Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ananda Aditya
"Golden, Purisch, dan Hammeke (1985) mengembangkan sebuah alat pengukuran di bidang neuropsikologi berdasarkan metode yang digunakan oleh A. J. Luria. Alat tersebut bertujuan untuk dapat mendeteksi kerusakan atau disfungsi otak, jenis kerusakan yang dialami, dan menentukan letak kerusakan. Alat itu dikenal sebagai Luria-Nebraska Neuropsychological Battery (LNNB). LNNB mempunyai 11 skala, yaitu: Motor Functions, Rhythm, Tactile Functions, Visual Functions, Receptive Speech, Expressive Speech, Writing, Reading, Arithmetic, Memory, dan Intellectual Processes.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan adaptasi skala Intellectual Processes LNNB, melalui pengujian reliabilitas, validitas, dan penyusunan norma kelompok. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang signifikan (r = -0,372) dengan Standard Progressive Matrices dari Raven, sebagai tes pembanding. Hal ini menunjukkan bahwa skala Intellectual Processes valid dalam mengukur potensi kecerdasan umum. Namun hasil uji reliabilitas belum menunjukkan hasil yang memuaskan (koefisien alpha = -0,165)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraini Aprillia
"ABSTRAK
Neuropsikologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan antara fungsi otak dan tingkah laku. Neuropsikologi berhubungan dengan pemahaman, pengujian dan juga pengobatan perilaku yang secara langsung berhubungan dengan fungsi otak. A.R. Luria sebagai seorang neuropsikolog, mengembangkan sekelompok prosedur penilaian kualitatif yang dinilai sangat efektif dalam mengidentifikasi dan menentukan disfungsi otak pada orang dewasa. Golden, Hammeke dan Purisch menyempurnakan teknik Luria dengan membuat Luria-Nebraska NeuropsychologicaI Battery (LNNB). LNNB memiliki 13 skala, dimana salah satunya adalah Skala Memori. Peneliti tertarik mengadaptasi Skala Memori karena memori merupakan pusat dari fungsi kognitif dan karakterisitik dari perilaku manusia. Selain itu memori berhubungan langsung dengan proses belajar dan merupakan landasan untuk memahami perilaku dan pemikiran manusia.
Untuk menghasilkan alat ukur yang baik diperlukan syarat-syarat tertentu. Suatu tes dapat dikatakan baik bila tes tersebut reliabel, valid dan memiliki norma baku. Oleh karena itu, penelitian memfokuskan pada uji reliabilitas, uji validitas dan pembuatan norma. Penelitian dilakukan pada kelompok partisipan mahasiswa S-l Reguler Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jumlah partisipan 30 orang dengan rentang usia 19 - 24 tahun. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode koefisien Alpha, didapatkan koefisien Alpha sebesar 0.34. Koefisien Alpha ini tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Skala Memori LNNB memiliki konsistensi internal yang rendah dan item-itemnya kurang homogen. Rendahnya konsistensi internal dari Skala Memori LNNB disebabkan oleh sedikitnya jumlah item dan sampel yang homogen.
Uji validitas dilakukan dengan metode criterion prediction validation dengan teknik concurrent validation dan kriteria yang digunakan adalah previonsly available tesi, yaitu Wechsler Memory Scale I yang sama-sama mengukur fungsi memori. Hasil korelasi yang didapat adalah signifikan, ini berarti Skala Memori LNNB valid dalam mengukur fungsi memori. Norma dibuat dengan menggunakan norma dalam kelompok dengan transformasi linear dengan teknik T score. Pada penyusunan norma, jumlah partisipan yang sedikit membuat skor tidak menyebar secara proporsional. Norma yang disusun juga hanya dapat diaplikasikan pada sampel normal saja.
Untuk selanjutnya disarankan melakukan uji coba terhadap partispan yang terdiri dari mereka yang masuk dalam kategori ?normal? dan mereka yang mengalami gangguan neurologis. Hal ini berguna untuk meningkatkan variabilitas skor sehingga dapat meningkatkan reliabilitas Skala Memori LNNB. Dengan partisipan yang beragam maka dapat dibuat norma gabungan, sehingga dapat diketahui posisi skor individu yang ?normal? dan posisi skor individu yang mengalami gangguan neurologis dan yang mengalami gangguan psikiatri. Validasi metode lain contrasted group juga perlu dilakukan untuk melihat apakah Skala Memori LNNB mampu membedakan mereka yang masuk dalam kategori ?normal? dengan mereka yang mengalami gangguan neurologis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Dwi Utami
"Penelitian ini merupakan bagian dari tahap adaptasi awal alat tes Luria-Nebraska
Neuropsychological Battery (LNNB). Langkah adaptasi mengacu pada panduan
adaptasi lintaskultur yang dipublikasikan oleh Intemational Test Comission (ITC).
