.003 . The most influential risk factors for dyslipidemia is the Body Mass Index OR 191.83 CI 31.69 to 1161.33 p 0.001 . There is a significant association between job stressors 3 to dyslipidemia p 0.001 OR 4.31 CI 1.74 to10.65 . Operator had exposed job stressor and suffered dyslipidemia greater than other work area each as much as 71,4 . Statistically the relationship between stress levels with dyslipidemia was not significant. Job stress has a significant relationship to dyslipidemia through role conflict, career development , quantitative and excessive workload, and amount of job stressor 3. Keywords dyslipidemia, SDS, job stress, job stressors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelia Champaca Firdausi
"Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Dislipidemia adalah salah satu faktor risiko utama yang dapat dimodifikasi untuk perkembangan penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus tipe dua. Upaya promosi kesehatan menjadi sangat strategis untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang dislipidemia.Tugas khusus ini dilaksanakan dengan studi literatur mengenai dislipidemia melalui berbagai buku dan jurnal ilmiah kemudian dianalisis dan dikaitkan antara satu dan yang lainnya. Informasi tersebut dituangkan melalui leaflet dan video edukasi yang didesain melalui aplikasi CanvaKegiatan promosi kesehatan yang dilakukan diantaranya adalah penyebarluasan informasi melalui media leaflet dan video. Salah satu peran apoteker dalam pelayanan farmasi klinik di Puskesmas adalah Pelayanan Informasi Obat (PIO). Leaflet yang dibuat memuat tentang pencegahan dislipidemia, contoh menu dan bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita dislipdemia. Video edukasi memuat tentang PIO, yang berisi tentang Statin dan Fibrat.Media leaflet dan video edukasi dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang dislipidemia. Leaflet dirancang untuk memberikan informasi yang jelas, akurat dan mudah dipahami oleh pasien. Sedangkan video edukasi merupakan suatu media yang dapat digunakan sebagai PIO.

Health promotion is a process of empowering communities to be able to maintain and improve their health. Dyslipidemia is one of the main modifiable risk factors for the development of cardiovascular disease and type two diabetes mellitus. Health promotion efforts are very strategic to increase public knowledge about dyslipidemia. This special task was carried out by studying literature on dyslipidemia through various books and scientific journals and then analyzing them and linking them to one another. This information is provided through leaflets and educational videos designed through the Canva application. Health promotion activities carried out include disseminating information through leaflets and video media. One of the roles of pharmacists in clinical pharmacy services at Community Health Centers is the Drug Information Service (PIO). The leaflet created contains information about preventing dyslipidemia, examples of menus and recommended food ingredients for dyslipidemia sufferers. The educational video contains about PIO, which contains Statins and Fibrates. Media leaflets and educational videos can be used to increase public knowledge about dyslipidemia. Leaflets are designed to provide clear, accurate and easy-to-understand information for patients. Meanwhile, educational videos are a medium that can be used as PIO.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sudijanto Kamso
"Penyakit kardiovaskular telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia dan prevalensi yang tinggi didapatkan pada kelompok lanjut usia. Studi mengenai hubungan antara dislipidemia dan penyakit kardiovaskular pada kelompok lanjut usia masih jarang dilakukan di Indonesia. Informasi mengenai hubungan dislipidemia dengan penyakit kardisvaskuler sangat diperlukan agar para pengelola program dapat menyusun program penanggulangan penyakit kardiovaskuler yang lebih tepat. Tujuan utama dari studi ini adalah mengetahui prevaliensi dislipidemia pad akelompok lanut usia di kota Padang, daerah terhadap 205 responden lanjut usia di kota Padang. Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur pengukuran antropometri, pengukuran kadar lemah darah dan pengukuran tekanan darah. Analisa data menggunakan SPSS program versi 7.5. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi dislipidemia yang tinggi, yaitu lebih dari 50% (total kolesterol > 240 mg/dl dan LDL koleksterol > 160 mg/dl). Rasio total kolesterol terhadap HDL koleksterol yang tinggi (> 5), didapatkan pada 47.6% populasi penelitian. Penyuluhan kesehatan terhadap kelompok lanjut usia agar menekankan pada pemilihan makan sehar dan pentingnya menjaga aktivitas fisik yang memadai yang mempunyai efek proteksi terhadap dislipidemia. Pemerikaan kadar lemak darah secara teratur perlu dilakukan sebagai deteksi dini faktor penyakit kardiovaskuler.

