Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syofriza Syofyan
"Kebijakan moneter Indonesia sampai saat ini pada dasarnya masih menggunakan paradigma lama yang mengandalkan mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui pengendalian jumlah uang beredar dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi. Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah jalur yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian. Mekanisme transmisi kebijakan moneter selama ini menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI), dapat mengendalikan M (0) dan dengan asumsi multiplier uang (Money Multiplier) tetap, BI akan dapat mengendalikan M(1} dan M(2). Melalui pengendalian M(1) dan M(2), BI dapat mempengaruhi PDB Nominal atau permintaan agregat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramli Usman
"Kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral akan mengakibatkan perubahan terhadap sektor riil. Proses dari kebijakan moneter sampai dengan perubahan sektor riil dinamakan mekanisme transmisi kebijakan moneter. Proses mekanisme transmisi kebijakan moneter dapat melalui beberapa jalur salah satunya adalah jalur kredit bank (bank lending channel). Tesis ini akan meneliti peranan jalur kredit bank dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia periode tahun 2002 s.d. 2009 secara bulanan dengan menggunakan metode VAR.

Monetary policy by central bank will result in changes to the real sector. The process of monetary policy in the real sector is called the monetary policy transmission mechanism. The process of monetary policy transmission mechanism may be through some point one of them is bank lending channel. This thesis will examine teh important of bank credit channel in the monetary transmission mechanism in Indonesia during the period 2002 - 2009 on a monthly basis using the VAR method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2101
T27603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Muhammad Nasim
"Banyak sasaran yang ingin dicapai secara serentak serta tidak berfungsinya mekanisme transmisi secara efisien akibat disintermediasi dalam sistem keuangan menyebabkan pengendalian moneter secara tidak langsung menjadi kurang efektif. Di satu sisi, perkembangan nilai tukar yang belum stabil dan inflasi yang masih tinggi memaksa Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk mempertahankan kebijakan uang ketat, yang berakibat tingginya suku bunga di dalam negeri. Di sisi lain, tingginya suku bunga telah berdampak negatif terhadap dunia usaha karena membengkaknya kewajiban pembayaran bunga dan terhentinya pemberian kredit barn oleh perbankan, akibatnya nonperforming loan (NPL) meningkat dan bank-bank beroperasi dengan negative spread.
Penelitian ini mengevaluasi kembali apakah mekanisme transmisi yang selama ini dipergunakan masih relevan dijalankan dan mencari alternatif mekanisme lainnya yang lebih mengakomodasi terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang semakin terbuka. Dengan menggunakan indeks kondisi moneter (IKM) sebagai sasaran antara pada mekanisme transmisi kebijakan moneter akan diketahui ketat atau tidaknya stance dari kebijakan moneter yang ditempuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks kondisi moneter (1KM) dapat memberikan informasi tentang akan dilakukannya pengetatan atau pelonggaran moneter di Indonesia. Pergerakan indeks kondisi moneter (IKM) ditentukan oleh gejolak dari komponen yang membentuk indeks kondisi moneter (1KM) yaitu suku bunga dan nilai tukar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yusuf
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui di antara keempat jalur transmisi kebijakan moneter, yaitu jalur moneter langsung, jalur suku bunga, jalur kredit, dan jalur nilai tukar yang lebih efektif dalam implementasi kebijakan moneter dengan sasaran tunggal inflasi di Indonesia dan mengetahui variabel yang paling cocok digunakan sebagai sasaran operasional pada jalur yang paling efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis Vector Autoaggresion (VAR). Penelitian ini merupakan studi kasus untuk Indonesia periode tahun 2000 triwulan I samppai tahun 2013 triwulan III. Data bersumber dari statistik ekonomi dan keuangan Indonesia (SEKI), laporan tahunan Bank Indonesia, IMF finance Statistics, dan publikasi Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jalur suku bunga merupakan jalur yang paling efektif dibanding dengan jalur jalur lainnya. Analisis yang dilakukan melalui uji impulse response dan uji variance decompotition menggambarkan kendalan penggunaan jalur suku bunga dalam mencapai sasaran akhir inflasi, terlihat dari respon yang diberikan oleh inflasi dan varians dari variabel-variabel yang terlibat dalam jalur ini. Pengujian pada jalur suku bunga menunjukkan bahwa shoc RPUAB mendapat respon yang kuat dan juga cepat dari inflasi sehingga cocok digunakan sebagai sasaran operasional dalam mencapai sasaran akhr inflasi."
Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016
336 ITR 1:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raubun, Paul
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui jalur mekanisme transmisi kebijakan moneter yang dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan Vecfor Error Correcrion Model (VECM) yang terdixi atas tiga alat estimasi yaitu (I) hubungan antar variabel, (2) impuls respon, dan (3) varian dekomposisi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jalur suku bunga pendekatan cost of capira/, jalur harga aset via inveslasi, dan jalur kredit bank untuk konsumsi Iebih dominan dalam mcntransmisikan suku bunga SBI terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T34275
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amrullah
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T27340
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Darmawan
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mengenai mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia khususnya dengan jalur harga aset baik dari sisi konvensional maupun syariah, karena saat ini Indonesia menggunakan sistem finansial ganda. Lebih lanjut lagi dari kedua sistem tersebut akan dibandingkan untuk diukur tingkat efektifitas dalam mengendalikan tingkat inflasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vector Error Correction Model (VECM) yang mana menggunakan variabel seperti Indeks Harga Konsumsi (IHK), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), saluran kredit bank umum (Loan), Pasar Uang Antar Bank (PUAB), Jumlah Uang Beredar dalam arti luas (M2), Surat Berharga Negara (SBN) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari sisi konvensional. Lalu dari sisi syariah terdapat IHK, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), saluran kredit bank umum syariah (FINC), Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS), M2, repo Sertifikat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Jakarta Islamic Index (JII). Dimana hasil penelitian menunjukan jika IHSG cukup signifikan untuk mempengaruhi IHK. Sedangkan JII, SBN dan SBSN tidak signifikan dalam mempengaruhi IHK.

This research aims to conduct analysis on the mechanism of transmission of monetary policy in Indonesia, especially with the price path of assets both from the conventional and sharia, because currently Indonesia uses a dual financial system. Moreover, the two systems will be compared to measured the level of effectiveness in controlling the inflation rate. The method used in this research is the Vector Error Correction Model (VECM) which uses variables such as the consumption price Index (CPI), the Bank Indonesia certificate (SBI), the credit line of the Commercial Bank (Loan), the Interbank money Market (PUAB), the Money supply in the broad (M2), state Securities (SBN) and composite stock price Index (IDX) from the conventional side. Then from the sharia side, there are CPI, Bank Indonesia Sharia certificate (SBIS), Sharia Bank financing (FINC), Sharia interbank money Market (PUAS), M2, National Sharia certificate (SBSN) and Jakarta Islamic Index (JII). The result is IHSG is significant to influence the IHK. On the other hand JII, SBN and SBSN are not significant to influence IHK."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Timothy Adityo
"Pengaruh suku bunga bank sentral dalam upaya mengendalikan laju inflasi merupakan hal yang secara teoritis terbukti namun setelah krisis ekonomi tahun 2008 suku bunga penjamin atau LPS mulai berperan dalam perekonomian Indonesia sehingga memungkinkan terjadinya dualisme dalam perekonomian Dalam penelitian ini analisis dilakukan pada negara Indonesia periode 2005 kuartal 4 sampai 2014 kuartal 3 Dengan menggunakan metode Vector Error Correction Model ditemukan bahwa meski pengaruh suku bunga LPS dalam perekonomian tidak sebesar suku bunga Bank Indonesia Selain itu ditemukan juga bahwa adanya shock pada suku bunga Bank Indonesia dan suku bunga LPS mengakibatkan output perekonomian mengalami penurunan dan inflasi mengalami kenaikan namun terjadi perbedaan periode respon Selain itu ditemukan juga bahwa suku bunga Bank Indonesia masih merupakan suku bunga acuan Disisi lain suku bunga LPS yang merupakan cerminan suku bunga perbankan juga masih menggunakan suku bunga Bank Indonesia sebagai acuanya Kata Kunci Shock kebijakan moneter Suku bunga LPS Suku bunga Bank Indonesia.

In theory the effect of central bank rate is proven in an attempt to control the inflation rate but after 2008 economic crisis the LPS rate in Indonesia so there is possibility for dualism In this study the analysis was conducted in Indonesia for period 2005 quarter 4 to 2014 quarter 3 By using Vector Error Correction Model this study found that the effect of deposit insurance in the economic was weaker than Bank of Indonesia interest rate In addition this study find that shock in Bank Indonesia interest rate and LPS rate will result decrease in output and increase in inflation but duration of responses will be the difference After that this study find that in Indonesia the central bank rate is still the primary rate In the other side the deposit insurance rate which reflect the demand of banking sector interest still use Bank Indonesia rate as key interest rate Key Word Monetary policy shock Central Bank Interest rate Deposit Insurance Rate."