Penelitian ini melanjutkan tahap adaptasi yang sudah dilalui terhadap LNNB
Form I berupa penetjemahan forward dan backward. LNNB Form I Versi
Terjemahan ini belum pemah diujioobakan pada kclompok sampel yang menjadi
target populasi. Penelitian ini mengujioobakan administrasi LNNB Fomt I Versi
Terjemahan tersebut pada 10 individu yang termasuk dalam kelompok Dewasa
Madya. Proses dan kendala yang ditemui dalam administrasi dicatat dan
diinventarisasi sebagai dasar untuk melakukan tahapan adaptasi selanjutnya dari
LNNB Form I Versi Terjemahan.
.Ienis penelitian adalah penelitian exploratory dengan desain deskriptifl Hasil
penelitian menunjukkan bahwa LNNB Form 1 Versi Texjemahan dapat digunakan
pada kelompok dev/asa madya di Indonesia, namun masih perlu dilakukan
penyesuaian terhadap beberapa konten item yang masih terikat kultur Barat., dan
penyesuaian dalam penyampaian instruksi pada beberapa item. Administrasi
LNNB dapat dilakukan dengan baik apabila menggunakan format lembar rekam
respon yang efektif serta diadministrasikan dalam kondisi pengetcsan yang
terkontrol.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34135
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferza Rachmadianto
"Kanker Iaring adalah suatu ienis kanker yang menyerang pada bagian pangkal tenggorok si penderitanya. Dampak dari kanker Iaring tersebut adalah tidak bisa berbicara dan terdapat lubang pada lehemya akibat operasi pengangkatan tumor pada laring. Tidak bersuara membuat pasien sulit untuk berkomunikasi, sehingga dapat menimbuikan perasaan iidak berguna, cepat marsh, dan menurunnya rasa percaya diri (Smee & Bridger, 1994). Adanya dampak tersebut membuat seorang penderita kanker laring harus menghadapi masa sulit dalam kehidupannya dan tidak sedikit diantara mereka yang menga1ami keterpurukan.
Penderita kanker laring harus melewali masa sullt dan awal diagnosis hingga kembali bisa bersuara. Butuh perjuangan ketika mereka hams melewati masa sulit tersebut. Perjuangan melawan penderitaannya diperlukan agar mereka hangkit kembali dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Kebangkilan dari keadaan yang tidak menguntungkan disebut dengan resiliensi (Siebert, 2005).
Penelitian ini berlujuan untuk menggali bagaimana seorang pasien kanker Iaring dapat bangkit dari kondisi yang tidak menguntungkan dan hal-hal apa saja yang mereka lakukan agar bisa beradaptasl dengan hilangnya pita suara akibat operasi lafingektomi. Penelitian ini menggunakan melode kuaiitatif dengan rnelibalkan 2 partisipan bemsia 39 dan 59 tahun dan dengan pengumpulan data melalui wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua partislpan memiliki tujuh karakteristik resiliensi dalam dirinya, dimana ketujuh karaktenstik tersebut mereka gunakan untuk mangatasi semua permasalahan yang berhubungan dengan kanker larngnya. Analisa hasil menunjukkan bahwa pada subjek pertama ditemukan karakteristik insight, kemandirian, hubungan, inisiatif, kreatif dan moralitas sangat berperan besar dalam dirinya. Untuk karakteristik humor tidak ditemukan pada subjek pertama. Sedangkan untuk subjek kedua ditemukan ketujuh karakteristik tersebut dalam dirinya.

Larynx cancer refers to specific cancer that attacking throat areas. The adverse effects of this cancer for the patient including loosing their ability to speak and there is a hole in the patient's neck as a part of tumor’s surgery. The loosing of one's ability to speak makes the patient facing hard to communicate. This situation arising feeling of worthless, irritable, and decreasing self confident (Smee & Bridger, 1994).
