Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 233337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sholichin
"Resistensi saluran nafas nonelastik merupakan resistensi terhadap aliran udara dalam saluran nafas pada pasien PPOK yang dlkarenakan adanya mukus yang berlebihan di saluran napas. Salah satu cara memperbaiki resistensi saluran nafas nonelastik pada pasien PPOK adalah fisioterapi dada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya perbedaan penurunan resistensi saluran nafas nonelastik sebelum dan sesudah fisioterapi dada, adanya perbedaan penurunan resistensi saluran nafas nonelastik antara kelompok yang melakukan fisioterapi dada dan yang tidak melakukan fisioterapi dada, Serta variabel yang paling dominan mempengaruhi penurunan resistensi saluran nafas nonelastik sesudah fisioterapi dada. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan desain randomized control group pretest-postrest. Sampel penelitian adalah 42 responden dengan menggunakan teknik random sampling.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa resistensi salunan nafas nonelastik lebih baik sesudah diberikan fisiotempi dada pada kelompok intervensi (p=0.000, a=0,01), resistensi saluran nafas nonelastik lebih baik pada kelompok intervensi daripada kelompok kontrol (p=0.000, cz =0,01), Serta tidak ada variabel yang paling berpengaruh terhadap penurunan resistensi saluran nafas nonelastik sesudah fisioterapi dada (p=0.152, a=0,01). Kesimpulan penelitian ini adalah fisioterapi dada dapat menurunkan resistensi saluran nafas nonelastik. Penelitian ini merekomendasikan fisioterapi dada dapat menjadi salah satu intervensi dalam asuhan keperawatan pasien PPOK."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian dengan judul Pengaruh fisioterapi dada terhadap lendir pada pasien
terpasang respirator. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetahui manfaat fisioterapi
dada sebelum dilakukan penghisapan lendir. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif sederhana. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan mulai tanggal 1 Januari 2002 sampai dengan 1 Pebruari 2002 bertempat di ruang intensive rumah sakit Mohamad Husni Thamrin Internasional Salemba. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa adanya peningkatan jumlah lendir yang dikeluarkan setelah dilakukan fisioterapi dada, dan mengurangi hari rawat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5175
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cherniack, Reuben M.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1997
615.836 CHE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yono Taryono
"Penggunaan ventilator pada pasien yang sudah mengalami perbaikan harus segera dilakukan penyapihan. Salah satu indikator penyapihan ventilator adalah dengan menggunakan RSBI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan nilai RSBI pada semi fowler 15°, 30° dan 45°. Rancangan penelitian ini pre-experimental designs dengan desain penelitian menggunakan one group pretest posttest design. Pemilihan sampel dengan consecutive sampling sebanyak 27 responden. Uji statistik dengan menggunakan uji repeated anova. Hasilnya terdapat perbedaan yang signifikan nilai RSBI pada semi Fowler 15°, 30° dan 45° p value 0.003, terdapat perbedaan yang signifikan nilai RSBI pada semi Fowler 15° dengan semi Fowler 30° p-value 0,013, tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai RSBI pada semi Fowler 15° dengan semi Fowler 45° p-value 0,629, dan terdapat perbedaan yang signifikan nilai RSBI pada semi Fowler 30° dengan semi Fowler 45° p-value 0,003. Rekomendasi dari penelitian ini semi Fowler pada 30° adalah posisi yang terbaik untuk mendapatkan nilai RSBI yang paling rendah.

Patients with ventilator need to have weaning process gradually. RSBI is one of the indicators in giving weaning process patient with ventilator. The purpose of this study is to examine and compare the score of RSBI on patient with ventilator who is given semi fowler position 15°, 30° and 45°. This is pre-experimental designs study using one group pretest posttest design. Consecutive sampling had been used in recruiting 27 respondents. Repeated anova had been used to analyze the data. The result shows significant different amongst RSBI score on semi Fowler position 15°, 30° and 45° (p value 0.003). Significant different also shows on RSBI score between semi Fowler 15° and 30° (p-value 0,013), semi Fowler 30° and 45° (p-value 0,003), however there is no significant different on RSBI score between semi Fowler 15° and 45° (p-value 0,629). It is recommended that semi Fowler 30° is the best semi Fowler position with the lowest score of RSBI."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
" Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang ?Pengaruh terapi musik terhadap peningkaran reIaksasi penurunan nyeri pada klien pasca bedah Apendiktomi di RS Haji Jakarta "memiliki tujuan untuk menidentifikasi dan efektifitas terapi musik terhadap penurunan rangsangan nyeri paska Apendiktomi.