2016
S61641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Argamaya
"Diduga bahwa inflasi lebih persisten dan kebijakan moneter lebih akomodatif terhadap inflasi di bawah rezim nilai tukar mengambang. Penelitian di Indonesia menunjukan hasil yang berbeda dari dugaan semula, yaitu rata-rata persistensi inflasi di Indonesia baik sebelum dan sesudah memperhitungkan rata-rata perbedaan pengaruh oil shocks di bawah rezim nilai tukar tetap cenderung lebih persisten. Sedangkan kebijakan moneter datam mengakomodasi inflasi baik dalam rezim nilai tukar tetap maupun rezim nilai tukar mengambang setelah memperhitungkan rata-rata perbedaan pengaruh oil shocks cenderung tidak menunjukkan adanya perbedaan yang berarti. Hal ini terutama disebabkan oleh karakteristik laju inflasi di Indonesia lebih kuat dipengaruhi masalah di sisi penawaran dibandingkan dengan sisi permintaan, atau jumlah uang beredar, Selain itu, diduga akibat tidak independennya bank sentral dalam menentukan kebijakan moneter khususnya dalam jumlah uang beredar, sebagaimana dapat dilihat pada hasil pengujian kebijakan sterilisasL Dengan demikian, otoritas moneter memilHd keterbatasan dalam mengendalikan laju inflasi
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngaisyah
"Tesis ini meneliti efektifitas kebijakan moneter yang meliputi pengawasan pada suku bunga, base money, dan Net International Reserve (NIR) dalam menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama periode fund supported program dari Dana Moneter Internasional (IMF). Seperti diketahui, ketika krisis keuangan melanda Asia tahun 1997, nilai tukar rupiah merosot tajam yang secara fundamental ekonomi sulit diperbaiki. IMF sebagai badan yang membantu Indonesia dalam mengatasi krisis tersebut memberikan beberapa saran kebijakan moneter yang tercantum dalam letter of intent (LoI) guna menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dikatakan bahwa kebijakan moneter akan diperketat atau dengan kata lain tingkat suku bunga akan dinaikkan yang didukung dengan intervensi mata uang asing untuk meningkatkan kepercayaan serta memberikan arahan yang jelas bagi pasar. Selain itu kebijakan moneter juga akan memfokuskan pada pembatasan pengaruh depresiasi nilai tukar terhadap inflasi. Untuk mendukung kebijakan tersebut, IMF menyarankan pemerintah untuk mengatur besamya suku bunga, base money, dan NIR.
Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah kebijakan moneter yang diambil pemerintah yang meliputi pengawasan terhadap suku bunga, base money, dan NIR mampu menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama periode fund supported program dari IMF?
Penelitian ini menggunakan model Vector Autoregressions atau sering disebut dengan VARs. Dalam model ini setiap kelompok variabel dinyatakan dalam fungsi linier dari nilai masa lampau variabel itu sendiri, nilai masa lampau dari variabel lainnya, serta nilai konstanta atau fungsi dari waktu. Penelitian ini juga menspesifikasi peubah-peubah endogen dan eksogen yang diyakini berinteraksi sehingga harus dimasukkan ke dalam modelnya serta jumlah selang terbanyak yang diperlukan untuk menangkap pengaruh yang dimiliki oleh masing-masing variabel terhadap variabel lainnya. Alasan pernilihan VARs berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Sims (1980) yang meyakini bahwa VAR mempunyai kemampuan lebih baik dalam memprediksi dibanding model persamaan struktural.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya instrumen base money yang mempunyai hubungan dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Artinya, adanya perubahan pada base money akan mengakibatkan perubahan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sedangkan untuk instrumen tingkat bunga dan NIR, penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara kedua instrumen tersebut dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan moneter melalui instrumen suku bunga, base money, dan NIR yang direkomendasikan oleh IMF hanya instrumen base money yang dapat diterapkan dalam menangani krisis keuangan di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, salah satu saran yang bisa diberikan kepada otoritas moneter adalah tetap meneruskan kebijakan nilai tukar mengambang secara konsiten, dengan money-base sebagai patokan, Intervensi di pasar valas dilakukan hanya untuk mengurangi fluktuasi jangka pendek atau untuk menjaga likuidilas pasar. Upaya intervensi untuk sterilisasi atau meredam volatilitas harus dihindari. Sebab sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar rupiah sering terdepresiasi disertai volatilitas yang tinggi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>