Cardiovascular disease has become the first cause of death. Highest morbidity is found in the elderly. Many studies on the relationship between dyslipidemia and cardiovascular disease has been done, however studies on prevalences of dyslipidemia among the elderly in Indonesia are lacking. Therefore, there is an urgent neeg to obtain information on dyslipidemia in the Indonesia elderly, which will allow the policy makers top provide appropriate intervention programs againts cardiovascular diseases. The primary purpose of this study was to the observe prevalence of dyslipidemia among the aged in Padang, an area with high prevalence of cardiovascular diseases. A cross sectional study was undertaken in Padang with a total sample of 205 elderly using multisatage random sampling. Subjects were recruited from free living elderly population. Data were collected through interviews using structured questionaires, anthropometric measurements, biochemical blood analysis, and blood pressure measurements. Data were analyzed by using SPSS programs for Windows version 7.5.Prevalence of dyslipidemia (hypercholesterolemia and LDL-cholesterolemia) found in the study was quite high, more than 50 of the study population. The ration of total cholesterol to HDL cholesterol (> 5) was also quite high in the study population ( 47.6%). Nutrition education to elderly group should emphasize healthy nutrients with protecting effect against dyslipidemia. Suggestion for proper physical activity as a protecting factor against hypertension is very important for the elderly. Regular checkinh of plasma lipid should be conducted for early detection of cardiovascular desease risk factors. Future studies should be directed on public health and nutrition intervention to the elderly community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ompusunggu, Intan Juliana
"Pendahuluan: Dislipidemia merupakan faktor risiko utama Penyakit Kardiovaskuler yang sering terjadi pada penderita hipertensi. Menurut penelitian Sutrisna, B. et al., prevalensi dislipidemia pada penderita hipertensi dewasa urban di Indonesia cukup tinggi yaitu 78%. Prevalensi yang tinggi ini terutama disebabkan beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang dapat dicegah. Penelitian ini merupakan studi lanjutan dari studi tersebut, dan bertujuan memperoleh model prediksi dan sistem skor terjadinya dislipidemia pada penderita hipertensi dewasa urban di Indonesia.
Metode penelitian: Desain studi ini adalah potong lintang dengan menggunakan 400 sampel yang diperoleh dari data Riskesdas 2007. Sampel dipilih secara stratified random sampling berdasarkan provinsi yang ada di Indonesia dan dilakukan pemeriksaan sampel darah profil lemak di laboratorium Litbangkes Jakarta serta divalidasi di Laboratorium Prodia Jakarta. Analisis dilakukan dengan Regresi Logistik Ganda untuk mendapatkan model prediksi dan nilai OR serta dilanjutkan dengan sistem skor untuk prediksi dislipidemia pada penderita hipertensi.
Hasil Penelitian: Variabel yang bermakna secara statistik dan dimasukkan pada model prediksi akhir adalah jenis kelamin laki-laki ( OR= 2,39, 95% CI 1,31-4,39), IMT Obesitas ( OR = 3,00, 95%CI 1,07-8,44), jenis aktivitas fisik kategori sedang (OR= 2,38, 95%CI 1,16-4,89) sedangkan status sosial ekonomi kuintil 4 ( OR = 2,02, 95%CI 0,83-4,90), dimasukkan ke dalam model akhir karena secara substansi bermakna. Dari model prediksi akhir dilanjutkan pembuatan sistem skor yang lebih mudah dimengerti masyarakat awam. Temuan baru pada penelitian ini diaplikasikan dalam bentuk software excel yang dapat digunakan oleh klinisi di pelayanan kesehatan primer dan leaflet sistem skor prediksi dislipidemia pada penderita hipertensi dewasa yang dapat digunakan masyarakat awam dan penderita hipertensi.