Desain yang digunakan adalah quasi eksperimental. Sampel diambil dari klien-klien sedang dalam perawatan di ruangan RS Haji Jakarta yang akan direncanakan operasi apendiksitis. Pelaksanaan penelitian dilakukan di ruangan pemulihan setelah dilakukan operasi. Jumlah sampel sebanyak 60 orang terdiri dari 30 responden group control dan 30 responden group treatment. Dari perhitungan statistik terhadap intensitas nyeri pada jumlah sampel tersebut dengan dan tanpa terapi musik menggunakan rumus t test didapatkan hasil sebesar 2,20. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik memiliki pengaruh didalam penurunan nyeri paska bedah apendiktomi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Washli Zakiah
"Latar belakang: Nasal continuous positive airway pressure (nCPAP) merupakan alat bantu napas noninvasif pilihan pertama pascaekstubasi untuk bayi prematur. Saat ini High flow nasal cannula (HFNC) digunakan sebagai alternatif lain yang sama efektif nya seperti nCPAP.
Tujuan: Untuk mengetahui efikasi, keamanan dan angka kegagalan terapi penggunaan HFNC dibandingkan nCPAP pascaekstubasi pada bayi prematur.
Metode: Uji klinis acak terkontrol tidak tersamar tunggal dilakukan Februari-Juni 2024 di Divisi Neonatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Kriteria inklusi adalah bayi usia gestasi antara 28 minggu sampai 36 minggu 6 hari yang terintubasi dan menggunakan ventilasi mekanik. Randomisasi dilakukan pada 42 subjek yang dibagi menjadi dua kelompok (nCPAP vs HFNC).
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,747) kegagalan terapi dalam waktu < 1 jam (23,8% vs 33,3%) dan 1-24 jam (42,9% vs 33,3%). Tidak terdapat perbedaan nilai pCO2 pada analisis gas darah (p=0,683), kejadian trauma hidung (p=0,317), dan skor nyeri (p=0,795) yang menggunakan ventilasi noninvasif HFNC dan nCPAP. Meskipun tidak terdapat perbedaan bermakna kejadian distensi abdomen (p=0,197) pada kedua kelompok, namun HFNC memiliki angka penurunan kejadian distensi abdomen yang lebih besar dibandingkan nCPAP.
Simpulan: Tidak ada perbedaan kegagalan terapi pemakaian HFNC dibanding nCPAP pascaekstubasi pada bayi prematur. Angka kejadian distensi abdomen didapati lebih kecil pada pemakaian HFNC.

Background: Nasal continuous positive airway pressure (nCPAP) is the primary noninvasive respiratory support choice after extubation for neonates. Hence, High Flow Nasal Cannula (HFNC) has use as effective as nCPAP.
Objective: To determine the efficacy, safety, and therapy failure rates of HFNC and nCPAP post-extubation in preterm neonates.
Methods: A single-blind randomized controlled clinical trial was conducted from February-June 2024 in the Neonatology Division of the Department of Pediatrics, RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. The inclusion criteria were preterm (28 weeks to 36 weeks 6 days) with mechanical ventilation. Randomization was performed on 42 subjects, divided into two groups (nCPAP vs HFNC)
Results: There was no significant difference (p=0,747) in the proportion of therapy failure, within <1 hour (23,8% vs 33,3%) and 1-24 hours (42,9% vs 33,3%). There was no difference in the proportion of pCO2 values in blood gas analysis (p=0.683), nasal trauma (p=0.317), and pain scores (p = 0.795) between HFNC and nCPAP. Although there was no significant difference in abdominal distension rate (p=0.197) between the two groups, HFNC had a greater reduction in abdominal distension than nCPAP.