Furthermore, those adverse effects makes the larynx cancer patient facing hard situation in their life. In a few cases, they often feel that their life had ruined. Person who suffering from larynx cancer has through hard situation from the first they get the diagnose until they can get back their ability to speak. To handling with the hard situation, the patient should striving for all the struggle. The patient's striving against their suffering is needed to get back their normal lives. The bounce back from the adverse situation is called resiliency (Siebert, 2005).
The purpose of this study are to find out how the patient can bounce back from the adverse situation and what they do to adapt the situation that differ from their past lives including loosing of their ability to speak. This study using qualitative approach on two subject (age 39 and 59) by interviews and observations.
The result shows that both subject has seven resl|ient’s characteristics. Also, both of the subject uses that characteristic to handling all the problems that related to their larynx cancer. The analysis result found that in the first subject, his insight, independency, relation, creativity. and morality characteristics has a major contribution to his lives. Furthermore, the humor characteristics did not found in the first subject. While, inthe second subject has all the characteristics in his lives.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34163
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pitauli
"ABSTRAK
Semakin meningkatnya jumlah pasangan perkawinan antar agama di Indonesia
menunjukkan bahwa pernikahan antar agama sulit ditampik di tengah masyarakat yang
plural. Tidak ada seorang pun yang dapat melarang adanya interaksi dan hubungan kasih
sayang diantara mereka yang berbeda agama. Tambahan lagi banyak kaum muda yang
tidak terlalu memperhatikan lagi faktor-faktor seperti sosial ekonomi, suku dan agama
sebagai dasar pencarian pasangan hidup dan cenderung menekankan faktor cinta dan
kecocokan sebagai dasar perkawinan seperti yang dikemukakan oleh seorang ahli.
Namun perbedaan agama dalam perkawinan tidak dapat dipungkiri memicu
terjadinya konflik interpersonal antara pasangan. Menurut literatur banyak perkawinan
beda agama yang akhirnya kandas karena pasangan tidak mampu mengatasi konflik yang
terjadi dalam perkawinan mereka. Meski demikian tidak berarti perkawinan antar agama
selalu berakhir dengan kegagalan. Untuk mengatasi perbedaan dan mencegah terjadinya
kegagalan dalan perkawinan ini, diperlukan suatu manajemen konflik yang dilakukan
oleh masing-masing pasangan sebagai upaya menyesuaikan diri terhadap perbedaan
agama yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Untuk itu penelitian ini menganggap
penting untuk mengetahui konflik dan manajemen konflik pada pasangan perkawinan
antar agama.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konflik dan manajemen
konflik pada pasangan suami istri beda agama. Metode penelitian yang dipakai adalah
metode pendekatan kualitatif dengan instrument penelitian berupa wawancara. Hasil dari
penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar subyek penelitian menggunakan
cara kompromi untuk mengatasi persoalan-persoalan yang memicu terjadinya konflik,
seprti masalah pelaksanaan ibadah pasangan, masalah agama anak dan masalah dengan
keluarga pasangan. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi ide bagi bagi penelitianpenelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan perkawinan antar agama yang terjadi di
Indonesia."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feera Agustina Handiyani
"ABSTRAK
Sampai saat ini kontradiksi mengenai status pernikahan dan kaitannya
dengan stres kerja masih berlanjut. Begitu banyak penelitian yang menyatakan
bahwa mereka yang telah menikah dinilai lebih baik secara fisik maupun
psikologis, namun begitu banyak pula penelitian yang menyakana bahwa mereka
yang telah menikah cenderung mengalami beberapa keadaan yang malah dapat
memacu timbulnya stres kerja. Sementara itu penelitian mengenai individu yang
masih melajang juga mengalami kontradiksi. Contohnya Hurlock (1980) yang
menyatakan bahwa mereka yang melajang cenderung lebih konsentrasi terhadap
pekerjaan dan berhasil dalam jenjang karir. Sementara kontradiksi datang dari
beberapa peneliti diantaranya Newman & Newman (1990) yang menyatakan
bahwa mereka yang melajang kurang sukses dibandingkan mereka yang telah
menikah dan Gove (dalam Cooper & Payne, 1981) yang mengatakan bahwa
mereka yang melajang memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk
mengalami gangguan mental. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran stres keija pada
anggota Sat I / Gegana, dengan cara melihat sumber-sumber stres keija,
penghayatan, dan skor stres keija pada anggota yang sudah menikah dan anggota
yang belum menikah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara incidental
sampling. Subyek penelitian ini adalah para anggota Sat I / Gegana yang bertugas
di markas Kelapa-Dua Depok dan berada di sana pada saat penelitian
berlangsung, serta tercatat aktif dalam menjalankan tugas di lapangan.