Introduction: Dyslipidemia is the main risk factor of Cardiovascular Disease that often occurs to hypertension patient. According to the research, Sutrisna, B. et al, dyslipidemia prevalence of adult urban hypertension patient in Indonesia is quite high, that is 78%. This high prevalence is mainly caused by several risk factor of cardiovascular disease that can be prevented. This research is an advance study from that study, and intends to achieve prediction model and score system of the occurring of dyslipidemia on adult urban hypertension patient in Indonesia.
Research Methodology: This study design is cross sectional by using 400 samples that was taken from Riskesdas 2007 data. The samples were chosen as random stratified sampling based on the provinces in Indonesia and were taken fat profile blood sample check at Litbangkes Jakarta laboratory and also were validated at Prodia Jakarta Laboratory. The analysis is done by Multiple Logistic Regression to get prediction model and OR score and is also continued by score system to predict dyslipidemia on hypertension patient.
Research Result: A significant variable in a statistic manner and that is put on the final prediction model is male gender (OR= 2.39, 95% CI 1.31-4.39), IMT Obesity (OR = 3.00, 95%CI 1.07-8.44), medium type of physical activity category (OR= 2.38, 95%CI 1.16-4.89), whereas socio economy status quantile 4 (OR = 2.02, 95%CI 0.83-4.90) is put into the final model because of the significantl substantial manner. From the final model prediction, it is continued to formulate easier score system to be understood by common people. The invention in this research is applied in excel software form that can be used by primary service clinical officer and score system leaflet on adult hypertension patient that can be used by common people and hypertension patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31101
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retnoningtyas
"Latar belakang: Obesitas dan dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Salah satu strategi mengurangi faktor risiko tersebut adalah melakukan latihan fisik secara teratur. Pandemi COVID-19 mengharuskan masyarakat mencari alternatif latihan fisik yang fleksibel dalam hal lokasi dan efisien dalam waktu. Latihan fisik dengan supervisi jarak jauh juga belum banyak dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, studi ini bertujuan melihat perubahan profil lipid dan komposisi tubuh partisipan lakilaki dewasa muda obesitas setelah pemberian High Intensity Interval Training (HIIT) dengan kombinasi supervisi luring dan daring. Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain pretest-posttest dengan satu kelompok perlakuan. Tujuh partisipan laki-laki dewasa muda obesitas mengikuti intervensi program HIIT dengan kombinasi supervisi daring dan luring selama 12-14 minggu. Program latihan terdiri dari 5 gerakan berbasis lari dan kalistenik dengan rasio interval 8:12 detik pada 85–95% denyut jantung maksimal. Hasil: Hasil menunjukkan penurunan rerata LDL sebesar 12% (p=0,048) dan peningkatan rerata massa otot sebesar 3% (p=0,033) dengan angka kepatuhan latihan 92,3%. Selama intervensi, tidak didapatkan pengaruh asupan diet terhadap luaran penelitian. Kesimpulan: Program HIIT selama 12-14 minggu secara kombinasi daring dan luring dapat memperbaiki profil lipid dan komposisi tubuh dengan angka kepatuhan yang tinggi.