Conclusion: There was no difference in the proportion of therapy failure between HFNC and nCPAP use post-extubation in preterm. The incidence of abdominal distension was found lower with HFNC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu M. Safrizal Kurnia Ramdhoni
"Latar Belakang: Dokter anestesiologi dituntut untuk memiliki kompetensi sesuai dengan perkembangan keilmuan. Pengetahuan akan gas anestetik inhalasi merupakan pengetahuan dasar yang wajib dikuasai oleh dokter spesialis anestesiologi. Kurangnya kompetensi tersebut dapat mengakibatkan peningkatan jumlah morbiditas dan mortalitas dalam praktik anestesiologi. Metode pemelajaran yang selama ini dilakukan antara lain diskusi dan pemberian kuliah. Di era pesatnya perkembangan teknologi dan informasi saat ini, sudah memungkinkan digunakannya screen based simulation (SBS) dalam bentuk aplikasi untuk pemelajaran anestetik inhalasi bagi residen Anestesiologi, seperti aplikasi Gas Man®. Aplikasi Gas Man® bertujuan untuk membantu peserta didik memahami fisiologi dan patofisiologi obat anestetik inhalasi.
Metode: Penelitian ini merupakan Randomized Controlled Trial. Subjek penelitian merupakan residen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UI tahun akademik 2022–2023 dengan status aktif Tahap Pembekalan dan Tahap Magang yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi. Sampel dilakukan randomisasi menggunakan halaman web www.randomizer.org, dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok simulasi dan diskusi. Sampel diberikan pre test dan post test, serta mengisi survei kepuasan di akhir kegiatan.
Hasil: Kelompok simulasi mendapat nilai median (IQR) post test 80 (76,67-83,33) sedangkan kelompok diskusi 50 (40-66,67) dengan nilai P=0,000<0,05. Masing-masing kelompok memiliki tingkat kepuasan "Puas" 63,2% dan 68,4% (secara berurutan).
Kesimpulan: Metode pemelajaran berbasis simulasi dengan menggunakan aplikasi Gas Man® lebih baik jika dibandingkan berbasis diskusi dalam peningkatan pengetahuan ambilan dan distribusi anestetik inhalasi residen Anestesi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roza Indra Yeni
"Fisioterapi dada merupakan tindakan mandiri perawat yang bertujuan melancarkan jalan napas pada anak pneumonia. Tujuan penelitian untuk mengetahui dampak fisioterapi dada terhadap perubahan status pernapasan (Krissjansen Respiratory Score, Spo2, dan HR) anak balita pneumonia. Desain yang digunakan kuasi eksperimen pre test dan post test control group design, melibatkan 32 responden untuk masing-masing kelompok 16 anak dengan teknik consecutive di ruang anak RSUD Pasar Rebo dan Koja Jakarta.
Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan status pernapasan (saturasi oksigen) sesudah fisioterapi dada pada kelompok intervensi (p=0,001), begitu juga pada status pernapasan (saturasi oksigen dan denyut nadi) menunjukkan perbedaan signifikan kelompok intervensi p=0,001 dan p=0,039 daripada kelompok kontrol. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya menggunakan desain eksperimen murni dengan tahapan prosedur lengkap fisioterapi dada.

Chest physiotherapy is an independent nursing intervention to loosen the airway in children with pneumonia disease. The aimed is to explore the effect of chest physiotherapy in change of respiratory status (Krissjansen Respiratory Score, Spo2, dan HR) children with pneumonia. The research design is quasi experiment pre test and post test control group design. The respondents are 32 patients which divide into 2 groups: 16 patients for group control and 16 patients for intervention group used consecutive sampling technique in children nursing ward Pasar Rebo hospital and Koja hospital.