Subyek penelitian dibagi ke dalam dua kelompok yaitu menikah dan
belum menikah. Untuk pengambilan data dilakukan dengan pemberian kuesioner
berskala 1-6. Penyusunan item kuesioner didasarkan pada teori Abelson (dalam
Everly, Dusek, & Girdano, 1993).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua sub stressor dalam
dimensi stressor organisasi dialami atau dianggap sebagai sumber stres oleh para
anggota Sat I / Gegana. Sementara itu dalam penghayatannya, terdapat perbedaan
skor yang signifikan pada stressor organisasi. Penelitian juga menunjukkan
adanya perbedaan skor stres keija yang signifikan pada kedua kelompok subyek.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan memperbaiki
alat ukur, yaitu menambah jumlah item kuesioner sehingga jumlah item pada tiap
dimensi stressor seimbang. Selain itu akan lebih baik bila jumlah subyek
penelitian diperbanyak dan dilakukan wawancara kepada beberapa subyek
penelitian untuk memperoleh data kualitatif yang cukup mendalam dan
mendukung hasil penelitian yang lebih baik."
2003
S3312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harlita NTB
"ABSTRAK
Bekerja merupakan salah satu upaya dalam membangun kemandirian
terutam dalam hal ekonomi. Pada individu dewasa muda , hal ini mulai dibangun
dan berkelanjutan (Santock, 2002). Sebagai proses yang terus berkelanjutan, proses
penentuan dan pengubahan pekeijaan merupkan hal yang penting pada individu
dewasa muda, sehingga dalam pelaksanaannya akan melibatkan banyak
pertimbangan dan pemikiran. Oleh karena itu proses ini sering ditandai dengan
adanya konflik pada individu yang bersangkutan (Atwater, 1983).
Salah satu bentuk pengubahan pekerjaan yang terjadi adalah keputusan untuk
berwirausaha pada individu yang sebelumnya adalah karyawan. Memutuskan untuk
berhenti dari pekeijaan semula dan membangun usaha sendiri bukanlah hal yang
mudah, terutama pada laki-laki yang telah menikah. Penelitian yang dilakukan oleh
Zimmerer & Scarborough (2004) menyatakan bahwa terdapat ancaman dalam
keberlangsungan fungsi keluarga pada para wirausahawan yang mendirikan bisnis
pada usia antara 25-39 tahun. Hal ini didasari oleh keadaan mereka yang baru atau
berusaha memulai kehidupan keluarga mereka. Kondisi lainnya adalah ketegangan
emosi yang lebih banyak diakibatkan ketidakpastian ekonomi (Kuratko & Hodgetts,
1995). Hal semacam inilah yang berpotensi menimbulkan konflik pada diri individu
yang memutuskan untuk berwirausaha dengan meninggalkan pekerjaannya. Konflik
yang dialami dapat terselesaikan salah satunya dengan memutuskan pilihan atau
alternatif yang dianggap terbaik, sehingga dapat dikatakan pengambilan keputusan
sebagai awal dari rangkaian penyelesaian konflik.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman
mengenai jenis konflik apa saja yang mungkin dialami dan bagaimana proses
pengambilan keputusna yang dijalani oleh individu yang bersangkutan.
Dalam penelitian ini dipilih pendekatan kualitatif, agar dinamika konflik dan
gambaran pengambilan keputusan yang dijalani dapat tergambar dan dapat dipahami
lebih baik dari sudut pandang individu yang bersangkutan. Jumlah subyek dalam
penelitian ini berjumlah tiga orang dengan karakteristik laki-laki berusia 25-45 tahun
dan telah menikah ketika pengambilan keputusan dilakukan, pekeijaan sebelum
berwirausaha adalah sebagai karyawan di sektor formal (Instansi Pemerintah atau
Perusahaan Swasta) minimal selama 3 tahun, memutuskan keluar dari pekeijaan
semula secara sukarela (voluntary turnover), dan memilih hanya berwirausaha setelah keluar dari pekerjaannya. Pengumpulan data-dilakukan dengan metode !
wawancara dan metode observasi sebagai penunjang.
Proses analisis yang dilakukan mencakup dua tahap. Pertama, analisis
dilakukan pada masing-masing kasus untuk mengetahui pengalaman, permasalahan
dan proses yang terjadi pada masing-masing subyek. Kemudian yang kedua, analisis
dilakukan antar subyek atau lintas kasus. Pada bagian ini dilakukan perbandingan
baik perbedaan maupun persamaan pada beberapa hal dari keseluruhan subyek.