Background: Obesity and dyslipidemia are risk factors for the development of cardiovascular disease. One of the strategies to overcome these risk factors is by engaging viii regular physical exercise. The COVID-19 pandemic requires people to find alternative physical exercise that is flexible in terms of location and efficient in time. Moreover, a remote exercise supervision is yet uncommon to conduct. Therefore, this study aims to see changes in lipid profiles and body compositions in obese young adult male participants after prescription of High Intensity Interval Training (HIIT) with offline and online supervision. Methods: This research is an experimental study with a pretestposttest design with one treatment group. Seven obese young males participated in 12-14 weeks of HIIT with combination of offline and online supervisions. The program consists of 5 running and calisthenic based movements with 8:25 seconds of intervals at 85–95% maximum heart rates. Results: The results showed a decrease in LDL by 12% (p=0.048) and an increase in muscle mass by 3% (p=0.033) with an exercise adherence rate of 92.3%. During the intervention, there was no effect of dietary intake on the research outcome. Conclusions: The 12-14 weeks of HIIT program with combined online and offline supervisions improved lipid profiles and body compositions with high adherence rates."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Tablet moxifloxacin 400 mg telah dipasarkan di Indonesia untuk beberapa indikasi, yaitu bronkitis kronik eksaserbasi akut, pneumonia didapat di komunitas, dan sinusitis bakterial akut. Untuk menilai keamanan dan tolerabilitas moxifloxacin, dilakukan survei pasca pemasaran pada tahun 2001 yang melibatkan 589 dokter. Selain itu, dinilai pula efikasi kliniknya, baik oleh dokter maupun pasien, dengan menggunakan total skor 6 gejala yang berskala 0-12. Seluruhnya, diperoleh 1715 pasien dengan sinusitis akut, pneumonia didapat di komunitas, bronkitis kronik eksaserbasi akut dan infeksi lainnya yang diobati dengan moxifloxacin oral 400 mg sekali sehari. Sebanyak 151 (8,8%) pasien melaporkan efek samping dan 5 (0.29%) pasien mengalami efek samping serius, yang dianggap berhubungan dengan terapi moxifloxacin. Efek samping tersering adalah mual (4.96%), pusing (1.52%), muntah (0.64%), sakit kepala (0,47%), dan lemah (0,47%). Duapuluh tiga (1,34%) pasien menghentikan terapi akibat efek samping. Toleransi terhadap terapi dinilai sangat baik oleh 647 (37,7%) dan baik oleh 919 (53,6%) pasien. Berdasarkan penilaian klinis oleh dokter, 57,7% pasien dinyatakan sembuh dan 39.9% dinyatakan membaik di akhir terapi. Rerata skor gejala total, sebagaimana dinilai oleh pasien, turun dari 6,43 pada hari pertama menjadi 2,76 pada hari ketiga. Secara umum, 95.3% pasien merasa lebih baik setelah mendapat moxifloxacin dan 97,6% pasien memberikan kesan baik terhadap terapi moxifloxacin. Sebagai kesimpulan, survei pasca pemasaran ini menunjukkan bahwa pengobatan infeksi saluran napas oleh bakteri, terutama bronkitis, pneumonia komunitas dan sinusitis, dengan moxifloxacin 400 mg sekali sehari aman dan dapat ditoleransi dengan baik, dan juga bahwa moxifloxacin sangat efektif untuk pengobatan infeksi ini dengan perbaikan gejala yang cepat. (Med J Indones 2004; 14: 11-19)

Moxifloxacin 400 mg tablet has been marketed in Indonesia for several indications, i.e. acute exacerbation of chronic bronchitis (AECB), community-acquired pneumonia (CAP), and acute bacterial sinusitis (ABS). To assess the safety and tolerability of moxifloxacin, a post-marketing surveillance study was conducted in the year 2001 involving 589 physicians. Clinical efficacy was also evaluated, both by physicians and patients, using a 6-symptom total score, which was scaled 0-12. A total of 1715 patients with acute sinusitis, CAP, AECB, and other infections were treated with oral moxifloxacin 400 mg once daily. There were 151 (8.8%) patients with adverse events (AEs) and 5 (0.29%) patients with serious adverse events (SAEs) that were considered related to moxifloxacin treatment. The most common adverse reactions were nausea (4.96%), dizziness (1.52 %), vomiting (0.64%), headache (0.47%), and weakness (0.47%). Twenty three (1.34%) patients discontinued treatment due to adverse events. Tolerance to treatment was rated very good