Statistical analysis showed the significant differences in respiratory status (oxygen saturation) after chest physiotherapy in intervention group (p=0,001), it also different in respiratory status (oxygen saturation and pulse) in intervention group (p=0,001;p=0,039) respectively compare to control group. Further study the recommendation from this research is need to continue research used experimental method and complete chest physiotherapy procedure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Dewi Maharani
"Umumnya pasien post operasi ORIF setelah 24 jam bedrest sehingga dapat terjadinya keterbatasan aktivitas mobilisasi dini yang dilakukan oleh perawat di ruangan dapat memperbaiki sirkulasi mengurangi komplikasi imobilisasi post operasi mempercepat pemulihan peristaltik usus mempercepat pemulihan pasien post operasi Metode penelitian ini adalah deskriftif gambaran implementasi mobilisasi dini oleh perawat pada fraktur ektermitas bawah adalah pendidikan pengalaman kerja pelatihan orthopaedi mobilisasi dini dan sumber ilmu yang didapat tentang mobilisasi dini pada pasien Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling yaitu berjumlah 31 orang perawat
Dari hasil uji statistic univariat didapatkan bahwa implementasi mobilisasi dini oleh perawat pada pasien post ORIF fraktur ekstermitas bawah dominan perawat melakukan mobilisasi dini sebanyak 16 orang 51 6 dan tidak melakukan sebanyak 15 orang 48 4 dari hasil tersebut hanya selisih 1 yang berarti tingkat melakukan mobilisasi dini masih rendah Selanjutnya dapat dilakukan penelitian serupa dengan jumlah responden dari rumah sakit lainnya.

Generally post ORIF patient should be bedrest for 24 hours It cause activity limitation Early mobilizatio ndash that is performed by nurse ndash can improve circulation reduce complication of post operative immobilization accelerate intestinal peristalsis recovery accelerate the recovery of postoperative patients This research method is descriptive Description of the implementation of early mobilization by nurse on lower extremity fracture are education work experience training of orthopedic early mobilization and source of knowledge gained about early mobilization Sampling was done by total sampling of 31 nurses
From the results of univariat estatistical tests showed that the implementation of early mobilization by nurses on lower extremity fractures post ORIF patients dominan yearly mobilization perform by 16 nurses 51 6 and did not do early mobilizaton as many as 15 nurses 48 4 of these results only difference 1 nurse which means the rate of early mobilization is low Further research can be done similar with respondents from other hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Setyowati
"ABSTRAK
Penyakit asma adalah salah satu penyakit yang banyak ditemukan pada anak-anak terutama dengan kondisi lingkungan yang kurang sehat yaitu anak- anak yang tinggal di daerah perkotaan dan industri. Jumlah penderita asma pada anak usia 6-12 tahun atau yang masih duduk di SD mengalami peningkatan. Jakarta adalah salah satu kota dengan tingkat kejadian asma yang tinggi dimana terdapat 1194 kasus baru dan 301 kasus asma berulang. Anak yang mengalami asma mendapatkan berbagai perawatan antara lain terapi inhalasi, fisioterapi dada, batuk efekif. Salah satu tugas perawat melakukan fisioterapi dada sebagai bagian dari asuhan keperawatan dalam menyelesaikan masalah bersihan jalan nafas. Tujuan fisioterapi dada yaitu mengeluarkan sekret pada saluran nafas sehingga mencegah terjadinya obstruksi ke organ pernafasan yang lain. Pemberian terapi fisioterapi dada ini disertai pemberian pendidikan kesehatan kepada anak dan orang tua supaya mengetahui serta mengenali sumber alergen, membantu orang tua memodifikasi lingkungan dan penggunaan inhaler.

ABSTRACT
Asthma is one of disease many found in children, especially with unhealthy environmental conditions for example the children lives in an urban areas and industry. The number of asthmaticson child aged of 6 12 year have been improving. Jakarta is one of the cities with the incidence of high asthma where there are 1194 cases asthma new, and 301 cases asthma recurring. Children were having asthma to get various care among others therapy inhalation, physiotherapy the chest and coughing effective. One of the nurse duty is perform chest physiotherapy as part of nursing care in problem solving airway clearance. Interest chest physiotherapy is discharging the airway, preventing obstruction to other respiratory organs. Therapy is accompanied by chest physiotherapy provision of health education to children and parents to know and identify the source of allergens, helping parents to modify the environment and the use of inhalers."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>