Dengan demikian, diharapkan dapat diperoleh suatu gambaran dan pola mengenai
konflik yang dialami oleh individu yang memutuskan untuk berwirausaha setelah
keluar dari pekerjaannya sebagai karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan ketiga subyek memeiliki keinginan yang kuat
untuk berwirausaha, namun terdapat hal-hal lain yang menjadi faktor pertimbangan
yang oleh karena itu mengantarkan subyek pada situasi konflik. Salah satu konflik
yang berpotensi dialami oleh individu adalah
intrapersonal dengan tipe : (1) Double Approach-Avoidance dan (2) Driving forces
vs restaining force. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan digambarkan
melalui tahapan yang dilalui dan stategi yang digunakan. Proses pengambilan
keputusan yang dialalui menggunakan wish strategy dan escape strategy.
Prilaku yang muncul pada umunya berupa kebimbangan, sehingga jalan yang
ditempuh untuk menyelesaikannya antara lain dengan menimbang kekuatan relatif
dari masing-masing pilihan untuk bisa menentukan pilihan mana yang akan diambil,
selain itu terdapat pula tindakan meninggalkan situasi konflik. Kebimbangan itu bisa
juga diselesaikan dengan cara meruntuhkan internal barrier agar tidak selamanya
menunda penyelesaian konflik."
2004
S3349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susy Ria Marlise
"ABSTRAK
Permasalahan yang terjadi pada penderita skizofrenia sangat kompleks.
Tidak hanya pikiran dan emosi yang terganggu, perilaku penderita juga terganggu.
Menurut Kaplan (1997), banyak faktor yang diduga dapat menyebabkan
skizofrenia, salah satu faktor berasal dari dalam keluarga. Tujuan dari penelitian
ini adalah memberikan gambaran mengenai terjadinya gangguan skizofrenia pada
seseorang di dalam keluarga.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Penelitian
dilakukan terhadap 2 orang subyek beserta keluarganya yang saat ini tinggal di
Jakarta. Kriteria subyek adalah telah didiagnosa oleh seorang ahli (dr psikiater),
jenis kelamin tidak dibatasi, berusia antara 20-40 tahun dan masih berada di
bawah pengawasan ahli.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadinya gangguan skizofrenia pada
kedua subyek diduga dapat disebabkan oleh faktor diatesis stress dimana stressor
yang dialami berasal dari faktor lingkungan (psikis). Faktor lainnya adalah faktor
keluarga yang patologis, kondisi sosioekonomi yang rendah, dan faktor biologis.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah bahwa gangguan skizofrenia tidak
hanya terjadi pada kondisi ekonomi keluarga yang rendah. Pengasuhan keluarga
yang penuh kasih sayang juga memiliki kemungkinan mempunyai anak penderita
skizofrenia. Selain itu diketahui juga bahwa gangguan skizofrenia mengalami
proses yang panjang, tidak terjadi begitu saja. Hal lain yang ditemukan adalah
penderita skizofrenia dapat menjalani kehidupan aktifitas mereka sehari-hari
seperti sebelum didiagnosa skizofrenia.
Beberapa saran praktis dari penelitian ini adalah pemberian informasi
kepada masyarakat mengenai pengetahuan skizofrenia terutama gejala awalnya
sehingga keluarga dapat mengantisipasi sedini mungkin dan si penderita dengan
segera mendapat pertolongan. Selain itu juga adanya pemberian informasi kepada
keluarga yang memiliki anggota keluarga skizofrenia mengenai bagaimana cara
mencegah agar penderita tidak dirawat berulang kembali."
2004
S3401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Ifana Fasli
"Remaja putri sangat memperhatikan tubuh mereka dan membangun citra tubuhnya sendiri. Aktivitas yang diikuti oleh remaja putri dapat mempengaruhi citra tubuhnya (1 lerrin & Matsumoto, 2002). Salah satu kegiatan yang diikuti oleh remaja putri adalah tari modem. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan kepuasan citra tubuh pada remaja putri yang mengikuti dan tidak mengikuti ekstrakurikuler tari modem. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 69 orang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan Multidimensional Body Self Relation Questionnaire (MBSRQ). Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kepuasan citra tubuh pada kedua kelompok penelitian."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
S3527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>