and good by 647 (37.7%) and 919 (53.6%) of patients, respectively. Based on physicians? clinical assessment, 57.7% of patients were cured and 39.9% were improved at the end of treatment. Mean total symptom score, as assessed by the patients, decreased from 6.43 on day-1 to 2.76 on day-3. Totally, 95.3% of patients felt better after receiving moxifloxacin and 97.6% of patients had good impression on moxifloxacin treatment. In conclusion, treatment of respiratory tract infections, mainly AECB, CAP and ABS, with moxifloxacin 400 mg once daily in this post-marketing surveillance was shown to be safe and well tolerated. Moxifloxacin was also shown to be highly effective in the treatment of these infections with rapid improvement of symptoms. (Med J Indones 2004; 14: 11-19)"
Medical Journal of Indonesia, 14 (1) January March 2005: 11-19, 2005
MJIN-14-1-JanMar2005-11
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tablet fluvastatin XL 80 mg telah dipasarkan di Indonesia sejak Desember 2002. Survei pasca pemasaran ini dilaksanakan antara Mei 2004 dan April 2005 dengan melibatkan 98 dokter umum untuk melihat keamanan dan tolerabilitas fluvastatin XL 80 mg sekali sehari sebelum tidur selama 8 minggu untuk pengobatan pasien rawat jalan dengan hiperkolesterolemia. Efikasi obat dalam menurunkan kolesterol LDL dan parameter lipid lainnya juga dilihat dalam praktek klinik sehari-hari pada survei ini. Seluruhnya ada 740 pasien yang dapat dievaluasi keamanannya. Sebanyak 32 pasien (4,32%) melaporkan 39 efek samping yang dianggap berhubungan dengan terapi fluvastatin XL. Efek samping yang paling sering adalah pusing kepala (2,03%), nausea (1,22%), dan mialgia (0,68%). Tidak ditemukan efek samping serius pada survei ini dan tidak ada pasien yang menghentikan pengobatan akibat efek samping. Menurut penilaian global dokter, keamanan dan tolerabilitas pengobatan baik pada 91,9% pasien. Evaluasi efikasi hanya dapat dilakukan pada 566 pasien. Pada minggu 8, fluvastatin XL menurunkan kadar kolesterol LDL (LDL-C), kolesterol total (TC) dan trigliserida (TG) berturut-turut sebanyak 28,6%, 30,2%, dan 24,5%, dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (HDL-C) sebanyak 14,3%. Pada 74 pasien dengan TG awal > 300 mg/dL, penurunan TG 38,1% dan peningkatan HDL-C 18,1%. Penurunan LDL-C sebanyak > 40% terjadi pada 19,6% pasien. Sebagai kesimpulan, survei pasca pemasaran ini menunjukkan bahwa pengobatan dengan fluvastatin XL 80 mg sekali sehari selama 8 minggu aman dan dapat ditoleransi dengan baik, dan juga efektif dalam menurunkan LDL-C, TC dan TG, dan menaikkan HDL-C dalam praktek klinik sehari-hari.

Abstract
Fluvastatin XL 80 mg tablet has been marketed in Indonesia since December 2002. This post-marketing surveillance (PMS) was conducted between May 2004 and April 2005 involving 98 general physicians to observe the safety and tolerability of fluvastatin XL 80 mg once daily at bedtime for 8 weeks in the treatment of outpatients with hypercholesterolemia. The efficacy of the drug in lowering LDL-cholesterol and other lipid parameters was also observed in daily clinical practice in this PMS. A total of 740 patients were eligible for safety analyses. There were 32 patients (4.32%) with 39 adverse events that were considered related to fluvastatin XL therapy. The most common adverse reactions were dizziness (2.03%), nausea (1.22%), and myalgia (0.68%). No serious adverse event (SAE) was found in this PMS, and no patient discontinued due to adverse event. According to physician?s global evaluation, the safety and tolerability of treatment was good in 91.9% of patients. For efficacy analyses, only 566 patients were eligible. At week 8, fluvastatin XL caused decreases in LDL-cholesterol (LDL-C), total cholesterol (TC) and triglyceride (TG) levels by 28.6%, 30.2% and 24.5%, respectively, and an increase in HDL-cholesterol (HDL-C) by 14.3%. In 74 patients with baseline TG > 300 mg/dL, the decrease in TG was 38.1% and the increase in HDL-C was 18.1%. Reduction in LDL-C of > 40% occurred in 19.6% of the patients. In conclusion, treatment with fluvastatin XL 80 mg once daily for 8 weeks in this PMS was shown to be safe and well tolerated, and also effective in reducing LDL-C, TC and TG, and raising HDL-C in daily clinical practice."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>